Transformasi mendadak ini membuat para legenda di langit tertegun, pertempuran yang sempat terhenti akibat letusan "Blaze Abadi" tetap tidak berlanjut. Semua pandangan tertuju pada dua makhluk mirip dewa yang mengepung Paus Benediktus II, menanti hasil akhir.
Hanya saja, perasaan kedua pihak memiliki perbedaan yang kontras. Para Penyihir Legendaris merasakan kegembiraan sekaligus kecemasan. "Kehendak Abyss" terkenal akan kekacauan dan ketiadaan rasionalitas. Setelah Paus dibunuh oleh-Nya, pasti akan terjadi pembunuhan dan pembinasaan tak pandang bulu. Wilayah yang menjadi lokasi Markas Besar Dewan Sihir ini akan menderita kerugian sangat besar. Mungkin hanya Douglas, Brook, Heatherway dan segelintir Penyihir Legendaris tingkat puncak serta beberapa Arkanis Agung yang bisa bertahan hidup.
Bagaimanapun juga, Paus yang makhluk mirip dewa ini masih mempertimbangkan dan menimbang-nimbang saat bertarung dengan Douglas, memikirkan kemungkinan dampak pada pihaknya sendiri, sehingga relatif mudah untuk dilawan. Namun "Kehendak Abyss" sama sekali tidak memiliki kecemasan seperti ini. Bahkan jika Raja-Raja Iblis muncul di sini, Tuhan tetap akan membunuh tanpa ragu.
"Ini adalah sesuatu yang begitu kacau hingga tidak memiliki nama asli, sama sekali tak terdefinisikan..." Douglas mengerutkan kening sambil berpikir.
"Kehendak Abyss" adalah kode yang diberikan Naga Tai kepada-Nya, untuk memudahkan penyebutan makhluk seperti ini.
Jika Ia tidak berhasil dipukul mundur oleh Paus, mungkin harus bergantung pada bantuan bulan perak.
Namun Aetna bulan perak terkenal enggan ikut campur urusan orang lain. Ia seolah-olah Tuhan sejati yang mengamati alam semesta dari ketinggian, jarang ikut campur dalam berbagai hal.
"Sebentar lagi aku harus maju ke depan..." Douglas lebih memilih menghadapi Paus. Setidaknya saat menggunakan Sihir Ilahi, Ia masih mempertimbangkan masalah konsumsi kehidupan diri sendiri. Sedangkan "Kehendak Abyss" bisa kapan saja melakukan "mirip dewa meledakkan diri", lalu menghabiskan waktu lama untuk memulihkan diri dari Abyss - Ia sama sekali tidak pernah mengukur rasio antara keuntungan dan kerugian.
Satu-satunya yang membuat Douglas tenang adalah Melmoth dan Raja Malaikat sama-sama menderita luka berat. Heatherway cukup untuk membatasi keduanya, sehingga gereja tidak bisa memanfaatkan celah. Begitu Brook kembali, situasi akan sepenuhnya terkendali.
Sedangkan anggota Dewan Kardinal hanya tersisa rasa takut dan khawatir. Jika Yang Mulia Paus benar-benar runtuh di sini, ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah seorang Paus tewas di medan pertempuran. Hal ini akan memberikan pukulan yang tak terukur terhadap keyakinan Gereja. Dan jika "Kehendak Abyss" serta "Dewa Bulan Perak" menang, masih menjadi pertanyaan berapa dari mereka yang bisa pulang hidup-hidup.
Melihat situasi berkembang seperti ini, Mekhantron sang "Raja Malaikat" sudah tidak memiliki niat lagi untuk menguras legenda Gereja. Bagaimanapun, jika beberapa Pastor Suci dan Ksatria Suci lagi yang gugur, sementara kekuatan untuk mengintimidasi musuh tidak mencukupi, pasti Gereja akan mengalami nasib seperti Kekaisaran Sihir yang runtuh dan dihujat semua orang. Nantinya, Dewan Kegelapan, Gereja Utara, dan Majelis Sihir pasti akan berdatangan seperti hiu kulit harimau yang mencium bau darah. Dan bagaimanapun rencana dirinya, harus tetap menempelkan diri pada raksasa bernama Gereja ini.
“Kumpulkan di teleportasi dan kembali ke Lans. Aku akan menggunakan 'Penjagaan Ilahi' untuk menghalangi sementara.”
Suara Mekhantron bergema di hati setiap anggota Dewan Kardinal, mengurangi kecemasan mereka. Perlahan mereka mulai mendekati teleportasi super besar.
Apapun akhir Yang Mulia Paus, selama tidak kehilangan perlindungan Tuhan, Takhta Suci pasti akan bertahan! Sikap Raja Malaikat adalah bukti nyata!
Di langit timur laut kota, "Penjelajah Malam" Winston juga berpisah dengan "Heart of Time" Ketonnia. Keduanya mengawasi "Bulan Perak yang Jatuh" dan "Bola Pembinasa Kegelapan Kacau" yang meluncur ke arah Paus dengan sikap tak terbendung dan tak terhindarkan.
"Yang Mulia Ktonnia, lihatlah... Hasilnya sudah ditakdirkan..." Winston lebih memilih persuasi daripada serangan.
Ketonnia tiba-tiba tampak menua puluhan tahun. Matanya menatap ketinggian dalam kesunyian kemurungan yang menyayat hati.
Melihat serangan penuh dua makhluk mirip dewa akan menghantam Paus, ketinggian tiba-tiba mengalami perubahan. Tubuh Paus tiba-tiba menyala dengan cahaya suci putih susu yang megah dan sakral, membuat ruang dan waktu di sekitarnya membeku, membuat "Bulan Perak" dan "Kekacauan" hanya bisa bergerak perlahan.
Wajah Paus Benediktus II menunjukkan senyum tenang penuh pengabdian, membawa sukacita damai dari pengorbanan jiwa-raga, mengangkat tongkat kerajaan putih-perak, melantunkan kidung suci:
"Anda adalah satu, juga segalanya."
"Adalah sekejap, juga keabadian."
"Adalah Sang Pencipta, juga Penguasa Segalanya."
Setiap doa terdengar, raganya semakin suram. Di dalam Kota Lentat, kota-kota besar Kerajaan Holm, kota-kota besar Kerajaan Brianne... Kota Suci Rennes, semua petugas gereja dan umat beriau kembali tergerak tanpa alasan, seluruhnya bersujud di tanah dengan sukacita dan kedamaian, mengikuti doa:
"Anda adalah satu, juga segalanya."
"Adalah sekejap, juga keabadian."
……
"Yang Mulia Paus menggunakan 'Sihir Ilahi' lagi..." Melmoth, Anastasia, Maria dan pendukung Paus lainnya menunjukkan kesedihan dan kesakitan yang tak terbendung di wajah mereka. Mereka sangat memahami harga yang harus dibayar untuk sihir terkuat gereja ini.
Dengan kekuatan mirip dewa Yang Mulia Paus, meski terluka parah oleh Sihir Ilahi belum tentu akan terbunuh oleh serangan penuh "bulan perak" dan "Abyss". Namun demi melukai dan mengusir kedua makhluk mirip dewa ini, beliau tetap memilih "Sihir Ilahi"...
Proyeksi tujuh lapisan Gunung Surga yang jelas terlihat muncul di belakang Paus Benediktus II. Santo Roh dan malaikat dari lapisan pertama hingga kelima menyanyikan kidung suci yang indah dan mistis, memainkan melodi ringan nan gaib. Kilatan-kilatan cahaya mengalir dari tubuh mereka, berkumpul menjadi cahaya suci yang transenden mengalir ke lapisan keenam dan ketujuh.
Di lapisan keenam, enam Malaikat Api seluruhnya merangkak dengan kedua tangan membentuk tanda silang, sayap menutupi seluruh tubuh, seolah sedang berdoa untuk sesuatu.
Kemudian, cahaya suci mengalir masuk ke lapisan tertinggi, menyembah kilatan cahaya yang tak terbatas dan tak terterangkan.
Paus Benediktus II mengawasi "Bulan Perak" dan "Abyss", berkata dengan khidmat:
"Ini adalah penghakiman paling adil, berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Keabadian dan kejahatan akan dibersihkan secara total."
Cahaya suci tak terkatakan dari proyeksi Gunung Surga meletus, sementara Bulan Perak memancarkan sinar putih murni dan Abyss memperlihatkan kegelapan paling dalam, pekat, dan kacau.
Semua warna dan suara tiba-tiba lenyap. Petarung legenda tingkat puncak seperti Douglas hanya bisa merasakan benda dalam radius satu meter melalui medan energi spiritual.
Tiba-tiba, teriakan mengerikan yang memilukan terdengar, indra yang hilang pun kembali. Heatherway dan yang lain melihat bola daging tak tergambarkan itu retak dalam, tangan-kaki, mata, kepala meledak berantakan seperti diterbangkan gelombang kejut kembali ke gerbang merah menyala. Gerbang aneh itu pun membusuk dengan cepat dan menghilang tanpa jejak.
Di saat bersamaan, bulan perak muncul kembali namun lebih suram, perlahan tertutupi sinar matahari.
Rangkaian Gelombang mengalir deras menuju Kota Lentat. Pupil keabu-abuan Heatherway menyempit, ia berbisik pelan:
"Perlindungan Elemen."
Emas, perak, putih, hitam—ribuan titik cahaya membentuk kubah setengah bola menyelimuti "kota".
"Kolaps Medan Magnet."
Seiring suara Douglas yang mulai terdengar berusia, di luar Perisai Elemen muncul lapisan ruang terdistorsi berwarna hitam pekat. Tarikan kuat yang meledak menelan sebagian besar Rangkaian Gelombang, sementara sisanya dihalau oleh "Perlindungan Elemen".
Serangan Sihir Ilahi yang dikerahkan sepenuhnya berhasil melukai parah dan mengusir kedua makhluk mirip dewa?
Meski telah mengantisipasi hasil ini, kekuatan mengerikan tersebut tetap membuat Douglas, Melmoth, dan yang lain terus menatap ke atas.
Di ketinggian, Paus Benediktus II masih mengangkat Tongkat Kerajaan Putih-Platinum.
"Yang Mulia Paus tidak apa-apa?"
Perasaan bahagia tiba-tiba menyergap hati semua anggota Dewan Kardinal.
Sementara kegembiraan para Penyihir Legendaris menyaksikan kedatangan Brook terkikis oleh tekanan berat - berapa kali lagi Benediktus II bisa menggunakan "Sihir Ilahi"?
Tiba-tiba, hembusan angin bertiup. Pakaian Benediktus II berubah menjadi serpihan cahaya kecil-kecil, diikuti kedua tangan, kaki, batang tubuh, hingga kepala yang hancur menjadi titik-titik cahaya bertebaran di udara sebelum menghilang. Di bawah sinar matahari, partikel-partikel itu memantulkan berbagai warna ajaib, menciptakan pemandangan surealis yang mengguncang jiwa.
Kidung suci yang samar dan melodi musik mulai terdengar, seolah-olah Tuhan Kebenaran sedang membimbing Juru Bicara di Bumi ini kembali ke Gunung Surga.
"Yang Mulia Paus telah dipanggil Tuhan..."
Melmoth bergumam pelan. Ini adalah Paus pertama yang tewas langsung dalam pertempuran.
"Paus telah runtuh..."
Douglas seketika sadar. Dengan koneksi mental luasnya, dia memberi perintah kepada penyihir legendaris lain: "Kepung dan bunuh mereka!"
Awalnya Majelis Sihir tidak memiliki nafsu makan yang besar, karena Douglas dan para Arkanis Agung lainnya sangat waras, menyadari kesenjangan kekuatan antara mereka dengan Gereja Selatan. Sejak awal mereka tak pernah berpikir untuk bertarung sampai mati dengan gereja.
Tujuan mereka tetap tidak berubah sejak awal: menggunakan "Blaze Abadi" yang telah dipersiapkan sebelumnya dan tidak diketahui gereja untuk membasmi dua atau tiga anggota Dewan Kardinal, mengubah keseimbangan kekuatan yang bisa dikerahkan kedua belah pihak. Melalui intimidasi ini, serangan dari belakang Dewan Kegelapan, serta keraguan Paus dalam menggunakan Sihir Ilahi, mereka berharap bisa memaksa bangsawan beralih ke pihak mereka, sehingga gereja mengakhiri perang secara sukarela dan mundur dari seberang Selat Badai.
Secara sederhana: menggunakan perang untuk memaksa perdamaian!
Namun situasi telah berkembang sedemikian rupa, bahkan Paus sendiri telah runtuh di medan pertempuran. Secara alami Douglas menyesuaikan tujuannya: membunuh anggota Dewan Kardinal gereja sebanyak mungkin, merobek daging segumpal darah dari tubuh mereka.
※※※
"Di timur laut kota, Ketonnia menyaksikan Paus runtuh, ekspresi wajahnya terus berubah. Ketika Winston hendak membujuknya menyerah lagi, tiba-tiba dia melancarkan serangan paling dahsyat yang membuat Winston sesak napas."
"Kemudian tekanan pada Winston lenyap seketika. Ketonnia yang ada di depannya telah terbang jauh menjauh."
"Tampaknya dia masih tidak percaya penyerahan diri akan membawa hasil baik."
"Dengan dia berkeliaran di luar, Yang Mulia Ratu akan ragu-ragu dalam menangani anggota keluarganya. Lagi pula, seorang legenda yang tak punya malu maupun nyawa sangat sulit dihadapi saat melakukan pembunuhan gelap dan sabotase... Ini juga merupakan bentuk keseimbangan..."
"Tapi Yang Mulia Ktonia, usia Anda hampir 800 tahun. Meski menguasai kekuatan aliran waktu, berapa lama lagi bisa bertahan? Nanti..."
"Ksatria Epik normal memiliki umur sekitar 500 tahun. Jika berhasil mencapai tingkat legenda tiga, mungkin bisa bertambah sekitar 100 tahun."
※※※
Gaya gravitasi di sekitar kembali berubah, membuat Melmoth dan rombongannya sulit bergerak. Saat itu hanya lima enam anggota Dewan Kardinal yang telah memasuki formasi "Penjagaan Ilahi" dan akan melangkah ke teleportasi. Yang lain masih berada dalam jarak tertentu, termasuk dirinya serta Anastasia dan Maria yang berada di belakang.
Tiba-tiba, tongkat kerajaan platinum sisa Benediktus II di ketinggian jatuh bebas, melintasi medan gravitasi Douglas dan medan elektromagnetik Brook dengan orbit yang indah sebelum mendarat di bawah.
Anastasia yang rambut hitamnya sudah mulai berubun memandang dengan mata biru laut yang dalam. Tanpa alasan jelas, tangan kanannya meraih tongkat platinum tersebut.
Tujuh lapisan Gunung Surga kembali muncul. Cahaya suci menyelimuti tubuh Anastasia.
Kidung suci dan nyanyian pujian juga mengelilinginya, mengubah sekitarnya menjadi wilayah suci yang tak tertembus.
"Anugerah Ilahi?"
"Apakah Tuhan telah memilih Yang Mulia Paus yang baru?"
Karena para Paus sebelumnya selalu meninggal secara alami setelah mencapai akhir usia, memberikan cukup waktu untuk memilih Paus baru melalui pemungutan suara Dewan Kardinal, peristiwa pemilihan Paus melalui Anugerah Ilahi langsung dari Tuhan Kebenaran seperti yang tercatat dalam 《Kitab Suci》tidak pernah terjadi lagi sejak era Paus pertama.
Kulit Anastasia yang menghitam mulai mengelupas, memunculkan kilau baru. Auranya melambung tinggi melebihi puncak legenda seperti Douglas:
"Sanctuary."
Cahaya suci merambat luas, menyelimuti seluruh anggota Dewan Kardinal dan menghalangi serangan para Penyihir Legendaris seperti Douglas, Brook, dan Heatherway.
"Sanctuary" terhuyung-huyung, hampir hancur, namun tetap bertahan hingga semua anggota Dewan Kardinal memasuki teleportasi super besar. Sementara Douglas, Brook dan para Penyihir Legendaris lainnya, menyaksikan terciptanya Paus baru, tidak berani memaksa terlalu jauh.
Meski membutuhkan setidaknya sepuluh tahun untuk menguasai "Sihir Ilahi", dia tetaplah makhluk mirip dewa yang benar-benar sejati!
Menyaksikan pemandangan ini, raut wajak Mekhantron seketika berubah pucat.
