Lucien memandang sekeliling, menyadari dirinya berada di dalam pondok kayu sempit berbau alkohol menyengat tempat dia menemukan Elvish dulu. Hampir semua detail sesuai dengan suasana saat itu – dirinya duduk di kursi kayu berlengan, sementara Elvish berada di sebelah kiri depan dekat perapian. Riuh markas petualang terdengar dari luar. Satu-satunya perbedaan: sendok kayu yang seharusnya berada di tangan Elvish kini tergeletak di tanah, sedangkan panci tembaga terguling di atas api. Kuah tomat merah segar mengucur membasahi bara api hingga berdesis.
Seperti tersambar pencerahan, Lucien berseru spontan: "Yang Mulia Raja Mimpi Buruk?"
"Elvish" tak menyangkal. Amukannya mereda digantikan raut muram: "Kau benar-benar Ahli Sihir Oskur tingkat menengah?"
Lucien teringat soal-soal analisis matematika yang muncul di akhir mimpinya. Ia mengerang: "Akhir-akhir ini aku sedang memperdalam dasar matematika dan sains. Mungkin sudah setara tingkat tinggi?"
Setelah terdiam sejenak, Lucien dengan kebingungan dan kesengajaan mengalihkan topik: "Yang Mulia Raja Mimpi Buruk, mengapa Anda membuat saya terjebak dalam mimpi? Dan apakah saya benar-benar sudah bangun sekarang?"
Terbangun dari mimpi dua kali berturut-turut dengan realitas yang terasa begitu nyata, Lucien mulai kesulitan membedakan dunia nyata dan mimpi. Bahkan setelah diam-diam mengaktifkan perpustakaan jiwa pun, keraguannya tak juga hilang. Siapa tahu perpustakaan jiwa itu sendiri bisa muncul dalam mimpi!
Ini adalah sihir paling misterius yang pernah disaksikan Lucien sejauh ini!
Mantan "Elvish" yang kini adalah Raja Mimpi Buruk Stanislas berkata dengan wajah dingin: "Saya hanya menjalankan pesan seorang teman lama. Menurutnya level sihirmu tidak sebanding dengan tingkat okultismemu, jadi dia ingin mengembangkan potensi jiwamu melalui berbagai pengalaman dalam mimpi yang kubangun. Coba rasakan kekuatan jiwamu sekarang."
Mendengar perkataan Raja Mimpi Buruk, Lucien langsung memasuki lingkungan meditasi. Dunia kognitif yang familiar ini memberinya sensasi "kebenaran" yang samar. Segera setelah itu Lucien membuka matanya dan berkata dengan penuh keheranan: "Jiwaku benar-benar telah mencapai level lingkaran kelima... Apakah sengatan listrik nenek sihir tua itu benar-benar bisa memperkuat jiwa? Tunggu, sepertinya aktivitas dalam mimpi telah termapping ke jiwa sehingga menyebabkan transformasi jiwa."
Jiwa Lucien memang telah mencapai level lingkaran kelima, namun pertumbuhan energi spiritual akan tertunda beberapa waktu.
Stanis, Raja Mimpi Buruk mengangguk perlahan: "Semua mimpi dibangun berdasarkan dasar kognitif, aktivitas psikologis, pemetaan memori masa lalu, dan aspek-aspek lain dalam dirimu. Segala yang dialami dalam mimpi akan memberikan umpan balik pada raga dan jiwa. Namun umpan balik dari mimpi normal sangat halus, hanya aku di dunia ini yang bisa memanfaatkannya untuk mengembangkan potensi jiwa secara menyeluruh. Tentu saja ini hanya potensi, tidak akan melampaui batasan dirimu sendiri. Untuk terus berkembang, kamu harus tekun bermeditasi, mengonsumsi ramuan, dan melakukan ritual."
"Rupanya ini didasarkan pada pemetaan kognisi dan memoriku sendiri, tak heran muncul 'sengatan listrik' dan 'cermin ajaib, katakan padaku' yang aneh itu." Memikirkan hal ini, Lucien tak sengaja bertanya: "Yang Mulia Raja Mimpi Buruk, apakah sengatan listrik bisa memperkuat jiwa?"
Stanis menyunggingkan senyum tipis: "Menurutmu?"
“Aku tidak pernah bertanya.” Lucien menjawab dengan canggung. Saat ini, banyak pertanyaan menumpuk di hatinya, tapi akhirnya dia memilih hal yang membuat kepalanya hampir meledak: “Yang Mulia Raja Mimpi Buruk, bagaimana membedakan mimpi dan kenyataan? Bagaimana aku tahu apakah aku masih dalam mimpi sekarang?”
Stanislav terbiasa dengan kebingungan Lucien setelah mengalami "mimpi nyata", menyunggingkan senyum seperti nenek sihir tua: “Mengapa harus membedakan mimpi dan kenyataan? Apa itu nyata? Itu adalah reaksi otakmu terhadap dunia luar, reaksi jiwamu terhadap lingkungan. Selama aku bisa langsung merangsang otak dan jiwamu untuk menghasilkan reaksi serupa, apa bedanya mimpi dengan kenyataan? Ketika profesi ini kuraih sampai pertarungan terakhir, mungkin akan tercipta sebuah dunia mimpi.”
“Artinya, ketika reaksi saya terhadap suatu hal di luar tidak bisa disimulasikan oleh Sang Pencipta mimpi, maka saya bisa benar-benar membedakan antara kenyataan dan mimpi.” Lucien berkata sambil termenung, sembari dalam hati menambahkan, "Ketika proyeksi teori tertentu dari dunia kognitif saya bisa membuat kepala Sang Pencipta mimpi meledak, maka mimpi itu akan hancur dengan sendirinya. Nanti saya akan mencoba diam-diam konsep dualitas gelombang-partikel cahaya dan hal-hal terkait kuantum..."
Raja Mimpi Buruk Stanis agak mengagumi kemampuan Lucien yang langsung menangkap esensi dari penjelasannya tentang mimpi dan kenyataan: "Bagus, pantas saja kawanku yang tua itu menyukaimu. Sebenarnya selama di mimpi, aku sengaja menghindarkanmu dari perkembangan terbaru penelitian okultisme. Di labirin terakhir, aku juga menghindari aliran-aliran lain dan memilih dasar matematika, tapi hasilnya..." Ekspresinya terlihat sedikit rumit.
"Tak heran nenek sihir tua tak pernah tertarik pada Okultisme, bahkan dalam mimpi berlapis hanya ada beberapa pencapaian aplikatif. Ini kontradiktif dengan sikap sembrono orang gila!" Lucien tersadar tiba-tiba, lalu tersenyum, "Ternyata nenek sihir tua itu adalah perwujudan Raja Mimpi Buruk, kesan kegilaannya sangat realistis."
Stanislas menjawab dengan ekspresi datar: "Secara teknis, separuh karakter nenek sihir tua itu adalah proyeksi ketakutan tertentu dalam pikiranmu, separuhnya lagi kubentuk dan berikan pemikiran agar terasa nyata. Selain itu, Adam, Karina, Alva, Ophelia, Brad dan lainnya juga kuperankan dengan cara serupa."
Lucien langsung merasa kikuk, inikah versi nyata dari "jangan lihat banyak orang yang bicara padamu di sini, sebenarnya itu semua akun palsuku"?
Untuk menutupi rasa canggungnya, Lucien segera mengajukan pertanyaan lain: "Yang Mulia Raja Mimpi Buruk, berarti tugas mengantar surat ini murni bertujuan agar saya bisa bertemu dengan Yang Mulia dan menerima tempaan mimpi untuk mengembangkan potensi diri? Kebaikan siapakah gerangan ini?" Dia menduga yang dimaksud pasti setidaknya seorang Penyihir Legendaris yang menjadi teman lama Stanis.
Stanis berkata dengan ekspresi suram: "Sekaligus juga sebuah ujian. Jika kau tidak bisa mengantarkan surat ke sini, tidak akan ada urusan 'mimpi nyata'. Adapun teman lamaku itu, mungkin tertarik pada bakat dan potensimu, ingin menjadikanmu muridnya. Sebelumnya kau pasti sudah menerima ujian serupa."
"Apakah peristiwa pemanggilan aneh yang kuhadapi di kastil juga bagian dari ujian?" Lucien teringat kejadian itu. Tapi "Viken" jelas memiliki kaitan dengan Penyihir Legendaris yang hilang seperti Maskelyne yang ia ketahui, seolah bukan rekayasa. Ia pun bertanya lagi: "Bisa tahu dari Dewan mana Yang Mulia tersebut?"
Raja Mimpi Buruk tampak enggan menyebut nama itu: "Kau akan tahu setelah kembali ke Majelis Sihir. Surat yang kau bawa sebenarnya adalah gulungan sihir khusus yang akan teraktivasi otomatis saat kau diserang mematikan, membawamu ke semiplanar tertentu. Jika ingin mempercepat perjalanan pulang, kau bisa mengaktifkannya sendiri."
Gulungan sihir khusus seperti ini minimal benda level sembilan! Bayangkan berapa Emas Taler yang bisa didapat! Lucien tiba-tiba merasa "buta huruf" dan "frustasi" membayangkan dirinya membawa benda tingkat tinggi bernilai fantastis tanpa sadar - bagaimana jika sampai hilang!
Namun ini juga menghilangkan sedikit kekecewaan Lucien terhadap Majelis Sihir - mereka tidak benar-benar membiarkannya terjerumus dalam bahaya dengan dalih ujian apa pun.
Melihat Lucien mengeluarkan surat itu dan "mengamatinya" dengan seksama, Raja Mimpi Buruk Stanis melambaikan tangan: "Pergilah, aku akan kembali ke menara sihir."
"Baik, Yang Mulia." Lucien berdiri dan berpamitan.
Meskipun jiwa Lucien baru saja melangkahi ambang lingkaran kelima, sama sekali tidak ada kekhawatiran bahwa tingkat okultismenya tidak bisa mengikuti. Satu-satunya masalah adalah harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk memperdalam bidang-bidang yang kurang dikuasainya seperti ilusi dan transformasi - setidaknya dasar-dasarnya harus kokoh tanpa celah. Metode Raja Mimpi Buruk benar-benar membuat Lucien kagum, bahkan jika dirinya tidak bisa mencapai tingkat itu, saat menghadapi aliran sihir terkait, tidak boleh sama sekali buta pengetahuan.
Melangkah keluar dari pondok kayu, Lucien kembali ke markas petualang yang dipenuhi aroma minuman keras dan mesum. Sambil berjalan santai seperti sedang berjalan-jalan, perasaan lega setelah menyelesaikan tugas menyelimutinya. Tiba-tiba ia tertegun, mengingat detail tertentu: "Bukankah Raja Mimpi Buruk itu penyihir kuno? Mengapa dia terkena balasan sihir saat menghadapi latihan soal analisis matematikaku? Seharusnya dia tidak bisa memahami dan membiarkan mimpiku berkembang sendiri!"
※※※
Di dalam pondok kayu, Raja Mimpi Buruk Stanislas tidak segera pergi. Ia bergumam sendiri:
"Tanah iblis yang terkungkung, menara yang terikat, memetakan ketakutan terbesarnya - seolah ini merupakan miniatur seluruh dunia. Tapi mengapa dia merasa diri-nya yang terkungkung dan terbelenggu?"
"Dalam lingkungan berbahaya mampu menjaga ketenangan dan pengamatan, tidak putus asa atau gila, memiliki kualitas yang sangat baik. Namun baru setelah kematian Ophelia, dia mempercepat tindakan melarikan diri. Ini menunjukkan pernah terjadi peristiwa di mana kerabat atau teman yang menempati posisi penting dalam hatinya terluka bahkan tewas, menyebabkan perubahan drastis dalam pola pikirnya sekaligus meninggalkan bekas psikologis yang dalam."
"Adam mungkin merupakan proyeksi kolektif teman laki-laki yang pernah membantunya dengan berbagai alasan sebelumnya, memiliki sisi ketulusan maupun sisi pemanfaatan. Tapi mengapa menggunakan nama Adam·Karina yang juga mewakili teman perempuan yang pernah dirawatnya dan menerima bantuan mereka? Namun minimnya keintiman atau perkembangan emosi menunjukkan ketidakpastian terhadap perasaan hatinya sendiri atau kekhawatiran yang mendalam."
“Setelah menjadi tahanan, harapan kecilnya akan penyelamatan dari Penyihir Legendaris Majelis Sihir secara tidak langsung menunjukkan bahwa dia pernah menerima bantuan dari figur berwibawa tertentu, membentuk ketergantungan psikologis.”
“Nenek sihir tua merupakan proyeksi campuran musuhnya - kombinasi antara Gereja, penyihir kuno, dan praktisi okultisme modern. Tapi mengapa berwujud perempuan?”
“‘Stimulasi sengatan listrik’ dan ‘cermin ajaib jawablah’ merepresentasikan aktivitas mental seperti apa?”
“Keputusan tegas memotong lengan untuk lolos dari kurungan saat menghadapi bahaya mencerminkan kekejaman dan keteguhan hatinya - kualitas yang sangat baik. Dalam serangkaian pertempuran berikutnya tidak ada korjiwa, bahkan Adam hanya nyaris mati saat melawan nenek sihir tua, menunjukkan sisi lembutnya yang sangat menghargai hubungan emosional dan pertolongan orang lain.”
“Keberadaan reruntuhan bawah tanah mencerminkan bahwa dia mengetahui rahasia atau lokasi yang tidak diketahui orang lain, mungkin juga suatu reruntuhan.”
“Selain itu, Sihir Eksklusif-nya sangat menarik, metode Pemecahan Formasi Sihir dan penghapusan tanda spiritual juga sangat bagus.”
Di kursi kayu seberang Stanis, bayangan seorang pria perlahan muncul. Rambutnya beruban dengan helaian hitam, mengenakan jubah merah menyala yang cerah, wajah setengah baya yang tegas namun anggun, sepasang mata merah terang mengawasi Raja Mimpi Buruk: "Perkembangan sihir selama ratusan tahun melalui Okultisme telah melampaui ribuan tahun Kekaisaran Sihir, Stanis, apakah kau masih ingin bertahan di jalan yang salah?"
Stanis terdiam sejenak sebelum berkata: "Berikan aku buku-buku Okultisme tingkatan lebih tinggi. Omong-omong, jangan yang muncul dalam mimpi anak itu, aku agak kewalahan..."
（Bagian ini selesai）
Bagian Kelima Bulan Merah Tua
