Langit perlahan mulai suram. Larry terus berkonsentrasi penuh mempelajari makalah Lucien. Setelah penolakan dalam hatinya menghilang, dia menyadari makalah ini memberinya pencerahan yang sangat besar.
“……Dan sekarang, yang ingin kujelaskan adalah, mungkin di sini masalahnya terletak pada determinisme. Ada proses-proses yang bersifat probabilistik, tidak dapat dibalikkan……” Berkali-kali mengutuk kalimat ini, Larry mengusap pelipisnya sambil bergumam, "Tanpa pola ketat yang mengatur, betapa kacaunya dunia realitas ini. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Atau tidak juga, kadang banyak hal benar-benar dalam keadaan Kekacauan, sulit diprediksi."
"Sialan, lupakan dulu masalah ini. Untuk sementara tak perlu memanjangkan teori khayalan ajaib dari bidang mikroskopis ke dunia makroskopis. Meskipun berlaku di tingkat mikro, aku yakin ada faktor lain dalam proses pemanjangan ini yang membuat fungsi gelombang mengalami penciutan, memastikan hasil akhir." Larry menggerutu pelan, memutuskan hanya menilai makalah ini dalam lingkup mikroskopis. Jika tidak, kepalanya serasa akan meledak, pandangan hidup dan pandangan dunianya hancur berantakan!
Karena ini tampak bertentangan dengan realitas, jangan-jangan diri mereka sendiri adalah gelombang probabilitas yang ada di mana-mana? Mungkinkah bisa muncul secara bersamaan di laboratorium, Kantor Pusat Elemen Kehendak, dan Menara Sihir Alin?
Tak terasa berapa lama waktu berlalu, Larry mengeluarkan semua catatan eksperimen dan makalah penelitiannya di bidang mikroskopis. Dengan keseriusan, ia menganalisisnya dari sudut pandang probabilitas interpretasi, prinsip ketidakpastian, dan prinsip komplementer. Ia membangun kembali konten tentang Alkimia Baru dan mekanika kuantum. Hasilnya seperti yang diperkirakan namun agak sulit diterima: inilah penjelasan teoretis yang paling logis dan sesuai dengan data eksperimen saat ini, mampu menyelesaikan beberapa masalah yang sebelumnya belum terselesaikan!
Tanpa disadari fajar mulai menyingsing. Larry mengambil bulu angsa, setelah berpikir sejenak ia menulis: "...Setidaknya di bidang mikroskopis, semua eksperimen magis terkini belum bisa membuktikan kesalahan interpretasi probabilitas Yang Mulia Ivens. Lagipula teori ini berhasil memecahkan masalah interpretasi fungsi gelombang Yang Mulia Oliver..."
“……Prinsip komplementaritas dari sudut pandang filosofis telah menyatukan sifat partikel dan sifat gelombang elektron, memungkinkan kita untuk lebih autentik 'melihat' berbagai keajaiban di bidang mikroskopis... Apakah prinsip ketidakpastian merupakan sifat intrinsik partikel atau fenomena yang disebabkan oleh pengamatan, masih perlu dibuktikan melalui eksperimen magis yang dirancang.”
Dia sementara tidak merenungkan faktor apa yang membuat probabilistik dan ketidakpastian di bidang mikroskopis tidak mampu memengaruhi dunia makroskopis, karena hal itu mungkin akan memperkenalkan syarat-syarat yang belum pernah dipertimbangkan sebelumnya, kondisi yang belum pernah ditemukan!
“Mungkin faktor atau kondisi inilah esensi jiwa? Esensi sihir? Akar penyebab mengapa pola sihir dapat menghasilkan efek magis...” Setelah menulis ulasan, Larry tenggelam dalam pikiran divergen yang tak berujung.
Tanpa disadari, generasi baru ahli sihir tingkat tinggi yang tumbuh dalam gelombang Alkimia Baru mulai berdiri di pihak berlawanan dengan penyihir era lama termasuk banyak Arkanis Agung. Derasnya arus perubahan membuat mereka tak sempat berpikir lebih jauh, hanya bisa maju mengikuti naluri okultisme mereka.
Demikian pula Dieppe yang berhasil masuk komite verifikasi berkat Penghargaan Okultisme Ivens pertama, menunjukkan reaksi serupa ketika melihat trilogi "Dasar Mekanika Kuantum dan Alkimia Baru" karya Lucien.
Dulu dia mengira dirinya sebagai ahli sihir jenius yang mampu memikirkan "dualitas gelombang-partikel" pada partikel mikroskopis, perwakilan pemikiran terbuka. Tapi setelah membaca makalah ini, barulah ia sadar imajinasinya tertinggal jauh. Baik interpretasi probabilistik fungsi gelombang, awan probabilitas yang ada di mana-mana yang sulit diterima, maupun dua parameter okultisme yang tak bisa ditentukan bersamaan - semuanya melampaui bayangan dan batas pengetahuannya!
"Ini adalah tantangan revolusioner terhadap determinisme, setidaknya di bidang mikroskopis!" Dieppe merasakan kegembiraan tak terduga di tengah keterkejutan dan penolakan bawah sadar, seolah dirinya adalah pejuang yang menantang tatanan lama, seperti para pahlawan epos yang mengubur Kekaisaran Sihir dahulu kala!
Dalam gemuruh teriakan penyerbuan, bergema suara heroik runtuhnya era lama dan harapan berdirinya era baru!
Imajinasi seperti ini membuat darahnya berdesir panas, campuran ketakutan dan kerinduan, persis seperti saat dia pertama kali mengajukan konsep "dualitas gelombang-partikel" pada partikel mikroskopis.
"Akankah ini merekonstruksi seluruh sistem Okultisme? Akankah ini membuka babak baru bagi Dewan Sihir?" gumamnya dengan setengah kegilaan siap melanjutkan bacaan, berusaha memahami makalah Lucien dari segala sudut pandang dan alur pemikiran.
Tanpa rasa penolakan, ia menemukan makalah Yang Mulia Ivens ini mampu menjelaskan banyak fenomena eksperimen terkini, benar-benar meletakkan dasar teori untuk dua sistem Alkimia Baru yaitu mekanika matriks dan mekanika gelombang, meskipun dari sudut pandang makroskopis terlihat absurd dan saling bertentangan!
"Jika tidak mempertimbangkan transisi dari dunia mikroskopis ke makroskopis, makalah Yang Mulia Ivens yang mencakup tiga teori ini jelas merupakan 'kebenaran relatif' terbaik saat ini untuk bidang mikroskopis. Sekalipun saya menganggapnya absurd, harus diakui bahwa data eksperimen dalam jumlah besar membuktikan kebenarannya. Saya menyarankan semua Ahli Sihir Oskur yang belum bisa memalsukannya untuk sementara mempelajari alkimia baru berdasarkan tafsirannya, namun jangan terburu-buru membangun dunia kognitif mereka sendiri..."
"Saya percaya, proses pembuktian ketidakabsahan tiga teori dasar ini akan memicu perkembangan pesat di bidang mikroskopis. Apapun hasil akhir yang terbukti, benar atau salah, proses itu sendiri adalah proses perolehan dan perkembangan..."
Menuliskan hasil penilaian, Dieppe pertama kali merasakan derasnya arus zaman. Ia ingin segera terjun ke dalamnya, meninggalkan cetak cap miliknya di era ini. Barulah seperti ini pilihan jalan Okultisme-nya tidak sia-sia!
……
Di dalam menara, Nesika dan Samantha yang selama beberapa hari berturut-turut meminta petunjuk "Peramal" terdiam membisu sambil memandang makalah penelitian di tangan. Sang "Peramal" Bergna berjalan ke tepian menara, memandang gedung-gedung yang terlihat seperti semut kecil, lalu menatap bintang-bintang yang berkilauan di langit, "Akhirnya datang juga..."
Seperti yang difirasatkan, guncangan revolusioner terhadap dasar teori Astral akhirnya datang! Lucien Evans, setelah menghancurkan satu demi satu teori lama, akhirnya mengincar salah satu pondasi terpenting sistem Okultisme dan Sihir saat ini - Determinisme!
Lebih jauh, ia secara tidak langsung menyangkal nilai dan makna eksplorasi, karena bagaimanapun keras usaha, mustahil menentukan posisi dan momentum elektron secara bersamaan!
Terbangun dari desahan "Peramal", Nesika berkata dengan suara berat: "Ini absurd dan menggelikan! Hanya interpretasi tanpa dasar teori yang bertolak belakang dengan dunia makroskopis! Aku yakin dan percaya alam semesta ini memiliki pola esensial yang mengatur segalanya dengan ketat - inilah tujuan dan motivasi eksplorasi okultisme kita."
“Terhadap determinisme, aku juga memiliki keteguhan yang membandel. Tapi sikap ini tidak boleh mempengaruhi pendekatan Okultisme kita. Bisa saja kapan-kapan Lucien membuat eksperimen pembuktian. Jadi yang perlu kita lakukan sekarang adalah merancang eksperimen magis untuk memalsukannya. Sebelum itu, keyakinan buta dan kepercayaan membabi buta tidak bisa diterima.”
Sang Peramal membetulkan sikap Nesika: “Tentu saja, aku yakin meski Lucien bisa membuktikan interpretasi probabilitas, awan probabilitas, keadaan superposisi kuantum, dan prinsip ketidakpastian melalui eksperimen, pasti ada faktor pengaruh lain yang dia lewatkan. Jika tidak, dunia kita tidak akan seperti sekarang ini.”
Samantha mengangguk perlahan, matanya kehilangan fokus: “Aku tak bisa membayangkan seperti apa dunia probabilitas yang bahkan keberadaan dirinya sendiri pun tak pasti...”
Pada dualitas gelombang-partikel cahaya dulu dia dengan tegas berpihak pada Lucien. Kini, dengan keyakinan yang sama, dia beralih ke pihak oposisi – bukan karena alasan lain, melainkan karena pandangan dunia Okultisme-nya sendiri, keyakinannya terhadap Okultisme dan sihir!
Setelah Nesika dan Samantha pergi, "Peramal" Bergna kembali menatap langit berbintang.
Dia seolah mengalami halusinasi, melihat era keemasan yang gemilang sedang berurai dan binasa dengan kecepatan tak terbendung, sementara di atas reruntuhannya, era baru yang lebih cemerlang dan megah mulai terbentuk.
"Ketidakpastian?"
Dia bertanya pelan pada dirinya sendiri.
……
Di dalam Taman Jiwa.
Saat pertama membaca makalah Lucien, "Mata Kutukan" Atlant memiliki sikap sulit diterima seperti yang lain. Di matanya, alam semesta jelas mengikuti pola sebab-akibat, masuk akal, dapat dipahami, dan bisa diprediksi.
Namun di tengah penolakan itu, ekspresinya perlahan berubah, karena deskripsi rinci Lucien tentang awan probabilitas dan keadaan superposisi kuantum terasa anehnya familiar baginya!
Tiba-tiba, metode mirip dewa yang diberikan Paus Benediktus III melintas di otaknya!
“Ini, bukankah ini bentuk eksistensi setelah transformasi? Inspirasi Lucien Evans dari 'lorong bawah tanah keabadian'?” Matanya memancarkan kilatan cahaya yang tak menentu, menunjukkan keterkejutan yang luar biasa.
“Apakah ini hasil penelitian Lucien Evans tentang metode mirip dewa dan 'rahasia keabadian'? Dia sedang meletakkan dasar teori untuk 'perjalanan menuju status dewa'?”
Semakin dipikirkan, semakin menakutkan. Atlant mulai membaca dengan sikap berbeda. Penolakannya perlahan menghilang. Ia menyadari bahwa menerima teori ini tidak hanya menyelesaikan masalah terkini di bidang mikroskopis, tetapi juga seolah menerangi jalannya menuju kenaikan level menuju dewa. Rupanya status ini benar-benar ada!
……
Di ruang baca Paus di Kota Suci Rennes.
Di atas meja Benediktus III telah terletak makalah penelitian berjudul "Dasar Mekanika Kuantum dan Alkimia Baru".
“Menyangkal determinisme? Menolak iblis Tanos?” Awalnya dia mendengus sinis, tetapi semakin membaca, ia pun terjebak dalam keheningan, sepenuhnya terpikat oleh makalah tersebut.
Segala benda di dalam ruang baca tiba-tiba bergelombang seperti air, seketika menyebar ke mana-mana!
Tiba-tiba, perasaan itu menghilang. Semua kembali normal. Benediktus III bergetar dalam hati: "Keadaan superposisi kuantum?"
Dari kehampaan, ia meraih setumpuk dokumen dengan tulisan tangan yang masih baru berjudul "Pemikiran tentang Esensi Kekuatan Iman dan Cara Mengendalikan serta Menyerapnya secara Efektif".
Di dalam "Dunia Gerbang", saat Benediktus III terguncang hebat, monster Viken muncul sambil berkata dengan nada terkejut: "Keadaan superposisi kuantum?"
