Dengan adanya "Jubah Arkanis Agung", jubah "Takhta Abadi" pun tidak lagi digunakan oleh Lucien. Hadiah dari "Tangan Pucat Kehijauan" ini lebih bernilai estetika daripada fungsi praktis, terlebih setelah ritual "Penyembunyian Kehidupan" dilakukan. Adapun mantra "Sinar Kemunduran" tingkat tujuh yang cukup diandalkan Lucien, dapat langsung dibangun dalam jiwanya.
Tanpa rasa malu, toh di dalam masih ada rompi dan kemeja, Lucien mengutamakan keamanan. Setelah meninggalkan cap di pusat kendali "Jubah Arkanis Agung", dia langsung berganti jubah sihir di hadapan Helen.
Baru saja benda legenda ini dikenakan, Lucien merasakannya seperti pusaran raksasa yang menyedot energi spiritualnya dengan gila-gilaan, menggoyahkan lingkungan meditasinya. Andai saja dunia kognitifnya belum semi-stabilisasi, mungkin kepalanya benar-benar akan meledak akibat getaran energi spiritual.
Setelah waktu yang tak terkira, ketika energi spiritual Lucien hampir habis, penyedotan ini baru perlahan mereda. Jubah sihir hitam pekat memancarkan kilau hitam samar, lalu berubah menjadi gaun panjang hitam berkancing ganda sesuai keinginannya. Proses pemulihan energi spiritual yang berlipat ganda pun dimulai.
Helen tetap diam, seolah tenggelam dalam pikirannya sendiri. Seperti yang dikatakan Fernando, sifat aslinya tidak dingin - sebaliknya ceria dan cerewet. Tapi hal di luar penelitian Okultisme dan Sihir sulit menarik minatnya, sehingga terkesan seperti dewi es.
"Sudah selesai?" Baru kini dia tersadar, "Ivens, untuk memahami teori relativitas umummu, pengetahuan matematika apa yang harus dikuasai sebelumnya? Bisakah kau membuatkan daftar bacaan?"
"Tidak masalah. Tapi saya tidak tahu apa yang sudah dikuasai Yang Mulia Helen." Lucien merasakan energi spiritualnya pulih deras, pikirannya jernih.
Helen menggelengkan kepala, tersenyum: "Kau juga Arkanis Agung sekarang, tak perlu memanggilku 'Yang Mulia'. Buat daftar seolah aku sama sekali awam di bidang ini. Dengan begitu aku bisa melihat dasar matematikamu sekaligus menutupi celah pengetahuanku."
“Baik, Helen.” Lucien tidak bersikeras dengan sapaan Yang Mulia. Bagaimana dengan para Penyihir Legendaris yang tidak menyandang gelar Arkanis Agung? Bagaimanapun, guru tetaplah guru, Yang Mulia Ketua Dewan tetap Yang Mulia Ketua Dewan, Nenek Heatherway tetaplah Nenek Heatherway. Ini adalah hubungan pribadi yang tak perlu mempertimbangkan orang lain.
Helen menutup ruang penyimpanan benda legenda, mengajak Lucien keluar dari gerbang: "Beberapa hari ini kamu bisa beristirahat di ruang baca Fernando sambil menunggu Yang Mulia Ketua Dewan keluar dari semiplanar dan bersama para Peramal memverifikasi makalah penelitianmu."
Dia bahkan lebih ketat dari persyaratan Storm Master, melarang Lucien kembali ke menara sihir maupun Lembaga Penelitian Atom miliknya demi menghindari celah keamanan – sebagian besar kekacauan malam ini terjadi karena gejolak emosinya yang gagal ditangani tepat waktu, sehingga dia lebih berhati-hati dalam menjaga keamanan Lucien.
Lucien tidak keberatan: "Kalau begitu aku akan memberitahu butler dan Lazare terlebih dahulu."
Helen mengangguk ringan, mempercepat langkah, berjalan di depan, menunjukkan tidak akan menguping percakapan Lucien.
Leo yang tidak terlalu paham sihir terkejut dengan kejadian malam ini. Sambil mencoba menghubungi Lucien, dia menyuruh Pinokio mengaktifkan sepenuhnya pertahanan menara sihir, menunggu dengan cemas balasan sang Tuan.
Setelah memastikan Lucien baik-baik saja dan Alin tetap normal, Leo baru lega. Sementara itu, Lucien menghubungi Lazare.
"Lucien? Oh, seharusnya memanggil Yang Mulia Ivens!" kata Lazare dengan bersemangat dan gembira. "Penjelasan esensi gaya gravitasi-Mu sangat keren! Bagaimana bisa kau menghubungkannya dengan ruang-waktu?"
Jelas dia tidak terlalu memahami bagian sebelumnya.
Lucien berkata setengah bercanda: "Ketika bermimpi, aku bertemu seorang pria yang mungkin bernama Tuan Albert memberitahuku."
"Haha, kamu benar-benar humoris." Lazare tersenyum, "Aku selalu dengar kamu ingin menyatukan gaya gravitasi ke dalam sistem teori relativitas khusus, tapi aku sama sekali tidak meneliti bidang ini, sungguh kebodohan! Jika tidak, dengan sedikit membuat alat bantu, level okultismeku pasti akan naik satu tingkat!"
Poin okultismenya hampir mendekati level lima, sedangkan level sihirnya berkat Alkimia Baru dan terobosan lain di bidang elemen juga sudah hampir mencapainya.
Lucien memainkan permukaan gaunnya: "Aku juga heran, aku selalu menyuruh kalian fokus mempelajari teori relativitas khusus, tapi selain Annik dan murid-murid lain yang kuperhatikan, tidak ada satu pun dari kalian yang bergerak."
Lazare tertawa kaku: "Transformasi waktu, ruang, energi, massa, dan sistem referensi mana mungkin mudah dipahami? Aku terus berusaha belajar tapi perkembangannya kecil. Tapi dibandingkan teori relativitas umum yang rumit dan membuat pusing, teori relativitas khusus seperti anak kecil yang menggemaskan. Aku akan terus mendalaminya."
"Baru saja, murid-muridmu hampir histeris karena bersemangat, tapi terus gagal menghubungimu, hampir saja menghancurkan monokelku. Mereka sudah benar-benar menyembah dan mengagumimu."
Lucien memencet sudut bibirnya: "Dalam Okultisme, ini bukan hal baik. Aku mencintai Guruku, tapi lebih mencintai kebenaran mutlak. Lazare, beberapa hari ini aku harus membantu Guru dan timnya memverifikasi makalah penelitian, jadi tidak akan datang ke lembaga penelitian. Kamu yang bertanggung jawab atas operasi harian."
Lazare menyetujui dengan antusias, lalu berkata dengan serius dan khidmat: "Izinkan aku untuk sementara melupakan hubungan 'pertemanan' kita, dan memberi penghormaan pada capaian agungmu yang melampaui bakat dan eranya. Kau telah membuka jalan bagi bidang Okultisme untuk terus berkembang, mengusir awan hitam pekat yang menyelimuti langit Okultisme. Baik teori relativitas umum maupun Alkimia Baru, semuanya adalah capaian paling gemilang dalam Sejarah Sihir - terutama yang pertama."
Setelah selesai berkomunikasi dengan Lazare, Lucien mulai menghubungi Natasha.
“……Yang Mulia adalah penguasa ruang-waktu, pengendali bintang, yang telah membuka pintu kebenaran dunia mikroskopis.” Suara Natasha langsung berseri mendengar suara Lucien.
Meski tak memahami teori relativitas umum, ia tahu dari penjelasan Lucien bahwa ini adalah penjelasan esensi gaya gravitasi yang menyangkut ruang-waktu. Sedangkan penemuan neutron, makna besarnya telah ia pahami dari Nenek Heatherway, Lucien, dan Yang Mulia Morris, sehingga ia mengarang sendiri kalimat penghormatan untuk bercanda.
Lucien tersenyum: “Kamu juga mendengarkan saluran Kebenaran Dunia?”
"Saat di Alto, saya sudah mendengarkan 'Suara Misteri' dan 'Kebenaran Dunia'." Meski radio sihir belum menyebar ke seberang Selat Badai, tapi dia pasti memilikinya. Dua saluran tersebut, yang pertama penuh hiburan sebagai pengisi waktu sehari-hari, sedangkan yang kedua menjadi jalur bawah sadarnya untuk memantau kabar Lucien. "Sebenarnya, saya selalu merasa penelitian okultisme itu menarik. Nanti di waktu luang bisa mulai belajar dari dasar. Cuma saya tidak punya bakat energi spiritual."
Natasha memang punya dasar di bidang ini dan benar-benar merasa hal-hal yang diungkap penelitian okultisme serta eksperimen itu menarik. Karena itu dia berniat mencoba, tapi sama sekali tidak berharap bisa berprestasi atau memfokuskan energi di situ.
Lucien berbisik sambil tersenyum: "Yang penting bisa mengendalikan formasi sihir dan perangkat alkimia. Pelan-pelan akan saya ajari, lihat saja apakah kamu akan menjadi mesin pembuat bencana eksperimen."
Keduanya berbincang secara santai dan tanpa arah yang jelas, hingga Helen sampai di ujung koridor dan menoleh ke belakang. Lucien baru tersadar: "Karena dampak peristiwa kali ini sangat besar, serta menunggu verifikasi makalah penelitian untuk menerima hadiah, dalam waktu dekat aku mungkin tidak bisa pergi ke Lentat. Tolong sampaikan permintaan maafku kepada Yang Mulia Adipati Agung."
"Aku tahu, Nenek Heatherway sudah memberi tahu sedikit. Aku juga mendengar pidatomu. Tenanglah tinggal di Alin, jangan keluar sembarangan. Aku akan memanfaatkan waktu ini untuk merapikan hubungan antara Dewan Bangsawan, kabinet, dan para bangsawan. Setelah itu, aku akan menemuimu di Alin! Mengunjungi lembaga penelitian dan menara sihirmu!" kata Natasha penuh pengertian, sambil dalam hati menambahkan dengan nakal: "Kamu belum tahu kan kalau aku sudah menjadi Ksatria Emas level sembilan? Aku mau memberimu 'kejutan'."
Lucien terkekeh: "Murid-muridku selalu ingin bertemu Yang Mulia Ratu. Baiklah, aku tutup dulu."
“Hm.” Natasha menjawab dengan suara sengau, lalu berbisik pelan, "Yang Mulia Arkanis Agung-ku."
Setelah menghentikan sihir komunikasi elektromagnetik, Lucien tiba-tiba teringat suatu masalah. Sebelumnya Natasha dan Annik mungkin sudah berusaha menghubunginya berkali-kali, namun karena berbagai alasan dia mengabaikan rasa panas membara itu, hingga akhirnya sama sekali tidak tahu siapa saja yang mencoba mencari dirinya. Hal ini mungkin telah membuatnya melewatkan banyak hal penting.
"Diperlukan manajemen komunikasi, diperlukan 'daftar panggilan tak terjawab'..." Lucien merenungkan modul fungsi terkait hal ini.
Merancang formasi penyimpanan serupa untuk mencapai tujuan ini tidak sulit, namun jelas akan meningkatkan persyaratan penggunaan dan harga benda komunikasi alkimia secara signifikan. Hal ini bertentangan dengan kebutuhan ekspansi pasar. Selain itu, makhluk alkimia merupakan asimilasi jiwa yang lebih ahli dalam manajemen cerdas daripada komputasi. Oleh karena itu, pengembangan komputer berbasis dasar sihir menjadi suatu kebutuhan.
Meskipun jiwa dan kemampuan komputasi otak Penyihir Legendaris sudah setara dengan komputer di era awal, ditambah dengan keberadaan formasi perhitungan bantu, banyak masalah sebenarnya bukanlah masalah. Namun Lucien yakin sepenuhnya bahwa gabungan mereka tetap tidak bisa menandingi kemampuan komputasi ratusan juta operasi per detik dari komputer generasi pertama Galaxy, apalagi generasi berikutnya dan kelas Tianhe. Tidak boleh karena komputer belum terlalu berguna di tahap awal lalu mengabaikan pengembangan bidang ini. Bagaimanapun, elemen semikonduktor sudah ditemukan.
Sambil berpikir, Lucien bergegas menyusul Helen.
Helen meliriknya dengan ekspresi agak heran, tapi tidak berkata apa-apa. Bagi orang seperti dirinya yang sepenuhnya mendedikasikan diri pada Okultisme dan penelitian sihir, beberapa percakapan Lucien tadi terasa terlalu bertele-tele dan membuang-buang waktu. Mengapa tidak langsung menyampaikan pokok permasalahan saja?
※※※
Dalam satu setengah hari berikutnya, Lucien memanfaatkan waktunya untuk membangun mantra sembilan cincin kedua guna mengokohkan kekuatannya.
Normalnya, sebuah mantra lingkaran sembilan membutuhkan waktu dua hingga tiga minggu untuk dianalisis meskipun memiliki dasar matematika, pengetahuan okultisme, dan sihir yang cukup. Namun Lucien memiliki "Cambuk Dewi Es dan Salju" ciptaannya sendiri yang strukturnya telah ia kuasai sepenuhnya. Oleh karena itu, sebelum para Penyihir Legendaris seperti Oliver membuka "Ranah Kebenaran", ia telah berhasil membangun mantra tersebut dalam jiwanya, mengkonsolidasikan tingkat lingkaran sembilan sekaligus menjadi Mage Agung lingkaran sembilan dengan jumlah mantra lingkaran tujuh dan delapan yang paling sedikit.
Hingga saat ini, Lucien hanya membangun sembilan mantra lingkaran tujuh: Sinar Dingin Ekstrem Ivens, Pembalikan Mantra, Sinar Anti-Sihir, Jari Maut, Sihir Bayangan Cermin, Kurungan Sihir, Kebal Energi, Teleportasi Kacau, dan Badai Kilat. Untuk mantra lingkaran delapan juga sembilan: Pengurutan Mantra, Mantra Labirin, Kulit Elemen, Penghalang Mental, Kunci Ruang, Kutukan Tingkat Tinggi, Mata Pengintai Tingkat Tinggi, Badai Magnet Kuat, dan Prakiraan Timing.
Tiba-tiba, Lucien merasakan getaran ruang yang datang bergelombang, lalu bergegas menuju ruang baca Helen.
Begitu melangkah masuk ke ruangan, pintu teleportasi terkunci itu tiba-tiba terbuka. Douglas melangkah keluar dengan tenang sambil mengangguk pada Fernando, Oliver, dan para Penyihir Legendaris lainnya: "Kalian telah bekerja keras."
Lucien tersenyum lega. Yang Mulia Ketua Dewan baik-baik saja.
