“Hmph! Jangan senang dulu! Masih ada Ryuuma!” Li Xiao memeluk secercah harapan terakhir, mengeluarkan kata-kata dari sela gigi: "Pria itu adalah Tuan Pemberani yang bisa berubah wujud menjadi hantu dan bertempur tanpa henti melawan monster, sogokan kecil... sogokan kecil..."
Perubahan situasi saat ini telah membuat Li Xiao yang hampir menangis tersedu-sedu tak bisa melanjutkan bicara.
Dalam pandangan semua orang, Liang Gongzheng mengobrol sebentar dengan Sun Wukong, lalu melihat Sun Wukong mengeluarkan setumpuk komik Hong Kong 《Mazinger Z》 dari ruang angkasanya...
Youxi dengan antusias mengeluarkan banyak model dan figure dari ruang angkasanya.
Li Xiao langsung mematikan alat pemindainya hanya dengan sekali pandang, lalu menyusut ke sudut sambil menangis tersedu-sedu...
Koleksi model dan figure itu sepenuhnya mencakup semua robot Getter dari generasi ke generasi.
Prototipe Getter, Getter G, Getter Hitam, Getter Sejati, Getter Naga Sejati... bahkan ada satu rak model skala 'Getter Kaisar' yang disusun proporsional!
Dan setelah mencari cukup lama, Youxi ternyata berhasil menemukan semua unit mesin dari tipe telanjang mata hingga Super Galaksi Teratai Merah dari ruang angkasa, bahkan dilengkapi dengan dua figure 'Yoko' dan 'Nono'...
Liang Gongzheng yang memeluk setumpuk barang ini mengetuk kokpit Liu Longma, setelah membagikan semua barang di pelukannya, dia juga membantu Youxi meminta beberapa tanda tangan.
Youxi yang memeluk buku catatan besar naik dengan penuh antisipasi dan semangat menunjuk halaman pertama: "Tolong tanda tangan di sini, dan harap tulis 'Untuk Youxi'."
Meski wajahnya menunjukkan 'keengganan', Longma tetap mengambil pulpen dari tangan gadis itu, meninggalkan tanda tangannya di buku, lalu tertawa lebar dengan penuh kepuasan.
Pertama menyuap dengan hadiah, lalu meminta Youxi meluncurkan serangan sinimeng... Liang Gongzheng GOOD JOB!
"Kenapa aku tidak terpikir... Kenapa aku tidak terpikir sebelumnya!!" Li Xiao di samping menangis darah sambil memukul lantai: "Selain teknologi yang tidak masuk akal, protagonis genre super juga semuanya idiot berdarah panas ya!!"
"Nima anggota tim kalian sampai menyimpan barang beginian di ruang pribadi?!!" Li Xiao menangis tersedu-sedu: "Tidak bisakah kalian menyimpan senjata atau semacamnya?!"
"Ah, ini kan hobi anggota tim, sebagai kapten aku tidak bisa ikut campur."
Bai Shuo menghela napas pasrah seperti bos paruh baya: "Tapi semua anggota kita memang pejuang yang gigih."
“Bajingan！Diam kau!” Li Xiao berteriak keras sambil menangis tersedu-sedu: “Kembalikan harapanku, bajingan!”
Bai Shuo menggelengkan kepala dengan ekspresi penyesalan 'kau masih terlalu muda', lalu menunjuk ke kejauhan dengan dagunya: “Lihat, selesai.”
Di medan perang yang tadinya penuh suasana saling membunuh, kini semua orang duduk melingkar di atas karpet terbang besar sambil minum teh, piknik, dan ngobrol ngalor ngidul.
Tampaknya semua orang asyik mengobrol dengan riang.
Soal pertempuran... Huh, paling kubenci.
Karena kita semua orang baik-baik - Nuonuo.
Huh, melihat kalian meminta maaf dengan tulus, Yang Mulia Ketang akan mengabaikan kejadian tadi - Ketang.
Wah, ternyata kalian orang-orang yang menyenangkan ya? Hmm? Rasa minuman ini ternyata enak tak terduga - Ryuuma.
“Undangan Kekuasaan Raja apa?” Ketang memandang Sun Wukong dengan bingung: “Benda aneh macam apa itu bisa jadi alasan bertarung bagi Yang Mulia Ketang?!”
Sun Wukong menyeka keringat dingin dengan ekspresi wajah berkedut: “Lalu kenapa kau ikut Perang Kekuasaan?”
“Hanya dengar ada musuh tangguh di sini!” Ketang tertawa lebar sambil memeluk Ryuuma: “Benar-benar membuatku terkejut bukan main! Iya kan, Ryuuma? Seru sekali!”
Ryuuma meneguk setengah cangkir minuman keras lalu berseru puas: “Ya, sudah lama aku tidak melatih tubuh sepuas ini.”
“……”
Ekspresi wajah semua orang berkedut, jatuh ke dalam keheningan, memandangi mereka dengan tatapan penuh kebencian.
Xiao menunduk melihat baju zirahnya yang hampir hancur oleh pistol spiral, mengeluarkan suara hancur: "Kembalikan tekadku..."
……
"Lihat, terselesaikan dengan sempurna."
Bai Shuo di samping Li Xiao, bertepuk tangan antusias: "Selamat, selamat ya."
"Selamat apanya bajingan!" Li Xiao mendesah sambil mengeluarkan teriakan keras.
"Kalah taruhan, bayar hutang." Bai Shuo tersenyum gembira, mengulurkan telapak tangan: "Ayo, taruhannya mana."
Setelah lama memandang Bai Shuo dengan kebencian, Li Xiao yang marah melemparkan modul tubuh ingatan yang menyimpan kekuasaan Raja informasi ke pelukan Bai Shuo.
"Masih ada?" Bai Shuo mengorek telinga, wajah serius: "Intelijennya? Siap mendengarkan dengan penuh perhatian."
"Setelah dengar kau tak akan bisa tertawa." Li Xiao bergumam, duduk bersila di depan Bai Shuo, menyilangkan tangan, tiba-tiba berkata ke satu tim: "Gurita, buka medan gaya pelindung. Aku tidak ingin satu katapun yang akan kukatakan direkam oleh reken tugas atau dideteksi perangkat lain."
Gurita yang diam mengeluarkan delapan bola besi kecil seperti kancing dari kantong kecil, melemparkannya ke udara, mempertahankannya di langit menggunakan Force.
"Tepat setelah itu, seketika, tirai cahaya biru menyala menyebar dari dalamnya, saling bertautan membentuk kubus samar-samar yang menyelubungi beberapa orang."
"Pemandangan di dalam terlihat buram dari luar seperti dipisahkan lapisan kaca buram, bahkan ketika monyet menggunakan Mata Api dan Mata Emas-nya, hanya bisa melihat gumpalan warna kacau yang tak bisa dibedakan."
"Di bawah sinyal elektromagnetik kuat, gelombang gaya gravitasi, dan gangguan seluruh frekuensi, semua instrumen pemindaian tak bisa mendeteksi situasi mencurigakan di dalam."
"Bai Shuo, dengarkan baik-baik, kata-kata berikut hanya akan kusampaikan sekali."
Li Xiao dengan ekspresi serius yang belum pernah dialami sebelumnya berkata pada Bai Shuo: "Jika ingin hidup damai, segera mundur dari 【Batalyon Salib】, atas nama Ratu Paradoks, aku jamin kau bisa hidup tenang di dunia koloni 【Paradoks】."
"Seserius itu?" Ekspresi santai Bai Shuo mulai berubah khidmat: "Situasi konkretnya? Coba jelaskan."
"Tiga jam lalu, Gandhi atas nama kehendak akhir mengeluarkan 'perintah penghancuran' untuk seluruh 【Batalyon Salib】."
"Semua anggota 【Batalyon Salib】 dinyatakan sebagai musuh bersama dunia tak terbatas, target buruan semua Prajurit Samsara. Semua Prajurit Samsara yang terafiliasi dengan 【Batalyon Salib】 akan 'dimurnikan'!"
"Dimurnikan..." Bai Shuo menyipitkan mata, berbisik pelan: "Apa maksudnya?"
“Penghancuran tanpa menyisakan jejak, bahkan sejarah dan jejak eksistensi akan dihapus oleh Batalyon 【Evolusi Ilahi】, maksudnya kamu akan dimasukkan ke dalam 'tungku tingkat molekul' sampai abu pun tak tersisa, mengerti?!”
Li Xiao berkata dengan dingin: “Dua jam yang lalu, semua batalyon telah menyatakan perang pada 【Cross】, sekarang markas 【Batalyon Salib】 mungkin sudah dihancurkan total oleh lebih dari 90% Prajurit Samsara tingkat tinggi!”
Dalam kesunyian, aura dingin Bai Shuo sirna. Sebuah hawa dingin penuh amarah dan niat membunuh yang mencekam perlahan muncul dari cangkangnya, menusuk mata Li Xiao hingga perih.
Tiba-tiba mengangkat kepala, ia menatap Li Xiao dan bertanya: “Mengapa?!”
Li Xiao menggeleng: “Tidak tahu.”
Ia berhenti sejenak, lalu berkata dengan senyum dingin: “Tapi sebelum itu, lebih baik kamu mengkhawatirkan dirimu sendiri dulu!”
“Maksudmu apa?”
“Kau pikir orang akan melupakan anggota termasyhur Batalyon Salib yang dijuluki 'Penguasa Waktu' - kamu yang sudah setengah langkah menuju dewa sejati?!”
Li Xiao meninggikan suara dengan nada kesal: “Semua batalyon mungkin sudah memasukkan namamu dalam daftar buruan! Sadarlah, Bai Shuo! Jika kau berani melanjutkan 'Ujian Kekuasaan Raja', Gandhi mungkin akan mengirimkan beberapa dewa sejati untuk membunuhmu sampai tak tersisa sepotong pecahan pun!”
Di balik ekspresi ketidakpedulian Bai Shuo, tekadnya tetap tak tergoyahkan. Menghadapi intelijen Li Xiao, ia hanya mengangguk: "Oh, sepertinya cukup menantang."
"Kau cari mati?! Ini bukan aksi spontan Batalyon sisi kekuatan yang menyerang 'Dewa Perang Pembunuh' dulu! Ini pertarungan mematikan tanpa henti di bawah perintah kehendak akhir!"
Tatapan Li Xiao dipenuhi kemarahan tak tersampaikan: "Tahukah kau berapa banyak yang akan mengepungmu setelah masuk 'Ujian Kekuasaan Raja'?! Kalau bukan karena banyak pihak tak bisa ikut campur selama 'Perang Kekuasaan'-mu, kau sudah dikepung puluhan tim bintang sembilan bahkan tim Sang Pelampau!"
Dengan gerakan kasar ia memperlihatkan platform operasinya, menunjuk tujuh belas 'Perintah Penaklukan' bertulisan merah darah. Tangan mencengkeram kerah baju Bai Shuo: "Sadarlah! Kau sudah jadi musuh bersama dunia tak terbatas!"
Menyaksikan kemarahan Li Xiao, Bai Shuo tiba-tiba tersenyum: "Setidaknya kau masih temanku, bukan?"
Mata Li Xiao menyala-nyala, namun akhirnya melepaskan pegangan dengan lesu: "Anggap saja aku tak mengenalmu."
"Terima kasih untuk infonya." Bai Shuo duduk di sampingnya, menepuk bahunya: "Aku hargai ini."
"Hargai buat apa juga! Pergi hargai para pembunuhmu itu, lihat apakah mereka mau mengampunimu!"
Li Xiao tak bisa mengatasi sambil memutihkan mata: "Lagipula kau ini keras kepala, lebih baik mati saja, cepat mati cepat bereinkarnasi. Aku akan menyimpan 'nisan elektronik' untukmu di 'Poros Paradoks'. Setiap festival dan hari kematianmu akan kubakarkan dua batang dupa."
"Sisi teknologi juga main tahayul kuno begini?"
Bai Shuo terkekeh terkejut: "Level ini benar-benar tidak memadai, setidaknya bangunkan ratusan kuil di satu dunia untukku."
"Laozi tak punya waktu luang! Urus saja sendiri!"
Li Xiao kesal melambaikan tangan: "Kredensial kekuasaan Raja ini mau atau tidak?!"
"Tentu mau." Bai Shuo tersenyum penuh keyakinan: "Mereka sudah menyiapkan medan perang sehebat ini, mustahil aku absen, bukan?"
"Jangan senang dulu, aku belum bilang menyerah." Li Xiao kembali memutihkan matanya.
Sambil berkata demikian, ia menoleh melihat surat kuno yang melayang dalam pusaran cahaya: "Siapa yang bisa menolak kredensial menuju kekuasaan Raja?"
"Lalu bagaimana menyelesaikannya?"
Bai Shuo menggerakkan jarinya: "Bertarung?"
"Lebih baik kau bunuh aku sekalian." Li Xiao memutar matanya: "Kekuatan Tempurku di 'Poros Pemberontakan' sama sekali tidak selevel binatang piaraan sepertimu, kau ingin membunuhku?"
"Lalu harus bagaimana?" Bai Shuo terdiam sejenak, lalu tersenyum penuh kegembiraan: "Bertaruh lagi?"
"Diamlah bajingan! Siapa yang mau bertaruh denganmu!"
Yang didapat tentu hanya auman amarah dari Li Xiao.
