Lucien yang hampir lupa urusan kurcaci, baru teringat setelah ditanya Natasha. Ia berhenti menyantap kaviar sambil terkekeh: "Bukankah dulu kuceritakan sekilas tentang petualangan di Dataran Malam?"
"Benar! Kamu jahat sekali, menambahkan lapisan pertahanan ekstra di luar inti pertahanan Pangeran Vampir itu sampai jadi makin 'kokoh'!" Bahkan sekarang, Natasha masih tak bisa menahan senyum saat bercerita. Lucien selalu penuh dengan apa yang dia sebut "selera humor aneh" - tapi justru itu yang kusuka!
Lucien juga cukup bangga dengan responsnya saat itu: "Tepat saat itu, untuk menipu kurcaci pulang, aku memanfaatkan kesalahan dan berpura-pura menjadi Dewa Uap mereka. Aku sengaja 'memamerkan' negeri dewa ilusi—'Atlantis', yang berisi fantasi tentang kelanjutan perkembangan industri alkimia dan pemandangan masa depan yang ingin kulihat. Hehe, saat itu aku bahkan berimajinasi bisa menciptakan bom alkimia yang menyala bagai matahari terbit melalui kemajuan besar di bidang Elemen dan alkimia. Tapi seperti yang kau tahu, realitas lebih aneh daripada imajinasi—'Blaze Abadi' kini sudah ada."
Mengingat topik tentang kurcaci, Lucien pun memberikan penjelasan awal tentang "Atlantis".
Mendengar deskripsi Lucien, Natasha awalnya tertegun, lalu tertawa tak bisa menjaga protokol istana, hampir merebah di meja: "Kubilang para kurcaci itu menyembah apa, ternyata bom alkimia! Ha ha, terlalu lucu! Belum pernah melihat sekte yang segila ini!"
Agama Bom Nuklir, dulu waktu main game memang pernah kulihat. Lucien tersenyum mengawasi Natasha yang tertawa terbahak-bahak.
Natasha berusaha mengendalikan diri sambil terkikih: "Menurut laporan dinas intelijen, setelah ledakan 'Blaze Abadi' beberapa waktu lalu, para kurcaci itu seperti kesurupan. Mereka menyembah bom baja keabuan dengan iman, berteriak tentang kasih Tuhan, turunnya Atlantis, terus bertanya siapa yang memanggil 'Blaze Abadi', menganggapnya sebagai utusan Dewa Uap, Orang Pilihan, santo."
“Kalau mereka tahu bahwa sayalah yang menciptakan sihir ini, statusku sebagai 'Dewa Uap' akan turun menjadi Orang Pilihan.” Lucien menggelengkan kepala sambil berdecak kagum, dalam hatinya muncul pikiran aneh: Jika para kurcaci terus berkembang seperti ini, menyempurnakan ajaran dan ritual agama mereka, apakah kekuatan iman akan terkumpul padanya? Atau justru langsung menuju "bom nuklir"?
Lucien untuk sementara tidak memiliki keinginan "menjadi dewa", El adalah contoh nyata konsekuensinya. Namun mempelajari mekanisme pengumpulan kekuatan iman telah lama menjadi niatnya – mengungkap tabir para Tuhan pasti akan mengungkap misteri terdalam alam semesta.
Setelah membahas masalah asimilasi para kurcaci, Natasha mengambil serbet makan dan menyeka mulutnya: "Aku akan menyerahkan biara-biara berlebih ke balai kota setempat sebagai lokasi sekolah umum."
Setelah Gereja Selatan menarik diri dari wilayah ini, jumlah anggota sekte yang ramah berkurang drastis dibandingkan masa kejayaannya. Untuk mengendalikan mereka, Natasha menyita sebagian biara dan tanah milik gereja untuk dimasukkan ke dalam aset keluarga kerajaan dan negara. Hal ini langsung membuat kas pribadi ratu dan perbendaharaan kerajaan melimpah. Oleh karena itu, dia bisa dengan mudah menyetujui rencana sekolah umum Lucien - dia menggunakan bagian pribadi tanpa perlu persetujuan melalui pemungutan suara di Dewan Bangsawan.
"Setelah sekolah hasil kerjasamamu dengan Dewan Sihir berhasil mencetak generasi demi generasi talenta, pondasi keluarga kerajaan akan semakin kokoh," kata Lucien sambil tersenyum.
Natasha meletakkan serbet makan, matanya berbinar mengawasi Lucien: "Rencanamu pasti akan kudukung. Lagipula kau sudah berhasil membujukku."
Lucien mengangguk perlahan, ekspresinya serius dan penuh kesungguhan: "Jika lingkungan sekitar tidak mengalami perubahan, tetap berada dalam keadaan kebodohan dan keterbelakangan, lalu apa kebahagiaan yang didapat dari meraih kesuksesan dalam masyarakat seperti ini, memandang rendah dari atas? Apa maknanya menjadi pemimpin sekumpulan babi? Seorang Ahli Sihir Oskur sejati harus mendorong kemajuan masyarakat, membuat peradaban manusia semakin maju, memungkinkan setiap orang menikmati kenyamanan dan kemudahan dari item alkimia—inilah pencapaian terbesar..."
Mendengar kata-kata jujur Lucien yang mengungkapkan isi hatinya, ekspresi Natasha menjadi tenang, sorot matanya sangat fokus. Dirinya saat ini jauh lebih memesona dibanding waktu-waktu sebelumnya.
Setelah Lucien selesai berbicara, barulah Natasha tersenyum berkilauan: "Hm, menjadi ratu di negara miskin dan terbelakang dimana banyak orang bahkan belum menguasai literasi dasar—mana mungkin bisa sebahagia melihat negaraku sendiri makmur maju, tingkat peradaban yang terus meningkat?"
Lucien melihat sekeliling ke arah Leo dan dua pelayan perempuan yang berdiri di samping, lalu bangkit sambil tersenyum: "Akan kutunjukkan padamu gambaran konkret Atlantis."
Natasha awalnya tertegun, sudut bibirnya berkedut, kemudian tersadar bahwa Lucien punya hal lain untuk dibicarakan. Ia mengambil topi ksatria hitam di sebelahnya, mengenakannya dengan miring, lalu berjalan mengikuti Lucien ke ruang tamu dengan langkah sedang.
Setelah Lucien mengaktifkan formasi sihir independen, barulah Natasha bertanya dengan serius: "Ada masalah apa?"
"Sementara belum ada hal besar. Tadi bukankah kamu 'marah' karena aku tidak memberitahumu tentang kenaikan ke tingkat legenda?" ujar Lucien sambil menatap Natasha dengan senyum mengembang.
Natasha seakan teringat sesuatu, wajahnya memerah memancarkan kecantikan yang memesona. Ia batuk kecil dua kali, pikiran berputar cepat: "Kau berencana menyembunyikan fakta telah mencapai tingkat legenda? Untuk menghadapi petarung legenda yang mungkin dikirim Gereja untuk membunuhmu?"
Lucien mengacungkan ibu jari, dalam hal ini Natasha memang selalu tanggap: "Benar, sebisa mungkin melemahkan kekuatan legenda Gereja. Jika aku mengumumkan hal ini, kemungkinan besar mereka tidak akan mengambil tindakan lagi, melainkan menggunakan metode pengepungan dan pembunuhan lain. Bagaimanapun juga, seorang Penyihir Legendaris sulit dibunuh. Ini tidak akan memberi efek pukulan bagi mereka. Lagipula, kau masih diselimuti bayangan Ketonnia. Aku ingin menyelesaikan kedua masalah ini sekaligus."
Memahami sebagian besar alasan Lucien melakukan ini adalah untuk membantunya menghadapi Ketonnia, Natasha yang awalnya ingin menentang akhirnya mengurungkan niat setelah melihat ketegasan di mata Lucien. Sudut bibirnya melengkung dalam senyuman: "Masalahnya, selama ini kita yang merencanakan pembunuhan gelap. Mana ada orang yang terus-menerus waspada terhadap pembunuhan gelap?"
"Jadi, kita harus mencari kesempatan untuk memancing mereka keluar sekaligus." Kata Lucien tanpa keraguan. Asalkan lawan salah memperkirakan kekuatannya, dia bisa menahan mereka sampai bala bantuan seperti Yang Mulia Ketua Dewan, Guru, dan Nenek Heatherway tiba untuk mengepung.
Natasha menyangga siku kanan dengan tangan kiri sambil mengusap dagunya: "Ketonnia dan pembunuh gelap Gereja mungkin tidak mudah tertipu. Mereka berpengalaman, sedikit saja kesalahan kita akan meninggalkan celah yang bisa mereka manfaatkan."
"Benar. Kita tidak bisa sengaja keluar berkeliaran. Harus ada alasan yang sangat logis dan tidak menimbulkan kecurigaan." Lucien mengerutkan alisnya.
Natasha juga berpikir cara menciptakan "kesempatan". Tiba-tiba matanya berbinar, dia menepuk telapak tangan: "Pernikahan! Pernikahan kita! Meski akan ada tamu undangan seperti Nenek Heatherway dan Yang Mulia Storm Master, suasana pasti relatif kacau dan memberi kesempatan pada pembunuh gelap."
“Hubungan kita berdua sudah diketahui semua orang. Mengadakan pernikahan setelah situasi stabil adalah hal yang sangat normal dan wajar, takkan menimbulkan kecurigaan.” Lucien mengangguk setuju.
Natasha menambahkan: “Bahkan bisa ditingkatkan lagi. Misalnya, kamu sebagai Arkanis Agung dan aku sebagai Ratu, pernikahan pasti harus setara. Entah di Istana Neckther sekali dan Alin sekali, atau kamu datang ke Istana Neckther untuk menjemputku bersama Ayah, Bibi Camille, anggota keluarga kerajaan Holm ke Alin. Dengan begitu, selama perjalanan hanya ada Nenek Heatherway yang melindungi, meninggalkan celah untuk pembunuhan gelap.”
Awalnya pernikahan diadakan di dalam gereja tanpa membutuhkan tempat lain, tetapi karena Lucien adalah Penyihir Gelap, gereja jelas tidak cocok lagi.
“Jika Gereja bertindak, kemungkinan besar adalah Api Primordial atau sisa raksasa Tribunal. Saya sudah menganalisis catatan aksi mereka sebelumnya, menemukan bahwa mereka berani namun cermat. Satu-satunya masalah adalah apakah Ketonnia satu tim dengan mereka? Jika tidak, bagaimana mereka memastikan ada personel tambahan untuk mengganggu Nenek Heatherway? Kita harus menyiapkan dua rencana berbeda untuk ini.” Lucien menjawab cepat, keduanya saling beradu argumen menyusun kerangka strategi.
Akhirnya, Natasha berkata: “Kira-kira kapan kamu bisa mengukir dua mantra legenda tersisa di jiwamu?”
“Paling cepat setengah tahun, paling lambat tujuh hingga delapan bulan.” Lucien menyebutkan perkiraan waktunya.
Natasha mengangguk halus, tersenyum: “Kalau begitu tanggal 10 April tahun depan, hari perpisahan pertama kita, kita adakan pernikahan. Aku akan bocorkan kabar ini dulu. Waktunya cukup?”
"Cukup." Lucien merasa masih ada waktu untuk membuat benda legenda khusus, namun masalahnya adalah dia tidak memiliki material berharga yang cocok untuk bidang legendaris.
Natasha sepertinya menebak pikiran Lucien, tersenyum kecut: "Setelah pernikahan ditetapkan, kamu resmi menjadi tunanganku. Perbendaharaan keluarga kerajaan akan terbuka untukmu. Semoga ada material level legenda yang cocok. Jika tidak, kita bisa tukarkan dengan penyihir legenda lain, seperti Nenek Heatherway atau Yang Mulia Storm Master."
Meski sudah terakumulasi ratusan tahun, material level legenda di keluarga kerajaan Holm tetap sangat langka, tidak lebih dari lima jenis.
"Ini..." Terlalu berharga. Bahkan seorang gila harta seperti Lucien pun agak ragu-ragu. Tapi saat melihat pandangan penuh keyakinan dan senyuman Natasha, dia langsung legawa, mengangguk dengan senyuman: "Baik."
Setelah selesai berunding tentang hal ini, Lucien baru agak bingung menggaruk-garuk kepalanya: "Kalau begitu, pernikahan kita sudah ditetapkan? Belum ada lamaran lho?"
Bukankah ini terlalu tidak sesuai dengan prosedur biasa?
Natasha tertegun sejenak: "Hah, kamu ingin aku yang melamar?"
Usai bicara, dia dan Lucien sama-sama tertawa geli. Diri mereka memiliki pengalaman unik, sifat asli yang khas, pola pergaulan yang tidak biasa - mengapa harus mengejar konvensi?
Natasha mengulurkan tangan kanannya, menggenggam tangan kiri Lucien, dengan suara suram berkata:
"Jika mereka benar-benar berani datang, biarlah darah legenda mewarnai merah karpet pernikahan kita!"
"Ini mungkin akan menjadi pernikahan yang paling tak terlupakan." Lucien tersenyum menyambut, sekaligus mengingatkan, "Dalam beberapa bulan ini, kamu sama sekali tak boleh lengah. Harus berhati-hati, berhati-hati, dan berhati-hati lagi."
……
Sore hari, keduanya menghabiskan waktu di dalam menara sihir. Saat malam tiba, Lucien hendak mengajak Natasha ke Stasiun Radio Langit untuk diam-diam menyimak siaran, tiba-tiba menerima sinyal dari Samantha: "Kami menangkap saluran aneh, sepertinya stasiun radio baru yang dibangun Gereja."
"Benarkah? Aku akan datang mendengarkan." Lucien dan Natasha saling bertatapan, melihat rasa penasaran di mata masing-masing.
