Dua penyihir legenda tingkat puncak dan seekor monster yang mendekati mirip dewa terlibat dalam pertempuran sengit. Rangkaian Gelombang yang dihasilkan membuat dunia di balik pintu terhuyung-huyung, dipenuhi aura membinasakan di setiap sudut. Ruang terasa akan runtuh setiap saat. Hutan maut yang sebelumnya aneh dan tanpa kehidupan kini berubah menjadi tanah kiamat yang sesungguhnya.
Mirip dengan banyak penyihir legenda Kekaisaran Sihir Kuno, kepala Douglas dikelilingi batu permata berkilauan. Mereka bagaikan planet buatan - ada yang berwarna emas kehijauan, biru laut, maupun merah murni.
Batu-batu ini berkedip tak menentu, memancarkan mantra berbeda sesuai lantunan mantera, merajut "bidang" yang mengerikan.
Tuksedonya berubah menjadi jubah hitam yang berwibawa bergaya khas Kekaisaran Sihir Kuno. Permukaan tubuhnya memancarkan kegelapan pekat yang mengisolasi "Lautan Cahaya Suci" dari monster Benediktus III.
Di hadapannya mengambang dua benda, satu adalah benda legenda khusus "Astrolab Kegelapan", satunya lagi buku tebal berwarna dasar hitam pekat dengan pola keperakan, yang terus membalik halaman sambung-menyambung melepaskan mantra-mantra legenda.
Menghadapi monster yang tak bisa dipahami dengan logika biasa ini, Douglas mengerahkan semua benda legendanya - dua legenda tingkat puncak, dua legenda tingkat tiga!
Sementara mata kanan Fernando kehilangan warna merahnya, berubah menjadi hitam pekat bak pusaran lautan, bagai sumber pembinasaan yang terus menghembuskan badai energi tinggi dan mengeluarkan berbagai kutukan aneh dari langit berbintang.
Inilah dalang sebenarnya yang mengubah Hutan Kematian menjadi tanah kiamat!
Jubah sihir merah menyala di tubuhnya menguasai segala sesuatu di sekeliling dengan sikap penguasa, memperebutkan kendali lingkungan dengan monster yang berubah wujud Benediktus III, sementara tangan kanannya memegang tongkat kerajaan hitam pekat yang belum pernah dilihat Lucien sebelumnya.
Tongkat kerajaan ini seolah memiliki kehidupan sendiri yang terus berdistorsi dan bergerak-gerak tanpa pola, penuh kesan kekacauan seolah Abyss yang Tak Terbatas sedang turun ke dunia. Setiap kali Fernando menggunakannya, tongkat ini menciptakan area Kekacauan luas yang merusak segala sesuatu termasuk ruang.
Dua penyihir legenda tingkat puncak telah menggunakan semua senjata rahasia mereka, namun tetap tak mampu mengalahkan "Paus Tak Berkepala". Sanctuary, Cahaya Penghakiman, Tombak Pemurnian, Terompet Kerajaan Surga, Api Penyucian, Lambang Salib, Keluhan Angin, Mata Tuhan - berbagai sihir ilahi digunakan dengan mudah namun memiliki daya hancur luar biasa, justru berhasil meredam Douglas dan Fernando sepenuhnya.
"Ini membuat Douglas sedikit gemetar, bukan karena kekuatan monster—bahkan menghadapi Paus sebenarnya tanpa Sihir Ilahi, ia yakin bisa mundur dengan selamat—tetapi karena tidak memahami kondisi monster ini! Secara umum, monster jahat dan mengerikan seperti ini seharusnya secara alami lemah terhadap sihir ilahi, tapi ia justru bisa menggunakan sihir ilahi layaknya Paus sejati!"
"Benar-benar monster yang melampaui imajinasi." Dalam koneksi mental, Douglas menghela napas.
Fernando yang tampak lebih kelelahan darinya tidak panik: "Kita cari kesempatan untuk mundur ke arah pintu masuk, dia tidak bisa menghentikan kita!"
"Setuju!" Douglas sepenuhnya mendukung. Rencana petualangan kali ini hanya sampai di Tungku Jiwa, tidak perlu berlarut-larut melawan monster yang sulit dibayangkan ini. Jika Lucien belum dibunuh monster, saat dia sibuk melawan kita berdua, seharusnya dia juga sedang bergerak mendekati pintu masuk!
……
Awal Agustus, bahkan angin pun dipenuhi panas membara.
Di dalam ruang rapat Majelis Parlemen Tertinggi, perbincangan kembali mengangkat tentang Douglas, Fernando, dan Lucien yang belum kembali.
"Menurutku, kita harus membentuk pasukan penyelamat baru." Brook si Kaisar Pengendali menyusun jari-jarinya, memandang sekeliling anggota lainnya, "Kali ini aku yang akan memimpin. Ada pendapat?"
Wajahnya menunjukkan kelelahan mental namun semangat yang tak biasa. Selama beberapa bulan terakhir, dari sudut pandang elektron sebagai gelombang, dia mulai meraba jalan lain untuk memecahkan masalah Alkimia Baru. Andai bukan karena masalah dalam dasar matematika dan beberapa fenomena eksperimen yang belum dipertimbangkan, mungkin sudah ada capaian. Namun di tengah gentingnya situasi Majelis Sihir ini, tanpa ragu dia mengesampingkan eksperimennya dan memutuskan mengorganisir tim penyelamat.
Mengingat mayat hidup legenda di area perifer Ordo Ksatria Suci Kematian telah dibersihkan sebagian besar oleh Douglas, Fernando, Lucien dan lainnya, Brook yakin dengan kekuatan terkini Majelis Sihir dapat dengan mudah menghancurkan mereka. Yang perlu dipertimbangkan adalah kelompok Gereja Utara, namun ini bisa diselesaikan melalui negosiasi dan diskusi. Bagaimanapun, Dewan Sihir tidak pernah berniat menghancurkan ruang rahasia basis mereka. Jika mereka juga penasaran dengan rahasia di balik Tungku Jiwa, mungkin ada dasar kerja sama antara kedua belah pihak.
Tidak ada teman abadi atau musuh abadi, hanya kepentingan abadi. Brook percaya kalimat yang pernah diucapkan Lucien ini juga berlaku untuk Gereja Utara yang sebelumnya memiliki hubungan cukup baik.
"Saya menyarankan untuk menunggu satu bulan lagi." Sang Penguasa Arwah Vinsent bersuara serak, "Aliran waktu di sekitar Tungku Jiwa sangat melambat. Saya curiga di dalam sana baru berlalu kurang dari sehari. Yang Mulia Ketua Dewan, Fernando, Lucien Evans mungkin sedang dalam perjalanan kembali ke pintu masuk. Dalam situasi seperti ini, gegabah mengorganisir pasukan penyelamatan justru merupakan tindakan tidak bertanggung jawab terhadap Majelis."
Dia dipenuhi kerinduan akan rahasia di balik Tungku Jiwa, namun sekaligus diliputi ketakutan akan bahaya besar yang tak diketahui.
"Saya setuju dengan pendapat Vinsent. Tunggu satu bulan lagi. Saat itu nanti saya akan pergi bersama Anda, Brook." Oliver mengangguk perlahan menyatakan sikapnya, bukan karena pengecut melainkan karena belum perlu bertindak saat ini. Dua penyihir legenda tingkat puncak seharusnya tidak mudah terperangkap di dalam sana, apalagi entitas mistis dunia mayat hidup telah kembali tertidur panjang.
Dan sama seperti Brook, dia berada di momen genting yang hampir mencapai terobosan dalam mempelajari persamaan gelombang elektron.
Heatherway memandang Natasha yang duduk di sisinya—diundang khusus untuk menghadiri rapat Majelis Parlemen Tertinggi—dengan wajah datar: "Peramal sementara belum meramalkan bahaya runtuh yang mengancam Lucien. Sebulan lagi, jika mereka belum kembali, kita harus berangkat tepat waktu. Saya juga akan bergabung dalam pasukan penyelamat."
Rapat segera mencapai konsensus. Brook menghela napas pelan, lalu berkata pada Heatherway: "Kamu telah memberikan arah pemikiran berbakat untuk model atom dengan dua elektron. Ini adalah kemenangan mekanika matriks. Kini saya tak lagi meragukan nilainya, tapi tetap belum memahami makna okultisme di baliknya."
"Biasa saja." Heatherway berwajah datar, jawabannya singkat dan padat.
Brook kembali menatap Natasha: "Kuharap kau bisa memahami keputusan kami, karena masih sulit memastikan apakah mereka dalam bahaya. Tentu saja, selama periode ini aku akan berada di area perifer Ordo Ksatria Suci Kematian untuk memberikan bantuan."
Meskipun pasukan petualang yang terorganisir memiliki kekuatan besar dan dapat berfungsi lebih efektif, namun ketika menghadapi bahaya, legenda tingkat puncak tunggal justru lebih mudah melepaskan diri dari kesulitan. Ini merupakan salah satu alasan Brook memutuskan pergi sendiri sementara tidak membentuk pasukan petualang.
"Aku paham." Ekspresi Natasha teguh, mata perak-ungunya tak berkedip sedikitpun. Ia kemudian berdiri: "Yang Mulia Brook, izinkan aku untuk pergi terlebih dahulu. Aku masih harus melatih garis darah dan teknikku. Mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Aku hanya bisa berangkat dari bidang keahlianku."
Di dalam Lembaga Penelitian Atom.
"Yang Mulia Heatherway menunjukkan jalan untuk memecahkan model atom dengan dua elektron. Sungguh pancaran bakat yang gemilang! Haha, ini juga membuktikan kebenaran mekanika matriks Guru." kata Haiti sambil memegang edisi terbaru 《Okultisme》 dengan penuh kekaguman kepada Annik dan yang lain.
"Aku pernah mencoba memecahkan masalah ini tapi sama sekali tidak menemukan arah. Inikah kesenjangan antara kita dengan Arkanis Agung?" ucap Carterina dengan nada kagum.
Annik, Leirilya, dan yang lainnya juga telah membaca makalah penelitian ini, sama-sama merasa sangat mengagumi.
"Meski rumit dan sulit dipahami, mekanika matriks Guru jelas merupakan arah yang benar - dimulai dari sifat partikel dan diskret." kata Splinter dengan mata berbinar.
"Makna okultisme pasti akan ditemukan." Tiba-tiba Haiti tersenyum licik, "Materi pelajaran alkimia baru di Akademi Sihir Holt akan direvisi lagi!"
Sesuai peraturan Rektor dan Professor Lucien Evans, dia merupakan seorang "Dosen" yang terhormat.
"Ngomong-ngomong Annik, penelitian rahasia apa yang sedang kalian lakukan bersama Splinter akhir-akhir ini?" Tanya Leirilya tanpa sungkan karena hubungan pertemanan mereka yang sangat dekat, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu.
Annik menjawab jujur: "Kami mungkin menemukan cara menjelaskan fenomena perpecahan tidak normal Brook - dengan memperkenalkan konsep spin elektron bernilai kuantum setengah. Tapi pendekatan ini menimbulkan masalah aneh, kecepatan rotasi permukaan elektron jauh melebihi kecepatan cahaya..."
"Hah?" Cherie dan yang lain tampak kebingungan.
"Kita harus menunggu Guru kembali untuk meminta penjelasannya," ujar Splinter dengan ragu-ragu.
Haiti memandang langit biru yang cerah di balik jendela:
"Kira-kira kapan Guru akan pulang ya?"
……
Kota Suci Rennes.
Ketika Rhine mendorong "Gerbang Gunung Surga", di ruang doa, "Raja Malaikat" Mekhantron tiba-tiba membuka kedua matanya, pupilnya seolah-olah ada api emas yang menyala.
"Siapa?" Dia menggeram kesal, 36 sayap putih di punggungnya mulai membentang satu per satu, menutupi seluruh ruangan. Kemudian kilatan cahaya menetes dari sayapnya, menciptakan ilusi kabur seperti adegan dalam mimpi.
Perlahan, adegan dalam mimpi menghilang, "Raja Malaikat" pun lenyap dari ruang doa.
Di ruang baca, Benediktus III tidak melakukan apapun. Ekspresinya gelap-terang memandangi kehampaan di hadapannya, sudut bibirnya seperti tertawa sekaligus marah.
……
"...Membersihkanmu secara total adalah bentuk penghormatanku padamu."
Saat mendengar perkataan Alvin, Lucien yang jiwa dan otaknya seperti tertutup kabut merasakan halusinasi seolah suara itu datang dari alam semesta lain. Kehidupannya terasa tak nyata, seperti akan hancur berkeping-keping.
"Tidak bisa menunda lagi, harus segera meledakkan diri!"
Alvin perlahan mendekati Lucien, berbisik pelan: "Ingin meledakkan diri? Di bawah pengaruh 'Cahaya Kerajaan Surga' dan 'Tidur Nyenyak Angin', mungkin sulit untuk dilakukan."
"Tidurlah, terlelaplah, semua dosamu akan terhapus."
Dia yakin sepenuhnya bahwa Lucien tidak memiliki kemampuan untuk melawan.
Lucien mati-matian ingin menggunakan mantra semu ledakan diri, tapi energi spiritualnya yang terinfeksi Cahaya Kerajaan Surga seperti gir berkarat, sulit dioperasikan.
Tidak! Tidak boleh menyerah seperti ini!
Saat Lucien masih ingin mencoba, seolah merasakan kedatangan "Malaikat Angin", sensasi panas membara muncul di dadanya, "Gelombang Cahaya Penghakiman" di depannya tiba-tiba menghilang!
Dalam kebingungan, penglihatan kabur Lucien menangkap ekspresi Alvin yang berdistorsi, berjuang keras, kedua tangan menekan kepala, suara tua penuh kesakitan yang sama sekali berbeda dengan kesucian sebelumnya:
"Ma...ha...ko...ta...Matahari?"
