Dunia Dragon Ball bukan tanpa keberadaan sihir. Sebaliknya, kekuatan sihir di dunia ini bahkan tak kalah dari seni bela diri. Peradaban sihir kuno yang mampu menciptakan Majin Buu adalah bukti terbaiknya.
Tak melihat, bukan berarti tak ada. Dalam dunia bertema pertarungan fisik di dimensi ini, selain Bai Shuo yang terisolasi dari luar dan Sun Wukong yang memang berasal dari sisi kekuatan, anggota tim lainnya akan mengalami tekanan berbeda-beda. Jika melakukan pertempuran besar-besaran, bahaya laten yang cukup besar akan terungkap.
Yang dibutuhkan Bai Shuo adalah memanfaatkan misteri yang ada di dunia ini sebagai pengungkit, menerapkan kekuatan fisiknya sendiri dan Tetua untuk menggerakkan sumber kekuatan seluruh dunia.
Pengetahuan selalu menjadi kekuatan, meski tidak cukup untuk mengubah dunia ini sepenuhnya menjadi dunia 'magis', namun sudah cukup untuk membalikkan dunia dalam radius ratusan li sekitarnya.
Melalui kemampuan Tetua dalam Pembuatan Basis Pertahanan, mengubah tanah tandus energi sihir ini menjadi tanah subur yang dipenuhi elemen fantasi.
Persiapan ini mutlak diperlukan untuk aksi selanjutnya.
Begitu Basis Pertahanan selesai dibuat, secara alami akan memiliki atribut barrier yang mengumpulkan energi sihir seluruh planet, mengubah tempat ini menjadi basis pertahanan pihak kita.
Bagi Tetua, ini jelas merupakan menara penyihir pribadinya sendiri.
Seorang ahli sihir yang memiliki menara penyihir... peningkatan kekuatannya bukanlah perkecil!
Faktanya, saat mendesain konstruksi ini, Bai Shuo pernah mempertimbangkan struktur serupa dengan Great Barrier Hakurei, sehingga efeknya bisa dibilang mirip, bahkan fungsi tambahannya lebih banyak berkat berbagai mantra yang tertancap Bai Shuo.
Ngomong-ngomong, sungguh tak mengerti kenapa di 【Perpustakaan Segala Fenomena】 ada data seperti ini...
Wah, wilayah dewa yang menyelubungi Negeri Fantasi itu... kalau ada waktu, ingin sekali mengunjunginya.
Pikirannya masih kacau, namun Tetua di sampingnya sudah siap.
Tongkat kayu di tangannya mengetuk lantai pelan, Tetua berdiri di antara kumpulan mantra yang dipandu Bai Shuo, berbisik: "Kalau begitu, mari kita mulai!"
Berdiri di atas dua tingkat, Bai Shuo mengangguk, seketika cahaya menyala, Enam Tingkatan Tertinggi terbentang.
Pola mandrake tak terhitung bermekaran di angkasa, dunia kolosal yang berevolusi dari cahaya mengembang dari cangkang berbentuk manusia, menyelimuti desa, menggantikan ruang angkasa asli satu inci demi inci.
Di tangan Tetua, tujuh Dragon Ball jatuh ke Bumi, menciptakan riak seperti pola air.
Pembuatan Basis Pertahanan, mulai!
Boom!
Suara Thunder bergema dari kedalaman langit dan bumi, ley line seluruh planet Namek mulai berubah di bawah keinginan mereka berdua.
Pegunungan-sungai mulai berubah dalam gerakan lempeng benua, seolah ada ribuan naga marah bergerak-gerak di bawah tanah, hendak menembus blokade kerak bumi!
Gempa bumi yang lahir dari inti bintang menyapu seluruh Namek, bersamaan dengan itu bayangan ular raksasa tak tertandingi muncul antara Bai Shuo dan Tetua.
Pada ketikan, pusaran konflik terlahir.
Tanpa mempengaruhi semua orang yang hanya sejengkal di depannya, daya tarik tak terhingga menarik ley line sungai di bawah bumi mengalir deras, mengubah pola dasar sungai, seperti menarik benang-benang dari seluruh planet, saling terjerat, akhirnya membentuk jaring rapat nan kolosal yang menyelimuti seluruh Namek.
Di bawah tarikan daya pusaran keruntuhan ular raksasa tak tertandingi, kekuatan misteri yang memenuhi seluruh planet mengalir sepanjang naga yang dialihkan menuju desa terakhir.
Sejak awal saat kontrak ditetapkan, Gaia memberikan takhta Pelaksana kepada kedua orang itu. Di bawah bimbingan Bai Shuo dan Tetua, kekuatan di bawah Bumi berubah menjadi ombak lautan yang mengalir deras, berkumpul di bawah desa.
Seketika, awan petir lahir di langit. Tirai besi gelap gulita menyelimuti langit. Pengumpulan ether dan energi sihir dalam jumlah besar di sini menyebabkan penyimpangan Tanduk Gajah.
Dalam sekejap mata, kilat menyambar-nyambar disertai gelegar guruh. Angin kencang berhembus dari kedalaman padang gurun.
Elemen ether yang tak terbatas mengalir deras ke bawah desa, lalu dipandu oleh lapisan yang telah dipasang sebelumnya masuk ke dalam barrier.
Selanjutnya, ini adalah urusan Enam Tingkatan Tertinggi.
Seketika, ruang angkasa retak. Lalu seketika, mantra keemasan dan cahaya muncul tak terhitung. Retakan gelap gulita menutup rapat.
Dalam kesunyian, ruang angkasa dalam radius 100 li telah digantikan oleh kekuatan Enam Tingkatan Tertinggi. Mantra yang berkedip-kedip di langit membentuk barrier yang mencakup ribuan li, menyatu dalam ruang angkasa dan bersembunyi di belakang garis.
Cahaya tujuh Dragon Ball berkumpul di bawah kaki Tetua. Wujud Dewa Naga yang tertidur muncul, menyatu dengan pola Enam Tingkatan Tertinggi, lalu menghilang di langit sambil membawa awan petir.
Hanya dalam tiga jentikan jari, semuanya bagai mimpi. Tepat saat keanehan itu lenyap, Bai Shuo dan Tetua serentak menunjukkan senyum keanehan.
Barrier Planet Namek, selesai!
"Selama ini merasa kekuatan mereka tertekan, Chen Jingmo, Ortoria, dan Youxi akhirnya menunjukkan ekspresi lega. Di bawah tekanan aturan dimensi, mereka terus-menerus merasakan tekanan dari dunia."
"Saat masih lemah, perasaan ini tidak terlalu terasa. Namun bagi Chen Jingmo dan Ortoria yang merupakan Prajurit Samsara tingkat tinggi, sensasi seperti gerakan mereka dibelenggu oleh kunci perlindungan benar-benar sangat menyebalkan."
"Bagi sisi mistis yang peka terhadap kekuatan dunia, perasaan itu seperti menghirup udara keruh dan lembab, terperosok ke dalam lumpur - sesuatu yang sangat mengganggu."
"Kini semuanya terasa lebih ringan, bahkan muncul ilusi seolah mengambang lega setelah terbebas dari belenggu."
"Ah! Ah! Akhirnya bisa bernapas lega." Chen Jingmo menenggak setengah botol air, mendengar suara gemuruh sungai dari kedalaman tubuhnya, berkata dengan perasaan lega: "Hampir saja kehilangan kendali tadi."
"Di kedalaman Sungai Kematian, lapisan-lapisan warna darah berubah menjadi kunci perlindungan, memblokir rapat sebuah kotak gelap gulita."
"Itulah sumber dosa dari dewa-dewa Olimpus, panen terbesar dalam tugas mitosnya - Kotak Pandora."
"Sumber bencana yang gelisah dalam kotak itu perlahan tenang di bawah ikatan gelombang jiwa, terkikis hari demi hari oleh derasnya sungai darah segar, hingga akhirnya menyatu sempurna dengan sungai kehidupan empat juta nyawa."
“Benar, energi dewa tiba-tiba menjadi jauh lebih aktif.” Ortoria merentangkan jari-jarinya, mengangguk berkata: “Dengan begini, saat diperlukan untuk strategi tempur, kita tidak akan terjebak dalam posisi tidak bisa ikut campur dan hanya bisa mengamati.”
Tampaknya beberapa pertempuran yang tidak bisa dia ikuti ini cukup mengganggu pikirannya.
Di sudut paling pinggir, Liang Gongzheng yang tertidur berguling sambil mengeluarkan gelembung ingus, terus melanjutkan tidurnya...
Bagi Sun Wukong yang merupakan Prajurit Samsara tipe pendekar murni, setelah awal-awal merasa tidak nyaman, Bai Shuo segera memberikan hak akses pengecualian sehingga tidak lagi tertekan oleh barrier.
Tiba-tiba, langit terbelah oleh jejak awan putih murni, menarik garis panjang bekas kabut tebal. Monyet melompat dari awan sambil memeluk beberapa bola berwarna oranye-kuning, berteriak penuh semangat: “Gua pulang!”
Sun Wukong yang sedang bermain dengan kucing pendampingnya melihat benda yang dibawa monyet, tak tahan mengulurkan tangan mengambil satu, memeriksanya dengan ragu: “Cepat sekali?”
“Ini bukan kemampuan gua!” Monyet merebut kembali Dragon Ball yang diambil Sun Wukong, dengan bangga melempar-lemparkannya di tangan: “Selain Bai Shuo, siapa yang bisa menyaingi kecepatan gua?”
Jika menyaring Bai Shuo dari seluruh tim, dalam hal akselerasi jarak pendek-menengah, Ortoria jelas yang top. Bagaimanapun juga ‘JENOVA’ kuda perangnya memiliki puncak intensitas kecepatan yang memungkinkan akselerasi seketikanya mencapai level tak tertandingi.
Dalam ruang sempit yang tertutup, pada uji kecepatan, gaya sentrifugal yang dihasilkan tubuhnya cukup kuat untuk melengkungkan baja seperti bentuk pretzel.
Jika berbicara tentang kecepatan reaksi saraf, yang tercepat adalah Sun Wukong. Bahkan ia telah menguasai teknik 'Musho In-satsu' yang memungkinkan tubuhnya bereaksi lebih cepat dari kesadaran, membuat semua serangan mendadak tak bisa bersembunyi.
Tapi untuk kecepatan pergerakan jarak menengah-jauh, tak ada yang menandingi monyet sombong itu. Teknik rahasia 'Jindouyun' yang mampu menempuh 108.000 li dalam sejentikan jari memang bukan sekedar nama.
Dalam kondisi kekuatan penuh, ia bahkan bisa mencapai kecepatan kosmis ketiga dengan mudah!
Tentu saja, pengecualian berlaku untuk makhluk yang menggunakan kemampuan dewa dengan kecepatan hampir mendekati cahaya. Dengan atribut wilayah dewa berupa ruang dan waktu, pasti memiliki keunggulan besar dalam hal kecepatan.
Tapi tentu Bai Shuo tidak akan bodoh membandingkan hasil curang menggunakan wilayah dewa dengan orang lain. Meski menyenangkan, itu benar-benar tindakan tak bermoral.
Jadi Bai Shuo hanya bisa bersenang-senang diam-diam dalam hati, "Huh, semua sampah! Akulah yang tercepat!"
Kekayaan tak bisa dipamerkan di kampung halaman, jubah mewah malah dipakai di malam hari. Sungguh disayangkan tak bisa menikmati tatapan iri, cemburu, dan benci orang lain.
Dengan hati yang jelas gembira, monyet itu melempar-lempar Dragon Ball di tangannya seperti pertunjukan akrobat, memamerkan hasil yang didapat dalam setengah jam.
"Empat butir?!"
Bahkan Bai Shuo yang melihat dengan jelas saat itu pun terkejut dengan panen sebesar ini, untuk pertama kalinya dia merasakan misi bisa berjalan begitu lancar, apalagi ini adalah misi pertarungan kelompok yang terkenal rumit dan berbahaya.
"Bagaimana caramu menemukannya?"
"Gua langsung menuju peta, menemukan dua butir sebelum petunjuk menghilang. Tapi setelah petunjuk lenyap, posisi yang tadinya terdeteksi ada Dragon Ball malah kosong melompong."
Monyet berkata dengan kesal: "Dewa utama sialan itu pasti memindahkan Dragon Ball saat petunjuk menghilang!"
"Mungkin saja. Makanya petunjuk posisi Dragon Ball hanya muncul tiap tiga jam." Bai Shuo menopang dagunya sambil berpikir, lalu menemukan dua kejanggalan dalam perkataannya: "Tunggu! Kau bilang, sebelum petunjuk hilang, kau hanya menemukan dua?"
"Iya, gua sangat beruntung. Pulangnya malah nemu dua lagi." Monyet menjawab penuh semangat, membuat Bai Shuo mencurigai sesuatu.
Dragon Ball sebagai item kunci ini langsung mempengaruhi progres misi, apalagi terkait dengan kemajuan pertarungan kelompok besar... Akankah Dewa Utama membiarkan Monyet seberuntung itu?
Aneh sekali...
Setelah lama berpikir tak mendapat jawaban, Bai Shuo akhirnya mulai memeriksa hasil panen Monyet.
Sambil mengambil Dragon Ball dari tangan Monyet, dia menghitung: "Satu Bintang Tujuh, satu enam bintang, satu tiga bintang lalu satu lagi tujuh... Wocao!"
Teriakannya membuat semua pandangan tertuju padanya.
“Apa yang terjadi? Apa yang terjadi?” Chen Jingmo mendekat penuh semangat, matanya yang besar berkedip-kedip seolah menanti penemuan baru.
Bai Shuo menarik napas dalam, mengangkat dua Dragon Ball di tangannya: “Kamu lihat sendiri...”
“Hmm, satu dua tiga empat... tujuh! Tangan kiri ada Bintang Tujuh.” Chen Jingmo mengangguk, melihat ke tangan kanan: “Satu dua tiga empat...”
Suaranya terputus mendadak, terperangkap dalam kebekuan dan kebingungan yang sama dengan Bai Shuo.
“Wocao! Dua Bintang Tujuh?”
Sun Wukong menggosok-gosok matanya, mengobservasi dengan cermat. Berapa pun kali dia menghitung, hasilnya tetap sama - kedua Dragon Ball memiliki tujuh bintang merah...
Dalam keheningan, Otolia yang paling tenang dan objektif (atau berpikir paling sederhana) mengangguk: “Benar, dua Bintang Tujuh.”
“Ini... apa yang terjadi?” Bai Shuo berbalik perlahan: “Tetua... ada sesuatu yang perlu Anda periksa...”
Maka bertambahlah satu orang lagi yang terdiam membeku.
Lima belas menit kemudian, Tetua menyeka keringat di dahinya: “Benar, keduanya adalah Dragon Ball asli...”
“Jangan-jangan kalian Namekian tidak bisa menghitung?” Pandangan Sun Wukong mengamati kedua Dragon Ball, masih berpegang pada ilusi terakhir: “Tidak apa-apa, Youxi juga tidak bisa membedakan enam dan tujuh sebelum enam tahun...”
“Tidak benar!” Youxi melompat sambil menginjak kaki Sun Wukong... Sepertinya dia belajar kebiasaan buruk dari Chen Jingmo.
“Menyangkut martabat ras, Tetua berkata dengan tegas: ‘Manusia Bumi, sejarah kami orang Namekian pada periode paling gemilang, penelitian di bidang matematika jauh melampaui Bumi kalian!’”
Memang benar, Planet Namek pernah mengalami periode keemasan sains teknologi yang luar biasa, penelitian matematika mereka pasti jauh lebih unggul dibandingkan Bumi yang bahkan belum bisa keluar dari tata surya.
Chen Jingmo menempelkan wajahnya di meja, mengajukan ide lagi: “Jangan-jangan kalian membuat dua set Dragon Ball?”
“Tidak mungkin. Tujuh Dragon Ball yang ada sekarang adalah artefak suci yang dibuat bangsa kami di era kejayaan. Sejak itu kami mulai mengalami kemunduran, mustahil ada tenaga dan sumber daya lagi untuk membuat artefak sejenis.”
Tetua menggeleng kepala dengan yakin: “Lagipula, semua orang tahu ini adalah artefak suci yang unik. Membuat dua set hanya akan menodai Dewa Naga!”
“Kalau begitu aneh.” Bai Shuo menjungkirbalikkan dua Bintang Tujuh di tangannya: “Apa Dragon Ball bisa beranak? Mungkin Bintang Enam dan Bintang Tujuh lama-lama jatuh cinta... lalu melahirkan Bintang Tujuh kecil... Puuut! Jingmo, kenapa pukul aku?”
Chen Jingmo menarik kembali kepalan tangannya, menggoyangkannya: “Serius dikit! Belakangan integritas dirimu makin menghilang!”
“Oh ya?” Bai Shuo menyembunyikan ekspresi cengengesannya, kembali memusingkan masalah kemunculan dua Dragon Ball identik.
Ia tak tahu, di ujung Bumi yang lain, Sang Raja Freeza juga sedang menghadapi penderitaan serupa.
Pada saat itu, seorang pemuda berambut acak-acakan terbangun dari mimpi, terhuyung-huyung mendekati meja, mengendus Dragon Ball dengan hati-hati, lalu mengangkat kepala dan berkata dengan ekspresi yakin: "Bau yang sangat buruk, pasti ada konspirasi."
Dia mengambil Bintang Tujuh dari tangan kiri Bai Shuo, merebut Bintang Tiga dari tangan monyet, setelah mengamati sejenak, berkata dengan wajah serius: "Baunya seperti si blak gui gay itu."
Dengan kuas tak kasat mata memberi tanda di atasnya, Liang Gongzheng berkata sungguh-sungguh: "Memegang benda begini akan mengotori tangan, buang saja."
"Apa maksudnya?" Bai Shuo bertanya bingung.
Liang Gongzheng mengambil postur serasi yang lama tak terlihat, dengan ekspresi superior berkata: "Hmph, kebijaksanaan orang biasa!"
Dak!
Chen Jingmo menepuk meja: "Gongzheng cepat turun! Kenapa naik ke meja lagi?"
Sejak Liang Gongzheng kembali, nama 'Liu Xue' tak pernah dipakai lagi, dan dia juga tak pernah menyebut nama itu, membuat semua orang pusing dengan sarafnya yang tak bisa diandalkan.
Tapi selama tidak merebut konsol permainannya, segalanya bisa dibicarakan. Dengan bujukan kaset Youxi baru, Liang Gongzheng turun dari meja dengan susah payah, duduk di kursi sambil tersenyum konyol ke kaset 30-in-1.
"Gongzheng, apa maksud perkataanmu tadi?" Bai Shuo bertanya serius.
"Dua di antaranya palsu." Dia berbicara tanpa menoleh: "Pria tua berkulit hijau itu tidak bisa membedakan karena kedua Dragon Ball itu dibuat oleh orang Namek."
Sun Wukong mengamati Dragon Ball yang dibawa kabur Liang Gongzheng, menggelengkan kepala: "Tidak mungkin... Tetua Namek hanya punya satu set."
"Hmph! Kebijaksanaan orang biasa!" Liang Gongzheng membuat gerakan penuh ejekan: "Bagaimana jika dibuat oleh orang kulit hijau dari dunia lain?"
"Lagipula aku kenal seorang gay berkulit hitam yang gemar membuat tipuan palsu yang mirip asli." Liang Gongzheng memainkan kaset game: "Bahkan ayah kandung pun bisa dia buatkan replika persis aslinya."
"Perkiraanku, cuma dia satu-satunya di dunia tak terbatas yang bisa melakukan hal bosan seperti ini. Jadi reaksi pertama melihat benda ini harusnya langsung dibuang, cepat-cepat lompati baskom api untuk hilangkan kesialan."
Tetua menggelengkan kepala, berbisik ragu-ragu: "Tidak mungkin... Bagaimana jika salah..."
Liang Gongzheng melirik Tetua: "Kalau tidak takut dibunuh licik, simpan saja. Jangan sampai seperti sepupu-sepupumu yang berkulit hijau itu, jadi abu karena dikerjai tak menyadari."
Perlu diketahui, tulang kepala Brother Mao dan Brother Gao sekarang tergantung di kamar dewa yang disebut Liang Gongzheng sebagai 'gay berkulit hitam' sebagai koleksi.
Setelah sekian lama bersama, bau tipu muslihat apapun yang akan dikeluarkannya hampir bisa ditebak Liang Gongzheng.
"Sejak Liang Gongzheng kembali, dia tidak pernah menyembunyikan keberadaannya selama ini, sehingga semua anggota Tim Harapan tahu bahwa dia pernah tinggal di 【Batalyon Maha Tahu】 untuk beberapa waktu."
"Hanya saja tak disangka, dua 'Dragon Ball' palsu di depan mata ini ternyata adalah karya Tuhan Konspirasi yang berhasil merebut tahta..."
Bai Shuo menunduk berpikir, cukup lama kemudian baru mengangkat kepala bertanya: "Apa yang dia inginkan?"
"Cih, siapa yang tahu... Dia paling suka melakukan hal merugikan orang lain tanpa keuntungan diri sendiri, kalau tidak dia tak akan sampai sekarang masih dicibir." Satu mata Liang Gongzheng penuh kekacauan kegilaan, sementara mata satunya menunjukkan rasionalitas absolut tanpa kotoran: "Rencana di perutnya, aku bisa tebak sedikit."
Menyimpan kaset permainan di tangan, Liang Gongzheng mengamati replika di tangannya dengan senyum keanehan: "Dia mungkin... juga ingin ikut campur dalam pertarungan kelompok besar kali ini..."
"Yang bisa kutebak... pemikirannya..." Suara tertawa aneh keluar dari tenggorokan, Liang Gongzheng menyipitkan mata, mengamati cermat bayangan ekspresinya di Dragon Ball: "Jika aku yang melakukannya..."
"Saat dunia ini ditetapkan sebagai medan perang utama, dia sudah mulai bertindak... Pertama dengan cara misterius mengirim tujuh Dragon Ball palsu yang sangat meyakinkan, tentu dengan penambahan seni rahasia panduan hukum sebab-akibat khasnya... Isinya pun tidak sulit ditebak."
"'Pasti akan ditemukan orang' atau semacamnya, bukan?"
"Tepat setelah selesai berbicara, ekspresi wajahnya menjadi terdiam, seolah merenungkan sesuatu. Setelah cukup lama, ia mengeluarkan senyum gembira: 'Ternyata begini... Menarik! Menarik! Sangat menarik! Guru, apakah ini ubin yang kau keluarkan?'"
"'Permainan ubin baru lagi? Kalau begitu...'"
"Liang Gongzheng mengunci pandangan pada Dragon Ball di tangannya, tiba-tiba menunjukkan senyum kegilaan: 'Penguasa Kekacauan, atas nama Tahanan Kegelapan Abisal dan Raja Fantasi Palsu, aku menantangmu.'"
"Seketika, ia seolah mendengar bayangan merayap tak terdefinisikan dari kegelapan di takhta yang tertawa gembira di dimensi ruang-waktu tak terhitung."
"'Tantanganmu kuterima!'"
