Aroma bunga yang harum dan manis, bau tanah yang sedikit anyir, serta angin malam yang sejuk seolah-olah tersedot dan menghilang dengan cepat dari sekitar Lucien. Segala sesuatu di sekitarnya hanya menyisakan langit berbintang yang berkilauan terang, serta bulan perak indah yang tak menutupi cahaya bintang.
Sambungan antara bayangan dalam jiwa dengan Bintang Nasib Utama kembali bersinar gemilang, dengan rakus menyerap kekuatan Bintang Nasib Utama dan menyatukannya ke dalam diri, memancarkan sinar samar.
Di bawah fusi dan kompresi kekuatan bintang, jiwa Lucien seolah mengalami perubahan tertentu, lalu mulai perlahan mengembun menjadi "bahan nyata".
Tak tahu berapa lama, saat Lucien membuka mata, pupilnya terlihat seolah dipenuhi ribuan bintang yang dalam dan magis.
Setelah menutup dan membuka mata kembali, matanya kembali normal. Lucien merasakan semangatnya yang tak pernah seprima ini, jiwanya mengalami peningkatan signifikan seolah telah mengkristal menjadi partikel-partikel kecil mirip debu arwah penasaran.
“Apa sebenarnya komposisi jiwa? Apakah elemen khusus atau medan gelombang dengan konfigurasi unik? Lalu apa yang ditingkatkan melalui meditasi?” Lucien sangat tertarik dengan perubahan jiwanya, namun terbatas oleh kurangnya pengetahuan dan bahan referensi, ia hanya bisa berspekulasi, “Tapi hanya jiwa yang mengalami mutasi aneh seperti ini yang bisa membangun model sihir di dalamnya.”
Setelah akhirnya menjadi magang sihir tingkat tinggi, Lucien mengalihkan seluruh perhatian dan tujuannya ke Penyihir Gelap Sejati. Di dunia ini, hanya dengan mencapai tingkat inilah seseorang bisa melampaui hierarki kekuatan manusia biasa, memiliki kemampuan yang cukup seperti ksatria dengan kekuatan darah yang terbangunkan, sekaligus memperoleh status dan identitas sesuai kekuatan. Berbeda dengan eksistensi musisi yang lebih bergantung pada selera petugas gereja dan bangsawan - jika suatu hari mereka meninggalkan musik, status musisi akan merosot drastis.
※※※
Karena instruksi Natasha kepada pejabat balai kota sebelum meninggalkan Alto, dan juga status Lucien sebagai musisi terkenal, proses pengurusan dokumen legal seperti "surat identitas" dan "sertifikat legalitas" untuk perjalanan jarak jauh hanya memakan waktu setengah hari, padahal normalnya membutuhkan tujuh hari.
Meski banyak petualang bisa menjelajah tanpa dokumen seperti ini, ketika melewati pos perbatasan dengan pemeriksaan ketat, kota-kota tertentu, atau menghadapi orang yang ingin mencari masalah, situasinya menjadi berbahaya - berisiko dituduh bidah oleh Gereja atau dianggap mata-mata oleh dinas intelijen.
Selanjutnya, Lucien tetap tinggal di Alto untuk merencanakan rute perjalanan sekaligus menemani Joel dan yang lain, sambil menunggu tanggal 10 April semakin dekat.
Pagi hari tanggal 9 April, setelah berpamitan dengan Joel, John, Alena dan lainnya yang mengantar, Lucien naik kereta kuda jarak jauh yang disewa melalui Asosiasi menuju barat laut Alto, dengan alasan akan menuju Provinsi Tilan di utara Kadipaten terlebih dahulu sebelum berbelok ke timur menuju Kerajaan Syracusia.
※※※
Kota Alto yang megah dan menakjubkan perlahan menghilang di belakang. Lucien menarik kepalanya kembali ke dalam jendela kereta, lalu mulai membuka-buka dokumen identitasnya untuk mengisi waktu.
Di bagian akhir semua dokumen ini terdapat tanda sihir ilahi yang menjamin keasliannya dari pemalsuan oleh pihak luar Gereja, sehingga menjadi bukti kuat yang memungkinkan perjalanan ke wilayah timur benua tanpa kesulitan melewati pos perbatasan secara terbuka.
Sambil membalik halaman, Lucien tiba-tiba melihat beberapa koran di dalam gerbong. Penasaran, ia mengambil dan membaca dengan seksama - ternyata itu adalah edisi pasca-festival musik seperti 《Ulasan Musik》 dan 《Symphony Herald》.
"Apakah Alena yang memikirkan bahwa aku belum sempat membaca, lalu sengaja membelikan dan menaruhnya di sini untuk mengisi waktuku?" Lucien segera menyadari sumber koran tersebut. Selama ini, selain urusan dokumen resmi, ia hampir tidak pernah mengunjungi Asosiasi sehingga melewatkan edisi-edisi ini.
《Ulasan Musik》 bagian pertama dibagi menjadi dua bagian, sebelah kiri menggunakan gambar hitam putih saat Christophorus melakukan penghormatan penutup, sementara sebelah kanan adalah lukisan minyak berwarna yang menggambarkan sisi wajah Lucien sedang memainkan piano.
Kemudian dua baris kata-kata ditulis dengan sangat tebal, besar, dan simetris:
"Berakhirnya sebuah era, dimulainya era baru."
Di halaman kedua terdapat konten lengkap:
"Tuan Christophorus telah menyampaikan penghormatan penutupnya, penghormatan terakhir yang abadi, ini adalah akhir dari sebuah era."
"Tujuh puluh tahun terakhir merupakan era di mana simfoni mulai berkembang dengan struktur yang semakin sempurna dan ketat, era keemasan ketika simfoni mendominasi panggung seni tinggi. Tuan Christophorus adalah personifikasi utuh dari seluruh era ini, seorang maestro musik sejati. Marilah kita sampaikan rasa terima kasih dan penghormatan terdalam dengan protokol paling megah kepada sang maestro dan era ini."
“Saya tidak ingin merinci penghargaan yang diperoleh Tuan Christophorus, artikel ini akan menjadi terlalu panjang. Saya hanya ingin menekankan bahwa simfoni 《Perang Fajar》 di akhir konser merupakan upaya tak terdahulu dari sang maestro, melampaui batasan masa lalu, meraih kesuksesan besar, dan menunjukkan tren masa depan yang dimiliki tema musik kepada kita. Dan ketika Tuan Christophorus menggubah komposisi ini, beliau telah berusia tujuh puluh tahun. Ini mengingatkan saya pada satu kalimat: jantung yang menjadi milik musik tidak akan pernah berhenti berdetak.”
“Syukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya kepada kita. Benda sihir ilahi yang ajaib ini akan menjaga klasik-klasik tersebut tetap lestari. Kita dapat menikmatinya di perpustakaan musik.”
……
“Ini juga merupakan awal dari sebuah era. Meskipun teknik mengarahkan orkestra dan permainan Tuan Lucien Evans masih terasa kekanak-kanakan serta memiliki banyak kekurangan, beliau telah menunjukkan kemungkinan perkembangan baru dalam musik. Baik simfoni, sonata, gaya mengarahkan orkestra, permainan piano, semuanya sarat dengan aroma perubahan radikal.”
“Perubahan seperti ini mungkin tidak akan diterima atau disukai oleh banyak Tuan, namun menurut saya cara seperti ini sangat tepat untuk memulai era baru.”
“Makna baru dalam simfoni, struktur baru sonata, gaya mengarahkan orkestra yang segar, teknik penjarian permainan yang inovatif, format konser yang revolusioner—saya sudah dapat membayangkan masa depan yang penuh warna gemilang. Ini akan menjadi era transformasi.”
……
“Terima kasih kepada Tuan Lucien Evans, jenius musik yang tidak terkekang ini. Beliau adalah pembuka gerbang era baru. Saya juga berharap beliau akan menjadi personifikasi zaman ini, menjelma menjadi legenda dan maestro musik.”
“Tuan Christophorus telah memberikan penghormatan penutup, Tuan Lucien Evans memulai, musik takkan pernah berakhir.”
Artikel ini tidak mencantumkan nama penulis, mewakili tulisan bersama dari Asosiasi Musik Alto.
Konten halaman pertama dan kedua dari 《Symphony Herald》 serupa dengan 《Music Review》, keduanya berisi ulasan dan evaluasi terhadap dua hari konser - di satu sisi memuji Christophorus, di sisi lain memuji Lucien, contohnya:
“Ini adalah konser penuh inovasi. Tuan Lucien Evans memperlihatkan bentuk Sonata, gaya dirigen, dan penampilan memainkan yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Untuk pertama kalinya kita menyadari betapa memukau pertunjukan solo piano. Saya rasa tak ada yang keberatan jika saya menyebut piano sebagai raja alat musik?”
……
“Kita patut bersyukur hidup di era ini - era di mana bakat luar biasa tak perlu menunggu maut untuk ditemukan dan diterima. Terima kasih Tuhan, terima kasih Tuan Lucien Evans.”
Lucien membaca bagian pembuka, lalu membalik-balik artikel selanjutnya dengan santai. Selain pujian seragam untuk Christophorus, sebagian besar isi artikel memuji makna dan struktur formal Sonata "Pathétique", mengakui inovasi gaya dirigen, serta memuji teknik penjarian dan daya tarik pertunjukan piano. Hanya sedikit bagian yang mengkritik gaya dirigen Lucien seperti orang gila atau sakit, serta permainan pianonya yang dianggap seperti merusak piano tanpa keanggunan.
Di antara sedikit artikel tersebut, Lucien menemukan nama Wolf. Tampaknya sebagai kritikus biasa, Wolf masih terus mengingatnya.
Menutup koran, Lucien menatap kosong ke judul ulasan musik:
"Akhir Sebuah Era, Awal Sebuah Era."
"Kehidupan Lucien sebagai musisi telah berakhir. Akankah kehidupan Lucien sebagai Penyihir Gelap benar-benar dimulai?"
Di luar jendela kereta, pondok-pondok pedesaan melesat ke belakang dan menghilang. Sekitar jalan semakin sepi, pepohonan semakin lebat.
※※※
1. Tanggal 9 April pukul enam sore, kereta jarak jauh tiba di kota "Massawa".
Di pintu masuk kota terdapat persimpangan: ke utara menuju Provinsi Tilan—salah satu wilayah kekuasaan langsung Keluarga Violet, sementara ke barat dengan dua jam perjalanan akan mencapai kota kecil "Bon" di tepi Danau Elsino.
"Tuan Ivens, langit sudah gelap. Melanjutkan perjalanan sangat riskan terhadap serangan perampok, serigala, dan Goblin. Lebih baik kita menginap di Massawa malam ini, besok pagi baru berangkat ke utara." Kapten pasukan tentara bayaran Joyce memberi isyarat menghentikan kereta, lalu mendekati pintu gerbong untuk bertanya dengan hormat kepada Lucien.
Di seluruh benua, kota-kota, desa besar, dan daerah pedesaan sudah tidak bisa melihat monster, hanya sesekali ada perampok. Namun karena wilayah yang luas dengan penduduk jarang, pegunungan banyak, hutan lebat, jalan-jalan terpencil ada di mana-mana. Pejalan kaki sering menghadapi serangan monster berdaya reproduksi tinggi tapi lemah, serta perampok manusia. Kecuali memiliki kekuatan Ksatria resmi, bepergian atau berdagang ke tempat jauh harus menyewa petualang atau tentara bayaran dari Asosiasi Petualang untuk perlindungan.
Inilah alasan mengapa industri petualang dan tentara bayaran tetap berkembang pesat di dunia dengan kekuatan Gereja yang menakutkan dan bangsawan yang kuat. Tentu saja, perusahaan dagang kaya memelihara pengawal sendiri.
Tim tentara bayaran yang dikonsultasikan Asosiasi untuk Lucien terdiri dari enam orang: dua kapten dengan kemampuan abdi ksatria tingkat tinggi dan empat anggota dengan kemampuan pelayan ksatria biasa atau calon. Setiap bulan dibayar tiga ratus keping perak, belum termasuk biaya akomodasi dan makan.
"Bagi orang biasa, ini adalah biaya yang tidak terjangkau. Mereka hanya bisa membayar sejumlah uang untuk mengikuti rombongan pedagang atau orang kaya seperti Lucien. Namun, setelah konser berakhir, Lucien kembali menerima sejumlah besar uang. Total di tangannya sekarang ada 105 Emas Taler, yang bahkan lebih dari cukup untuk perjalanan ke Stuurk tanpa perlu melakukan pertunjukan sama sekali."
"Saya menghargai saran profesional. Mari ikuti rencana Kapten Joyce untuk menginap di Desa Masawa malam ini. Tolong carikan penginapan dengan kamar yang sangat sunyi." Lucien membuka pintu gerbong sambil memandang Joyce yang bertubuh tinggi, tegap, dan berkesan tenang.
Ini memang rencana awal Lucien. Pergi langsung ke Bon sekarang berisiko bertemu Penyihir Gelap, magang sihir, dan petualang lainnya. Lebih baik menginap di Masawa dulu, lalu menyelinap ke sana setelah gelap.
Joyce adalah seorang prajurit berusia 32 tahun yang ahli menggunakan pedang besar dua tangan, masih berjuang menabung untuk mengaktifkan kekuatan darah. Wajahnya yang polos menunjukkan rasa hormat dan syukur karena Tuan Ivens tidak mendiskriminasi dirinya: "Baik, Tuan Ivens, segera saya atur."
Joyce yang berpengalaman segera memesan kamar di hotel berbintang di kota Massawa. Kamar Lucien terletak di lantai dua paling kiri, berdekatan dengan danau kecil yang sepi, sangat tenang.
Kota Massawa dipenuhi banyak orang asing, dikabarkan sebagai wisatawan yang pulang dari festival musik.
Di bawah pengaturan Joyce, Lucien langsung masuk ke kamar melalui pintu samping tanpa bertemu para wisatawan tersebut.
Setelah makan malam di kamar dan melarang semua orang mengganggunya, Lucien menunggu dengan tenang datangnya malam.
