Setelah melakukan lompatan ruang ke bukit kecil dekat Alin, Lucien segera mengeluarkan bola kristal. Di bawah langit kelam dimana bintang-bintang telah memudar dan bulan perak mulai terbenam, dia mulai mempraktikkan Astrologi.
Bola kristal menjadi gelap dan dalam, satu per satu bintang-bintang menyala. Ketika melihat Bintang Takdir yang mewakili Natasha masih bersinar terang, Lucien akhirnya menarik napas lega - syukurlah tidak terjadi apa-apa!
Setelah merasa lega, Lucien baru sempat menatap ke timur, menyaksikan matahari jingga kemerahan perlahan terbit, menerangi hamparan awan.
"Sebenarnya, perbedaan waktu antara Pegunungan Kegelapan dan Alin saja sudah cukup membuktikan bahwa dunia material utama berbentuk bulat, apalagi dengan adanya garis horizon dan cakrawala..." Pikiran ini tiba-tiba muncul di benak Lucien.
Setelah menggunakan gulungan perkamus sebelumnya, Lucien telah memastikan dari Guru Storm Master bahwa teleportasi ruang hanya membutuhkan setengah jam. Dengan membandingkan kondisi Pegunungan Kegelapan yang masih diterangi bulan perak di tengah malam, dan Alin dimana bulan perak baru saja terbenam, tidak sulit menyimpulkan masalah perbedaan waktu ini.
Karena alasan-alasan inilah para Ahli Sihir Oskur tidak pernah meragukan sistem pergerakan benda langit Douglas.
"Tapi mengapa setelah terbang ke angkasa luar, kita tidak bisa mengamati alam semesta maupun menemukan planet-planet?"
Lucien menggelengkan kepala, mengusir pertanyaan yang telah menghantui Majelis Sihir selama bertahun-tahun itu dari pikirannya. Ia kemudian melayang ke udara dan terbang menuju Alin.
Mendarat di pinggiran Alin, Lucien bahkan tidak pulang ke rumah, langsung memberikan Pertumbuhan Akselerasi pada dirinya sendiri, memaksimalkan kemampuan darah Moonlight, meninggalkan bayangan samar, berlari kencang ke Menara Sihir Markas Besar Dewan Sihir, menaiki lift vertikal, dan menerobos masuk ke ruang baca guru Fernando.
Fernando masih mengenakan jubah sihir merah segar, sedang memegang buku sihir sambil menjelaskan kesulitan mantra pada Alfres yang mencengkeram pena besar dengan cakarnya.
Alfres yang mengecil berjongkok di tanah, sedikit lebih tinggi dari meja, dengan pose yang cukup nyaman, belajar dengan fokus intens yang belum pernah Lucien lihat sebelumnya.
"Kau kembali... Apakah kejadian sebelum fajar terkait denganmu?" Begitu Lucien memasuki menara sihir, Fernando langsung mengetahui kepulangannya. Hanya beberapa menit setelah perubahan Bulan Merah Tua terjadi, Lucien sudah kembali ke Dewan Sihir. Jika ada yang berani menyangkal hubungan antara keduanya, Fernando pasti akan menggerami wajahnya dengan air liur.
"Ya, aku memanggil Dewa Bulan Perak Aetna untuk membantu seorang teman keluar dari kesulitan, namun mengalami gangguan dari Pangeran Vampir Dracula yang menyebabkan perubahan tak terduga. Aku benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di akhir." Lucien mengatakan kebenaran sepenuhnya, hanya menyembunyikan informasi tentang dunia mayat hidup.
Dengan demikian, seolah-olah salah satu vampir generasi pertama berhasil dijebak oleh Pangeran Dracula, lalu meminta Lucien untuk memanggil Dewa Bulan Perak guna membuka segel. Siapa sangka di balik Dracula tersembunyi entitas misterius yang mampu menyaingi leluhur bangsa vampir, memicu perubahan yang tak terbayangkan.
Sejujurnya, Lucien memang tidak mengetahui detail kejadian saat itu. Ia hanya bisa menduga-duga berdasarkan pemahamannya tentang dunia mayat hidup. Narasi yang 90% benar dengan 10% penyembunyian ini justru paling efektif untuk mengaburkan fakta tanpa meninggalkan celah.
Tentu saja, ini juga perlu mengambil sedikit risiko. Jika bukan karena keributan besar dan fenomena luar biasa yang terjadi kali ini, serta penggunaan gulungan perkamen lompat ruang yang memanfaatkan semiplanar Storm Master, dia pasti bisa menurunkan rumus terbalik bahwa saya saat itu berada di Pegunungan Kegelapan. Lucien yang memiliki karakteristik Sang Pengelabu Takdir, mana perlu repot-repot mencari alasan seperti ini.
Namun setelah mengalami kejadian sebelumnya, Lucien merasa sang Guru masih layak dipercaya. Bahkan jika rahasia dunia mayat hidup terungkap olehnya, dirinya seharusnya tidak akan dihabisi.
Ketika menghadapi urusan serius, Fernando selalu bersikap khidmat dan pemarah. Saat ini dia mengetuk meja dengan lembut sambil berkata: "Yang terperangkap adalah Pangeran Pengamat Mata Perak, bukan? Hanya dia yang bisa memanggil Dewa Bulan Perak Aetna. Hmm, sebenarnya ini kesempatan yang cukup bagus untukmu. Saat Aetna turun ke dunia, kau pasti sempat terpengaruh secara singkat oleh-Nya, dan melihat alam semesta dari perspektif tempat Dia berada. Ini adalah sudut pandang yang tidak bisa diberikan orang lain, bagaimanapun juga Dia adalah eksistensi yang paling dekat dengan 'kenyataan', serta target penelitian yang sulit dihindari oleh setiap Arkanis Agung dalam pengembangan ke depan. Pengalaman seperti ini mungkin belum terasa berarti bagimu sekarang, tapi ketika kau berkesempatan memasuki bidang legendaris nanti, ini akan menjadi kekayaan yang tak ternilai."
Dibandingkan dengan siapa sebenarnya sosok misterius di "balik" Dracula, apa yang diwakili oleh hitam-putih-abu yang membeku dan ilusi, di mana lokasi dimensi alternatif tempat kedua pihak terluka dan jatuh, Fernando si Arkanis Agung yang mengejar kebenaran mutlak dan kenyataan lebih tertarik pada perspektif unik yang dirasakan Lucien saat Dewa Bulan Perak turun ke dunia.
Lucien tidak menyembunyikan apa pun karena saat itu dirinya juga bingung. Mendapatkan referensi dari sang Guru mungkin bisa dikonversi menjadi akumulasi pengetahuan dan pengembangan dunia kognitif: "Ini seperti perspektif jiwa yang terangkat tinggi lalu memandangi segala sesuatu dari atas, dan sepertinya melihat banyak tayangan kabur yang sulit dijelaskan, seperti gambaran berbagai kemungkinan perkembangan..."
Saat hendak diucapkan, Lucien baru menyadari bahwa pengalaman sensasi itu terlalu kabur dan rumit. Mustahil menjelaskannya dengan kata-kata, hanya sisa-sisa kesan baik yang tertinggal di otak.
"Peningkatan perspektif, memandangi, kemungkinan perkembangan..." Alis Fernando berkerut, dengan dugaan yang kurang pasti, "Ada kabar bahwa saat mendekati 'kebenaran mutlak' atau apa yang orang sebut 'Tuhan', akan terjadi peningkatan esensial yang memungkinkan melihat orbit takdir dari sudut pandang berbeda secara langsung. Tapi sepertinya tidak mirip... Tidak... Lucien, hasil ini adalah milikmu sendiri. Baru setelah kau naik ke tingkat legenda dan menghadapi tantangan serupa, kesan samar ini akan menyatu dengan masalah konkret menjadi jelas."
Jelas, dia juga tidak menemukan banyak hal bernilai dari ini.
Sebelum Lucien menjawab, Fernando menghilangkan keseriusannya dan menunjukkan senyum mesum yang tidak pantas: "Ngomong-ngomong, kami harus berterima kasih padamu. Kalau bukan karena campur tanganmu, bagaimana mungkin Dewi Bulan Perak dan entitas mistis itu bisa sama-sama terluka dan terjatuh? Begitu kami menemukan Dimensi alternatif tak dikenal tempat mereka terhempas terakhir, kita punya harapan besar untuk mengumpulkan 'material berharga' sebelum mereka pulih dan bangun. Ini akan mengisi kekosongan dalam bidang penelitian kita dengan 'data' paling berharga. Lucien, kau benar-benar bintang keberuntungan Dewan Sihir."
Ternyata benar, setiap Ahli Sihir Oskur tingkat tinggi adalah maniak penelitian - Arkanis Agung adalah perwujudan sempurnanya. Lucien menyadari kesadarannya masih jauh tertinggal dari mereka, sampai-sampai tidak terpikir ke arah itu.
"Guru, kira-kira kapan dimensi alternatif tak dikenal itu bisa ditemukan?" Tanpa disadari, nada bicara Lucien mulai dipenuhi semangat gairah penelitian.
“Dalam kondisi mengetahui keberadaannya secara pasti dan memiliki kesan visual samar, penggunaan astrologi untuk mencari kemungkinan membutuhkan waktu sekitar tiga hingga sepuluh tahun.”
“Parlemen pasti akan menginvestasikan sumber daya manusia dan material besar-besaran dalam hal ini, karena fenomena anomali itu tidak hanya disaksikan oleh kita, tapi juga petarung kuat dari organisasi seperti Gereja Selatan, Gereja Utara, Dewan Kegelapan, dan lainnya. Mengingat ini menyangkut misteri kemajuan lebih lanjut bagi legenda puncak, yakinlah mereka semua akan beraksi gila-gilaan. Siapa yang menemukan lebih dulu akan menguasai posisi menguntungkan.”
Fernando memberikan penjelasan umum pada Lucien, “Kamu tidak perlu memusingkan hal ini. Kemampuan astrologimu masih jauh tertinggal! Ketika dimensi alternatif itu ditemukan, aku akan mengajukan permohonan ke Majelis Parlemen Tertinggi untuk melakukan eksplorasi. Jika kalian mau, ikutlah denganku nanti.”
Tanpa ampun dia menghantam pencapaian Lucien dalam sihir astral.
“Ngomong-ngomong, untuk apa buru-buru datang ke sini?” tanya Fernando setelah selesai, dengan nada penuh kebingungan.
Lucien baru teringat tujuan aslinya, tersenyum dengan sedikit usaha merayu: "Guru, aku ingin meminjam semiplanar Anda untuk berpindah ke Kadipaten Viorate."
"Bukankah kau baru saja kembali?" Fernando yang biasanya sangat percaya diri kini tampak bingung dengan logika muridnya.
Lucien buru-buru menjelaskan: "Kali ini aku meminta bantuan teman untuk mengalihkan perhatian Pangeran Dracula. Meski sudah memastikan keamanannya lewat Astrologi, lebih baik kami bertemu langsung. Bagaimanapun, Pangeran Dracula juga ahli dalam kutukan dan mimpi buruk."
"Dia? Gadis kecil keluarga Heatherway?" Fernando yang mengetahui kedekatan Lucien dengan Natasha mengangguk ringan, "Perlu kujemput pulang nanti?"
"Tentu saja." Tiba-tiba Lucien mengalami halusinasi seolah diantar-jemput orang tua, membuatnya tak bisa menahan tawa.
Saat Fernando berdiri dan bersiap membawa Lucien ke semiplanar-nya, Lucien baru menyadari bahwa Alfres sedang asyik "belajar" dengan fokus, sama sekali tidak terganggu untuk menyambutnya. Dengan penasaran, dia bertanya, "Alfres, sedang mempelajari apa?"
"Aliran alkemi, ilmu pembuatan golem." Jawab Alfres tanpa mengangkat kepala.
"Untuk apa kau mempelajari ini? Apa kau butuh golem?" Lucien semakin heran, bukankah dia biasa membongkar golem menjadi koleksi berkilauan?
Alfres pura-pura acuh tak acuh, "Beberapa waktu lalu, aku menemukan bahwa Dewan sedang mendorong penyihir tingkat tinggi untuk meneliti golem baru. Penyihir Cincin Tujuh sepertiku diizinkan mengambil dua kali material tingkat tinggi gratis, tapi harus mencapai standar tertentu dalam pembuatan golem."
Saat menyebut "dua kali material gratis", mata semi-transparannya yang berwarna amber tiba-tiba berbinar penuh semangat membara.
Pantas saja, batin Lucien, inilah gaya khas Xiao Shuijing!
“Ngomong-ngomong, bos, beberapa waktu lalu aku baca legenda Pahlawan Melawan Naga.” Alfres seolah teringat sesuatu, mengangkat kepala sambil tersenyum manis.
Lucien tak paham maksudnya: "Ah, kamu mau pergi mengalahkan Sang Pahlawan?"
"Bukan, bos! Bagaimana kalau aku jadi naga jahat yang menculik Putri dan memeras harta? Lalu bos sebagai pahlawan mengalahkanku, menyelamatkan Putri, dapat hadiah besar—kita bisa bagi rata secara legal!" Alfres bersemangat mengusulkan sampai air liur nyaris menetes, sebelum akhirnya dipelototi Fernando hingga kembali fokus belajar membuat golem.
Setelah beberapa menit teleportasi ruang, Lucien dibawa Fernando sampai di semiplanarnya—sebuah dimensi yang abadi suram dengan kilat menyambar-nyambar. Menara sihir hitam sang Guru bagai penangkal petir raksasa, dikelilingi kilat keperakan yang tak henti menyambar ke tanah.
Saat Lucien sedang menikmati pemandangan di sini, Fernando tiba-tiba bertanya: "Apakah Pangeran Mata Perak sudah bebas?"
"Ah?" Baru sekarang Lucien menyadari bahwa dirinya terlalu sibuk menyelamatkan diri, mencari alasan, dan mengkhawatirkan Natasha, sampai lupa memastikan kondisi Rhine. Sama sekali tidak tahu perubahan di dunia mayat hidup, tidak tahu apakah dia sudah bebas.
Melihat ekspresi bingung Lucien, Fernando terkekeh: "Kau benar-benar terburu-buru, sampai tujuan awal pun terlupakan."
Namun dia juga memahami Lucien. Menghadapi Pangeran Dracula yang legendaris puncak, ditambah fenomena aneh sebesar ini, wajar jika ada hal yang terlewat. Dia menggelengkan kepala sambil tersenyum, lalu kembali membawa Lucien melakukan lompatan ruang ke Hutan Hitam Melzer di luar Alto.
