Dari kejauhan, Lucien mengamati Kastil Kuno Pengamat yang menjulang seperti elang hitam di tepi tebing. Ia tak berani mendekat terlalu jauh. Tanpa topeng transformasi, dirinya mudah dikenali oleh Pangeran Dracula sebagai penyihir yang pernah diperhatikan di makam Sphinx. Jika itu terjadi, mustahil sang Pangeran tak menaruh kecurigaan:
Rhine menghilang di gurun selatan Kekaisaran Gustav. Dalam pencariannya, Lucien justru menemukan seorang penyihir tingkat tinggi yang mencurigakan, membawa benda-benda buatan Arkanis Agung. Kini penyihir itu muncul lagi di sekitar Kastil Kuno Pengamat. Kecuali otak Dracula sudah membatu dan membusuk dimakan waktu, mustahil ia percaya tak ada hubungan antara kedua peristiwa ini.
Mengeluarkan arloji saku, Lucien kembali memastikan waktu. Ia memberi diri mantra kekuatan seperti Kekuatan Brutal, meminum sisa ramuan terakhir, lalu menggenggam erat "Keadilan Pucat" di tangannya. Mengandalkan kemampuan legenda pedang ini melawan energi jahat, ia merasakan aktivitas di sekitar kastil menggunakan indra. Monokel di matanya juga diaktifkan - jika terjadi keadaan darurat, Natasha akan segera menghubunginya.
Sebenarnya Lucien bisa bertindak sendiri tanpa bantuan Natasha. Namun masalah jarak dan perhitungan waktu akan sangat rumit. Jika terlalu jauh: mantra kontrolnya takkan efektif, waktu tiba di Kastil Kuno Pengamat sulit diprediksi. Bisa saja Dracula sudah menyingkirkan kemungkinan kemunculan Rhine di Dataran Malam sebelum mereka kembali. Jika terlalu dekat: waktu perjalanan Dracula bolak-balik akan sangat singkat. Bisa jadi ia belum mencapai gerbang kastil, sang Pangeran Vampir sudah menyelesaikan perjalanan dan menangkap si pemakai topeng transformasi palsu.
“Waktu lima menit seharusnya cukup untuk Viscount Hazers melapor ke Pangeran Dracula. Dia kan keturunan Dracula.”
Lucien memasukkan arloji saku kembali ke kantong dalam jubah sihirnya, menghitung waktu dalam hati. Salah satu alasan memilih Viscount Hazers adalah karena dia termasuk keturunan favorit Pangeran Dracula. Kalau tidak, masih ada beberapa vampir tingkat menengah di provinsi sekitar Benteng Utara, mengapa harus memilihnya?
Mengenai keselamatan Natasha, karena dia sudah berjanji tidak akan mengambil risiko, Lucien memilih percaya dia tidak akan ceroboh atau terburu nafsu. Tidak ada keraguan sama sekali, ini berasal dari kepercayaan timbal balik.
Detik demi detik berlalu. Saat hitungan dalam hati Lucien mencapai tiga menit lima puluh enam detik, "Keadilan Pucat" tiba-tiba bergetar halus, seolah bertemu musuh paling menakutkan.
Melaluinya, Lucien merasakan kekuatan lemah namun sangat jahat yang muncul sekejap di sekitar Kastil Kuno Pengamat di tepi tebing. Kekuatan itu seolah teranyam dari kegelapan murni ekstrem dan tenaga maut yang saling bertautan.
Menahan napas tanpa bergerak, Lucien mulai menghitung mundur waktu.
“Sepuluh, sembilan, delapan...”
Kastil Kuno Pengamat yang seakan selalu diselimuti kegelapan tampak seperti kehilangan lapisan tipis debu, menciptakan ilusi transparansi samar. Tubuh Lucien memancarkan kilatan cahaya redup yang sulit terlihat, mengaktifkan "Pertumbuhan Akselerasi" pada dirinya.
“...Lima, empat, tiga...”
Angin malam berhembus, hanya suara-suara kecil dari beberapa makhluk kegelapan yang sering berkeliaran di sini. Lucien mengambil botol ramuan peningkatan kecepatan terbang dan meneguknya.
“Dua, satu.”
Ketika hitungan mencapai satu, Lucien membuang semua ketakutan, kekhawatiran, dan keraguan, melesat seperti peluru meriam menuju Kastil Kuno Pengamat.
Angin menderu menghantam wajah, Hutan Gelap di bawah kaki dengan cepat menjauh, banyak makhluk sihir tercengang mengalihkan perhatian ke langit.
Sekarang, hanya dengan bergerak maju secara tegas, kita bisa merebut kesempatan dan meraih keamanan!
Menerobos lapisan-lapisan angin yang menghalangi, sebelum semua makhluk sempat menyadari, Lucien telah mendarat di pintu gerbang Kastil Kuno Pengamat.
"Cilhami." Mantra yang telah dipersiapkan lama meluncur dari bibirnya.
Dari kegelapan di sekeliling, tiba-tiba muncul ribuan kelelawar merah menyala seukuran tinju, menerjang Lucien di pintu gerbak seperti air bah.
Pangeran Dracula meski telah pergi, tak lupa meninggalkan proyeksi kelelawar penghisap darah di sekitar Kastil Kuno Pengamat.
Bagi dia yang mampu mematerialisasi sebagian hal dari mimpi, makhluk-makhluk ini bagaikan kelelawar sungguhan dengan kemampuan vigilans, penginderaan, dan serangan yang luar biasa!
Dalam penerbangan, kawanan kelelawar penghisap darah yang padat mengeluarkan suara tak kasatmata yang menyatu menjadi gelombang memusingkan.
"Selamat datang, tamu terhormat." Makhluk alkimia Mihalic mengeluarkan suara bergema, gerbang membuka dengan tenang seolah tak melihat situasi berbahaya di depan kastil.
Lucien mencengkeram erat Keadilan Pucat, memanfaatkan kemampuannya menangkal kondisi negatif seperti Amuk, Pesona, dan Ketidakberdayaan, bertahan dari pusing yang seolah berasal dari kedalaman jiwa, lalu menerjang ke celah gerbang yang terbuka.
Tenaga dan kecepatan yang ditingkatkan melalui bantuan ramuan, sihir, dan benda-benda magis menciptakan kesenjangan besar dengan keseimbangan dan refleks. Lucien pun tersandung-sandung dan merangkak masuk ke balik gerbang, sementara kawanan kelelawar penghisap darah dengan ganas dan berani menerjang tepian gerbang. Saat itu, suara berat Mihalic bergema:
"Serangan musuh, aktifkan lapisan pertahanan pertama."
Kilatan-kilatan hitam bagai kilat melompat-lompat di dinding dan gerbang kastil. Setiap kelelawar penghisap darah yang menyentuhnya berubah menjadi debu, namun mereka terus menyerbu tanpa takut mati secara bertubi-tubi.
Lucien bangkit, mengembalikan Keadilan Pucat, melepaskan sihir penguatan tenaga dari dirinya, mempertahankan keseimbangan terakhir, lalu melesat ke aula sambil melafalkan mantra.
Pada saat ini, meskipun melalui proyeksi mengetahui ada yang menyusup ke Kastil Kuno Pengamat, pilihan Pangeran Dracula tidak akan diragukan lagi. Pasti akan menuju Provinsi Tilan tempat Rhine muncul, karena yang masuk ke kastil bukanlah Rhine!
Siapa yang lebih penting, siapa tujuan utamanya? Dia tidak akan bimbang, sama sekali tidak akan ragu!
Lucien yang keseimbangannya sedikit pulih, melesat melewati hamparan bunga merah menyala yang surut seperti air pasang. Terhadap serangga bunga mengerikan dan Pohon Sihir Merah Darah yang dulu membuatnya waspada dan takut, kini diabaikan sama sekali. Matanya hanya tertuju pada pintu aula.
Aroma manis yang mematikan dinetralisir oleh Sabuk Kesehatan. Pandangan mengerikan kehilangan sasaran karena fokus mutlak Lucien. Hanya terlihat bayangan samar yang berlari lurus dalam garis hampir mencapai pintu aula.
“Cilhami.” Setelah mengucapkan mantra kembali, Lucien merasakan belasan detik yang singkat ini seolah seumur hidup. Tenaga di seluruh ototnya hampir terkuras habis, kelelahan yang tak tertahankan membanjiri hatinya.
Saat Lucien mengeluarkan ramuan "Hutan Congus" dan meminumnya untuk Penghilangan kelelahan, makhluk alkimia Mihalic kembali berbicara dengan suaranya yang bergemuruh: "Selamat datang, tamu terhormat. Kecuali inti kendali, ruang energi, dan Lapisan Terbawah gudang harta, semua area terbuka bagi Anda selama memiliki mantra pembuka."
Lucien tidak bersantai, mengucapkan mantra rahasia yang diberikan Rhine.
"Silakan berikan perintah apa pun, tamu terhormat." Suara Mihalic menjadi ramah, menjawab dengan tegas, "Selain tidak bisa membuka inti kendali dan Lapisan Terbawah gudang harta, aku akan mematuhi perintah Anda seperti mendengarkan perintah tuan."
“Baik, aktifkan semua formasi pertahanan kastil, naikkan tingkat kewaspadaan ke maksimal. Kecuali Tuan Rhine, siapa pun dilarang masuk.” Perintah Lucien dengan tempo bicara sangat cepat. Dalam situasi seperti ini, waktu adalah nyawa!
Ah? Mihalic mengeluarkan teriakan kaget seperti manusia, sepertinya menyadari telah menghadapi hal berbahaya. Kemudian dia menjawab dengan serius: “Perintah Anda akan dipatuhi.”
Kilat hitam yang sebelumnya melompat-lompat di sekitar Kastil Kuno Pengamat lenyap, menyatu dengan kubah cahaya transparan yang tiba-tiba muncul. Kubah ini terhubung dengan kastil melalui struktur rumit, bagaikan perpanjangan dari bangunan kastil itu sendiri.
Berbagai makhluk mengerikan di Taman Sihir menghilang. Pohon Sihir Merah Darah pun lenyap. Segala sesuatu di belakang Lucien tenggelam dalam gelap pekat.
Beberapa detik kemudian, Mihalic berkata: “Semua formasi pertahanan telah aktif, tingkat kewaspadaan 'Legenda'. Ada perintah lain?”
Baru pada saat ini, Lucien sedikit lega. Bahkan jika Pangeran Dracula kembali, dia harus menghancurkan Kastil Kuno Pengamat terlebih dahulu untuk menyerangku. Sebuah kastil yang telah mengumpulkan kekuatan legenda selama bertahun-tahun, meski tanpa tuan, setidaknya bisa bertahan beberapa menit di bawah kendali makhluk alkimia, bukan?
"Nyalakan semua lampu di kastil." Lucien terus memberikan perintah.
"Siap." Suara bergema Mihalic semakin serius, seolah memahami makna di balik perintah menyalakan semua lampu.
Makhluk-makhluk yang bersembunyi di bawah tebing tiba-tiba melihat titik cahaya menyala di puncak menara kastil yang selalu diselimuti kegelapan. Cahaya itu seakan mampu menembus kegelapan pekat, menerangi sekitarnya dengan terang benderang.
"Apa ini?" Makhluk-makhluk kegelapan yang telah berkeliaran di sini selama bertahun-tahun belum pernah melihat kastil ini bercahaya.
Tapi kebingungan mereka baru saja muncul, satu per satu cahaya mulai bersinar dari setiap ruangan di kastil. Dalam hitungan belasan detik, seluruh kastil menjadi terang benderang dan berkilauan memesona. Kegelapan abadi yang tak pernah sirna pun menghilang sepenuhnya, memperlihatkan setiap detail kontur kastil tanpa tersisa.
Tanpa selimut kegelapan, cahaya bulan perak langsung menyinari Kastil Kuno Pengamat. Setelah diwarnai oleh cahaya lampu dan dipantulkan dinding serta kaca, terbentuklah lingkaran cahaya keperakan yang jernih di depan aula, memancarkan aura ketenangan yang dingin menyegarkan.
"Lakukan penyamaran tingkat tertinggi untuk penampilanku, ubah menjadi Tuan Rhine." Lucien kembali memberi perintah pada Mihalic. Ia tak ingin menjadi target Pangeran Dracula karena urusan ini. Dengan isolasi formasi pertahanan dan penyamaran makhluk alkimia kastil, mustahil Dracula bisa memastikan aura maupun esensi jiwanya kecuali berhasil meruntuhkan pertahanan.
“Ya.” Seiring jawaban Mihalic, segumpal gas kegelapan jatuh di atas kepala Lucien, menutupinya sepenuhnya.
Setelah kegelapan menghilang, Lucien telah berubah wujud menjadi persis seperti Rhine.
Kemudian, Lucien buru-buru berdiri di dalam lingkaran cahaya keperakan yang jernih itu, muncul perasaan aneh yang tak bisa dijelaskan.
Baru saja Lucien hendak melafalkan mantra pemanggilan mistis yang diajarkan Rhine, tiba-tiba sekelilingnya menjadi gelap gulita. Seolah langit ditutupi bayangan raksasa, bahkan cahaya bulan perak pun terhalang!
"Serangga sialan, aku akan melahapmu!" Suara menggeram penuh amarah menggema. Semua pohon di hutan purba sekitar patah berantakan. Makhluk-makhluk kegelapan meledak berturut-turut seperti petasan, sementara lapisan pertahanan terluar kastil berderit-derit tertekan.
Pangeran Dracula ternyata kembali lebih cepat dari perkiraan Lucien!
"Apakah Natasha baik-baik saja di sana?"
"Dia menghalangi bulan perak, bisakah ritual pemanggilan tetap diselesaikan?"
Dua niat ini muncul bersamaan dalam hati Lucien.
