Lucien seolah bisa merasakan perasaan campur aduk harap dan pusing sang Guru. Dengan senyum, ia menyerahkan makalah: "Ini adalah hipotesis yang mencoba menjelaskan eksperimen kecepatan cahaya Ketua Douglas, serta hubungan transformasinya. Tidak ada yang revolusioner, memiliki kesamaan dengan beberapa hipotesis yang diajukan ahli oskur sebelumnya."
Ini adalah "Transformasi Lorentz" yang dipersiapkan Lucien sebagai landasan psikologis untuk gurunya.
Fernando menerima makalah dengan ekspresi penuh kecurigaan. Saat membacanya, ekspresinya berubah sangat dramatis hingga membuat Lucien bingung: "Ada apa, Guru?"
"Heh, heh." Fernando terkikik dua kali berturut-turut, "Ini kedua kalinya dalam dua bulan terakhir aku melihat makalah ini."
Lucien terkejut: "Ada ahli oskur yang mengajukan makalah serupa? Kenapa tidak ada catatan di arsip Komite Peninjau Okultisme? Seandainya tahu sudah ada yang mengusulkan, aku tidak akan menulis lagi."
Feriando untuk sementara mengesampingkan berbagai kesulitan "fisi" dan "fusi", kembali ke sikap tidak seriusnya sambil tertawa: "Wajar kalau tidak bisa ditemukan, karena dia sama sekali tidak berani mengajukan, hanya menunjukkan padaku secara pribadi dan meminta pendapatku."
"Siapa ahli sihir itu?" tanya Lucien penasaran, rasa terkejutnya hampir hilang. Eksperimen kecepatan cahaya Ketua Douglas telah berlalu lebih dari tiga tahun - banyak pendukung teori gelombang yang terus mencari penjelasan dari sudut gelombang untuk fenomena eksperimen ini (harus mencakup Eter). Tidak aneh jika ada ahli sihir yang menemukan konsep mirip "Lorentz Transformation".
Para Penyihir Gelap di dunia ini, meski terhambat oleh banyak hal yang belum terungkap sehingga berulang kali dibongkar teorinya olehku, dalam hal kemampuan berpikir dan memecahkan masalah, mereka sama sekali tidak kalah.
“Adalah Oliver, dia telah mempelajari masalah ini sejak bertaruh dengan Florensia tiga tahun lalu. Tapi karena tertunda mencari dimensi alternatif baru, pemikirannya terputus-putus, baru beberapa bulan terakhir menyelesaikan seluruh sistem persamaan transformasi. Dia mengajukan bahwa ketika bergerak relatif terhadap 'Eter', panjang benda akan berkontraksi pada arah gerakan, sehingga mengimbangi perbedaan kecepatan cahaya di berbagai arah. Ini juga menjelaskan eksperimen Douglas. Makalah penelitianmu seharusnya sama kan?”
Fernando sebelumnya hanya membuka bagian pembukaan, mengira derivasi seperti ini pasti akan menghasilkan kesimpulan serupa dengan makalah Oliver, tanpa benar-benar membacanya sampai tuntas.
Lucien mengangguk, bertanya dengan bingung: "Benar, tapi mengapa Yang Mulia Oliver tidak mengajukan makalahnya?"
Meskipun dia sibuk meneliti Dewa Naga Kegelapan, sepenuhnya bisa memberikan makalah itu kepada Nyonya Florensia atau muridnya untuk diserahkan.
“Karena dia merasa sistem persamaan transformasi masih menyembunyikan banyak hal penting, dan tidak bisa menjelaskan mengapa fenomena seperti ini muncul. Dia memiliki ide awal baru, tapi tidak bisa mengembangkan rumusnya, menganggap itu absurd, salah, tidak sesuai kenyataan. Sekarang dia mencari arah lain, jadi meminta pendapatku.”
Fernando menyeringai, “Menurutku, arah pemikirannya masih belum jelas, bolak-balik bimbang sampai aku juga tidak paham bagaimana dia ingin menjelaskannya. Aku menyarankan dia mencari waktu berdiskusi denganmu. Kau diakui sebagai Ahli Sihir Oskur dengan pemikiran paling revolusioner dan terbuka, mungkin bisa membantu menemukan arah baru.”
Sambil berkata demikian, Fernando memandang Lucien dengan tatapan samar: “Tak kusangka kau juga mengajukan penjelasan ini. Tapi, aku ingat kau selalu mengabaikan keberadaan 'Eter'. Bagaimana mungkin tiba-tiba menggunakan konsep itu sebagai dasar untuk menjelaskan eksperimen Douglas? Lagipula, beberapa hasil dalam persamaan ini, misalnya kontraksi panjang zat, pasti kau sadari bermasalah besar. Jadi Lucien, apa sebenarnya tujuanmu menerbitkan makalah ini?”
"Aku curiga kau punya penjelasan yang lebih mendasar, lalu membuat makalah ini secara terbalik agar para Ahli Sihir Oskur bisa menerima secara bertahap. Keluarkanlah, makalah penelitianmu yang sebenarnya."
Melihat mata merah segar sang Guru yang penuh canda namun serius, Lucien hanya ingin berkata, "Yang melahirkanku adalah orang tua, yang mengenaliku adalah Guru."
Tapi apakah boleh langsung menunjukkan teori relativitas khusus kepada Guru?
Menyaksikan keraguan Lucien, Fernando melotot padanya: "Kenapa? Menganggap Gurumu terlalu keras kepala dan tradisional sampai dunia kognitif saya runtuh? Setelah melewati 'kuantum energi' dan 'kuantum cahaya', menurutmu masih ada apa lagi yang bisa membuat kepalaku meledak? Saat kau mengajukan hipotesis kuantum energi untuk menjelaskan fenomena radiasi benda hitam, meski sempat kehilangan kendali, bukankah akhirnya aku tetap bisa menerimanya?"
"Guru, Anda ini seperti luka sudah sembuh lupa akan rasa sakit." Lucien masih mengingat jelas kemarahan, keputusasaan, dan penuaan yang tiba-tiba pada Fernando saat itu. Tapi hal semacam ini tidak berani dia ulangi lagi - itu akan memicu teriakan mengerikan!
Setelah berpikir sejenak, Lucien merangkai kata dengan hati-hati: "Menurutku perubahan panjang bukanlah kontraksi zat, melainkan kontraksi ruang."
"Kontraksi ruang... menarik." Mata merah Fernando berkilat, "Definisi konkret tentang ruang perlu direvisi..." Mengingat fakta adanya penghalang ruang, semiplanar, dan sihir ruang, ekspresinya tidak terlalu terkejut, "Oliver juga pernah mencoba merambah ke arah ini..."
"Jika kita meninggalkan 'Eter', dan berangkat dari eksperimen Ketua Douglas, teori elektromagnetik klasik, serta penelitian tentang benda bergerak," kata Lucien melanjutkan lebih dalam, "kita bisa mengajukan hipotesis bahwa kecepatan cahaya bersifat mutlak - di semua sistem referensi, kecepatan cahaya dalam ruang hampa bersifat absolut, dan hasil pengukuran akan selalu terkunci pada nilai konstan." Dia menjelaskan definisi okultisme spesifik dari hipotesis ini.
Fernando mengepalkan tangan kanannya dan mengetuk dagunya perlahan: "Kecepatan cahaya tidak berubah... Dengan premis ini, akan banyak hal yang bisa diturunkan... Langsung saja keluarkan makalah penelitianmu."
Lucien buru-buru menambahkan: "Ada satu premis lagi, yaitu prinsip relativitas. Sudah banyak makalah tentang ini, pasti Guru sudah membacanya."
Karena para Penyihir Gelap sering menggunakan mantra gelombang suara, mereka telah lama menemukan perbedaan signifikan pada suara saat musuh terbang mendekat maupun kabur menjauh. Saat mantra sonic boom digunakan, suara menjadi lebih melengking saat dikejar, dan memanjang saat kabur - seolah panjang gelombang berubah seiring kecepatan. Fenomena ini digunakan sebagai penjelasan prinsip relativitas, termasuk perubahan panjang gelombang cahaya bintang.
Contoh umumnya adalah ketika berjalan di samping rel besi. Saat Kereta Api Uap Sihir mendekat dari kejauhan, suara peluitnya akan semakin melengking. Setelah melewati dan mulai menjauh, suara peluit perlahan merendah.
Ferlando mengangguk ringan, memberi isyarat bahwa dia memahami fenomena dan teori terkait: "Hanya dua premis? Sangat sesuai dengan teori yang kau usung, mulai dari aksioma dan hipotesis sesedikit mungkin, kemudian memperoleh serangkaian hasil melalui deduksi logika. Serahkan makalahnya, aku sudah bersiap mental."
"Guru, bagaimana jika Anda mencoba menurunkan sendiri persamaan transformasi Yang Mulia Oliver berdasarkan dua premis ini, memberikan makna okultisme baru pada kuantitas yang dimasukkan dalam persamaan, bukan sekadar alat matematika belaka," usul Lucien.
Ferlando menjawab dengan kesal: "Aku ingin melihat sendiri kesimpulan apa yang akan diturunkan!"
Dia kembali duduk di belakang meja, mengambil bulu angsa, pertama-tama menuliskan dua premis tersebut, lalu mulai menurunkan ulang persamaan transformasi Oliver dari sana.
Pada awalnya, semuanya berjalan lancar. Sebagai Arkanis Agung, akumulasi pengetahuan Ferlando sangat kaya, hampir tanpa berpikir panjang dia sudah berhasil mendeduksi serangkaian persamaan.
Namun semakin ditulis, bulu angsa Ferlando tiba-tiba berhenti di atas kertas, tak kunjung bergerak untuk waktu yang lama.
Ujung pena yang berisi cairan hitam perlahan mengumpul, membentuk tetesan kecil. Di bawah pengaruh gravitasi, ia terlepas dari ujung pena, meluncur dengan lintasan elegan dan memukau sebelum mendarat di kertas, menodai permukaannya dengan noda hitam kecil.
"Neraka Halilintar" di luar menara sihir tiba-tiba mengamuk, bergemuruh seperti geraman kemarahan.
Fernando mengangkat kepala, mata merah menyala-nya menatap takjub ke arah Lucien, seolah ingin memastikan sesuatu.
Lucien tak gentar sedikitpun. Tatapan mereka bertabrakan di udara, seketika memercikkan ilusi suara percikan listrik yang meledak-ledak di antara mereka.
Fernando menarik napas dalam, menutup mata sejenak, lalu kembali melanjutkan deduksi matematisnya.
Seiring barisan persamaan yang bermunculan dan kesimpulan-kesimpulan yang terungkap, ruang baca mulai dipenuhi aroma perubahan dimensi ruang-waktu.
Penggaris, bulu angsa, hingga tumpukan buku-buku mulai menunjukkan gejala kontraksi, sementara detak jam dinding semakin melambat.
Lucien menutup matanya, menyumbat telinga, hanya menggunakan energi spiritual untuk merasakan. Barulah ia menyadari semua ini bukanlah halusinasi!
Namun, perubahan ini sangat halus, tak bisa dideteksi oleh penyihir di bawah tingkat tinggi.
Inilah pengaruh perubahan dunia kognitif Guru terhadap dunia realitas!
Inilah Penyihir Legendaris!
Setelah waktu yang tak terukur, Fernando meletakkan bulu angsa di tangannya. Ia menatap hasil deduksi dengan serius dan fokus, lalu terkekeh sinis: "Kukira aku sudah memahami gambaran umum dunia ini. Tapi kini kusadar semuanya masih begitu kabur. Ruang dan waktu tak lagi seperti yang kubayangkan sebelumnya, tak lagi sesuai persepsi indrawi. Heh, waktu ternyata adalah fungsi kecepatan yang bergantung pada zat. Seandainya bukan aku sendiri yang menurunkan rumus ini, pasti kuhujanimu sampai tak bisa bicara."
Dia mengangkat kepala, memandang Lucien dengan sangat serius dan khidmat: "Kesimpulan ini berasal dari hipotesis, harus dibuktikan dengan fenomena aktual. Sebaliknya, pandangan ruang-waktu-mu selamanya hanya akan menjadi hipotesis. Hmm, bisa menjelaskan fenomena pergeseran cahaya bintang ke area spektrum merah."
Fernando tidak sepenuhnya menerima. Sesuatu yang disimpulkan melalui deduksi logika dari hipotesis dasar harus dikonfirmasi. Tanpa itu, ia hanya akan menjadi mainan lucu yang tak bermakna.
"Masalah pada planet buatan bisa didekati melalui efek perlambatan waktu. Tapi teori ini masih belum lengkap, belum mempertimbangkan keberadaan gaya gravitasi. Pasti ada banyak celah."
Lucien mengeluarkan data yang dikumpulkan selama beberapa tahun terakhir beserta masalah yang ditemukan oleh Annik dan Splinter,"...saat menggunakan akselerator siklotron untuk mempercepat partikel, muncul penyimpangan antara praktik dan teori. Namun dengan memperkenalkan sistem teori relativitas, kita bisa mendapatkan penjelasan yang baik - karena massa bertambah seiring dengan peningkatan kecepatan, sehingga periode orbit berubah. Kita bisa menggunakan rumus ini untuk menghitung jumlah perubahan, lalu menyesuaikan frekuensi perubahan medan listrik. Jika partikel bisa kembali dipercepat tanpa terlepas dari medan listrik, itu secara tidak langsung membuktikan adanya efek teori relativitas."
Fernando yang berjiwa praktisi segera memulai perhitungan. Kemudian dia membuka laboratorium sihir, menghidupkan akselerator siklotron. Ketika kecepatan partikel mencapai tingkat tertentu, dia mulai menyetel frekuensi perubahan medan listrik.
Setelah beberapa saat, Fernando berhasil mendapatkan partikel dengan energi melebihi eksperimen mana pun sebelumnya. Melihat hal ini, ia menghela napas pelan: "Lucien, dalam 'Suara Misteri' yang kamu buat, ada konsep pandangan dunia, pandangan hidup, dan nilai-nilai. Menurutku, pandangan dunia setara dengan dunia kognitif jika mengesampingkan aspek humaniora dan sejarah."
Lucien tak memahami maksud sang Guru tiba-tiba membahas hal ini, matanya berkerut kebingungan.
Fernando mendengus: "Pemahaman tentang ruang-waktu tidak hanya ada di dunia kognitif, tapi juga tercermin dalam pandangan hidup dan nilai-nilai. Jadi, profesi legenda-mu lebih baik dirancang sebagai struktur baru bernama 'Penghancur Tiga Pandangan'."
"Guru, di momen serius begini jangan bercanda..." protes Lucien dengan wajah memerah.
Fernando menatapnya dengan tatapan ambigu: "Seandainya aku tidak beberapa kali mengalami guncangan konseptual darimu, dan mulai menaruh kecurigaan terhadap segala teori, mungkin sulit bagiku untuk menerima ini."
"Hal yang kau beri nama Teori Relativitas Tidak Lengkap ini harus diluncurkan perlahan-lahan, terutama jangan sampai Douglas langsung melihatnya. Ini adalah pembalikan besar terhadap sistem teorinya. Jika dalam satu dua abad berturut-turut dia menghadapi pukulan teori gelombang cahaya, tantangan teori kuantum terhadap kontinuitas, aku sangat meragukan dia bisa menerimanya. Meski tidak sampai membuat kepala meledak atau membinasakan semiplanar, tapi mungkin akan menjadi seperti Brook. Perubahan psikologis juga mungkin terjadi..."
"Guru, dari awal aku tidak berniat langsung meluncurkannya. Ini karena Guru yang memaksa untuk melihat!" protes Lucien.
Semakin lama bergaul dengan sang Guru, sisi sifat asli Lucien yang santai dan lincah sering terungkap tanpa disadari.
Fernando pura-pura tidak mendengar: "Aku akan mulai dari Oliver. Karena dia sudah menemukan masalah, seharusnya bisa menerima. Lalu biarkan dia mempublikasikan makalah penelitiannya untuk memicu pemikiran para Ahli Sihir Oskur tingkat tinggi."
"Mengapa harus Ahli Sihir Oskur tingkat tinggi?" Lucien menunjukkan kebingungan.
Fernando menyimpan ekspresi khidmatnya, terkekeh: "Kau pikir ahli di bawah tingkat tinggi bisa mengerti?"
Dia menutup laboratorium, berjalan perlahan kembali ke ruang baca sambil bergumam: "Poin okultismemu sudah mencapai tingkat tujuh. Perdebatan kuantum cahaya vs teori gelombang masih berlanjut. Nanti saat umpan balik Alkimia Baru mulai, ditambah hasil dari makalah ini, seharusnya tidak sulit mencapai tingkat delapan."
"Tapi begitu neutron ditemukan, atau kau menyempurnakan makalah ini, langsung bisa dapat gelar Arkanis Agung. Poin tidak terlalu berarti. Fokuslah meningkatkan kekuatan sihir. Pengetahuan dari bulan perak dan makhluk dunia mayat hidup seharusnya memberimu banyak pelajaran. Sumber daya Dewan Sihir juga akan sepenuhnya condong padamu."
Poin okultisme Lucien saat ini lebih dari 15.000, masih setengah jalan ke tingkat delapan. Tapi sitasi poin dari "Alkimia Baru" dipastikan akan luar biasa besar.
Setelah tiba di ruang baca, Fernando menyerahkan kertas makalah penelitian kepada Lucien: "Periksa apa yang masih kurang? Jika sudah lengkap, aku tak perlu memeriksa makalahmu lagi."
Lucien melirik sekilas, menyadari sang Guru seperti Tuan Einstein di masa lalu yang melupakan persamaan massa-energi. Dengan tersenyum ia mengambil bulu angsa: "Guru, masih kurang satu kesimpulan."
Bulu angsa mendarat di perkamen yang lembut namun elastis, mengeluarkan sura desir. Fernando menyembunyikan tangannya di belakang punggung, mengawasi Lucien menurunkan rumus. Perlahan, ekspresinya berubah muram, muram yang belum pernah terlihat sebelumnya, diselingi kilatan semangat yang tersembunyi.
Bulu angsa Lucien tidak berhenti, terus menulis hingga akhir, lalu memberikan rumus dalam bentuk umum:
“……E=mc^2。”
Swoosh! Kilat raksasa menyambar di luar jendela, menerangi seluruh semiplanar yang diterpa hujan deras.
Boom! Gemuruh dahsyat bagai suara penghancur alam semesta mengguncang dari luar, membuat jendela bergetar hebat.
"Bagian model sihir itu ternyata artinya begini! Konversi massa dan energi! Pantas saja 'Alkimia Baru' bisa menghasilkan suhu tinggi!" Fernando bergumam dengan semangat.
Suaranya nyaris menggeram, seolah akhirnya menemukan arah untuk meningkatkan profesi legenda melalui "Alkimia Baru", sekaligus mengintegrasikan keahliannya dalam elektromagnetik, terang-gelap, elemen, termal, medan gaya, dan alkimia.
Meski model sihir untuk "fusi" dan "fisi" masih sebagian besar tak bisa dipahaminya, harus bergantung pada penemuan fenomena dan eksperimen mendalam—tidak bisa dipecahkan secara instan—namun setitik fajar akhirnya menyingsing di perjalanan ini!
※※※
Di Balai Terang Agung, anggota Dewan Kardinal dari Kota Suci Rennes mendiskusikan laporan dan material yang diajukan Salder.
"Kondisi mental petugas gereja dan Night Watchers di Keuskupan Holm sangat bermasalah." Santo Melmoth, Panglima Ordo Ksatria Suci hanya berkomentar tentang laporan tersebut.
Seluruh anggota Dewan Kardinal lainnya diam seribu bahasa, karena dari laporan, material, dan fakta sebelumnya jelas terlihat bahwa sebagian alasan perubahan ini terletak pada perbaikan teologi dan sihir ilahi oleh Paus. Di saat seperti ini, berbicara sembarangan bisa menghina Paus Benediktus II.
"Jika kita memutuskan berperang, kondisi mental petugas gereja dan Night Watchers di Keuskupan Holm justru patut disyukuri. Namun dimensi alternatif yang baru ditemukan memiliki populasi dan sumber daya material melimpah, ditambah organisasi jahat besar-besaran datang merebut. Kita sementara tidak bisa lengah." Paus Benediktus II berkata dengan tatapan dalam, "Terapkan hukuman pada Night Watchers sesuai usulan Salder, kerahkan kardinal seperti Amorton."
Uskup Philip dari Keuskupan Vaorit segera menyatakan dukungan: "Saya patuh pada perintah Yang Mulia Paus. Akan saya tunjuk kembali seorang kardinal yang bertanggung jawab atas Tribunal."
Anggota Dewan Kardinal lainnya yang tidak terkait urusan ini, secara alamiah tidak ada yang menentang.
※※※
Di Gereja Cahaya, Salder melihat balasan tertulis sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap kertas.
Saat mengusapnya, jarinya menyentuh bagian paling bawah daftar hukuman di mana nama Julia tiba-tiba muncul. Namun hukuman untuknya jauh lebih ringan dibanding dua Night Watchers yang berhasil menahan Baron Austin - mereka dihukum mati sementara dia hanya mendapat hukuman penjara satu tahun.
"Panggil Octave ke sini." Salder memerintahkan melalui formasi sihir ilahi kepada kardinal yang sedang bertugas.
※※※
Tak lama kemudian, Octave yang mengenakan jubah uskup merah menyala keluar dari ruang baca Kardinal dengan ekspresi yang sangat suram. Dirinya ternyata dicopot dari posisi penanggung jawab Tribunal!
Ini adalah posisi berkuasa nyata kedua terpenting di antara para kardinal setelah jabatan pengelola keuskupan kecil.
Night Watchers radikal selalu bermunculan tiap tahun - apa hubungannya dengan dirinya?
Membunuh seorang bangsawan yang mendengarkan 'Suara Misteri' dan condong ke Majelis Sihir itu seberapa besar? Apakah ini melanggar ajaran Tuhan?
"Apakah kita harus membiarkan kejahatan berkembang begitu saja?"
Gereja semakin lama semakin lemah!
Berjalan di dalam Gereja Cahaya, Octav merasakan tatapan penuh simpati dari sekelilingnya. Dalam hati ia berteriak: "Yang Mulia Paus, apakah Anda melihat? Mereka semua mengasihani saya, semua meragukan cara penanganan kalian!"
※※※
Tanggal 20 Juni, setelah pemakaman Raja Fertis dan Pangeran Patrick.
Natasha yang mengenakan gaun panjang hitam bergaya tradisional menerima Adipati James, Adipati Russell, dan Pangeran Haisong.
"Hasil hukuman dari Gereja sudah keluar. Dua Night Watchers yang melakukan serangan akan dihukum mati oleh Tribunal, anggota Night Watchers lainnya juga mendapat hukuman berbeda tingkat. Tolong sampaikan hasil ini kepada keluarga Baron Austin dan sampaikan juga ucapan belasungkawa saya." Natasha membuat lambang salib di dadanya.
Adipati James berkata dengan sedikit ketidakpuasan: "Hanya menghukum Night Watchers? Para orang gila itu tidak akan takut! Apakah kita harus hidup dalam ketakutan selamanya? Harus menghukum penanggung jawab Tribunal, membuat mereka waspada, dan segera menyaring Night Watchers di Tribunal. Semua yang memiliki kecenderungan ekstrem harus dikendalikan dan dibunuh! Ini adalah pandangan kami para bangsawan, Yang Mulia Ratu. Ini juga untuk menjamin keamanan Anda. Orang gila tidak pantas hidup!"
Keputusan hukuman ini hampir bisa dia terima. Tidak mungkin langsung memicu perang dengan Gereja. Sudah cukup baik Gereja mau mundur sampai tingkat ini. Alasan dia memperbesar masalah adalah untuk menguji sikap dan kecenderungan Natasha.
Adipati Russell dan Pangeran Haisong bersama-sama mengangguk setuju dan menambahkan.
Natasha dengan khidmat berkata, "Adipati James, Adipati Russell, Pangeran Haisong, kali ini memang kesalahan Gereja yang tidak mengawasi Night Watchers ekstrem dengan baik. Namun permintaan maaf mereka juga sangat tulus. Saya rasa hasil hukuman ini bisa diterima. Pelaku yang dihukum mati sudah cukup menghibur keluarga Baron Austin."
"Selain itu, kepala Tribunal Kardinal Octav juga telah dicopot dari jabatannya. Percayalah Santo Salder akan perlahan mengendalikan orang-orang gila itu. Permintaan kalian tidak salah, tapi terlalu radikal tanpa ruang kompromi. Ini bertentangan dengan ajaran pengampunan Tuhan, juga tidak memberi waktu kepada pihak lawan untuk memenuhi tuntutan."
Adipati James berkata dengan sedikit kekecewaan, "Jika Yang Mulia Ratu merasa ini bisa diterima, maka kami tidak keberatan."
Setelah meninggalkan Istana Neckther, Russell dan Haisong berdesakan masuk ke kereta kuda James. Ketiganya terjerembab dalam keheningan yang sulit diungkapkan.
Hampir sampai di villa, Russell akhirnya menghela nafas dan memecahkan ketegangan: "Yang Mulia Ratu sejak kecil dididik oleh Gereja, dibesarkan di Alto yang konservatif dalam hal agama. Sedikit condong ke Gereja itu wajar, tak perlu terlalu pesimis."
"Yang dikhawatirkan ini baru permulaan. Gurunya adalah 'Cahaya Ilahi' Belial." Ucap Duke James dengan wajah suram.
Pangeran Haisong mengangguk pelan, berbisik: "Persiapkan dari sekarang agar tidak panik nanti. Kita harus mulai merancang strategi."
Tiba-tiba, terdengar derap kuda bersisik naga mendekat. Seorang ksatria yang mengawasi Istana Neckther menghampiri jendela kereta.
"Ada apa?" James mengenali ksatria setia dari keluarganya ini.
Ekspresi ksatria itu aneh, antara terkejut dan gembira: "Yang Mulia Ratu mengunjungi Menara Sihir Kerajaan Holm untuk menemui orang tua!"
“Apa?” Pangeran Haisong spontan berseru, ternyata ada transformasi seperti ini? Apa yang terjadi dengan alam semesta ini?
※※※
Di dalam Menara Sihir Kerajaan Holm, Natasha menunggu di ruang tamu luas untuk bertemu anggota penyihir keluarga kerajaan Holm. Dengan wajah penuh kemenangan dia berkata: "Harus berterima kasih pada Night Watchers radikal itu. Tanpa mereka, aku tidak punya alasan datang ke sini. Kalau Adipati Rex bertanya, akan kukatakan ini untuk menghibur bangsawan progresif. Hehe, Gereja pasti menyetujui tindakanku karena mereka tidak memiliki dasar hukum."
Namun dia sangat paham bahwa Menara Sihir Kerajaan Holm adalah batas maksimal. Mustahil baginya pergi ke Alin. Setidaknya tempat ini masih menyandang nama kerajaan, memiliki banyak anggota keluarga kerajaan. Dengan alasan yang kuat, tidak akan memberikan stimulasi pada Gereja dan bangsawan konservatif.
“Kunjunganmu ke Menara Sihir Kerajaan Holm pasti ada tujuan lain?” Camille sangat mengenal Natasha. Dia tidak akan bertindak sembarangan.
Natasha menatap dengan serius: "Sesuai saran Lucien, aku mengumpulkan beberapa rambut dan daging dari jenazah paman. Melalui ini kita bisa memverifikasi usia yang cukup akurat. Dengan membandingkannya dengan usia sebenarnya paman, kita bisa menentukan apakah dia pernah dipengaruhi 'Heart of Time'. Ini bukti kuat! Waktu pasti meninggalkan jejak!"
"'Heart of Time' juga bisa memanipulasi waktu secara terbalik setelah Yang Mulia Pangeran meninggal." Camille tidak terlalu memahami batas kemampuan Ktonia.
Natasha menggelengkan kepala: "Memutar balik waktu? Itu mustahil. Selain itu, Lucien juga mengatakan beberapa transformasi hanya terjadi pada manusia hidup. Kecuali dia bisa menghidupkan kembali paman."
"Penyihir Gelap selalu punya mantra aneh." Camille tak terlalu memahami mekanismenya.
Natasha menyusun kembali perasaannya, memandang Kota Lentat dari ketinggian. Setelah beberapa saat, suasana hatinya sedikit membaik. Ia tertawa kecil, "Sudah bertahun-tahun mengenal Lucien, aku belum pernah benar-benar merayakan ulang tahun bersamanya. Awalnya sedih karena tanggal 26 Juni semakin dekat tapi kami tak bisa bertemu. Tapi sekarang masalah sudah teratasi! Beberapa hari ini aku akan mengunjungi manor dan aset Adipati Rex, lalu pada sore hari tanggal 25 Juni akan kembali mengunjungi Menara Sihir Kerajaan Holm!"
"Hadiah ulang tahun apa yang harus kuberikan padanya?"
Natasha mondar-mandir di ruangan. Tiba-tiba ia menyadari Camille menatapnya dengan intens. Penasaran, ia bertanya, "Ada apa, Bibi Camille?"
"Coba lihat cermin itu." Camille mengangkat dagunya, menunjuk ke cermin di sudut ruang tamu.
Natasha dengan rasa aneh dan bingung mendekati cermin, melihat seorang wanita berambut ungu dengan postur tinggi semampai. Pipi "nya" kemerahan karena kegembiraan, melunakkan ketegaran yang terlalu menonjol, membuat wajah yang sudah sangat cantik itu bertambah cerah. Pada saat yang sama, mata "nya" berkilau seperti air, sudut bibir tersungging senyum, memancarkan aura yang tak terdefinisikan.
"Ini aku?"
Dirinya yang seperti ini, Natasha lupa sudah berapa tahun tidak terlihat. Terakhir kali mungkin masih saat bersama Silvia.
Camille berkata dengan datar dan tenang: "Kau jatuh cinta pada Lucien Evans."
Itu bukan pertanyaan, bukan ekspresi terkejut, melainkan pernyataan fakta.
"Apa?!" Ekspresi Natasha langsung berdistorsi, seolah tersambar petir.
