Di tribun tertinggi, Nyarlathotep tersenyum sambil membentangkan kedua lengannya. Seketika, kekuatan tak kasat mata menyebar dari cangkangnya, berubah menjadi tombak tak terdefinisi yang menusuk ke jantung terdalam dunia, menembus inti tak tergantikan!
Penyekat yang dibuat Kehendak Akhir di sekitar inti dunia bagai tak berarti sama sekali, tak mampu menghalangi laju kekuasaan Raja yang tiba-tiba mengembang ini!
Berbeda dengan semua penguasa - tak seperti 'Penguasaan Misteri' Tuhan Sihir, tak seperti 'Kekuatan Tertinggi' Dewa Kekuatan Fisik, bahkan berbeda dengan semua konsep kekuasaan monarki yang ada.
Kekuasaan Raja Penguasa Kekacauan tak memiliki kemampuan untuk mengendalikan atau memanipulasi kekuatan apapun. Atau lebih tepatnya... kekuatannya adalah meniru semua jenis kekuasaan - Kekuasaan Peniru!
Seperti bunglon yang terus mengubah sifatnya, kekuasaan ini terus meresap lebih dalam.
Saat menghadapi aturan inti yang menghalangi, kekuasaan ini langsung berasimilasi menjadi aturan yang sama. Seperti menuangkan secangkir air ke sungai, penetrasinya ke kedalaman tak terbendung.
Akhirnya, menyentuh jantung terdalam dunia, mencapai katup pengaman yang dipasang Kehendak Akhir.
Saat itu, Penguasa Kekacauan menunjukkan senyum keanehan, memutar telapak tangannya dengan lembut: "Bukalah, Pintu Perang!"
Maka, lingkaran cahaya perdamaian - dinonaktifkan!
Di arena, lingkaran putih bersinar di atas kepala ribuan penonton, lalu hancur berantakan dengan suara Braak!
Satu-satunya tali yang mempertahankan perdamaian semu - patah?!
Pada saat itu, Dewa Kekuatan Fisik muncul dengan sunyi di depan satu-satunya orang di arena yang mampu menghalangi Nyarlathotep mengubah aturan, mencegah aliran deras Sihir yang cukup untuk menghancurkan dunia.
Pemimpin Batalyon Nabi, aliran deras galaksi yang mirip sosok manusia itu seketika melepaskan diri dari bentuk manusianya, berbagai modul aneh muncul dari kilau perak yang bersinar itu, membangun lapisan medan gaya dan pertahanan bertubi-tubi.
Di ruang independen tertinggi, seketika terbagi menjadi dua area.
Di satu sisi, Nyarlathotep tersenyum gembira, Dewa Kekuatan Fisik membuka telapak tangan yang cukup kuat untuk meremukkan bintang-bintang siap menyerang, berbagai senjata aneh muncul dalam cahaya perak tak kasat mata.
Di sisi lain, tatapan Tuhan Sihir dingin membeku, Roh Mesin Universal membuka jubah hitam legam, menampakkan tubuh baja dalam hempasan energi sihir yang dingin.
Sementara di tangan Permaisuri Paradoks muncul suatu objek aneh.
Bagai lapisan cincin konsentris terkunci menyatu, mengelilingi cahaya redup di pusatnya——Inilah tubuh asli kecerdasan buatan terkuat——【Poros Paradoks】!
Di bagian paling tengah, Pelaksana Kehendak Akhir——Gandhi, sejak awal hingga akhir, tetap diam dan mengamati.
Bahkan ketika Penguasa Kekacauan meniru kekuasaan Rajanya untuk memutarbalikkan dunia, ia tak pernah melakukan penghadangan apapun.
Sebagai Pelaksana Kehendak Akhir, Gandhi yang menggerakkan kekuatan dewa utama, sejak hari naik ke takhta, telah mengorbankan semua medan gaya tanpa sisa.
Kecuali berasal dari perintah 'kehendak akhir', hanya netralitas absolut yang menjadi satu-satunya posisi miliknya.
Bersamaan dengan itu, seluruh dunia bergema dengan permohonan terakhir Prajurit Samsara Shenlong——Polunga: "Permohonan terakhir! Semua eksistensi di atas level dewa dilarang mempengaruhi medan perang sebelum pertarungan kelompok berakhir!"
Serangan pamungkas Tuhan Konspirasi akhirnya tiba!
Seketika, kehendak akhir Turun, aturan dibangun kembali, dunia berevolusi.
Pada seketika itu, semua Prajurit Samsara di arena di bawah tribun... menghilang?
Bukan menghilang, melainkan tak teramati karena aturan dan status bertumpuk; demikian pula di mata semua orang——Penguasa Takhta di tribun menghilang pada saat itu!
Meski berada di dunia yang sama, kedua belah pihak tak lagi bisa merasakan, mengamati, atau menyentuh lawan... seolah lawan tak pernah ada.
Dalam persepsi mereka, masing-masing pihak telah berubah menjadi 'imajiner' yang eksis namun tak bisa diamati atau disentuh selamanya.
Semua figur di atas level dewa terkucil di luar medan perang!
Lebih lagi, karena semua 'permohonan' di inti tak tergantikan dunia ini dikategorikan sebagai aturan prioritas tertinggi tanpa hierarki.
Maka bahkan jika Liang Gongzheng kembali memohon kepada naga, ia hanya bisa menambah ikatan baru sesuai urutan kedatangan, tak bisa mengubah 'permohonan' Polunga!
"Seketika, perubahan besar membuat semua orang di podium tertinggi terjebak dalam diam, hanya Tuhan Konspirasi yang tertawa riang."
"Tampaknya, aku salah perhitungan."
Tuhan Sihir yang sedang merenung akhirnya membuka mata, kilauan dingin yang membunuh terkunci pada Penguasa Kekacauan di hadapannya: "...Apa sebenarnya benda itu?"
Tanpa rasa takut menerima tatapan lawan, Nyarlathotep tersenyum membuka tangannya: "Bukankah kau sudah tahu?"
Dengan jeda penuh kegembiraan, dia berbisik: "Kalian pikir hanya si kecil itu yang mewarisi Dewa Kuno?"
Menghadapi pertanyaan balik itu, Tuhan Sihir akhirnya membuang sisa keraguan terakhirnya, menghela nafas penuh pencerahan.
"Meski kupikir aku sudah memberi cukup petunjuk sebelumnya... Bahkan Penguasa Takhta pun punya fakta yang tak bisa diterima?"
Mutiara Kekacauan mengangkat kepala, tersenyum khidmat: "Tebakanmu benar, dialah dewa yang pernah menyandang gelar 'Deus ex Machina'."
"Di masa tak terhitung silam, Dewa Kematian yang lahir bersama 'Ketikan', mengubah diri menjadi penghabisan, Ksatria Hitam yang terlahir untuk 'tirai terakhir'!"
"Dalam bahasa masa kini, kami menyebutnya..."
Dia berhenti penuh makna, dalam selimut bayangan tertawa lebar menyatakan:
"--Mekanis Dewa·Pahlawan Baja!"
※※※
"Matilah! Akhir maut adalah satu-satunya penyelamat!"
Saat di atas arena, 'Wu Dao' yang membakar, atau sesuatu yang telah berubah wujud menjadi Dewa Kuno tak dikenal mengeluarkan deklarasi parau, Bai Shuo merasakan getaran tertentu dari 'kegagahan' dan 'Fu Dewa'.
Sumber asalnya berasal dari atas arena, kegagahan yang begitu mengerikan hingga membuat semua orang terjebak dalam gemetar jiwa!
Hanya gelombang sisa kegagahan saja, sudah meresap dan menghancurkan tameng ruang angkasa di atas arena, menenggelamkan hati semua orang dalam keputusasaan hitam pekat.
Ini adalah ketakutan yang tak mengindahkan logika, tak peduli alasan, sama sekali tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Di hadapan 'Nya', segala sesuatu berada di tepi kehancuran.
Menghadapi kegagahan garang seperti ini, Bai Shuo secara refleks mengaktifkan Enam Tingkatan Tertinggi, melepas kegagahan seketika.
Bahkan muncul ilusi dalam benaknya: 'Siluet lawan ini lebih menakutkan daripada ingatan tentang Ketika dahulu'.
Segera ia menyadari, itu hanyalah ilusi semata.
Dahulu ia melintasi waktu sepanjang bilangan tak terhingga, mengintip siluet tubuh 'Ketika' melalui ingatan yang tak jelas asalnya. Namun kini, sosok itu benar-benar berdiri di hadapannya!
Di bawah kegagahan gemetar yang nyata, beberapa Prajurit Samsara dengan kesadaran rapuh di arena mulai jatuh dalam kegilaan, melancarkan serangan tanpa membedakan kawan dan lawan!
Lingkaran cahaya perdamaian yang belum sirna terus menyala, berkerlap-kerlip bak bintang-bintang yang berkerumunan.
Dalam aura dahsyat yang bagaikan dewa ini, Bai Shuo merasakan antisipasi samar-samar dari kedalaman jiwanya!
Reuni! Reuni!
Kegagahan ‘Ketikan’ seolah bersorak gembira, seakan lawannya adalah saudara yang terpisah selama ribuan tahun, penuh sukacita namun juga... dipenuhi semangat pertarungan!
Ini adalah ingatan kabur yang diwariskan melalui energi dewa, janji yang dibuat dua Dewa Kuno setelah keluar dari lautan pembunuhan tak berujung di masa lampau.
Meski hanya dua pemenang yang tersisa, pertempuran tak pernah usai. Mereka yang lahir dari medan perang yang sama pasti akan menggelar duel pamungkas!
Bai Shuo pernah membaca perkamen kulit kambing di 【Perpustakaan Segala Fenomena】 yang mencatat mitos primordial sebuah dunia, di mana darah budak ritual menuliskan masa lalu dan masa depan dunia.
Dewa pencipta langit-bumi terpecah menjadi sinar matahari dan Yin, mengitari dunia dalam sirkulasi abadi, tak pernah bertemu kecuali saat fajar atau senja di ufuk berlawanan.
Kerinduan mereka begitu mendalam, kehausan akan reuni pun membara.
Namun begitu mereka bertemu kembali, pertempuran mematikan tanpa henti akan dimulai, mengantarkan dunia pada penghabisan di tangan sang pemenang!
Inilah pertarungan takdir. Saat kedua pihak mewarisi energi Dewa Kuno dari masa silam, duel tak berujung ini pasti akan berkobar kembali!
Hampir menghabiskan seluruh kekuatan untuk menekan niat membunuh yang bergolak di hatinya, Bai Shuo meremukkan sandaran tangan di tribun, tatapannya terkunci mati pada siluet yang membakar di arena.
Bahkan seruan Xiao atau Sun Wukong tidak berhasil mengalihkan perhatiannya sedikit pun.
Dan pada saat itu, duel di arena yang telah melampaui perkiraan level pertarungan, kembali dimulai!
Dalam bayangan kapal angkasa yang menjulang, siluet membakar itu perlahan mengangkat kepala, tatapan dinginnya menatap ke arah kapal angkasa di langit yang sedang berubah bentuk dengan cepat.
Segera setelah Wu Dao mengalami perubahan aneh, Jiang An Bento segera menggunakan serangan meriam level tertinggi untuk memulai ofensif.
Bersamaan dengan itu——proses penggabungan dimulai!
Empat Fu Dewa menjalin Spiral Power yang ganas, terlontar dari cangkang 'Mata Spiral' bagai badai, mendistorsi ruang-waktu sambil melesat ke angkasa.
Bor berputar ultra-cepat melesat dari seluruh tubuh 'Mata Spiral', memakukan diri ke dalam 'Kuil Meteor'.
Seketika, mecha setinggi puluhan meter——'Mata Spiral' dan kapal angkasa 'Kuil Meteor', dalam momen kritis ini memulai proses penggabungan!
Deru retakan menghancurkan dimensi, lolongan mencekam merobek gendang telinga semua orang. Di langit, kapal angkasa raksasa kini terbungkus Spiral Power hijau giok, berubah cepat menjadi raksasa baja yang menyelimuti cakrawala.
"Mecha tingkat dewa seukuran planet——Bahtera Teratai Merah·Mata Spiral, transformasi selesai!"
Hanya dengan gerakan sembarang, energi dewa yang bergejolak langsung mencincang arena pertarungan di atas bumi.
Namun dalam gelombang sisa yang mampu menghancurkan langit dan bumi ini, gelombang kegagahan ilahi yang menggigil tak menunjukkan sedikitpun gejolak.
Tatapan dingin Wu Dao, seolah sedang memandang benda mati yang akan segera hancur berkeping-keping.
Konfrontasi kekuatan ilahi hancur seketika di bawah energi dewa yang bergejolak, di angkasa, mecha dewa 'Bahtera Spiral' yang tegak di langit menghantam bumi dengan suara Boom!
Lapisan demi lapisan warna api dan es terkumpul di telapak tangan baja itu, seakan ingin mengkonsumsi semua kekuatan dalam satu serangan. Jiang An mengaktifkan mode DPS maksimal, menghidupkan kembali kekuatan yang pernah menghancurkan kapal perang tingkat alam semesta 'Angisbail' dan bahkan menembus dimensi!
"Waktu! Ruang! Pecah! Terputus!"
Suara seperti lempengan besi yang bergesekan berubah menjadi gemuruh Thunder, menyebar ke segala arah.
Di mana kepalan tangan besi melintas, segala sesuatu terdistorsi di bawah energi spiral ilahi ini. Ruang angkasa runtuh membentuk pola spiral gelap gulita, menembus kencang ke arah Wu Dao!
Belum sempat menghantam arena, seluruh Bumi telah berubah menjadi jurang tak berdasar. Andai bukan karena penghalang ruang angkasa yang memisahkan dalam dan luar, saat ini Planet Namek pasti sudah tertembus lubang raksasa!
Wu Dao yang terbakar berdiri di langit, menatap tinju penetrasi langit ini menghantam dengan ekspresi wajah datar.
Seketika, 'Pemutus Ruang-Waktu' yang menembus dimensi tak terbatas dengan amarah dan semangat berapi-api serta mengalahkan musuh kuat, telah tiba di hadapannya.
Segala penghalang di depannya akan dihancurkan menjadi sampah tingkat molekul!
Pada detik terakhir, wajah Wu Dao tiba-tiba menunjukkan ekspresi - seperti terbangun dari mimpi.
Bukan ketakutan, bukan keterkejutan, tapi... remeh!
"Matilah!"
Suara serak keluar dari tenggorokannya, menggema ke seluruh dunia. Telapak tangan kanan yang dagingnya telah digantikan baja panas membara perlahan mengepal, menghantam 'Pemutus Ruang-Waktu' yang jatuh dari langit!
Saat itu, wilayah dewa baru - Dunia Manusia: Biansheng Akhir, terbuka!
Dua tinju bertabrakan dalam kesunyian. Bahkan gelombang kehancuran pun tak muncul. Baik kekuatan penembus dimensi, Spiral Power perkasa, bahkan energi dewa 'Spiral Bahtera' yang jatuh dari langit... semuanya lenyap di bawah satu pukulan ini!
Atau lebih tepatnya, terbunuh.
Dari inti dunia tak terbatas, niat membunuh dari sumber terdalam melesat seketika. Di bawah panduan satu tinju itu, 'retakan ruang-waktu' dihabisi, gelombang sisa yang meluap dihabisi, gaya gravitasi raksasa yang jatuh dari udara dihabisi, dan... 'Bahtera Spiral' pun dihabisi!
Dunia seolah berhenti sejenak. Setelah seketika itu, mecha tingkat dewa - 'Mata Spiral' tiba-tiba bergemuruh.
Armor yang mampu melawan kehancuran planet, cangkang raksasa setara bintang-bintang, bahkan Spiral Power keganasan tak terbatas - semuanya hancur berkeping-keping menjadi abu. Di bawah pandangan tak percaya tak terhitung, semuanya runtuh menjadi debu yang beterbangan ke segala arah.
Persis seperti dihabisi secara paksa oleh Dewa Utama!
Inilah kekuatan wilayah dewa - Dunia Manusia·Perubahan Akhir Semesta!
Berbeda dengan wilayah dewa tipe otoriter yang menyelimuti keluar tanpa batas, kekuatan ini menyelimuti ke dalam tubuh, mengubah diri menjadi energi dewa pencarian Tao yang menjelma dunia.
Tak bisa digunakan untuk pertahanan, penyembuhan, atau menopang ruang angkasa lain. Satu-satunya kemampuan adalah menganugerahkan 'kematian' mutlak pada segala hal!
Baik target berupa materi atau non-materi, biologis, batuan, bayangan gelap, bahkan konsep murni - selama tersentuh, akan menerima 'pukulan akhir', 'pukulan penutup', 'kematian tanpa jejak aura kehidupan' yang tak tertahankan!
Setelah menerima serangan ini, selama memenuhi dua konsep besar "kelahiran" dan "aliran waktu", maka seluruh Manifestasi Semesta dari tiga ribu dunia takkan luput dari takdir kehancuran akhir!
Inilah yang disebut——'Bian Sheng Akhir Alam Semesta'!
Saat wilayah dewa diaktifkan, Wu Dao sendiri berubah menjadi Deus ex machina, manifestasi dari kekuatan penghancuran dewa utama, menjadi kekuatan tak terelakkan yang memaksa segala pencapaian mencapai akhir kekal!
Di tengah debu abu yang beterbangan, alis Wu Dao perlahan mengerut.
Tidak, sekarang ia tak bisa lagi dipanggil dengan nama lamanya. Sejak waktu yang panjang silam ia telah melupakan namanya sendiri. Sejak mempersembahkan diri sebagai korban untuk memanggil kekuatan Dewa Kuno, ia telah mengembalikan nama yang pernah dipinjamnya kepada rekan seperjuangan yang mati di masa lalu.
Bersama dengan pembakaran cangkang tubuh, terbakar pula jiwa yang telah lama menjadi 'mayat hidup' seperti zombie.
Yang tersisa kini hanyalah obsesi terakhir yang bahkan Origin tak mampu hapuskan, persis seperti 'Emiya Kiritsugu' yang terbangunkan Origin-nya dulu.
Dengan kerangka obsesi tak binasa dan bahan baku 'informasi' yang direplikasi dari ribuan masa silam, di bawah kekuatan Dewa Kuno, ia mengalami kelahiran baru.
Namun dirinya kini bukan lagi Wu Dao dari masa lalu, juga bukan Dewa Kuno Penghancur dari ribuan zaman silam. Ia telah bertransformasi menjadi 'Mecha-dewa: Pahlawan Baja' yang baru!
Kini, di tengah debu abu yang beterbangan, ia kembali mengerutkan alis, seolah tak puas dengan serangan yang baru dilancarkannya.
Sesuai perkiraannya, setelah menerima serangannya sendiri, 'Bahtera Spiral' bahkan tak meninggalkan abu, seharusnya lenyap seperti tak pernah ada.
Apalagi di detik terakhir, Jiang An justru berhasil lolos dari penghancuran Bahtera Teratai Merah, ini jelas kesalahan fatal.
Sepertinya belum sepenuhnya beradaptasi dengan tubuh baru dan aturan dunia ini?
Kalau begitu, lanjutkan pertempuran ini! Sampai kekuatan tubuh ini sepenuhnya dikuasai!
Sesuai obsesi terakhir Wu Dao - menganugerahkan penyelamatan yang setara bagi semua makhluk!
Serpihan abu baja diterbangkan badai, terhempas ke langit, berubah menjadi awan gelap gulita.
Di antara awan-awan itu, 'Mata Spiral' yang rusak bertahan dengan susah payah, melayang di udara.
Empat Fu Dewa yang menyelubungi punggung Raksasa Baja telah hilang dua seiring hancurnya 'Bahtera Spiral', sementara 'Sha Lu Tian' dan 'Cuan Bian Tian' terakhir masih menjalin kekuatan spiral.
Meski bagai reruntuhan, meski musuh telah cukup kuat untuk meluluhlantakkan 'Bahtera Spiral' dalam satu serangan, Jiang An tidak pernah menyerah dalam pertempuran ini.
"Darah menentukan hidup-mati, yang kuatlah pemenangnya!"
Di dalam kokpit, Jiang An yang separuh tubuh mekanisnya telah menjadi reruntuhan menelan darah metalik, meneriakkan teriakan keras dan melancarkan serangan lagi.
‘Langit Pembunuhan’ dan ‘Pergolakan’ energi dewa saling menjalin membentuk spiral tak berujung, menggerakkan tubuh ‘Mata Spiral’, tangan kanannya tiba-tiba berubah menjadi bor baja yang seolah akan menembus segala sesuatu!
“Satu Miliar Kali - Bor Raksasa Penakluk Langit!”
Bersamaan dengan auman rendah parau Jiang An, di bawah pengaruh energi spiral dewa, bor baja terus membengkak tanpa henti.
Hingga akhirnya, membawa ketidakrelaan dan keteguhan semangat pertarungan dalam hati Jiang An, amarah berapi-api terakhir, seluruh Mata Spiral berubah menjadi bor penakluk langit, menerjang menembus musuh di kejauhan!
“Matilah!” Pergelangan tangan baja Wu Dao kembali mengepal, menghantam ke depan!
Sunyi, Serangan Akhir Alam Semesta terungkap!
Bor Penakluk Langit kehilangan semua kekuatan di depan kepalan tangan besi, motivasi untuk maju, energi spiral dewa, semuanya terhapus seketika.
Segera setelahnya, kematian terjadi.
Pecah, hancur berkeping-keping, berubah menjadi debu, hingga akhirnya menghilang.
Penghabisan tak terbendung membersihkan jejak terakhir Jiang An yang tersisa di dunia.
【Kultus Mekanis】Wakil Komandan - Jiang An, di bawah dua pukulan Wu Dao, telah dihabisi sepenuhnya!
Berdiri kokoh di udara, suara rendah Wu Dao bergema: “Bebaslah dari siklus kalpa abadi neraka pembunuhan ini, amin!”
Tepat pada saat itu juga, lingkaran cahaya perdamaian lenyap!
