"Peristiwa semalam menimbulkan gelombang sebesar ini? Gereja benar-benar menggunakan penyisiran menyeluruh seperti ini? Tidak, seharusnya karena aku sebelumnya pernah kontak dengan penyihir, jadi masuk daftar tersangka. Tapi bukan prioritas utama, buktinya baru sore ini ada yang datang." Lucien tidak panik, berpikir tenang sambil mengutarakan alasan: "Tadi malam aku menyelesaikan bagian akhir komposisi musik sampai larut malam, dan sepertinya menguras tenaga. Paginya sangat lelah, kukira aku sakit. Tapi saat siang sudah pulih sepenuhnya, mungkin hanya kelelahan biasa."
Lucien mana mungkin mengizinkan orang Gereja memeriksa kondisi tubuhnya.
Koreya terus mendesak: "Ada yang bisa membuktikan jenis penyakitnya? Jika tidak, silakan ikut aku ke Gereja untuk pemeriksaan."
"Sudah kukatakan tadi, ini hanya kelelahan karena menggubah komposisi musik, bukan sakit." Jawaban Lucien tetap tenang.
Saat itu, Viktor maju selangkah dan berkata, "Tuan Penjaga, saya bisa membuktikan bahwa murid saya Lucien semalam sedang menggubah partitur, yang menyebabkan kelelahannya di pagi hari. Karena dia telah menciptakan sebuah karya yang luar biasa dan hebat. Setiap kali saya berhasil menyelesaikan karya yang memuaskan, selalu ada kelelahan yang muncul dari lubuk hati."
Koreya melirik Viktor: "Anda adalah...?"
"Dia adalah musisi Mr. Viktor, guru Lucien," Alena memperkenalkan dengan agak ketakutan, sambil memandang Lucien dengan sangat heran, "Dia? Menggubah komposisi musik?"
"Dan bahkan mendapat pujian setinggi itu dari Mr. Viktor! Apakah ini hanya ucapan Mr. Viktor untuk menghadapi penjaga Gereja?"
Koreya mengeluarkan bulu angsa dan mencatat sesuatu di buku hitam: "Mr. Viktor, sebagai guru Lucien, kesaksian Anda tidak bisa sepenuhnya diterima. Ada saksi lain? Jika tidak, Lucien harus ikut saya ke Gereja. Bukan untuk interogasi Tribunal, tapi untuk memeriksa kondisi tubuhmu."
Ekspresi Lucien tetap tenang, namun pikirannya sibuk mencari cara untuk mengelak. Suasana pun menjadi hening.
"Saya bisa membuktikan dia benar-benar menciptakan karya yang menonjol - komposisi luar biasa tentang perlawanan terhadap kejahatan dan perjuangan melawan kesulitan. Saat menggubahnya, dia pasti telah membakar jiwa dan seluruh semangatnya."
"Saya Baron Othello, anggota dewan Asosiasi Musik."
Othello yang mendengar keributan di dalam kantor keluar untuk memberikan kesaksian bagi Lucien. Di satu sisi, meski membenci jenis musik itu, ia mengakui bakat musik Lucien dan usaha yang mungkin telah dikeluarkannya. Perkataannya barusan tidak mungkin palsu - jika bahkan kelelahan setelah menyelesaikan karya pun tidak terlihat, barulah Othello akan mencurigai Lucien. Di sisi lain, Othello tidak ingin mengacaukan konser Viktor yang sudah mulai dinantikannya, sekaligus menjaga martabat Asosiasi Musik.
Koreya mengangguk ringan, mencatat lagi satu baris kata di buku catatannya: "Bangsawan, dengan kesaksian Anda, saya rasa saya bisa pergi sekarang."
Sebenarnya, Koreya sendiri sama sekali tidak percaya bahwa Lucien adalah sang "Professor" yang sedang dicari. Menurut data dari Tribunal, Lucien masih orang biasa saat diinterogasi tiga bulan lalu. Sedangkan "Professor" misterius itu adalah seorang Penyihir Gelap yang kuat, setidaknya tingkat tiga lingkaran. Mustahil baginya mencapai level ini hanya dalam tiga bulan, bahkan jika ia menjual jiwa kepada Setan sekalipun!
Baik Tribunal maupun Uskup telah membuat penilaian serupa. Oleh karena itu, dalam pemeriksaan tahap pertama pagi tadi, Lucien tidak dimasukkan dalam daftar. Baru pada sore hari, setelah Koreya melihat adanya kecurigaan sangat kecil pada Lucien, muncul ide untuk membawanya kembali dan memberinya pelajaran - ini demi memutus harapan Ksatria Gary.
Kini dengan adanya bukti dari seorang bangsawan, Koreya pun tidak akan memaksakan kehendak. Menyinggung perasaan kalangan bangsawan akan sangat merepotkan bagi orang seperti dirinya yang belum menjadi anggota Ordo Ksatria Suci.
Melihat Koreya berbalik pergi, Lucien akhirnya lega di dalam hati. Tubuhnya akan langsung ketahuan terluka, bukan sakit atau kelelahan, jika diperiksa. Untungnya ada bukti dari Baron Othello dan Mr. Viktor. Dalam masalah Simfoni Takdir ini, hasil terbesar yang didapatkannya justru di sisi ini.
"Kalian cepat siapkan komposisi musik dan berlatihlah. Permintaanku sangat ketat." Othello mengangguk, lalu berbalik masuk ke kantor sambil membanting pintu.
Alena membuka mata hijau kristalnya yang indah, memandangi Lucien seperti melihat orang asing: "Apa aku tidak salah dengar? Anggota dewan Othello benar-benar bilang Lucien menulis karya yang menonjol?!"
Karena kehadiran Viktor, dia tidak berani langsung menanyai Lucien. Tapi rasa penasaran bagai kelinci lincah yang terus melompat-lompat di hatinya, membuatnya enggan meninggalkan tempat itu dan kembali ke aula lantai satu.
Karena kedatangan Koreya, seluruh lantai tiga menjadi gempar. Wolf yang melihat Viktor di depan pintu anggota dewan Othello dari kejauhan, berjalan mendekat dengan bingung: "Apa yang terjadi tadi? Mengapa kau ada di sini, Viktor?"
"Aku tidak tahu, yang penting sekarang sudah aman." Viktor menggelengkan kepala, "Aku ke sini untuk meminta anggota dewan Othello mengganti repertoar."
Kedepannya kami akan berlatih di sini setiap hari. Meskipun tidak mengizinkan orang lain mendengarkan, anggota orkestra pasti tidak bisa merahasiakannya. Maka Viktor langsung mengatakannya.
Wajah Wolf langsung berubah masam: "Kau merangkai melodi dan inspirasimu menjadi komposisi baru?" Sebagai musisi, dia mustahil percaya Viktor tiba-tiba mendapat inspirasi lalu mencipta karya baru dalam beberapa jam. Proses seperti ini minimal membutuhkan persiapan 1-2 bulan. Jadi dia mengira Viktor tiba-tiba mendapat inspirasi lalu merangkai akumulasi persiapan sebelumnya, "Apakah anggota dewan Othello setuju? Bukankah dia sudah melaporkan repertoar kepada Yang Mulia Putri Mahkota?"
Serangkaian pertanyaan ini sepenuhnya mengungkapkan kegelisahan dan ketidakrelaan Wolf.
"Anggota dewan Othello sudah setuju, asalkan penampilan band memenuhi persyaratan, dia akan bertanggung jawab memberi tahu Yang Mulia Putri Mahkota tentang pergantian repertoar." Viktor yang tidak cukup baik hati untuk menerima permusuhan Wolf, dengan tersenyum memberitahu fakta yang paling tidak ingin didengar Wolf.
Wolf menggelengkan kepala, suaranya menjadi sedikit melengking: "Ini tidak mungkin! Bagaimana anggota dewan Othello bisa menyetujui permintaan konyol seperti ini, hanya mengandalkan komposisi dadakan yang kau rangkai secara tergesa-gesa?"
Viktor berkata dengan serius: "Wolf, sayang sekali, anggota dewan Othello sudah menyetujui. Kau bisa protes padanya, meski aku tak tahu alasan apa yang akan kau pakai. Oh ya, karya baru ini bukan milikku, tapi muridku Lucien - si rakyat jelata yang kau anggap tak akan pernah jadi musisi. Justru kehidupan sengsaranya sebagai rakyat jelata memberi inspirasi dan motivasi kreatif, sehingga ia bisa menciptakan komposisi yang begitu menyentuh hati ini."
Wolf tertawa getir, menunjuk Lucien di sampingnya: "Dia? Viktor, kau bilang seorang rakyat jelata yang belum tiga bulan belajar musik bisa menulis komposisi menakjubkan yang layak dimainkan di Aula Himne Suci? Apa kau sudah gila atau menganggapku bodoh? Hahaha, kalau dia benar-benar bisa menulis secepat itu, aku akan tepati sumpahku untuk berhenti mencipta musik dan hanya menulis kritik musik. Tapi kalau tidak, kau harus minta maaf atas kebohonganmu ini!"
“Wolf, sebelum kamu berbicara besar, lebih baik pastikan dulu. Saat konser nanti, kamu akan mendengarnya, dan Tuan Joseph juga akan memasukkan partitur ke perpustakaan untuk kamu baca.” Lagu yang belum resmi dipentaskan ini tidak akan langsung masuk ke perpustakaan setelah didaftarkan.
Melihat ekspresi serius dan tegas Viktor, tawa Wolf tiba-tiba terhenti. Ia melirik Lucien di sampingnya: "Kurasa kau benar-benar gila, mau memainkan musik karya pemula di Aula Himne Suci! Bersiaplah kehilangan semua reputasi dan posisimu, Viktor!"
Dengan keras kepala menolak mengakui kekalahan, amarah mengaburkan pikirannya. Sebelum berbalik pergi, ia berkata pada Lucien: "Asalkan kau diakui secara umum sebagai musisi yang menonjol, dan karya musikmu mendapat penilaian konsisten, aku akan menepati sumpahku."
Melihat bayangan Wolf menghilang di sudut jalan, Viktor tidak bisa menahan tawa: "Kesombongan melahirkan prasangka, prasangka membuat orang bodoh, dan kebodohan sering menuai kepahitan. Jika Wolf sedikit lebih pintar dengan memastikan dulu ke anggota dewan Othello dan Joseph, dia tidak akan mengucapkan kata-kata itu. Kita tidak berkewajiban mencegahnya menerima hukuman. Baiklah, Lucien, kamu terlihat lelah. Pulanglah beristirahat hari ini. Mulai besok sampai hari konser, datanglah membantu saya mengadaptasi partitur dan melatih orkestra. Urusan perpustakaan akan saya bicarakan dengan Tuan Hank."
Kondisi luka Lucien memang masih perlu pemulihan. Tanpa basa-basi, dia kembali ke ruang istirahat mengambil payung lalu pergi ke lobi lantai satu bersama Alena.
"Mengapa kau memandangiku seperti itu?" Lucien merasa tidak nyaman dengan tatapan penuh rasa ingin tahu, keheranan, dan kebingungan dari Alena.
Alena memandangi Lucien seolah melihatnya untuk pertama kali. Sesampainya di lantai satu, barulah dia berkata: "Aku merasa kamu bukan Lucien yang kukenal. Meski saat kamu membimbingku dalam pengetahuan musik, aku tahu kemajuanmu sangat cepat, tapi bisa menggubah karya musik yang dipuji Mr. Viktor dan anggota dewan Othello... itu benar-benar di luar bayanganku. Sebelum mendengarnya tadi, bahkan dalam mimpiku pun tak terlintas hal seperti ini."
Lucien mengangkat bahu: "Aku juga tak tahu bagaimana bisa seperti ini. Setelah mendapat inspirasi, ternyata aku bisa menulis secepat ini. Mungkin karena inspirasi ini berasal dari emosi dalam hatiku, dari pengalaman hidupku selama lebih dari sepuluh tahun terakhir."
Alena masih belum paham betul tentang siklus penciptaan musik. Setelah mendengar ucapan Lucien, dia tersenyum: "Mungkin kamu memang jenius musik sejati, Lucien. Hehe, aku sudah percaya padamu dari awal. Jangan lupakan temanmu ini setelah menjadi musisi yang menonjol."
“Tentu saja tidak.” Lucien tiba di lantai satu, berpamitan dengan Alena, lalu berjalan menuju pintu keluar.
Alena tetap berdiri di tempatnya, menyaksikan bayangan Lucien menghilang. Setelah lama, barulah ia mendekati Casey sambil bergumam, "Sebenarnya dia orang seperti apa..."
※※※
Dengan mengenakan setelan rapi, Lucien kembali ke Distrik Adejiang. Setelah diolok-olok Joel "Evan kecil jadi gentleman", ia hanya menyantap sepotong roti hitam lalu merebahkan diri di tempat tidur. Tidur nyenyaknya berlangsung hingga pukul sembilan malam. Kelelahan mentalnya pulih total, sedangkan lukanya hampir sembuh berkat ramuan Storm.
Memandang pintu masuk ruang bawah tanah, Lucien menahan keinginan untuk menggunakan darah Makhluk Jahat memanggil mayat hidup demi mendapatkan debu arwah penasaran. Dia berencana menunggu sampai dampak dari peristiwa ini mereda sebelum memulai. Kemudian Lucien mengambil ramuan Storm tambahan dari tempat rahasia di gubuknya dan meminumnya untuk menyembuhkan sisa lukanya.
Merasakan setiap tetes cairan yang membakar dan berdenyut, potensi tubuh Lucien kembali terkuras. Pikirannya menjadi lebih jernih. Ditambah dengan hasil dari mantra dan pertempuran sebelumnya, Lucien mulai memasuki meditasi. Dengan kekuatan bintang, dia memurnikan energi spiritualnya, berusaha mencapai tahap magang sihir resmi.
Pada tahap ini, bukan hanya jumlah sihir tingkat pemula yang bisa digunakan secara berturut-turut bertambah satu, tetapi juga kecepatan pemulihan energi spiritual akan lebih cepat. Kemampuan melawan sihir mental juga akan sedikit meningkat.
