Suara serius dan agak tua terdengar dari dalam kantor: “Siapa?”
“Saya, Viktor. Anggota Dewan Othello, ada beberapa hal yang ingin saya diskusikan.” Viktor menyembunyikan senyum tadi, kembali menjadi tenang dan anggun.
Suara Othello terdiam selama beberapa detik, tanpa keraguan berkata: "Hehe, Viktor, apakah kau khawatir dengan penilaian Yang Mulia Putri Mahkota terhadap komposisimu? Masuklah, pintu tidak terkunci."
Suasana hatinya tampak sangat baik, bahkan ia jarang-jarang tertawa sebanyak dua kali. Kemungkinan besar telah mendapat pujian dari Putri Natasha.
Bagi dirinya yang tidak mengaktifkan darah bangsawan untuk menjadi ksatria, pilihan terbaik untuk mempertahankan status bangsawan dan kestabilan tanah miliknya adalah dengan mendapat apresiasi dari Adipati Agung atau Putri Natasha yang telah mewarisi gelar Pangeran Violet. Mengingat Putri Natasha sangat mencintai musik, sebagai anggota dewan Asosiasi Musik, Othello memiliki keunggulan besar dalam hal ini.
Viktor memutar gagang tembaga, perlahan membuka pintu, lalu masuk bersama Lucien.
Othello duduk di belakang meja kayu berwarna merah, mengenakan setelan hitam yang rapi tanpa jejak air hujan. Ekspresi seriusnya berubah lebih santai, wajahnya bersemu merah penuh semangat. Di tangannya memegang bulu angsa yang sedang menulis sesuatu di atas kertas dengan suara gesekan "sasasasa". Saat mendengar langkah Viktor mendekat, ia mengangkat kepala sambil berkata: "Viktor, Yang Mulia Putri Mahkota sangat tertarik dengan konserto piano baru yang kau gubah selama setahun terakhir, penasaran dengan instrumen baru bernama 'piano', dan sangat menantikan konser Sabtu malam depan. Jangan sampai mengecewakannya."
"Hm?" Melihat Viktor, Othello secara alami juga melihat Lucien yang mengikutinya di belakang sambil menutup pintu kamar dengan hati-hati. Namun dia mempertahankan etiket bangsawan, tidak langsung bertanya, melainkan menunggu perkenalan dari Viktor. Mungkin karena penampilan Lucien yang rapi, elegan, dengan wajah tampan dan sikap tenang mudah menimbulkan kesan baik, Othello tidak tampak kesal, hanya agak heran, "Untuk apa Viktor membawa seorang pemuda asing menemuiku?"
Dia jelas sudah melupakan pertemuan singkatnya dengan Lucien yang saat itu masih mengenakan kemeja pendek linen.
Viktor merasa senang, meskipun tahu negosiasi pasti akan sulit, dia dipenuhi semangat juang dan persiapan mental menghadapi kendala: "Sangat senang mendapat apresiasi Yang Mulia Putri Mahkota. Saya penuh keyakinan untuk konser. Anggota Dewan Othello, ini adalah murid saya Lucien, Lucien Evans. Dia telah menggubah komposisi musik yang menonjol, saya ingin meminta penilaian Anda yang diakui sebagai otoritas di bidang musik bertema serius."
Meski pada dasarnya seorang musisi yang emosional, bukan berarti Viktor adalah seorang penyendiri yang tidak pandai berkomunikasi. Dengan tidak langsung menyatakan keinginan menggubah repertoar, dia memberikan pujian kecil kepada Anggota Dewan Othello agar bisa menilai partitur Lucien tanpa prasangka atau penolakan.
Othello tidak merasa aneh. Jika Lucien adalah murid sejati Viktor di bidang musik, maka wajar saja jika Viktor memperkenalkan dan merekomendasikan Lucien kepada musisi, pemain musik, dan kritikus lainnya. Bahkan alasan yang sering digunakan adalah untuk mengevaluasi karya atau pertunjukan sang murid. Oleh karena itu, Othello yang sedang dalam suasana hati baik menunjukkan senyum sopan di wajah seriusnya: "Viktor, kapan kau menerima murid ini? Kau sudah mempersiapkan konser selama setahun terakhir, tapi aku sama sekali tidak mendengar kabar tentang ini."
Tanpa penjelasan, Viktor hanya tersenyum sambil menyerahkan partitur kepada Othello, berencana untuk membicarakannya setelah ia selesai membaca.
Othello menerima partitur, ekspresinya kembali menjadi serius. Ia mulai membaca partitur dengan saksama, melodi secara alami muncul di pikirannya. Segera ia terkesan dengan not pembuka yang singkat namun kuat dan sulit dilupakan. Alisnya berkerut, mengawali seluruh bagian dengan not seperti ini jelas mengisyaratkan ketegangan di bagian berikutnya - sesuatu yang belum pernah ia temui dalam puluhan tahun karier musiknya. Seolah ia mencium aroma tren musik yang tidak disukainya, yaitu aliran musik Alto beberapa tahun terakhir yang mengangkat emosi pribadi dan hal-hal non-tradisional sebagai tema.
Meski ahli dalam tema serius, keseriusan Othello hanya terbatas pada tema religius. Ditambah usianya yang sudah lanjut, ia secara bawah sadar menolak hal-hal baru.
Namun melodi yang menggemparkan dan intens di bagian selanjutnya membuat Othello seolah jantungnya akan berhenti berdetak, baru lega setelah menyelesaikan bagian pertama. Saat itu ia menyadari telapak tangannya basah oleh keringat, membuat tepi partitur lembab dan keriput, bagai mengalami pertarungan menegangkan.
Penolakan terhadap musik bertema seperti ini membuat Othello, setelah mengingat kembali bagian pertama, ingin merobek-robek seluruh partitur itu. Mencegahnya menyebar, menghentikan orang lain terpengaruh oleh musik semacam ini.
Meski sangat membenci dan menentang, Othello tetap memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap melodi bagian pertama. Dua emosi ini bertarung dalam dirinya, membuat alisnya yang berkerut belum kembali normal.
Setelah selesai membaca semua bagian, Othello terdiam karena tidak tahu bagaimana harus mengevaluasi. Dalam beberapa tahun terakhir, 'Ulasan Musik' dan 《Symphony Herald》 telah menyambut hangat musik bertema seperti ini. Arus utama musik Alto di bawah pimpinan Putri Natasha juga demikian, sehingga mustahil memberikan kritik dari aspek ini.
Sebagai musisi bangsawan berpengaruh seperti dirinya, tidak pantas mencari-cari kesalahan detail komposisi seorang pemula yang baru mulai mencipta.
Sedangkan memuji melodi karyanya, Othello sama sekali tidak berniat bertentangan dengan suara hatinya.
Keheningan membuat waktu terasa panjang. Akhirnya Othello meletakkan partitur itu dan berkata dengan khidmat perlahan: "Aku gembira melihat bakat musik yang luar biasa pada seorang pemuda. Tapi Lucien, musik adalah suara pujian umat bagi Tuhan, merupakan pujian religius yang sakral dan agung. Kuharap kau dapat mengarahkan bakat dan pikiranmu lebih banyak ke bidang ini."
“Terima kasih atas penilaiannya, anggota dewan Othello.” Lucien membalas dengan sopan tanpa memperhatikan sama sekali, dirinya memuji Tuhan? Itu benar-benar lelucon terbesar saat ini.
Meskipun Othello sama sekali tidak menyebut satu kata pun tentang komposisi musik, Viktor justru terlihat puas. Membuatnya tidak mengkritik karya itu sendiri sudah merupakan suatu sikap. Oleh karena itu ia menjelaskan maksud sebenarnya: "Saya sangat senang Lucien bisa mendapat pujian dari Anda. Saya yakin anggota dewan Othello pasti sudah melihat nilai karya ini. Saya ingin menampilkannya di konser saya untuk semua orang."
"Tidak!" Othello langsung menolak usulan Viktor tanpa berpikir, matanya menatap tajam sambil menunjukkan wibawa sebagai bangsawan dan anggota dewan yang tak kenal ampun.
Viktor juga tidak mengalah dengan menatap balik Othello: "Anggota dewan Othello, mengapa tidak bisa?"
Othello sedikit terkejut dengan sikap keras Viktor, tetapi segera merasa "mengerti" maksud Viktor: memanfaatkan karya musik ini untuk meningkatkan reputasi dan statusnya. "Sudah menunjukkan program konser kepada Yang Mulia Putri Mahkota. Mengganti repertoar dadakan akan memberi kesan tidak profesional pada Asosiasi. Viktor, maukah kau mengorbankan perkembangan Asosiasi demi ketenaran pribadimu?"
Viktor tersenyum penuh semangat tempur: "Justru jika ada musik yang lebih baik namun tidak dipersembahkan kepada Yang Mulia Adipati Agung dan Putri Mahkota, itu yang akan merusak citra Asosiasi. Anggota Dewan Othello, jika Bapak tidak setuju, aku akan menghadap Nyonya Silvia dan memohonnya menyampaikan partitur ini kepada Sang Putri. Aku tidak akan menyerah!"
"Kau!!" Othello berdiri seperti singa jantan yang tersulut amarah, pandangannya menyalak ke arah Viktor. Kewibawaannya sebagai anggota dewan sedang diuji.
Setelah menunjukkan sikap kerasnya, Viktor mulai membujuk dengan lebih lembut: "Yang Mulia Adipati Agung dan Yang Mulia Putri Mahkota tidak memiliki prasangka terhadap musik bertema, bahkan bisa dikatakan lebih menyukainya. Saya yakin anggota dewan Othello dapat membayangkan reaksi mereka saat mendengar komposisi ini. Mengapa tidak membuat mereka lebih puas dan bahagia? Ini juga akan menguntungkan anggota dewan Othello."
Tanpa dukungan tokoh-tokoh penting di lapisan atas bangsawan, musik bertema yang mengungkapkan perasaan hati tidak akan menjadi tren dalam beberapa tahun.
Kemarahan di wajah Othello mulai mereda. Dirinya sudah tua, sementara anak dan cucunya tidak ada yang mampu membangkitkan kekuatan darah. Dia harus mempersiapkan jalan masa depan mereka, agar kejayaan keluarga dapat terus diwariskan melalui gelar bangsawan. Lagipula, melihat sikap Viktor yang tetap bersikeras meski dirinya menolak.
Setelah berpikir sejenak, Othello menatap Viktor dengan serius: "Dua hari sebelum konser, saya ingin mendengar latihan kalian. Jika tidak ada masalah, saya akan mengganti lagu sementara."
"Berhasil mempertahankan kemenangan," Viktor tak bisa menahan diri mengangkat tinjunya kecil-kecil: "Seperti keinginan Anda, anggota dewan Othello."
Othello melirik ke arah Lucien: "Harus diakui, Viktor kau memiliki murid yang menonjol. Bakatnya dalam musik tak tertandingi. Mengapa namanya sama sekali tidak terkenal di Asosiasi? Dengan bakat seperti ini seharusnya sudah populer sejak lama?"
"Tiga bulan yang lalu, dia datang belajar musik padaku..." Viktor menjawab dengan jujur.
Othello bertanya bingung: "Tiga bulan?"
"Ya, baru tiga bulan dia mulai belajar musik secara formal." Tiba-tiba Viktor menyadari dirinya agak menantikan reaksi anggota dewan Othello, sementara Lucien termenung di sampingnya.
Mulut Othello terbuka setengah, lama tak bersuara seperti patung. Sikap tegang dan kolotnya terlihat sangat lucu dengan ekspresi ini.
"Kau yakin? Viktor, kau yakin ini karyanya?" Beberapa menit kemudian, Othello bertanya hampir menggeram.
Viktor mengangguk: "Aku melihatnya menulis sedikit demi sedikit, ada naskah selama sebulan terakhir sebagai bukti. Joseph juga membuktikan tidak ada plagiarisme. Alasan Lucien bisa menulis ini berasal dari pengalaman hidupnya..." Untuk memperkuat persuasi, Viktor mengganti kesaksian Loth dan Felice dkk dengan dirinya sendiri.
Othello seperti kehilangan kepercayaan diri, kembali duduk di kursi. Di usia tuanya, begitu kehilangan kendali, ia terus bergumam pelan, seakan meratapi karir musiknya di masa lalu.
Setelah beberapa saat, barulah ia tenang, lalu mengusir Viktor dan Lucien dengan gerakan tangan.
Keluar dari kantor Othello, Lucien melihat sosok familiar mendekat - Koreya, penjaga Gereja yang pernah bertempur bersama melawan tikus merah, abdi ksatria itu.
Koreya mengenakan baju zirah perak dengan ekspresi serius, dipandu oleh Alena yang bertugas menerima tamu, mendatangi Lucien: "Lucien, tolong jelaskan mengapa pagi ini Anda tidak datang ke perpustakaan Asosiasi Musik? Penyakit apa yang Anda derita?"
Alena yang memandu penjaga Gereja ini awalnya merasa cemas, tidak tahu mengapa dia mencari Lucien. Namun mendengar pertanyaan ini, dia merasa sangat absurd: "Apa Gereja sampai mengurusi urusan orang yang tidak masuk kerja?"
Viktor juga terkejut, hal biasa seperti ini perlu ditanyakan? Apa tenaga Gereja terlalu banyak?
