Di bekas luka tangan kiri yang terpotong, rasa sakit yang hebat bergelombang menerjang kepala Lucien, membuat sarafnya berdenyut, kepalanya berdenyut, kesakitan yang tak tertahankan. Namun Lucien sama sekali tidak terpengaruh, menggigit giginya dengan erat, mengerahkan kecepatan penuh. Dalam sekejap ia berputar mengitari frontal Ksatria Boneka Daging, menghindari kapak raksasanya, lalu menerjang ke arah tubuhnya.
Tangan kanannya yang masih utuh menghantam keras, mengenai pelindung wajah berbahan baju zirah Ksatria Boneka Daging. Dentang! Pelindung logam hitam itu sedikit penyok, sementara kulit tangan kanan Lucien terkoyak, mengucurkan darah.
Kapak besar berbalik menebas, Lucien merendahkan tubuh dengan cepat, menghindari serangan itu. Kemudian ia kembali berubah menjadi bayangan samar yang bergerak mengelilingi Ksatria Boneka Daging, mengandalkan keunggulan kecepatan luar biasa untuk mengulang adegan sebelumnya: menghindari kapak, menerjang ke depan, tangan kanan menghantam pelindung wajah Ksatria Boneka Daging...
Pukulan pertama, kedua, ketiga. Bekas cekungan pada pelindung wajah logam hitam semakin jelas, namun tangan kanan Lucien mulai penuh luka. Setiap pukulan terasa seperti ribuan jarum baja menusuk sumsum tulang.
Pukulan keempat, kelima, keenam... Lucien kembali menyergap tubuh Ksatria Boneka Daging. Dengan memanfaatkan tubuh tinggi-berat dan baju zirah tebalnya sebagai tumpuan, ia memutar pinggang, menggerakkan panggul, mendorong bahu - mengkonsentrasikan seluruh tenaga raga untuk melepas pukulan dahsyat.
Berderit, tangan kanan Lucien menyemburkan darah dan daging, memperlihatkan tulang putih yang mengerikan! Sementara itu, pelindung wajah hitam itu hancur berkeping-keping, berserakan seperti kepingan logam!
Di balik pelindung wajah zirah, terlihat wajah pucat kehijauan yang dipenuhi ukiran hitam aneh, seolah-olah terbuat dari tempelan kulit wajah berbeda yang dijahit sembarangan.
Tinju itu masih menyisakan momentum, membawa kekejaman yang menghancurkan pelindung logam, menghantam wajah menjijikkan itu hingga hancur lebur.
Tanpa perlindungan zirah logam, bagaimana mungkin boneka daging yang hanya setingkat Ksatria Resmi tanpa kecerdasan ini bisa menahan serangan penuh Lucien yang hampir setara Ksatria Besar? Terlebih kepala mereka adalah titik terlemah dalam pertahanan!
Lucien telah merencanakan sejak awal - berdasarkan pengetahuannya tentang boneka daging, dia sengaja memilih strategi frontal untuk menghancurkan tengkorak mereka secara langsung demi menyelesaikan pertarungan dengan cepat!
Dalam percikan darah dan daging, serpihan logam berjatuhan dengan dentingan. Kapak besar terlepas dari genggaman, tertancap dalam ubin batu tanah. Ksatria Boneka Daging-Darah berbaju zirah hitam berat itu menekuk kedua lututnya, jatuh bertekuk dengan gemuruh. Kepala yang remuk terkulai dalam, tak ada lagi gerakan.
Di pantulan mata hijau jernih Carina, tergambar sosok Lucien yang bajunya berlumuran darah. Lengan kiri nyaris putus separuh, daging yang tersisa masih menggeliat sementara darah segar menyembur deras. Tulang putih mencuat dari kepalan tangan kanan yang meneteskan darah ke tanah. Namun dengan sikap acuh tak acuh, ia berbalik melangkah pulang bak ksatria yang baru usai pertempuran sengit.
"Benarkah dia seorang Penyihir Gelap?" Jiwa Carina terguncang oleh kontras tajam antara citra sebelumnya dengan sosok penuh darah di hadapannya sekarang.
Kemudian dia melihat Lucien berjalan beberapa langkah, lalu sedikit membungkuk untuk mencabut kapak legendaris dengan tangan kanannya yang mulai pulih. Dengan langkah cepat, ia berjalan mendekati dirinya.
"Mendekatiku?"
Aroma anyir darah menusuk hidung Carina, membuat kepalanya sedikit pusing. Lucien menjepit kapak besar di tangan kirinya, lalu tangan kanannya meraih kalung di lehernya.
Suara mantra rumit dan sulit diucapkan menggema di telinga Carina. Dipadu dengan penampilan Lucien yang berlumuran darah, ia bagaikan iblis yang dipanggil dari jurang Abyss.
Lucien memusatkan konsentrasi layaknya ksatria menggunakan benda magis. Dengan kehendak menggantikan energi spiritual, ia mengucapkan mantra tiruan hasil analisis struktur Kalung Penghalang Sihir. Kekuatan darah di tangan kanannya menusuk titik vital kalung tersebut.
Sekilas ular listrik keperakan melesat keluar, Carina bergetar sedikit, namun segera kalung anti-sihir mengeluarkan suara "klik", semua rasa sakit hilang.
Memanfaatkan kesempatan, Lucien memegang kalung anti-sihir dan melemparkannya jauh-jauh.
Di udara, kalung anti-sihir menutup sendiri!
Lucien hanya bisa membuka kalung untuk sementara waktu, tidak berani menyusup ke dalam untuk menghapus jejak spiritual penyihir tua—itu akan mengganggu penyihir tua yang berada di reruntuhan bawah tanah!
Setelah merinding, Carina langsung merasakan energi spiritualnya pulih dengan kecepatan luar biasa, mengisi kembali "aliran sungai" yang mengering.
Hal terpenting miliknya telah kembali, membuat Carina penuh sukacita, terus mengucapkan terima kasih: "Terima kasih, terima kasih..."
"Berhenti!" Lucien memotong ucapan terima kasih Carina tanpa belas kasihan, suaranya serak karena kehilangan banyak darah. "Ingat mantra yang kubacakan, lalu gunakan energi spiritual untuk merangsang area pada kalung anti sihir yang dikelilingi motif bunga matahari, pohon duri setan, dan dua belas rasi zodiak..."
Meski bisa merasakan distribusi motif kalung anti sihir lewat intuisi, namun setelah tangan kirinya patah, rasa sakit yang hebat dan pusing akibat kehilangan darah terus menerpa kepalanya, mudah saja salah menekan dan tersengat listrik hingga pingsan. Karena masih ada seorang penyihir lain di sini, tak perlu mengambil risiko.
Sebagai seorang penyihir, kemampuan menghafal mantra adalah dasar paling utama. Setelah diajari Lucien tiga kali, Carina sudah bisa mengulanginya tanpa kesalahan sedikit pun. Adam, Alva, dan Brad di sampingnya menyadari harapan mereka untuk melepas cincin tangan tergantung pada Lucien, sehingga tidak terburu-buru.
Karina memasuki konsentrasi merapal mantra, dengan tenang melafalkan mantra. Energi spiritualnya bergetar dan menyebar, menusuk posisi spesifik pada kalung anti-sihir di leher Lucien.
Kilatan listrik berkelap-kelip mengelilingi tubuh Lucien. Terbiasa dengan sengatan listrik, dia tidak mati rasa. Begitu mendengar bunyi "klik", tangan kanannya yang selalu berada di samping leher segera meraih kalung anti-sihir dan melemparkannya - satu detik lebih cepat dari tangan kiri Karina yang sedang menggapai!
Energi spiritual membanjiri dirinya seperti air pasang. Lucien menyadari jiwa dan energi spiritualnya ternyata telah mencapai level lima. Rupanya ini bukan hanya hasil stimulasi sengatan listrik, tetapi banyak faktor lainnya.
Tak ada waktu untuk merenung lebih jauh, Lucien mengaktifkan sebuah mantra kematian tingkat tiga lingkaran dari jiwanya: "Medical Spell".
Sejak Felipe memecahkan hubungan antara memori sel dan kemampuan pemulihan Ksatria Besar berdasarkan dasar eksperimen "Sang Penguasa Arwah" Arkanis Agung, mantra penyembuhan langsung tidak lagi menjadi hak eksklusif Gereja. Setiap level dalam ilmu sihir kematian kini memiliki mantra medis terkait, meskipun efeknya sedikit lebih lemah dibandingkan sihir ilahi setingkatnya, seolah ada elemen kunci yang hilang. Karena itu masih sering harus dikombinasikan dengan ramuan penyembuhan.
Cahaya putih susu berkilau di pangkal lengan kiri Lucien yang terputus. Tulang putih mulai menyatu, daging segera bergerak-gerak. Tak lama, pendarahan berhenti dan luka tertutup selaput daging.
Setelah semua ini, Lucien mulai melepas cincin penghambat dari Adam sambil mengajak Carina belajar bersama. Ini akan menghemat waktu saat membantu Alva dan Brad nanti.
Dalam rencana aksi Lucien, idealnya memiliki dua asisten - semakin banyak semakin baik.
Cincin pengekang terlepas, tubuh Adam tiba-tiba meredup, menunjukkan tanda-tanda transformasi kegelapan yang jelas.
"Hahaha, terima kasih banyak, kawan! Sudah bertahun-tahun aku tak merasakan kekuatan darahku!" Adam beradaptasi dengan kekuatan darah yang kembali didapat, tertawa tak terbendung.
Lucien tidak banyak bicara, segera mendekati Alva untuk membuka cincin pengekangnya, sementara Carina menangani Brad.
Sambil berjaga-jaga, Adam memandang lengan terputus di tanah dengan kagum: "Kawan, kau benar-benar kejam, ternyata langsung menyuruh Ksatria boneka daging memotong lenganmu untuk melepas pengekangan. Jika aku yang melakukannya, meski bisa memutuskan, tak akan sanggup bersikap dingin seolah itu bukan lenganmu."
Lucien tersenyum tanpa menjawab. Andai Adam yang kehilangan lengan kiri, cincin pengekang tetap tak akan terbuka.
Tidak bisa memahami secara lengkap struktur alkimia dan komposisi sihir dari Cincin Penghambat, serta tidak memiliki pengetahuan terkait yang mendalam, maka tidak akan bisa memanfaatkan kesempatan ketika kekuatan darah melemah sementara untuk menyerang cincin penghambat yang tersisa. Meski lengan kiri hilang, cincin di tangan kanan akan tetap berfungsi, kecuali berani memotong kedua tangan.
Namun dalam kondisi ini, Adam yang gagal mencapai tingkat tinggi dan mengalami transformasi kegelapan total akan kehilangan sebagian besar kekuatannya. Kedua tangan bukan hanya merepresentasikan tenaga dan kemampuan memegang senjata, tapi juga organ vital untuk menjaga keseimbangan serta mempertahankan kecepatan dan kelincahan tinggi. Tanpa adaptasi jangka panjang, ditambah penurunan drastis kekuatan akibat kehilangan banyak darah dalam waktu singkat, Ksatria Besar tingkat lima Adam mungkin tidak mampu mengalahkan Ksatria Boneka Daging.
Sedangkan Lucien tidak terlalu masalah. Bagaimanapun, kekuatan utamanya terletak pada sihir. Kehilangan satu tangan paling-paling hanya membuatnya tidak bisa menggunakan sihir yang membutuhkan koordinasi gerakan.
Saat cincin pengekangan Alva dan Brad terlepas, Carina menoleh dan berterima kasih dengan tulus: "Tuan Lucien, terima kasih banyak. Untuk membantu kami semua keluar dari kesulitan, Anda rela kehilangan satu lengan. Kami akan berusaha mencari cara memulihkan lengan Anda di kemudian hari..."
"Ini bukan saatnya bicara seperti itu! Ayo cepat ke ruang energi!" Rasa nyeri berdenyut di pangkal lengan kiri yang putus masih menerpa kepala Lucien, tapi dia tidak banyak bicara. Langsung berbalik dan berlari ke arah laboratorium sihir nenek sihir. Berdasarkan pengamatan biasa, ruang energi terletak di dekat laboratorium. Sedangkan inti menara sihir tidak berada di rute ini, baik Lucien maupun Adam tidak tahu persis lokasinya. Namun mereka bisa menentukannya melalui aliran energi dari ruang energi.
Mengenai kekhawatiran Carina, Lucien sama sekali tidak mempedulikannya. Bagaimanapun Majelis Sihir telah menguasai mantra dan ritual regenerasi anggota tubuh. Lagipula ini adalah "cedera kerja", selama bisa pulang hidup-hidup, pasti akan mendapatkan perawatan.
Dan lagi, meski tanpa regenerasi anggota tubuh, kehilangan satu lengan demi melarikan diri bukanlah masalah besar!
Di saat yang sama, yang membuat Lucien bingung adalah hingga sekarang ia masih belum bisa membuka perpustakaan jiwa dan menghubungi Rhine. Sepertinya tempat penahanan ini memblokade semua jalur ke luar, ditambah adanya kekuatan meredam yang misterius.
Setelah berlari beberapa langkah, Lucien tiba-tiba berhenti, berjongkok mengambil sebagian besar lengan kiri yang terpotong itu, menyelipkannya di pinggang, lalu tangan kanannya menggenggam kapak besar berubah menjadi bayangan samar sambil lari kencang.
Gerakan yang agak aneh dan menyeramkan ini membuat Carina dan yang lain merinding. Namun waktu sangat mendesak - mereka tidak tahu kapa penyihir tua akan menyadari atau tiba-tiba kembali. Maka mereka menekan kebingungan, mengikuti Lucien menuju ruang energi. Di antara mereka, Adam yang tercepat segera menyusul Lucien yang sambil berlari terus menumpuk pertahanan mantra di tubuhnya.
※※※
Seorang ksatria boneka daging mengangkat pedang besar dua tangan dan mengayunkan dengan keras. Adam berubah menjadi gumpalan kegelapan langsung menerjang pedang tersebut.
Pedang besar itu seolah menebas udara tanpa efek. Kegelapan menyelubunginya sepenuhnya.
Satu detik kemudian, kegelapan menghilang. Baju zirah dan raga ksatria boneka daging itu menunjukkan jejak korosi hitam di setiap bagian. Hanya pedang besar yang sengaja tidak dirusak oleh Adam.
Alva segera melangkah maju dan mengambil pedang besar. Adam mungkin bisa melepaskan senjata, tapi dirinya tidak boleh begitu.
Sepanjang perjalanan, dengan Adam—ksatria level lima—yang membuka jalan dan koordinasi sihir Lucien, beberapa ksatria boneka daging yang menjaga titik-titik kunci bersama pemimpin mereka—boneka daging setingkat dua—diatasi dengan mudah. Namun karena tidak ada gudang harta di rute ini, Lucien dan yang lain tidak menemukan maupun punya waktu untuk mencari barang sihir mereka yang hilang atau koleksi nenek penyihir tua, mereka berpacu dengan waktu menuju area dekat ruang energi.
"Ruang energi adalah salah satu zona terlarang di menara sihir, dilindungi oleh Formasi Sihir yang kuat. Sekarang semuanya tergantung padamu, kawan." Adam menatap serius ke arah ruang energi yang tak jauh, "Jangan sampai membangunkan nenek penyihir tua, atau gabungan kekuatan kita pun takkan sanggup menahan satu sihir darinya."
Lucien mengangguk perlahan. Meski setiap menara sihir penyihir tingkat tinggi memiliki formasi sihir uniknya sendiri, dasarnya tidak lepas dari pedoman "Panduan Pembangunan Menara Sihir dan 107 Rincian Menara Sihir". Dalam kondisi "tuan rumah sedang pergi" dan menara sihir tidak sepenuhnya diaktifkan, struktur mantra, pengetahuan matematika, dan teori okultisme yang setara tingkat tinggi memungkinkannya memecahkan formasi pelindung menara sihir. Satu-satunya masalah adalah waktu yang dibutuhkan.
Ini bukan sekadar masalah tenaga. Kesalahan analisis sekecil apapun bisa memicu alarm penyihir tua atau memantulkan serangan balik kekuatan tingkat tinggi dari formasi sihir.
Kesempatan hanya sekali!
Saat Lucien bersiap bergerak, angin kencang berhembus disertai rasa tertekan dahsyat yang tiba-tiba menyergap.
Seberkas kegelapan melesat ke depan. Bersamaan dengan suara seperti pukulan pada kulit yang lapuk, Adam muncul sambil mundur beberapa langkah gemetar. Kemerahan di wajahnya memudar, berubah menjadi pucat kehijauan.
Di sudut tangan kanan, sebuah golem setinggi dua orang memegang palu raksasa mundur selangkah.
Matanya berkilauan cahaya merah, seluruh tubuhnya seolah terbuat dari Baja.
