Gua itu suram dan gelap, hanya cahaya fluor samar dari luminesen ganggang yang bertebaran seperti bintang, hampir tak bisa melihat jari sendiri. Tapi Lucien memiliki darah Moonlight yang memberikannya penglihatan gelap. Selama masih ada sedikit cahaya, semuanya terlihat jelas.
Di dalam pupil gelap yang dalam, terpantul bayangan makhluk astral Anguis, seperti lilin yang telah habis mengucurkan air mata, bergoyang-goyang lalu akhirnya padam.
"Tuhan akan bangkit kembali?" Lucien mengulangi dengan suara suram dan penuh tekanan, ini adalah kenangan paling mendalam selain kemarahan yang tersimpan dalam diri Anguis.
Bersamaan dengan kalimat itu, perasaannya bergolak hebat dipenuhi rasa takzim beriman, serta getaran kegembiraan yang tak terbendung.
"Benarkah di kedalaman dunia mayat hidup telah terjadi perubahan... pertanda kehadiran sang abadi sejati yang akan bangkit?"
Lucien tentu tidak mengira "Tuhan" yang disebut Anguis adalah Tuhan Kebenaran dari Gereja, pastilah Ia adalah sesembahan para mayat hidup tingkat tinggi di dunia mayat hidup ini. Namun apakah "Tuhan" ini benar-benar dewa, atau entitas sejenis leluhur vampir Aetna, atau sekadar personifikasi simbolis dari perubahan di dunia mayat hidup, tetap menjadi misteri.
Tanpa kemampuan mengendalikan jiwa dan ingatan seperti Sang Penguasa Arwah, mustahil mendapatkan semua detail dari "otak" mayat hidup tingkat tinggi. Bahkan karena perbedaan tingkatan Lucien dengannya tidak terlalu jauh, ditambah ketidakmahiran dalam sihir bidang ini, ingatan yang sedikit lebih detail pun gagal dibaca. Satu-satunya kepastian adalah perubahan dahsyat memang terjadi di kedalaman dunia mayat hidup. Jika dibiarkan berkembang, hasil yang sangat buruk kemungkinan besar akan muncul di masa depan.
Perolehan intelijen ini menghilangkan sebagian besar kecurigaan Lucien terhadap Rhine. Namun terkait tugas ini, sikapnya tetap berusaha semampunya - jika tidak bisa ya tidak dipaksakan. Bagaimanapun dirinya hanya penyihir tingkat tinggi. Terlibat dalam peristiwa legenda yang bisa mengguncang dunia seperti ini terlalu berisiko. Jika bahayanya terlalu besar, lebih baik mengambil risiko melaporkan ke Majelis Parlemen Tertinggi. Dengan tujuh Arkanis Agung dan sebelas Penyihir Legendaris yang bertanggung jawab, tentu akan merasa lebih tenang.
“Mayat hidup tingkat tinggi ini ternyata adalah makhluk panggilan Felipe, heh, dia tak tahu keanehan dunia mayat hidup dan makhluk kontraknya...” Lucien menggelengkan kepala sambil tersenyum. Selain informasi "Tuhan akan bangkit kembali", kenangan paling mendalam Anguis adalah menertawakan kesombongan dan kebodohan Felipe, serta mengutuk mayat hidup tingkat tinggi lain bernama Alder agar dibersihkan total oleh Gereja Kebenaran dan dibunuh secara kejam oleh penyihir legenda.
Memikirkan ini, Lucien dalam hati menyeringai dingin, "Tangan Pucat Kehijauan rupanya benar-benar mengetahui keberadaan dunia mayat hidup, tapi mereka menyembunyikan intelijen ini. Ingin mengeksplorasi sendiri, sayangnya malah dimanfaatkan dan ditipu oleh para mayat hidup tingkat tinggi."
"Jika tugas kali ini gagal diselesaikan, berusahalah untuk memancing mayat hidup tingkat tinggi dari dunia mayat hidup yang tersembunyi di dalam Tangan Pucat Kehijauan, mengekspos keberadaan dunia aneh ini di hadapan anggota Majelis Sihir lainnya, sehingga membuka tabir misterinya. Hanya saja dengan cara ini, kita akan sangat menyinggung Sang Penguasa Arwah dan semi-dewa liche. Selagi masih ada jalan lain, lebih baik tidak mengambil risiko seperti ini."
Tentu saja, secara relatif cara ini jauh lebih aman dibandingkan Lucien langsung melapor ke Majelis Parlemen Tertinggi saat rapat berlangsung.
Tangan kanan perlahan mengepal, nyala api terang menyala tanpa suara di telapak tangan Lucien, menghanguskan sisa debu astral Anguis sepenuhnya. Kemudian Lucien membersihkan jejak pertempuran di sekitar dengan sangat teliti, agar tidak bisa dilacak oleh mayat hidup tingkat tinggi lain dari dunia mayat hidup.
Setelah semua ini, Lucien melanjutkan perjalanan menuju kedalaman bumi dengan bantuan navigasi dan pengawasan "mata sihir pengintai".
Dalam kegelapan yang dipenuhi kilauan kecil, Lucien berjalan selama lebih dari sepuluh menit melewati banyak persimpangan. Perlahan, udara mulai terasa lebih hangat, dan suara gemericik sungai bawah tanah mulai terdengar di telinganya.
Menyadari sudah mendekati kota bawah tanah kurcaci, Lucien semakin berhati-hati. Dengan penuh kewaspadaan, ia berbelok di persimpangan, dan pandangannya tiba-tiba terbuka lebar.
Terhampar sebuah saluran raksasa setinggi 7-8 meter dan selebar 20-30 meter. Lantai dan dindingnya dipenuhi batu besar kelabu, dengan pilar-pilar hitam pekat berdiri di tengah menyangga atap, membagi saluran menjadi tiga lorong. Sekilas, pemandangan megah ini memberi kesan menggemparkan. "Kurcaci ternyata mampu menggali terowongan sebesar ini di bawah tanah. Seperti apa lagi kota mereka?"
Menurut literatur sejarah, kurcaci zaman kuno sama sekali tidak menguasai sihir maupun memiliki garis keturunan darah yang kuat!
Luminesen ganggang tumbuh subur di permukaan tanah dan dinding kedua sisi, memantulkan cahaya hijau redup di sepanjang saluran. Nuansa suram dan mistis terasa, seolah-olah mayat atau hantu bisa muncul tiba-tiba dari balik kabut yang samar-samar.
Setelah memastikan keamanan dengan Mata Pengintai Sihir, Lucien melangkah masuk. Derap langkah kakinya yang halus namun jelas bergema di saluran kosong: tek... tek... tek..., menciptakan kesan kesepian yang mencekam.
Dengan mengendalikan raganya, Lucien meningkatkan kecepatan. Langkah kakinya menghilang saat ia melesat cepat, tetap berada dalam jangkauan pengamatan Mata Pengintai.
Di kedua sisi saluran terpasang rel logam hitam, mungkin untuk kereta pengangkut barang. Lucien menyusuri rel tersebut dengan gesit, dan segera melihat titik terang di ujung saluran.
Lucien tidak sadar memperlambat langkahnya, siaga penuh kewaspadaan. Dari informasi yang diterima mata sihir pengintai, terlihat di depan terdapat kompleks bangunan senyap nan mati, berdiri di dalam gua raksasa yang dimodifikasi secara buatan.
Tebing batu atau pilar yang sengaja dibiarkan untuk menopang langit-langit gua secara alami membagi ruang ini menjadi lebih dari sepuluh blok kota. Rumah-rumah batu tinggi menjulang itu ada yang roboh, ada pula yang dipenuhi rerumputan liar, memandangi jalanan yang tak ada tuan berjalan selama ribuan tahun.
Yang membuat deg-degan adalah jaringan pipa logam yang menyambungkan rumah-rumah batu ini. Pipa-pipa itu menyembul dari berbagai sudut bangunan, bertemu di pipa raksasa di langit-langit gua, lalu membentang ke atas struktur tinggi berhias menara-menara cerobong asap, sebelum akhirnya menancap ke atap gua dan menghilang entah ke mana.
Berjalan di jalanan yang sunyi dan dingin, Lucien sesekali melihat benda logam familiar seperti bantalan, pegas, piston, roda gigi muncul di tanah, seolah kembali ke Bumi dan memasuki pabrik mesin.
Kilatan cahaya lemah terlihat di semak hitam depan. Lucien membungkuk seperti arkeolog dan mengambilnya - senapan uap raksasa sebesar peluncur roket. Struktur roda gigi yang sudah berkarat dan terkorosi masih menunjukkan kompleksitasnya, terhubung dengan ransel uap bertekanan tinggi baja setinggi separuh badan manusia.
Membelai laras senapan yang dingin namun hampir patah karena karat, Lucien menghela napas pelan. Ini mewakili lenyapnya peradaban kuno.
Sebelum manusia berkembang, para kurcaci yang ahli kerajinan telah menciptakan berbagai mesin uap, membangun peradaban uap yang gemilang.
Dibandingkan dengan postur tubuh mereka yang kecil, kapal udara yang bahkan satu unit saja sudah terlihat menutupi langit, kapal uap yang berlayar di Selat Badai dan Lautan Tak Bertepi, meriam mengerikan yang bisa memuat beberapa orang, berbagai senapan uap bertenaga tinggi, pabrik peleburan Baja dan manufaktur mesin yang terus-menerus menyemburkan asap hitam bagai monster - semuanya berukuran raksasa, seolah dibuat khusus untuk para Naga.
Kurcaci tidak memiliki bimbingan teori yang mendalam, hanya mengandalkan bakat pembuatan logam dan akumulasi pengalaman, mereka secara ajaib perlahan mengembangkan peradaban uap. Mereka menguasai ilmu penempaan dan perancangan mesin, bahkan kereta api uap sihir yang ditingkatkan oleh ahli alkimia legenda Klaus, serta kapal udara yang digunakan Gereja dan Majelis Sihir - sebagian strukturnya mengacu pada warisan kurcaci. Hanya saja digerakkan oleh kekuatan sihir dan ilahi, mengubah kapal udara dan kereta uap raksasa menjadi ukuran normal yang lebih praktis dan murah.
Sayangnya, peradaban ini telah punah. Jika bukan karena catatan di Perpustakaan Okultisme dan Sihir Tinggi, Lucien sama sekali tidak akan mengetahuinya. Bahkan Lazare, penyihir berpengetahuan luas yang tumbuh di Majelis Sihir, tidak pernah mendengarnya. Dia mengira manusia adalah penemu pertama kereta api uap untuk pengangkutan barang. Meskipun sebenarnya kereta api uap sihir memang pertama kali diciptakan oleh Klaus.
Karena tidak ada sosok seperti Douglas yang berani mengajukan pertanyaan yang mengguncang, perkembangan penemuan teknologi uap para kurcaci mandek pada tahap tertentu. Ekspansi periodik makhluk sihir dari Pegunungan Kegelapan memberikan pelajaran berdarah bagi mereka - makhluk tingkat tinggi mengerikan ini sama sekali berbeda konsep dengan makhluk sihir tingkat rendah-menengah yang biasa mereka tindas. Senapan uap, kapal perang raksasa, dan meriam besar tidak mampu melawan. Dalam waktu kurang dari dua dekade, peradaban uap yang pernah cemerlang itu terpaksa mundur ke bawah tanah.
Namun lingkungan bawah tanah tidak cocok untuk perkembangan peradaban uap. Ditambah dengan keberadaan banyak monster dan pemburu, setelah melewati era kekuasaan Naga, peradaban alam Elf, kebangkitan manusia serigala, sekitar awal era Kekaisaran Sihir Kuno, peradaban uap pun benar-benar punah. Hanya sisa-sisa kurcaci di permukaan yang melalui modifikasi para Penyihir Gelap gila, memperoleh kekuatan darah dan energi spiritual, kemudian membangun kembali kerajaan.
Namun dibandingkan dengan peradaban kurcaci masa lalu, mereka telah berbeda secara fundamental, meski sama-sama mahir dalam peleburan logam dan mudah melahirkan maestro alkimia.
"Tanpa kekuatan untuk menjaga peradaban sendiri, hanya bisa punah dalam arus sejarah. Selain penyihir berilmu, vampir abadi, naga, siapa yang masih ingat?" Lucien berdesah pelan dengan perasaan kompleks.
Air Sungai Sejarah tampak jernih, namun di balik permukaannya, tak terhitung peradaban gemilang dan orang penting yang pernah berkuasa tenggelam dilupakan.
Meletakkan senapan uap besar, Lucien melanjutkan perjalanan sambil sesekali membungkuk mengumpulkan peninggalan peradaban yang hilang ini. Ada koin perak bergambar palu dan roda gigi aneh, buku-buku kurcaci berdebu hampir membusuk seperti 《Ilmu Tempa Mekanis Dasar》, 《Metode Pembuatan Senapan Uap》, 《Analisis Beberapa Mesin Uap》, 《Diagram Kapal Mesin Uap》 yang berserakan di tanah, juga berbagai ciptaan mekanik bergaya unik.
"Untung literasi kurcaci terpelihara dengan baik, bahasa Kurcaci modern masih mirip dengan tulisan ini." Lucien membalik beberapa buku lalu menyimpannya ke perpustakaan jiwa sesuai kebiasaan.
Setelah berjalan beberapa menit di "peradaban yang hilang", Lucien melihat sebuah "golem" logam raksasa tergeletak di tanah bersandar pada bangunan pabrik tinggi. Ia berhenti dan mulai mengamati struktur mekanik internal yang terbuka.
"Golem", pengharapan terakhir peradaban uap kaum kurcaci.
Mereka ingin menciptakan senjata perang kuat ini untuk mengalahkan makhluk sihir yang mengerikan, sayangnya golem yang lambat tak sesuai harapan dan kalah telak, justru memberi inspirasi bagi para Penyihir Gelap kemudian untuk mengembangkan berbagai jenis golem kuat.
Tiba-tiba, suara melengking mengirimkan umpan balik ke jiwa Lucien, bola kristal di telapak tangan langsung meredup di satu bagian.
Sebuah Mata Pengintai Sihir telah dikalahkan!
Wuu... wuuu! Teriakan pilu bagai tangisan bergema, disusul derap langkah kaki yang padat hingga meremangkan bulu kuduk dari kejauhan.
Lucien mengangkat kepala, melihat sekumpulan tentakel pucat kehijauan sebesar lengan menjulur dari pabrik di kejauhan, kemudian seekor monster menjijikkan merayap keluar.
Bagian atas tubuhnya menyerupai wanita tua gemuk yang buruk rupa, kedua mata kecil seperti celah memancarkan kilatan mengerikan. Payudara besar yang telanjang dipenuhi mata hitam-putih yang rapat, sementara bagian bawah tubuhnya seperti gurita putih dengan tentakel-tentakel berpenghisap.
"Sang Induk Sarang"!
Inilah "Sang Induk Sarang" yang mengerikan dan menjijikkan.
Seekor saja bisa menghasilkan ribuan iblis merosot. Tanpa persediaan makanan cukup, iblis-iblis itu akan saling kanibal atau merambah ke tanah.
Di bawah panggilannya, gerombolan iblis merosot seperti air pasang mengalir dari segala penjuru, jumlahnya tak terhitung lagi. Banyak di antaranya penembak jarak jauh dan penyihir gelap berbakat.
Lucien mengangkat tangan kanan, mengusap lencana di dadanya. Seketika aura kristal menyebar samar-samar, cepat berkembang hingga radius lima ratus meter.
Badai salju mengerikan menerjang, tubuh setiap makhluk jahat yang merosot membeku dalam lapisan es, lalu hancur berkeping-keping bagai patung es yang dihempas angin kencang.
Panah tulang yang ditembakkan dari kejauhan langsung membeku dalam lapisan demi lapisan es begitu memasuki jangkauan aura es, jatuh tak berdaya ke tanah.
Peluru sihir, jaring laba-laba, sinar, dan mantra lainnya yang dilancarkan langsung hancur diterjang badai salju atau melenceng akibat interferensi.
Lucien melesat cepat ke depan, aura es berpindah mengikuti larian kencangnya. Bangunan tinggi kurcaci membeku tertutup es, barisan makhluk jahat merosot berjatuhan seperti rumput diterpa angin kencang.
Sang Induk Sarang menyadari sesuatu yang salah, tentakel-tentakelnya merayap dan melompat. Dari ribuan mata hitam-putihnya menyembur cairan asam, jaring laba-laba, dan kabut pekat.
"Tapi begitu kekuatan supernatural ini memasuki area aura es, mereka langsung membeku dan jatuh ke tanah, hancur menjadi serbuk."
Beberapa detik kemudian, Lucien menyusul Sang Induk. Gerakannya langsung melambat seolah tentakelnya membeku menjadi balok es.
Bersamaan dengan efek badai salju, tubuhnya mulai retak-retak membeku. Cairan hitam yang mengalir langsung berubah menjadi es.
Krack! Tiga puluh detik kemudian, Sang Induk yang berjuang mati-matian akhirnya hancur total.
Saat Lucien berhenti berlari dan efek aura es menghilang, seluruh kota kurcaci telah dipenuhi oleh hamparan es hitam-putih. Kembali sunyi senyap dan kosong melompong.
"Efek bersih-bersih sihir ini memang luar biasa, tapi terlalu mudah melukai rekan sendiri tidak sengaja." Lucien mengangguk kecil lalu menggeleng.
※※※
Setelah mencari lebih dari sepuluh menit, akhirnya Lucien menemukan titik nodal ruang di sebuah aula kota kurcaci.
Ia ternyata merupakan retakan ruang yang terdistorsi, dikelilingi oleh barang-barang yang dipersiapkan secara buruk oleh kurcaci, menyerupai Formasi Sihir maupun altar.
"Tampaknya di akhir peradaban uap, kurcaci mulai belajar dari makhluk sihir seperti manusia, namun efeknya tidak signifikan karena pengaruh 'inersia'." Lucien kembali menghela nafas, menyaksikan kemerosotan peradaban selalu menimbulkan perasaan kompleks bagi seorang Ahli Sihir Oskur yang berilmu.
Setelah memeriksa formasi sihir yang buruk ini, Lucien mengeluarkan material dan menggambar ulang sambil merasa khawatir: "Apakah menggunakan formasi sihir seperti ini untuk memasuki dimensi alternatif akan membuatku tersesat dalam pusaran ruang?"
Seperti dimensi alternatif yang dikuasai Majelis Sihir, area sekitar nodal dilengkapi dengan sihir sembilan cincin "Gerbang Antar-Dimensi" untuk memfasilitasi transportasi massal yang stabil. Bahkan formasi teleportasi nodal yang menggunakan celah ruang paling sederhana minimal bertingkat menengah. Melihat formasi sihir buruk yang tampak bertingkat rendah ini, wajar jika Lucien merasa cemas.
Setelah mempelajari dengan serius dan memastikan celah ruang ini stabil, Lucien mengeluarkan material sendiri untuk menyusun ulang teleportasi sambil bersyukur telah mengantisipasi skenario terburuk ini.
Proses persiapan ini memakan waktu hingga tiga hari. Lucien berdiri untuk meregangkan badan, lalu melapisi dirinya dengan berlapis pertahanan. Mengingat ketidakpastian kondisi di sisi tujuan—terutama karena Rhine sudah tidak menggunakan node ini selama ratusan tahun—ia harus ekstra waspada.
Dengan persiapan matang, Lucien melangkah masuk ke dimensi alternatif yang pernah dikuasai kurcaci lalu ditaklukkan vampir ini—"Dataran Malam"!
