Lovi yang mendengarkan sebagai asisten penasaran mengulang: "Membangun ulang formasi penghitung bantu berdasarkan logika berpikir normal? Yang Mulia Ivens, proses kognitif manusia sangat rumit. Ini juga bertentangan dengan tuntutan universalisasi."
Pada rapat rutin, Lucien mengizinkan setiap orang untuk berbicara bebas namun harus mengangkat tangan sebagai isyarat. Ini bertujuan untuk melatih badai otak yang penuh inspirasi sekaligus memacu diri sendiri. Hingga saat ini, Lucien sangat menyadari capaian penelitian yang benar-benar merupakan hasil karyanya sendiri. Ia tak boleh mengendurkan upaya meningkatkan tingkat okultisme-nya. Namun dalam hal perbaikan sihir dan item alkimia, Lucien menganggap dirinya sudah sangat menonjol.
"Prosedur rumit bisa disederhanakan. Setiap perhitungan kita uraikan langkah demi langkah, proses berpikir pun demikian. Saya punya ide seperti ini: mengurai proses berpikir sehari-hari, pengendalian, dan perhitungan untuk mencari langkah-langkah paling sederhana yang sama. Simpan terlebih dahulu dalam formasi penghitung bantu dalam bentuk perintah. Saat diaplikasikan, mereka akan menyusun kembali proses yang lengkap. Dengan demikian kita bisa mensimulasikan sebagian besar situasi." Lucien tidak membimbing murid, melainkan mengajukan konsep ini sendiri karena dianggap cukup melampaui dasar dan tren terkini.
Cherie mendengarkan dengan penuh minat: "Terasa sangat menarik, jika formasi penghitung bantu benar-benar bisa menyimulasikan sebagian besar situasi, apakah itu berarti bisa cukup autentik meniru kehidupan cerdas? Jika mengobrol dengan 'nya' tanpa pengetahuan sebelumnya, apakah kita tidak akan bisa membedakannya?"
"Menyimulasikan kehidupan cerdas tanpa Jiwa?" Splinter merasa Cherie terlalu berandai-andai.
Haiti melototi dia, melindungi partner penelitiannya: "Apa yang tidak mungkin? Ini cuma simulasi, jika respons yang diprogram sebelumnya cukup banyak, pasti sulit dibedakan."
Leirilya mengerutkan kening: "Tapi respons setiap orang terhadap suatu hal perlu menyintesis faktor yang sangat rumit, belum tentu benar-benar bisa disimulasikan."
Saat itu, Lucien mengangguk pelan: "Ide yang menarik. Jika kalian sendiri berminat, bisa meneliti ke arah ini. Jika formasi penghitung bantu benar-benar ditingkatkan sampai level kecerdasan buatan, lalu digabungkan dengan makhluk alkimia, kira-kira apa yang akan terjadi?"
Saat mengucapkan kalimat ini, pupil hitam Lucien di balik monokelnya memancarkan kilatan emosi yang fanatik. Mungkinkah ini Jaringan Surga?
Carterina yang berdiri di samping mendengarkan dengan tenang, kemudian mengajukan pertanyaan di waktu yang tepat: "Guru, apakah memecah proses rumit menjadi langkah-langkah terpisah lalu menyusunnya kembali dengan urutan tertentu terlalu merepotkan? Waktu yang dibutuhkan Formasi Penghitung Bantu untuk menyelesaikan proses seperti ini cukup bagi kita untuk mengerjakan hal yang sama beberapa kali."
Mengenai frasa "kecerdasan buatan", mereka dapat memahaminya secara harfiah tanpa ambiguitas.
"Inilah proyek penelitian yang akan kalian kerjakan," Lucien tersenyum. "Aku memiliki konsep awal: Jika kita bisa mengontrol kombinasi lampu melalui desain sirkuit, bisakah prinsip ini dimanfaatkan untuk memperbaiki Formasi Sihir Bantu? Sirkuit memiliki dua status: menyala dan mati. Bisakah kedua status ini digunakan untuk menyampaikan informasi, seperti kode rahasia aneh yang sering dibuat para Penyihir Gelap sebelumnya?"
Sejak sistem listrik-magnet dipisahkan dari aliran Elemen, desain sirkuit listrik bukan lagi istilah asing. Banyak penyihir telah mengaplikasikannya dalam perbaikan saluran energi listrik formasi sihir mereka. Seiring meningkatnya penataan formasi sihir untuk konversi energi air ke listrik, pembangunan infrastruktur kabel listrik mulai dilakukan secara besar-besaran. Dengan penemuan lampu kristal sihir dan bermunculannya berbagai item alkimia yang digerakkan energi listrik, bahkan rakyat biasa pun kini memahami konsep ini. Hal ini melahirkan profesi baru yang terkait, seperti "Teknisi Pemeliharaan Sirkuit".
Perkembangan pesat spell messaging elektromagnetik juga memicu semakin beragamnya sistem enkripsi.
Haiti berseru gembira: "Kecepatan arus listrik sangat tinggi, mungkin benar-benar bisa menyelesaikan proses rumit dalam waktu singkat. Tapi bagaimana cara mengendalikan saklar setiap sirkuit?"
"Menggunakan hanya dua status saklar untuk merepresentasikan semua informasi..." Cherie merenungkan masalah sistem biner.
Lucien menggelengkan kepala menanggapi pertanyaan Haiti: "Bagaimana mengendalikannya? Ini yang perlu kalian teliti. Menurutku kita bisa mulai dari dua aspek: sihir dan material alkimia. Beberapa elemen baru yang ditemukan sebelumnya memiliki sifat konduktivitas listrik yang unik. Kalian bisa mempelajarinya. Dalam hal ini, Carterina dan Leirilya adalah otoritasnya."
Kedua gadis itu terus melakukan penelitian material superkonduktivitas dan perubahan zat pada suhu ultra-rendah, sekaligus menemukan banyak sifat kimia elemen baru sebagai hasil sampingan.
Mendengar pujian sang Guru, pipi Carterina dan Leirilya memerah sambil menggelengkan kepala: "Kami belum pantas disebut otoritas, hanya kebetulan material eksperimen kami lebih banyak..."
"Rendah hati itu baik, tapi kalian juga harus percaya diri. Siapa yang mau bergabung dalam penelitian arah kecerdasan buatan ini?" tanya Lucien sambil tersenyum.
“Penelitian perbaikan formasi penghitung bantu” yang berubah menjadi “Penelitian Arah Kecerdasan Buatan” langsung terkesan lebih canggih dan megah. Ini adalah "keahlian khusus" wajib bagi setiap ahli yang pandai menipu dana.
Haiti dan Cherie, di luar bidang elemen dan atom, terus melakukan penelitian ke arah ini. Mendengar nama "kecerdasan buatan", mereka pun tertarik dan mengangkat tangan. Carterina dan Leirilya ingin ikut serta, namun proyek penelitian yang sedang mereka tangani membutuhkan eksperimen besar-besaran berulang kali untuk mendapatkan sedikit hasil. Ditambah lagi harus mempelajari alkimia baru, teori relativitas, serta meningkatkan kekuatan sihir, mereka benar-benar tak berdaya untuk membagi perhatian.
Splinter dan Annik sama sekali tidak tertarik pada arah ini. Mereka telah sepenuhnya tenggelam dalam bidang "alkimia baru" mikroskopis yang paling mendekati kenyataan dunia dan bidang "teori relativitas" makroskopis. Masih adakah hal yang lebih menarik daripada menjelajahi misteri alam semesta?
"Yang Mulia Ivens, saya tertarik. Bisakah saya ikut serta dalam penelitian bidang ini selain menjadi asisten?" Lovi memberanikan diri bertanya.
Lucien mengangguk pelan, menunjukkan dukungan.
Ophelia yang memang asisten Haiti dan memiliki hubungan dekat dengan gadis periang ini pun mengajukan diri bergabung. Blake secara alami memilih untuk mengikuti.
Rapat rutin berlanjut memasuki ranah utama Lembaga Penelitian Atom - bidang 'Alkimia Baru' mikroskopis. Setiap orang mempresentasikan data eksperimen dan kesimpulan mereka.
……
"Raja Malaikat" "Mekhantron" berjalan dengan ekspresi suram di Dunia Gerbang. Tiba-tiba, warna kelabu mengental di hadapannya. Seorang pria berambut putih muncul sambil tersenyum di sudut bibir: "Sudah kembali dari Kota Suci Rennes?"
“Mekhantron” memandangi “monster” Viken: “Bagaimana mungkin ada yang bisa masuk ke Gunung Surga? Apakah kau sudah menemukan kandidat yang cocok? Tidak seperti Salder dulu yang kau buat pingsan lalu konversi paksa dan beri proyeksi kepadaku?”
“Salder tidak bisa menyimpulkan apa pun dari petunjuk itu, tentu saja aku harus ‘mengarahkan’mu. Kali ini berbeda, Lucien Evans adalah penerima Mahkota Matahari. Membuatnya bertemu Maskelyne akan mudah menyambungkan petunjuk-petunjuk itu, dan hasilnya tidak mengecewakan.” “Monster” Viken terkekeh, “Bukankah ini baik? Kandidat kerja sama ini jauh lebih berpotensi daripada Salder, jaringan kekuatan di belakangnya juga jauh lebih kuat.”
“Justru karena itu aku tidak nyaman. Setelah menyingkirkan Viken, apakah Majelis Sihir akan tetap mempertahankan Gereja Kebenaran? Maukah mereka membiarkan kita mengembangkan iman? Mereka mungkin juga mengincar Gunung Surga...” “Mekhantron” masih bermuram durja, “Mengapa kau tidak menanam proyeksi dalam dirinya untuk diam-diam mengendalikannya?”
"Monster" Viken mempertahankan senyum misterius: "Aku tidak bisa melihat melalui Lucien Evans. Sepertinya ada sesuatu yang sangat aku takuti pada dirinya, jadi tidak berani memproyeksikan diri. Selain itu, aura Bulan Perak ada padanya. Bahkan jika aku memproyeksikan diri, pasti akan diusir saat Tuhan turun ke dunia."
"Bulan Perak?" Mekhantron terkejut.
Monster mengangguk perlahan: "Bagaimana mungkin Bulan Perak tidak menyelidiki rahasia keabadian? Makhluk Neraka itu juga mengikuti dari belakang! Aku justru berharap lebih banyak orang yang melihat rahasia keabadian, jadi malas mengurus mereka."
Mekhantron semakin terkejut: "Penguasa Neraka juga datang?"
"Mekhantron, kau pikir Lucien Evans masuk ke sini dengan kemauannya sendiri? Kau kira sekumpulan Penyihir Legendaris dari Majelis Sihir benar-benar sial begitu? Maskelyne saja bisa menyusup diam-diam ke Tungku Jiwa, tapi mereka justru 'nembus' ke Ruang Santo Roh Gereja Utara... Terlalu banyak kebetulan hanya membuktikan ada sebab yang tak terelakkan di belakang layar." Monster itu menyeringai dingin. Meski tak bisa meninggalkan "Dunia Gerbang", Ia masih bisa melakukan penginderaan terbatas tentang urusan "Ordo Ksatria Suci Kematian".
Mekhantron terdiam sejenak, lalu berkata dengan nada dingin: "Rupanya para mayat hidup legenda dari dunia mayat hidup bukan hanya punya hubungan dengan Gereja Utara, tapi juga bersekongkol dengan Penguasa Neraka..."
“Objek kerja sama mereka banyak, muridku 'Api Primordial', 'Tangan Pucat Kehijauan' Majelis Sihir, Otak Utama Penghisap Jiwa Dewan Kegelapan, keluarga Vladimir dari Kekaisaran Shahran, Gereja Ibu Pertiwi di pinggiran Pegunungan Kegelapan...” monster itu berkata acuh tak acuh, “Tak perlu khawatir tentang urusan Majelis Sihir, semakin lemah Viken, semakin kuat aku!”
“Untuk sementara mari kita lihat dulu, aku terluka dan akan pulih di Gunung Surga.” "Mekhantron" mengangguk memberi isyarat, melewati monster itu, menembus aula kelabu, lalu membuka gerbang Gunung Surga.
Memandang dunia yang dipenuhi cahaya suci ini, sambil mengingat monster di luar, senyum sinis samar-samar mengambang di sudut bibir "Mekhantron".
Kemudian, tiga puluh enam sayap putihnya terkembang. Dihadang barisan malaikat dan Santo Roh, ia terbang menuju lapisan ketujuh, lalu bersujud di kaki "Tuhan Kebenaran", diam-diam tenggelam dalam tidur panjang.
Di istana Antifleur, Rudolf II membuka matanya, aura tubuhnya berubah, lalu berujar dengan nada haru: "Akhirnya kekuatan legenda tingkat puncak telah kembali."
Dalam Ordo Ksatria Suci Kematian, Paus Utara "Ivan" kembali terburu-buru ke "Ruang Santo Roh", semakin terkesan akan kengerian monster itu. Sambil masuk ke peti mati, ia bergumam bingung: "Apa sebenarnya yang dilindunginya? Apakah benar seperti kata Raja Lich, Gunung Surga?"
Tutup peti mati menutup rapat, Ruang Santo Roh kembali sunyi. Namun ternyata tak ada yang menyadari peti mati "Geno" kosong.
Beberapa saat kemudian, segumpal asap menyusup diam-diam, masuk ke peti mati "Geno" tanpa mengganggu siapapun.
Sementara di Kota Suci Rennes, Paus Benediktus III setelah memastikan "Raja Malaikat" tak akan segera kembali, memerintahkan kardinal yang menunggu di ruang baca: "Beritahu anggota Dewan Kardinal untuk mengadakan rapat darurat."
