"Makalah penelitian ini didasarkan pada prinsip relativitas dan prinsip ketidakubahan kecepatan cahaya. Untuk itu, saya menetapkan ketentuan sebagai berikut..."
Setelah membaca isi kertas tersebut, ekspresi tersenyum Douglas berubah khidmat. Ketika mengangkat pandangan ke arah Oliver, ia terkejut menemukan tumpukan kertas di depan mereka - termasuk puisi cinta, naskah drama, dan makalah penelitian - telah berubah menjadi debu dalam sekejap, menghilang di udara.
Gagal merebut halaman pertama makalah dari tangan Douglas, Oliver yang panik langsung menghancurkan semua benda di meja dengan gerakan cepat, melakukan "penghancuran bukti" yang sempurna!
Sekarang hatinya dipenuhi penyesalan. Beberapa waktu terakhir ia terjerat dalam pusaran emosi yang membuatnya tampak lesu dan linglung. Setelah mengeluarkan makalah untuk dipelajari, ia lupa menyimpannya kembali dan malah mulai menulis puisi cinta panjang. Pada akhirnya ia sama sekali melupakan keberadaan makalah itu, membawa Douglas masuk ke ruang baca tanpa persiapan apapun.
Seharusnya aku memberi diri sendiri buff "Pikiran Mekanis" saat Tower Spirit memberi tahu! Otot wajah Oliver berkedut, sangat menyesal.
Douglas memandangi Oliver dengan heran: "Mengapa menghancurkan? Mengapa menghalangi aku melihat? Makalah Lucien ini dimulai dari dua premis untuk menurunkan rumus, ada masalah apa?"
Halaman pertama makalah terutama berisi dua prinsip dan penjelasan masing-masing.
Oliver menoleh melihat rak buku di tepi dinding, menyeringai kecut, lalu berkata dengan ekspresi hidup: "Ini beberapa konsep yang kudiskusikan dengan Lucien, masih dalam tahap hipotesis dan khayalan, penuh celah dan kesalahan. Jadi tak ingin dilihat orang. Seperti yang Tuan tahu, aku seorang perfeksionis - baik naskah drama, puisi, lukisan minyak, maupun penelitian Okultisme dan sihir, selama belum memuaskan, lebih baik kuhancurkan daripada diperlihatkan."
Kalimat seperti ini, jika diucapkan orang lain mungkin terdengar konyol hingga absurd, namun ketika dijelaskan oleh Arkanis Agung yang memancarkan aura seniman yang kental ini, ditambah dengan penampilannya yang berjanggut kasar, lesu, dan penuh kesedihan—menjadi sangat persuasif.
Douglas tampak mulai percaya, tersenyum: "Fantasi dan hipotesis juga bagus, bisa memberiku inspirasi. Biar kutebak apa yang kalian bahas. Hmm... kecepatan cahaya konstan... makalah penelitian terpanas akhir-akhir ini yang menjelaskan eksperimen kecepatan cahaya... Jangan-jangan Lucien memulai dari dua premis ini lalu secara alami menurunkan sistem persamaan transformasi-mu?"
Oliver menekan dahinya, dalam hati berujar: Yang Mulia Ketua Dewan, perlu sekali-kah Anda secerdas ini? "Tidak, bukan..."
Douglas seolah tak mendengarnya. Dengan gesit mengeluarkan setumpuk kertas makalah penelitian dari tas penyimpanannya, ia mengambil bulu angsa dan mulai menurunkan rumus berdasarkan dua hipotesis dasar dalam makalah Lucien.
"Tidak..." Oliver melangkah maju hendak mencegah, namun melihat semangat Douglas yang sedang asyik menulis, tiba-tiba ia diam. Jika Yang Mulia Ketua Dewan sudah memiliki ide ini, meski untuk sementara bisa dihalangi, nanti pasti tetap akan menurunkannya sendiri. Lebih baik aku awasi dan cari kesempatan membimbingnya, agar tidak terjadi tragedi.
Jika semua sudah tak terkendali... Sambil berpikir demikian, Oliver mengaktifkan kewenangan tertinggi menara sihirnya, berusaha mempersiapkan lompatan keluar dari "Teater Pembinasaan" pada momen genting.
Semiplanar hancur? Paling-paling aku terluka berat. Nanti bisa buka yang baru dengan pemetaan.
Kali ini Oliver masih menunjukkan sedikit tanggung jawab. Ia tidak memanggil Fernando atau Lucien, agar mereka tidak ikut terseret.
Dengan dua premis ini dan arahan yang jelas, Douglas dengan cepat menurunkan serangkaian rumus. Tapi semakin dalam pembuktiannya, kecepatan pulpennya justru semakin melambat.
Bzzz... Teater Pembinasaan di luar menara sihir mengeluarkan suara dengungan suram yang menyayat hati. Bintang-bintang yang meledak seolah ditarik oleh suatu kekuatan tak terlihat, menunjukkan tanda-tanda penciutan halus. Meski belum sempurna dan masih sangat primitif, aura kebinasaan yang dipancarkannya justru terasa lebih mengerikan seperti kiamat dibanding sebelumnya.
Keringat dingin menetes di dahi Oliver. Pantas disebut petarung legenda tingkat puncak, bahkan di semiplanar yang sepenuhnya berada dalam kendalinya masih bisa memicu perubahan konstelasi bintang. Jangan-jangan ini benar-benar akan menjadi masalah?
Satu per satu siir pelindung menyelimuti tubuhnya. Dengan semua perasaan telah dikosongkan, bola mata hitam di balik kacamata berbingkai emas itu membeku bagai es, menatap tajam ke arah Douglas tanpa berkedip.
Debu yang mengambang di langit tiba-tiba bergerak lamban. Aliran waktu pun seolah melambat. Ruang di ruang baca mulai menyusut tak kasat mata. Tangan Douglas yang memegang bulu angsa tiba-tiba dipenuhi urat menonjol, kulitnya sedikit suram seakan dalam sekejap mata telah menua puluhan tahun.
Bulu angsa menyelesaikan goresan terakhir, Douglas diam-diam menatap kertas makalah penelitian, wajah ramahnya tampak suram tak biasa.
"Yang Mulia Ketua Dewan?" Oliver memanggil pelan.
Douglas membeku bagai patung batu, tak memberi jawaban. Saat Oliver hendak bersuara lagi, dia mengangkat kepala dengan senyum pahit: "Meski sejak Brook membangun sistem elektromagnetik, aku mulai menyadari kelemahan teori gerakku dalam kondisi kecepatan tinggi... Tapi menyaksikannya digulingkan tanpa ampun, tetap terasa seperti pengabaian total atas ribuan tahun hidupku."
"Tidak, ini hanya tambahan berharga untuk sistem teori Yang Mulia." Sebagai seniman ternama sekaligus playboy, Oliver berbohong tanpa ragu, "Apa Yang Mulia baik-baik saja?"
Dia menghela napas panjang. Tampaknya Sang Ketua tak mengalami kepala meledak maupun dunia kognitif yang membeku dan hancur.
“Tak perlu menghiburku. Aku sangat paham apa yang kuderivasi sendiri. Lucien, Lucien jauh lebih berbahaya dibanding Brook...” Douglas menggelengkan kepala dengan senyum pahit, "Fernando pasti sangat kerepotan menerimanya sebagai murid. Untung dulu aku tidak merebut... Untung makalah penelitian ini masih berupa hipotesis turunan sementara, belum ada eksperimen dan fenomena yang mengonfirmasi."
“Selain itu, kesalahan waktu planet buatan sama sekali tidak cocok dengan derivasi ini. Menurut perhitungan ini, seharusnya waktu melambat, tapi kenyataannya justru bertambah cepat...”
Mata Douglas berkilau penuh semangat, bertanya pada dirinya sendiri dengan nada terhipnotis: "Apa sebenarnya ruang itu? Apa hakikat waktu? Mengapa keduanya berubah seiring transformasi zat? Mengapa menjadi fungsi kecepatan..."
Oliver agak terkejut. Tampaknya Ketua Majelis Sihir Douglas belum memperhatikan artikel diskursif yang diterbitkan murid Lucien. Ini bagus, ini bagus! Biarkan dia beradaptasi dulu dengan zona nyaman "mengapa alam semesta"-nya, baru nanti tidak terlalu terguncang.
Dengan menimbang nada bicara, Oliver menjelaskan pandangannya: "Dulu kita menganggap waktu dan ruang bersifat mutlak, independen, matematis, tapi sekarang mungkin perlu mencoba melihat dari sudut pandang lain. Jika bisa meneliti misteri waktu dan ruang hingga tuntas, kurasa kita tak akan jauh dari kenyataan alam semesta."
Ini adalah godaan prospek indah masa depan yang ditawarkannya pada Douglas sang penyihir dengan rasa ingin tahu membara, berharap ketika dia menemukan efek teori relativitas, tak hanya memikirkan sistem lama yang tergulingkan, tapi juga bahwa ini lebih mendekati kebenaran mutlak, sehingga bisa menghindari kepala meledak.
Douglas tersentak dari lamunannya, mengusap pelipisnya dan merapikan dasi hitam formal di dadanya. Suaranya terdengar samar: "Hanya dalam seratus tahun terakhir, saya telah menerima beberapa teori revolusioner berturut-turut. Kalau tiba-tiba tidak teringat konsep kebenaran relatif dan mutlak yang disebutkan Lucien, mungkin saya akan seperti Brook - dunia kognitif membeku dan hancur. Meski makalah penelitian ini belum dikonfirmasi oleh hasil eksperimen atau fenomena, dalam pertempuran berkecepatan tinggi, saya merasakan beberapa masalah."
Oliver mengusap dahinya, bersyukur Lucien akhirnya melakukan hal baik dengan membuat Yang Mulia Ketua Dewan memahami perbedaan kebenaran relatif dan mutlak. Dengan khidmat dia berkata: "Lucien pernah mengatakan, sistem gerak Yang Mulia tidaklah salah."
"Hmm? Tidak salah?" Douglas menatap Oliver dengan kebingungan.
Oliver mengangguk penuh keseriusan: "Dia bilang, sistem gerak Yang Mulia adalah kebenaran relatif - pendekatan dari teori ini dalam kondisi kecepatan rendah. Perjalanan Yang Mulia tidak melenceng, hanya belum melangkah cukup jauh."
Sebagai seorang dramawan, dia sangat mudah dan sederhana dalam memalsukan "kutipan terkenal", meskipun Lucien memang pernah membuat deskripsi "pendekatan kecepatan rendah". Adapun sisanya, tentu hanyalah "kata sifat" yang bersifat dekoratif!
Douglas pertama-tama mengangguk perlahan, cukup menerima penjelasan ini, lalu mengerutkan kening: "Dari nada bicaramu, seolah sudah ada konfirmasi eksperimen awal?"
Ekspresi Oliver langsung membeku di wajahnya. Berurusan dengan tokoh seperti Yang Mulia Ketua Dewan, sedikit saja tidak hati-hati akan ketahuan.
"Tidak, hanya saja Lucien sangat penuh keyakinan. Seperti yang Anda tahu, kesuksesannya sebelumnya membuatnya percaya diri." Oliver terus berbohong, mengalihkan masalah ke Lucien tanpa ragu menggambarkannya sebagai orang sombong.
Douglas berdiri: "Begitu rupanya... Kepalanya agak kacau, aku akan pulang dulu untuk merapikan pikiran. Mungkin makalah penelitian ini akan menjadi titik awal penelitianku selanjutnya..."
Tanpa menunggu jawaban Oliver, dia berbalik dan berjalan keluar. Setelah meninggalkan menara sihir, barulah dia menghela napas perlahan: "Bagaimana mungkin Lucien adalah orang seperti itu? Tanpa konfirmasi awal eksperimen, bahkan makalah penelitian ini pun tidak akan dia diskusikan denganmu, hanya akan dia teliti secara pribadi bersama Fernando."
Ekspresinya separuh gembira separuh murung, seolah batinnya terjerembab dalam pergulatan yang sangat dahsyat.
Kembali ke "Ranah Kebenaran"-nya, Douglas memerintahkan Tower Spirit untuk mengambil bagian tulisan Lucien dari beberapa edisi terakhir makalah penelitian.
"Analisis tensor... Kenapa tidak ada?" Douglas sadar tindakannya ini sangat berbahaya, namun dengan dunia kognitifnya yang berguncang, dia agak tak bisa mengendalikan diri. Seperti labirin yang telah menghantuinya bertahun-tahun hampir mencapai pintu keluar, entah akhirnya baik atau buruk, tetap sebuah jawaban. Bagaimana mungkin langkah kaki dihentikan?
Setelah mencari lama tak ditemukan, Douglas kembali mengambil edisi 《Okultisme》 tempat Oliver menerbitkan sistem persamaan transformasi, membacanya dengan seksama dari awal. Dia yakin Lucien pasti telah menyiapkan landasan sebelumnya, jika tidak tak mungkin mengajukan makalah revolusioner semacam ini.
Berdasarkan pemahamannya akan Lucien dan Fernando, Douglas membalik ke halaman terakhir. Tiba-tiba matanya menangkap dua nama familiar: "Annik... Splinter... Ini murid Lucien?"
Pandangannya fokus. Douglas mulai menyimak artikel diskusi ini. Perlahan alisnya berkerut. Karpet menara sihir di bawah tarikan energi spiritualnya mulai menampilkan rumus yang pernah diturunkannya sebelumnya.
"Jika memulai dari rumus peningkatan kecepatan dan pertambahan massa, mungkin bisa didapatkan penjelasan." Douglas bagai dikejar sesuatu, terus melakukan kalkulasi. Akhirnya mendapatkan data dan menyesuaikan arah medan listrik.
Kali ini dia tidak mensimulasikan di dunia kognitif, langsung masuk ke laboratorium. Mengaktifkan akselerator siklotron elektromagnetik yang baru dipasang, menyesuaikan medan listrik.
Setelah beberapa saat, pemandangan indah pegunungan dan sungai di luar menara sihir tiba-tiba diselimuti kegelapan, seolah ruang dan waktu mengalami kekacauan.
Douglas meninggalkan alat pemercepat, berjalan ke jendela, dan menghela napas dalam-dalam:
"Apa itu waktu? Apa itu ruang? Dan apa arti hidup ini..."
Cahaya "Ranah Kebenaran" telah pulih seakan tak ada kerusakan, namun mata Douglas terlihat penuh keraguan. Filsafat yang dianutnya selama ratusan tahun mengalami perubahan drastis.
"Untungnya, masih ada teori gaya gravitasi... Tapi apa akar penyebab gaya gravitasi? Mengapa ia muncul? Bagaimana asal-muasalnya di masa paling purba?"
"Apakah kebenaran mutlak berarti..."
……
Lucien belum sempat mengajukan makalah diskusinya, tiba-tiba menerima komunikasi dari guru Fernando:
"Cepat ke sini! Brengsek bernama Oliver yang otaknya penuh kekotoran ini telah membuat masalah!"
"Hah?" Lucien tertegun sejenak, samar mendengar suara guru sedang menggeram kepada Oliver.
"Apa yang terjadi?"
