“Bunga mekar, lalu layu; cahaya bintang gemilang, tapi juga akan sirna. Bumi ini, sinar matahari, Galaksi, bahkan alam semesta pun akan mengalami kematian.”
Mo Ke dengan ekspresi misterius menyatukan telapak tangan membentuk segel, akhirnya duduk bersila di atas bumi kobaran api: “Hati yang terobsesi, jika tak tercapai, dunia ini tak lain adalah neraka.”
Bai Shuo mendorong bilah pedang maju satu inci, darah segar merembes dari luka di leher Mo Ke, mengalir di bilah pedang, akhirnya terpuruk di atas barrier.
Memandang matanya, Bai Shuo bertanya dengan ketidakpedulian: “Jadi?”
“Biarkan hamba mencapai 'Hancur' di sini.”
Mo Ke perlahan mengangkat pandangan, menatap Bai Shuo: “'Kesucian Ekstase Penghabisan' Tuan, hamba terima dengan jiwa.”
Pedang di tangan Bai Shuo sirna menjadi cahaya yang beterbangan, sebuah telapak tangan muncul dari balik cahaya, menekan kepalanya.
Dengan ketidakpedulian menatap mata Moke, Bai Shuo berbisik: "Kalau begitu, selamat tinggal."
Seketika, energi penghancuran dewa menyebar. Segala yang disentuhnya berubah menjadi pemandangan kekosongan dan kekacauan. Cangkang dan jiwa Moke hancur berkeping-keping dalam serangan yang mengembalikan segala sesuatu ke kekosongan ini, lalu sirna.
Sisa-sisa energi dewa terbawa oleh kegagahan Bai Shuo masuk ke dalam barrier 'Tanah Suci'. Tempat ini seharusnya cocok untuknya.
Menoleh melihat siluet Saint Seiya yang menghilang di langit, Bai Shuo mengangguk: "Monyet, kita bisa mulai."
Di kejauhan antariksa, monyet memandang bintang-bintang di bawah kakinya sambil tersenyum: "Gua sudah tidak sabar!"
Di tangannya, Jarum Dewa Samudra yang gelap gulita tiba-tiba bergetar penuh semangat, membengkak namun seketika runtuh lagi...
Setiap pembengkakan meningkatkan massanya puluhan kali lipat, namun setiap kali tubuh monyet dengan kejam menekannya kembali ke bentuk semula.
Dalam denyutan berulang seperti detak jantung ini, massa Jarum Dewa Samudra meningkat dengan pertumbuhan eksponensial yang mengerikan.
Dua kali lipat, empat kali, enam belas kali... Peningkatan menakutkan ini mencapai 65.536 kali lipat pada penggandaan keenam!
Pada keit ini, di tangan monyet, Jarum Dewa Samudra telah berubah menjadi sumber gravitasi yang tak kalah dengan bintang-bintang manapun. Gaya gravitasi yang mengerikan menyebar ke segala penjuru, terus menarik debu dan pecahan batu antariksa ke dalam pusarannya, hancur menjadi sampah tingkat molekul dalam badai gravitasi ini.
Tepat di saat ini, otot-otot seluruh tubuh monyet berdenyut. Dengan tertawa lebar, ia mengangkat Jarum Dewa Samudra di tangannya. Penggandaan kekuatan yang tak terbendung, dimulai kembali!
Boom!
Gelombang gravitasi tiba-tiba runtuh, berubah menjadi pusaran konflik mengerikan yang menelan segala sesuatu.
Di tangan Sun Wukong, tubuh Jarum Dewa Samudra kembali hancur. Yang tersisa di tangan monyet kini hanyalah celah yang lebih gelap dari alam semesta gelap gulita!
Jarum Dewa Samudra kini telah berubah menjadi lubang hitam yang membangkitkan gelombang dahsyat kosmik dan pusaran penghancuran!
Dengan ekspresi gembira seperti memukul semangka di pantai saat musim panas, monyet menggenggam celah di tangan kanannya dan mengayunkannya ke arah planet di bawahnya!
Seketika, gaya gravitasi pekat berwarna gelap gulita yang runtuh itu terkumpul menjadi gelombang, terlempar dan menyebar menjadi badai mengerikan akibat ayunan monyet.
Seluruh planet perlahan melengkung ke dalam dari bagian tengahnya dengan suara langit runtuh dan bumi terbelah, persis seperti balon yang dipukul tongkat besi dalam gerakan lambat.
Gelombang gaya gravitasi yang mengerikan mengangkat ribuan gunung dan sungai, menyatu menjadi aliran deras yang menerjang ke angkasa luar.
Seluruh planet seketika pecah seperti vas keramik yang jatuh, lahar dan material vulkanik yang terkunci oleh Bumi menyebar di alam semesta yang kedinginan, meledak keluar cahaya api terakhir.
Di tengah pemandangan kehancuran planet ini, seberkas cahaya yang terkubur dalam inti bintang terlempar keluar dan mendarat di tangan monyet.
Monyet itu mengamati dengan penasaran apa yang ada di tangannya - serpihan lempengan batu kuno di antara jari-jarinya, seolah merupakan peninggalan terakhir peradaban masa lalu.
Di dalamnya, terdapat penanda lokasi dimensi terakhir yang ditorehkan dengan Spiral Power - penunjuk arah menuju dunia Angisbyle!
Dalam rantai dimensi yang masif ini, semua klan spiral yang menunjukkan tanda kebangkitan akan ditekan dengan kejam oleh 'Anti-Spiral' - Angisbyle, bahkan sampai dimusnahkan total.
Sayangnya, penindasan sekejam apapun atau keputusasaan tak mampu memadamkan kobaran api kerinduan akan kebebasan dalam jiwa klan spiral, atau lebih tepatnya spiral amarah yang ingin menembus langit.
Maka dimulailah pemberontakan yang tak rela, inilah alur utama "Tengen Toppa Gurren Lagann".
Selama ribuan tahun, tak terhitung prajurit dan armada dihancurkan Angisbyle, namun selalu ada yang bangkit dari penjara, kembali mengobarkan balas serangan.
“Di tangan monyet, papan batu ini mungkin adalah peninggalan Spiral Clan planet ini sebelum mereka benar-benar hancur?”
Tidak diragukan lagi, di dalam bintang yang dijaga Bai Shuo juga terdapat benda serupa. Tapi selama tidak benar-benar hancur, benda itu tidak akan lolos.
Dengan hati-hati menyekapkan papan batu ke dalam ruang angkasa, monyet menyimpan Jarum Dewa Samudra yang telah pulih dengan tenang, lalu berkata melalui komunikasi: "Apa yang dicari sudah didapat."
"Kalau begitu kembalilah."
Bai Shuo menunjukkan senyum keanehan, lalu mematikan komunikasi.
Dengan senyuman itu, ia menatap semua anggota tim: "Bersiaplah, monyet sudah menemukan 'media'."
Di samping Bai Shuo, cahaya berbentuk cincin mengembang. Dalam gelombang getaran transmisi ruang angkasa, siluet monyet muncul dan menunjukkan papan batu di tangannya kepada Bai Shuo.
Menerima papan batu hitam pekat yang hancur dari tangan monyet, jari telunjuk Bai Shuo menyusuri bekas kehidupan kabur di atasnya, mulai membaca posisi ruang angkasa.
Akhirnya, papan batu di tangannya berubah menjadi debu beterbangan, menyisakan rune kompleks yang terjalin dari puluhan lingkaran konsentris.
Bai Shuo melempar-lempar rune di tangannya dengan santai, sudut mulut terkerek: "Kompilasi koordinat selesai, mulai penguncian posisi."
Sebenarnya Bai Shuo tidak ahli dalam kendali lompatan dimensi. Hanya saja, ruang angkasa dan barrier pada tingkat tinggi pada dasarnya saling terhubung.
Barrier hanyalah batas yang memisahkan 'dalam' dan 'luar'. Selama skala dan kualitasnya mencukupi, ia dapat membentuk kristal yang mengisolasi dimensi.
Sihir tingkat ini sudah sepenuhnya dikuasai Bai Shuo. Ditambah setelah diusir ke badai dimensi, dia mulai dipaksa menghabiskan banyak waktu mempelajari sihir terkait 'lompatan'.
Mengandalkan ingatan masa lalu dan buku sihir yang dibawa, Bai Shuo akhirnya menggunakan metode belajar secara otodidak untuk mengeksplorasi sistem operasi ruang angkasa sendiri.
Meskipen kemampuan ini lahir dari keterpaksaan, namun kemudian membuat Bai Shuo tertarik. Setelah kembali ke 【Cross】, dia bahkan khusus mempelajari catatan dan literatur terkait di 【Perpustakaan Segala Fenomena】, benar-benar mendapat banyak manfaat.
Tanpa disadari, Bai Shuo kini telah melepaskan julukan 'ahli sihir seni bela diri' dan keahliannya dalam sihir barrier bahkan mampu menduduki posisi Kepala di 【Cross】.
Jadi, masalah lompatan dimensi ini, aku sudah ahli!
Memegang koordinat ruang angkasa, Bai Shuo melihat sekeliling mencari lokasi pembukaan celah dimensi, akhirnya memilih bintang yang sudah kembali normal di bawah kakinya.
Bagi Bai Shuo, tempat mana yang lebih cocok untuk membuka sihir selain bintang yang telah ditransformasi oleh wilayah dewanya sendiri?
Di bawah keinginan Bai Shuo, cahaya menyala-nyala tiba-tiba muncul di alam semesta yang dingin.
Cahaya bintang yang membakar menggelegak sepuluh kali lipat di bawah penyaluran energi dewa Bai Shuo, bintang yang telah ditransformasi total ini perlahan menjalani perubahan mengguncang langit dan bumi.
Aliran api tak terbatas terlempar dari bintang-bintang, berputar mengelilingi bintang hingga akhirnya membentuk fisik bintang menjadi cakram merah menyala.
Di tengah lapisan aliran api yang berputar, pusaran konflik gelap gulita raksasa muncul di pusat bintang utama. Enam dimensi dalam Enam Alam wilayah dewa berputar tak henti dengan gila menghancurkan struktur dimensi, membangun lorong kokoh nan megah di sana.
Memandang pusaran kekacauan di bawah kakinya, Bai Shuo dengan santai melemparkan rune di tangannya. Kilatan rune yang jatuh ke dalam kekosongan itu bersama energi dewa-nya terus menjalar ke bawah tanpa henti, membentuk lorong stabil di sepanjang jalurnya.
Getaran mengguncang seluruh dimensi, jembatan antariksa yang membentang di dua dimensi muncul dari manifestasi kegagahan ilahi.
"Ayo." Bai Shuo menoleh ke rekan satu tim di belakangnya: "Sambut pertempuran... terakhir!"
Membentangkan kedua lengannya, ia terjun bebas dari langit dengan senyum antisipasi, tertarik gravitasi dari dimensi jauh dan menghilang dalam lubang kosong.
Sun Wukong masih bingung memandang lubang di bawah kakinya: "Hah? Cepat sekali? Bukannya harusnya ada dialog heroik seperti 'setelah pertempuran ini aku akan pulang untuk menikah'?"
Chen Jingmo menghela napas pasrah: \"Itu sudah memasang FLAG kematian! Aku duluan ya.\"
Begitu berkata, dia langsung menyusul Bai Shuo melompat masuk ke dalam kekosongan.
Sun Wukong memandang siluet mereka dengan ekspresi haru: \"Ck, anak-anak muda zaman sekarang benar-benar... ah!\"
Belum selesai bicara, punggungnya sudah ditendang oleh Liang Gongzheng yang tampak tak sabar di belakangnya.
Melihat tatapan Liang Gongzheng yang 'ingin menendang lagi' mengarah padanya, monyet menyerah mengangkat tangan: \"Gua sendiri yang lompat, sendiri...\"
Liang Gongzheng mengangkat jari, berkata dengan wajah serius: \"Sebenarnya ingin kuberitahu, di gigi depanmu ada sisa kucai.\"
\"Di mana? Biar gua liat...\" Monyet kebingungan mengeluarkan cermin, memeriksa taring tajamnya: \"Nggak ada, mana?\"
Dalam kesunyian, sosok bayangan hitam muncul di belakangnya, mengangkat kaki sambil tertawa aneh: \"Di sini!\"
Braak!
Dengan ekspresi gembira Liang Gongzheng, monyet pun ikut terjatuh.
Di bawah sorotan pandangannya, Ottolia memeluk Youxi sambil mundur selangkah, berkata tegas: \"Memperlakukan wanita seperti ini adalah tindakan tak sopan!\"
Konspirasi yang terbongkar membuat Liang Gongzheng pasrah membuka tangan, membuat gerakan silahkan masuk.
Setelah Ottolia membawa Youxi masuk ke lorong, dia perlahan menoleh ke gemerlap bintang di kejauhan, menampilkan senyum mengejek.
Seperti terjatuh, tubuhnya condong ke belakang dan menghilang dalam kekosongan.
Tepat setelah Liang Gongzheng menghilang, cahaya bintang berkilau seketika. Sebuah bayangan samar-samar meraih dari alam semesta yang gelap gulita, memandangi pusaran konflik yang tertinggal di atas bintang-bintang.
"Terdeteksi ya?" Bayangan itu berbisik sambil tersenyum.
Di seberang galaksi yang jauh, seorang gadis yang sedang merenung dengan mata tertutup berkata pada rekannya: "Tim Harapan? Tampaknya lawan kali ini tidak mudah dihadapi."
"Lalu apa?" Bayangan itu membaca sebab-akibat yang tersisa: "Untuk Batalyon besar, memiliki keyakinan seperti ini tidaklah aneh."
"Bagaimanapun... kali ini, sisi kemampuan supernatural juga harus memiliki penguasa mutlaknya sendiri."
Sambil berbisik demikian, ia menutup mata: "Sudah tidak ada lawan yang perlu diselesaikan lagi, mari kita masuk ke medan."
Demikianlah, ia sirna dalam langit kosong.
