Melihat sekeliling, Lucien mendapati dirinya berada di aula bundar besar. Sekelilingnya berjejer kursi-kursi yang mengarah ke atas, menyerupai versi raksasa Dewan Bangsawan yang berukuran separuh kota. Langit-langitnya memancarkan cahaya pucat kehijauan, menyinari batu hitam dingin hingga memantulkan warna-warna aneh.
"Kiri adalah jalan keluar, seharusnya melewati istana tempat Raja Lich dan lima santo Gereja Utara berada sebelumnya. Kanan menuju area dalam, jaraknya tidak terlalu jauh dari Tungku Jiwa." Setelah memastikan parameter lingkungan, Lucien memahami posisinya dan arah kedua pintu keluar berdasarkan perubahan pola koordinat.
Mengenai pilihan, Lucien sama sekali tidak ragu. Tentu saja harus kembali. Jika bisa bertemu Yang Mulia Ketua Dewan atau Guru, keamanannya akan terjamin. Jika tidak, dia bisa mundur dari Ordo Ksatria Suci Kematian.
Setelah Paus pertama Gereja Utara "Santo Ivan" dan empat santo lainnya "bangkit", keseimbangan kekuatan antara kedua pihak telah mengalami perubahan drastis, puluhan hingga ratus kali lebih berbahaya dari perkiraan semula. Untuk Yang Mulia Ketua Dewan dan Guru yang berada di tingkat puncak legenda, meski harus menerima luka, kecil kemungkinan mereka akan runtuh. Namun bagi diriku, Klaus, dan Erika, sedikit kecerobohan bisa berujung pada maut. Yang beruntung mungkin akan tersegel seperti Sphinx King Fenkes, menunggu organisasi Dewan mengirim pasukan penyelamat yang lebih kuat. Yang tidak beruntung akan benar-benar menjadi tokoh dalam Sejarah Sihir.
"Inilah bahaya tersembunyi dalam Ramalan Bergna..." batin Lucien sambil mengaktifkan berbagai pertahanan sihir pada dirinya. "Jika menghadapi situasi hidup-mati, lebih baik meledakkan diri dan menghancurkan lima benda legenda itu tanpa ragu. Lagipula, usus buntu masih tersimpan di rumah!"
Di bawah perlindungan Kulit Elemen, Penghalang Mental, dan lain-lain, Lucien mendorong gerbang kiri. Tiba-tiba terdengar teriakan mengerikan yang menyayat telinga.
Makhluk yang mampu mengeluarkan suara di dunia mayat hidup sudah pasti berstatus legenda!
"Area di depan setidaknya ada tujuh mayat hidup legenda! Masih lebih banyak lagi di kejauhan!"
Di luar istana berjejal Bencana Mayat Hidup yang sangat rapat - pasukan Mayat hidup, hantu, mumi, naga tulang, dan liche naga bergerak seperti air pasang yang mengalir deras. Mereka memenuhi langit, memblokade koridor dan lorong bawah tanah, menyelimuti danau dan taman. Di antara mereka, tujuh aura kuat yang membuat merinding terpancar jelas.
Dari istana-istana di kejauhan, gemuruh teriakan saling bersahutan bagai sedang mengadakan "konser Tahun Baru".
Lucien merasakan kulit kepalanya bergidik menyaksikan pemandangan ini. Meski masih berjarak sangat jauh, intensitasnya cukup menggemparkan.
"Bisa menggunakan 'Penghentian Waktu Tingkat Tinggi', manfaatkan saat mereka membeku untuk langsung melewati area ini..." Lucien menganalisis solusi dalam hati, "Tapi cakupan 'Penghentian Waktu Tingkat Tinggi' yang baru ditingkatkan hingga puluhan kilometer, paling-paling bisa mencakup sebagian besar area. Kecuali digunakan dua kali berturut-turut, tapi masih ada setidaknya sepuluh mayat hidup legenda di kejauhan yang akan menyergapku di tengah jalan..."
Untuk pertama kalinya, Lucien begitu membenci luasnya Ordo Ksatria Suci Kematian. Andai saja mayat-mayat hidup legenda itu berkumpul di satu tempat, 'Penghentian Waktu Tingkat Tinggi' bisa membuatnya melewati mereka dengan aman menuju medan pertempuran tempat Yang Mulia Ketua Dewan dan Gurunya berada. Sayangnya mereka tersebar begitu luas, datang bergelombang seperti 'menguasai esensi serangan tiga tahap'. Padahal 'Penghentian Waktu Tinggi'-nya, setelah Moon Hourglass meningkat ke tingkatan dua, hanya bisa digunakan tiga kali saja.
Untuk para mayat hidup legenda tanpa kesadaran ini, satu lawan satu, satu lawan dua, bahkan satu lawan lima, Lucien tidak takut. Tapi jika lebih dari lima, perubahan kuantitatif akan memicu transformasi kualitatif. Apalagi di antara mereka mungkin tersembunyi petarung kuat seperti Mumi Kuno atau pelayan kematian.
"Terus maju? Menggunakan taktik gerilya untuk mencerai-beraikan mereka lalu menerobos?" Dengan luasnya Ordo Ksatria Suci Kematian ini, Lucien yakin akan ada kesempatan untuk "perang gerilya".
Saat itu, perkataan Peramal Bergna muncul di otak Lucien: "Jika menghadapi bahaya besar, ingatlah, jangan terburu-buru mundur. Hanya dengan maju kau bisa melihat harapan."
Mengombinasikan firasat dari Bintang Nasib Utama dan astrologinya, Lucien segera mengambil keputusan. Memandangi "Bencana Mayat Hidup" yang datang bergelombang, ia mendorung monokel dengan tangan kiri, mengulurkan tangan kanan ke depan, sorot matanya menjadi gelap, dan berbisik pelan:
"Fisi atom!"
Bersamaan dengan itu, mantra "Tangan Ketidakpastian" di jiwanya diaktifkan!
Boom!
Bola api raksasa meledak di tengah "Bencana Mayat Hidup", gelombang kejut dahsyat menyapu sekeliling, awan jamur keabu-abuan yang diselimuti api membumbung tinggi ke angkasa.
Aaarrgghh! Jerit menyayat ribuan mayat hidup terputus tiba-tiba. Medan pandang Lucien tiba-tiba kosong menyisakan kekosongan luas, bagai ladang gandum yang telah dipanen, atau pusaran yang tiba-tiba muncul di tengah samudera, sulit untuk segera diisi kembali.
Teriakan tujuh makhluk legenda mayat hidup langsung berkurang dua!
Tanah berguncang hebat disertai gemuruh, gelombang kejut dan radiasi menerpa Lucien. Namun karena jaraknya yang cukup jauh dari pusat ledakan, ditambah kemampuan terbang cepat setelah menggunakan "Fisi Atom" serta berbagai pertahanan sihir yang telah dipasang, dia hampir tidak mengalami cedera.
“Efek bersih-bersih fisi atom ditambah Tangan Ketidakpastian sangat bagus, sayangnya mayat hidup legenda terlalu jauh, hanya bisa mengunci satu dua ekor di inti ledakan.” Lucien berkomentar sambil terbang menuju pintu kanan aula bundar, “Kalau tidak terlalu menguras energi spiritual, aku benar-benar bisa membombardir dengan bom nuklir, membuat Bencana Mayat Hidup binasa semua.”
Jika menggunakan “Blaze Abadi”, Lucien yakin efeknya akan puluhan kali lebih baik, karena ini prinsip matahari, sedangkan mayat hidup paling takut pada “sinar matahari”.
Setelah keluar dari gerbang kanan, hanya ada lorong bawah tanah tertutup. Lucien menyusuri lorong itu dan memasuki aula hitam megah bergaya kuno, mirip kuil yang ditopang pilar-pilar hitam besar menyangga kubah.
Lucien tak sempat menyaksikan drama, dia harus mengalihkan dan memecah konsentrasi Bencana Mayat Hidup di belakang. Langsung saja dia masuk ke satu-satunya koridor.
Koridor ini panjang tak berujung, sama sekali berbeda dengan istana yang pernah dilalui Lucien sebelumnya. Tak ada satu pun mayat hidup, sunyi senyap dan dingin seperti membeku.
Di koridor sunyi yang menyeramkan ini, Lucien menggunakan Advanced Flying Spell dan Pertumbuhan Akselerasi Tinggi secara bersamaan. Terkadang melayang di udara, terkadang berlari kencang di tanah, menghindari perangkap sihir licik di setiap sudut.
Gek gek.
Tiba-tiba, suara tawa mengerikan bergema di koridor luas, membuat bulu kuduk merinding dan kepala berkunang-kunang. Beruntung Lucien masih memiliki "Penghalang Mental".
Gek gek, gek gek, tep tep, tep tep.
Di balik tawa, terdengar suara tepuk tangan seolah mencemooh cara Lucien berlari pontang-panting.
Proyeksi Bintang Nasib Utama muncul di mata Lucien. Bola kristal di tangan kirinya menghitam tiba-tiba memancarkan sinar bintang yang menunjuk ke dinding hitam.
Sihir Eksklusif Sembilan Cincin, "Maskelyne Tracking Spell"!
Kekek, kekek.
Tawa itu datang dari dinding hitam, yang bergerak-gerak seperti hidup ke pusat koridor, menghalangi jalan Lucien.
Warna hitam memudar, dinding berubah menjadi monster - segumpal daging membusuk abu-abu pekat yang terdiri dari ratusan lengan yang saling melilit, ribuan tangan menjulur keluar. Di setiap telapak tangan terdapat bola mata kecoklatan yang mengerikan, sumber tawa itu. Sedangkan tepuk tangan jelas berasal dari ratusan telapak tangan yang saling beradu.
Hyakume! Nama legenda arwah kematian ini muncul di otak Lucien beserta berbagai kekuatan mengerikannya. Hanya dengan ditatap oleh ribuan mata yang berjejal sangat rapat itu, seseorang akan mengalami keputusasaan, mati rasa, dan sulit bergerak.
Dan tawa serta tepuk tangannya adalah bahasanya, sebuah bahasa kacau yang unik, bisa langsung mempengaruhi jiwa dan menimbulkan rasa berkunang-kunang!
Selain itu, makhluk abadi legenda ini memiliki kesadaran. Ejekan dan cemoohan penuh terasa mengalir dari tawa dan tepuk tangannya.
Ratusan lengan membentang mencoba menangkap Lucien, sementara mata-mata tak terhitung mulai bersinar memancarkan sinar warna-warni.
Saat itu juga, teriakan-teriakan dari belakang semakin mendekat!
Sorot mata Lucien sedikit menyempit. Di tangan kanannya muncul arloji saku keabuan rumit nan indah, ibu jarinya menekan tombol dengan lembut.
Kreek—hitam memudar, abu-abu membeku. Hyakume membeku di tempat, lengan-lengannya bergerak lebih lambat dari siput.
Satu per satu "Pemecahan Besar" melesat dari tubuh Lucien. Jarum detik hitam pada arloji keperakan itu berdenyut beberapa kali, disertai beberapa sihir yang terpicu secara instan.
Kemudian, otot Lucien menegang, membuat gaun panjang hitam berkancing ganda yang merupakan transformasi Jubah Arkanis Agung menjadi ketat, kulitnya semakin pucat, mata hitamnya memancarkan nuansa Moonlight.
Kedua tangannya erat menggenggam pedang keabuan, menyeret kilatan pedang panjang yang melintas sekejap.
Abu-abu keputihan yang membeku mulai mengalir, hitam kembali muncul, ratusan lengan Makhluk Seribu Mata yang terjulur hanya mencengkram udara, sinar warna-warni dari bola mata kecoklatan hanya mengena tanah dan melarutkan area luas dengan pembusukan.
Bersamaan, tubuhnya berpendar warna-warni - merah, kuning, putih, ungu bagai kembang api mekar, lalu letusan cahaya abu-abu perak membuatnya sepenuhnya terhenti.
Seketika, Makhluk Seribu Mata rubuh dengan gemuruh, terbelah dua, retakan ilusi terus menggrogoti hingga menjadikannya berkeping-keping kecil.
Hanya dalam waktu satu detik, Lucien berhasil melakukan Pembunuhan Sekejap terhadap mayat hidup legenda tingkat pertama.
"Meski tidak bisa menyaingi Yang Mulia Ketua Dewan, tapi 'tuan tanah kaya' juga punya cara bermainnya sendiri." Lucien menggerutu dalam hati, lalu berbalik mendekati Hyakume untuk mencari sesuatu.
Makhluk arwah kematian legenda yang memiliki kecerdasan seperti ini pasti akan mengubah bagian terkuat tubuhnya menjadi semacam benda legenda khusus - bagian yang tidak akan ikut hancur oleh "Pedang Kebenaran".
Di antara daging abu-abu keputihan, Lucien menemukan sebuah mata kecoklatan yang masih utuh. Mata selebar telapak tangan itu memancarkan sinar gaib.
"Cukup dengan proses pembuatan sederhana, bisa dikembalikan ke material asli tanpa kerusakan..." Lucien menyimpan "Mata Jahat" itu lalu melanjutkan penerbangan ke ujung koridor.
Setelah berlari cukup lama, akhirnya gerbang kelabu di ujung terlihat oleh Lucien.
Aum!
Dengan raungan menggeram, sebuah tangan yang dibalut perban kuning tua menembus dinding hitam, menyerang Lucien dari samping.
Tangan kanan Lucien yang menggenggam Moon Hourglass menggesekkan ibu jarinya di dial keperakan, aliran waktu langsung melambat membuat lengan itu sedikit tertunda, memberi kesempatan untuk "Teleportasi Jarak Pendek".
Braak! Dinding hitam yang sanggup menahan satu serangan legenda runtuh, sosok tinggi kuning tua bermahkota emas menerobos keluar.
Mumi Kuno?
