"Jangan kau tentukan seperti apa kenyataan alam semesta seharusnya?"
Dengan kata-kata tegas Lucien, Douglas, Fernando, Brook dan lainnya terdiam sejenak. Memang, mereka menganggap kenyataan alam semesta seharusnya bukan dadu, namun itu tidak membuktikan kebenarannya. Hanya asumsi yang disimpulkan dari berbagai fenomena alami.
Setelah belasan detik, Douglas menghela nafas: "Aku akan membuktikan melalui eksperimen bahwa kenyataan alam semesta bukanlah sebuah dadu. Sebenarnya, pernahkah kau berpikir bahwa apa yang disebut awan probabilitas sama sekali tidak ada? Fungsi gelombang hanya merepresentasikan kelompok elektron yang memenuhi probabilitas ini, bukan elektron tunggal. Orbit mereka sendiri tidak ada di mana-mana, melainkan memiliki jalur tetap yang terkait erat dengan distribusi probabilitas ini. Hanya saja kita sementara tidak bisa mengamati dan memastikannya, sehingga mereka tampak kacau setelah melewati kristal tunggal, hingga probabilitas menyeluruh muncul."
Tanpa mempedulikan keinginan untuk mengakui interpretasi probabilitas dan prinsip ketidakpastian Lucien, dia melakukan introspeksi diri. Seharusnya tidak menggunakan persepsi subjektifnya sebagai pengganti esensi sejati dunia, lalu menyanggah dari sudut pandang itu. Melainkan harus membuktikan kesalahan melalui kontradiksi internal teori Lucien sendiri dan hasil eksperimen yang ketat. Inilah sikap Okultisme yang baik.
Oleh karena itu, berdasarkan kesan setelah membaca sekilas makalah penelitian, dia mengemukakan pandangannya sendiri.
"Ranah Kebenaran" menghilang, disusul lenyapnya fenomena aneh lainnya. Lucien juga menyembunyikan "Atom Semesta"-nya, lalu menjawab dengan serius: "Yang Mulia Ketua Dewan, tanpa membahas kontradiksi antara hipotesis Anda dengan berbagai derivasi, selama kita menyelesaikan eksperimen interferensi celah ganda elektron, kita bisa memverifikasi kebenaran atau kesalahannya."
“Jika elektron memiliki orbitnya sendiri seperti partikel sejati sebelum diamati, maka ia hanya bisa melewati satu celah sekaligus tanpa bisa berperpanjangan diri. Pola interferensi dan corak akhir sangat bergantung pada jarak antara dua celah. Jika eksperimen interferensi celah ganda elektron benar-benar valid, bagaimana mungkin elektron mengetahui jarak antara celah yang dilewatinya dengan celah lainnya, lalu secara ketat membatasi diri untuk mendarat di area tertentu alih-alih area lain?”
Ini seperti labirin dengan tujuh pintu masuk berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru muda, biru, dan ungu, sementara pintu keluar hanya ada di jalur biru yang benar. Bagi "gelombang" yang bisa merambat dalam ruang, ia setara dengan membuka pintu masuk dan keluar secara bersamaan sehingga langsung mengetahui biru adalah jalan benar. Namun bagi partikel dengan orbit tetap - ibarat seorang manusia - setelah membuka pintu masuk, mustahil mengetahui kondisi pintu keluar. Bagaimana mungkin setiap kali bisa berjalan di jalan yang benar dengan ketat, bukan melalui saluran lain?
Bagi Douglas, Brook, dan para Penyihir Legendaris lainnya, eksperimen interferensi celah ganda merupakan zona inti dalam Perang Gelombang-Partikel sebelumnya. Mereka sama sekali tidak asing dengan konsep ini sehingga tidak kesulitan memahami ucapan Lucien. Mereka mengangguk sepakat, asalkan eksperimen elektron ini terlaksana, akan jelas terlihat apakah elektron benar-benar ada di mana-mana sebelum pengamatan, layaknya hantu yang misterius.
Lucien melanjutkan, "Sebenarnya, masih banyak verifikasi menarik dalam eksperimen ini. Jika benar-benar muncul pola interferensi celah ganda, saat elektron melewati salah satu celah, kita tutup celah lainnya secara tiba-tiba. Menurut kalian, apakah elektron akan tetap mengikuti jalur interferensi menuju layar detektor? Ataukah ia akan 'tahu' bahwa celah lain telah ditutup, lalu mengubah statusnya dan beralih ke jalur difraksi?"
Bagi Douglas, Fernando, dan Heatherway yang lebih condong ke teori partikel, eksperimen pikiran seperti ini mendorong keanehan elektron ke tingkat yang lebih menggemparkan. Jika elektron mengubah statusnya, itu berarti ia adalah gelombang sejati tanpa sifat partikel sama sekali sehingga melewati kedua celah secara bersamaan. Atau harus mempercayai deskripsi Lucien bahwa ia adalah gelombang probabilitas yang menyebar di ruang dan ada di mana-mana. Atau kemungkinan lain yang lebih tak terduga: elektron adalah kehidupan cerdas dengan kesadaran dan kemampuan sendiri, sehingga bisa "merasakan dan mengetahui" kondisi celah di sisi lain lalu menyesuaikan diri.
Meski kemungkinan terakhir sangat sesuai dengan kondisi dunia sihir, hal ini bertentangan dengan eksistensi manusia sendiri. Jika dasar penyusun zat memiliki kesadaran sendiri, bukankah setiap tubuh manusia mengandung tak terhitung kesadaran asing di dalamnya?
Melihat Yang Mulia Ketua Dewan dan Guru terdiam berpikir, Lucien mengangguk sedikit: "Aku tahu, interferensi celah ganda elektron membutuhkan celah yang sangat sempit dan kecil, syarat eksperimen magis terkini belum dapat mencapainya. Namun aku juga tahu, banyak mantra legenda adalah aplikasi yang mendahului teori. Percaya Yang Mulia dan kalian dalam beberapa tahun perbaikan akan menyelesaikan Formasi Sihir serupa, perangkat alkimia, atau mantra legenda. Saat itu, semuanya akan menjadi jelas."
Saat itu, Oliver memandang Lucien dengan khidmat, tak lagi seperti sikap playboy yang sopan: "Bahkan jika elektron bisa menyelesaikan interferensi celah ganda, itu tak membuktikan teori gelombang probabilitasmu benar. Ini hanya semakin membuktikan pemikiranku bahwa elektron adalah gelombang sejati, hanya dalam kondisi khusus menunjukkan sifat partikel dalam bentuk paket gelombang."
Lucien tersenyum: "Oliver, pemikiranmu ini bertentangan dengan banyak hasil eksperimen terkini. Titik-titik cahaya yang acak itu adalah bukti terbaik. Bahkan dalam makalahmu yang memecahkan model struktur atom, interpretasimu memiliki masalah. Aku yakin sudah ada yang menunjukkannya. Sifat partikel elektron tak bisa diragukan - hasil eksperimen massa, muatan, momentum semuanya mengkonfirmasi ini tanpa keraguan."
"Ada masalah bukan berarti tak bisa diperbaiki. Setidaknya lebih bisa dipercaya daripada interpretasi probabilitasmu yang seperti omongan orang gila!" Oliver menyatakan kebenciannya pada interpretasi probabilistik. "Aku akan buktikan kekeliruannya!"
Setelah berkata demikian, dia berbalik pergi. Dia butuh lingkungan tenang untuk mencari celah dalam tiga makalah Lucien - celah yang bisa memberikan pukulan mematikan.
Melihat Oliver pergi, Douglas memandang Lucien dengan khidmat: "Aku akan mencoba melakukan eksperimen interferensi celah ganda elektron, juga merancang lebih banyak eksperimen pikiran untuk memperkuat argumen."
"Eksperimen pikiran" merujuk pada eksperimen yang ada dalam imajinasi, menghilangkan pengaruh lingkungan dan faktor eksternal, serta batasan syarat eksperimen. Murni membahas secara teoretis apakah eksperimen ini dapat diselesaikan dalam kondisi sempurna, sehingga membuktikan kesalahan atau kemungkinan. Ini adalah metode yang umum digunakan para Ahli Sihir Oskur.
Brook juga mengangguk perlahan: "Semua harus berdasarkan hasil eksperimen."
"Aku percaya hasil eksperimen terkini sesuai dengan interpretasi probabilitasmu, tapi aku juga yakin penjelasanmu bahwa mekanika kuantummu belum lengkap dan masih mengabaikan banyak hal." Douglas berkata dengan ramah namun tegas, kemudian pergi bersama Brook dan Vinsent, meninggalkan Fernando, Heatherway, dan Helen yang termenung di tempat.
Mata merah menyala Fernando tetap menatap tajam ke arah Lucien yang juga tak gentar membalas tatapannya. Setelah lama, akhirnya ia melambaikan tangan: "Aku butuh ketenangan untuk memikirkan cara membuktikan kesalahan interpretasi probabilitasmu."
Ini adalah pembongkaran terhadap seluruh sistem Okultisme dan Sihir. Meski terbuka pikiran seperti dirinya, dan mencintai murid-muridnya, dia tetap harus berpihak pada kebenaran mutlak dalam hatinya - keyakinan cemerlang yang terakumulasi selama ribuan tahun warisan dari Kekaisaran Sihir hingga Majelis Sihir!
Lucien mengangguk perlahan sambil menghela napas, lalu meninggalkan ruang baca Fernando bersama Heatherway dan Helen.
Heatherway yang sudah pulih tenang berkata: "Elektron dalam bentuk awan probabilitas lebih sulit diterima daripada gelombang. Tapi jika semua hasil eksperimen secara ketat mengarah ke sana, mau tidak mau kita harus menerimanya. Dunia tidak bergantung pada kehendak kita. Setidaknya sampai saat ini, belum ada bukti kuat yang bisa mempersuasi kita."
Dia juga menyatakan penentangan, namun tidak sekeras dan setegas para Arkanis Agung seperti Douglas dari aliran Astral, Brook dan Oliver dari aliran listrik-magnet.
Ini bukan karena sikap Okultismenya lebih baik, juga bukan karena hatinya lebih terbuka, melainkan karena bidang keahliannya adalah Elemen, atom, mikroskopis, partikel, dan Alkimia Baru!
Helen tersadar dari lamunannya, menatap Lucien dengan bingung: "Dalam laporan yang kamu serahkan, kondisi lorong bawah tanah keabadian memiliki kesamaan ekspresi dengan awan probabilitas. Apakah inspirasi ini berasal dari sini? Tapi bagaimana mungkin keadaan kuantum partikel mikroskopis muncul di dunia makroskopis? Inikah rahasia keabadian? Rahasia sebenarnya bukan di ruang rahasia keabadian, melainkan di lorong bawah tanah keabadian?"
Pantas disebut setengah murid Douglas, pertanyaan "mengapa" adalah refleks alaminya. Tanpa terlibat dalam perdebatan, ia mampu secara rasional mengingat laporan lorong bawah tanah keabadian yang diserahkan Lucien.
"Memang ini yang memberi saya inspirasi, tapi lebih banyak berasal dari hasil eksperimen yang masif. Mengenai mengapa lorong bawah tanah keabadian memunculkan keanehan mikroskopis dalam skala makro, itu masih menjadi pertanyaan penelitian kita. Mungkin benar mengandung rahasia keabadian." Lucien mengakui secara terbuka ketika mengajukan interpretasi probabilitas, telah mengantisipasi hubungan ini.
Dengan "jaminan" lorong bawah tanah keabadian, Helen menunjukkan ekspresi termenung, sementara Heatherway mulai mengusap dagunya secara refleks.
"Saya akan merancang eksperimen untuk menguji kebenaran interpretasi probabilitas dan prinsip ketidakpastian," kata Helen jujur. "Lorong bawah tanah keabadian seperti ini, bukan berarti elektron pasti sama. Mungkin ini simbol aspek lain?"
Namun, nada bicaranya tetap lebih netral dibandingkan Brook, Oliver, dan Vinsent.
……
Karena penafsiran probabilitas dan prinsip ketidakpastian belum memiliki bukti kuat, Lucien tak perlu lagi menciptakan atmosfer diskusi untuk membuat para Ahli Sihir Oskur menerima secara bertahap seperti masa lalu. Langsung menggabungkan tiga makalah penelitian menjadi buku "Mekanika Kuantum dan Dasar-dasar Alkimia Baru" lalu menyerahkannya ke Komite Peninjau Okultisme.
Makalah ini sudah pasti dialihkan ke anggota komisi bidang elemen. Sebagai anggota komisi baru, Larry menerimanya di kediamannya sendiri.
"Makalah Yang Mulia Ivens?" Makalah level ini tentu tak akan diserahkan ke murid atau ahli sihir jurnal untuk verifikasi. Larry mulai membalik-balik halaman dengan penuh antisipasi.
Semakin dibaca, ekspresi wajah bundarnya yang berjanggut tebal semakin membeku. Seolah dihadapannya ada monster paling mengerikan yang siap melepaskan ikatan dan menelan seluruh sistem Okultisme!
"Bagaimana mungkin seperti ini... Penjelasan ini terlalu absurd..." Larry bergumam pada diri sendiri, namun dia segera teringat akan banyak hasil eksperimennya sendiri. Dengan sedikit mengerutkan kening, dia melanjutkan, "Mungkin, penjelasan seperti ini juga tidak masalah. Dari bidang mikroskopis ke dunia makroskopis pasti ada faktor lain yang membuat probabilitas menghilang. Setidaknya dunia yang kita huni ini nyata, objektif, dan material."
Pertumbuhan sejatinya justru terjadi dalam gelombang Alkimia Baru beberapa tahun terakhir ini. Oleh karena itu, dia memiliki pengakuan mendalam terhadap alkimia baru dan keanehan partikel mikroskopis. Pengaruh pengalaman masa lalu dan teori-teori lama terhadapnya jauh berkurang. Terhadap penjelasan teoretis yang sangat absurd ini, dia tidak terlalu menolak, apalagi teori ini sesuai dengan banyak hasil eksperimen dan bisa menyelesaikan berbagai masalah.
