"Neraka Halilintar", menara sihir Fernando.
Selama masih di Alin dan tak ada urusan lain, Lucien tetap mempertahankan kebiasaan berdiskusi okultisme dan sihir dengan gurunya setiap minggu. Namun hari ini, saat memasuki ruang baca sang guru, ia terkejut melihat pria terhormat kuno ber-topi putih Brook.
Bukankah mereka biasanya tidak 'menyukai' diskusi tatap muka dengan guru, lebih condong ke komunikasi melalui surat? Pikir Lucien dalam hati.
Brook tidak menunggu Lucien menyapa, menyentuh kacamata berbingkai emasnya sambil tersenyum: "Beberapa hari terakhir, makalahmu tentang akar sihir telah menggemparkan Alin. Aku sendiri mendapat banyak inspirasi. Selamat, model resmi pertama tentang esensi sihir."
Fernando di sampingnya bergumam: "'Efek pengamat' bukanlah sesuatu yang baik. Ia akan membuat alam semesta terasa tak nyata..."
Lucien tersenyum. Keteguhan Guru pada kenyataan alam semesta membuatnya sulit menerima "efek pengamat" dengan baik. Terlebih penjelasan ini belum memiliki bukti kuat atau derivasi matematis yang terperinci, hanya sebuah "ramalan" mengerikan yang terlintas di benak seorang Arkanis Agung.
"Terima kasih. Sejujurnya, saya sendiri baru mulai mengeksplorasi bidang ini. Masih banyak aspek dalam makalah ini yang perlu diperdebatkan, termasuk 'lautan vakum energi negatif'." Kata Lucien dengan penuh kesungguhan. Dia yakin baik Guru maupun Tuan Brook menyadari hal ini. Kemudian dengan sengaja mengalihkan topik, "Apa yang sedang Guru dan Tuan Brook bahas?"
Tentu lebih baik menghindari amukan Guru jika memungkinkan.
"Pendekatanmu dalam kuantisasi medan elektromagnetik saat meneliti masalah radiasi spontan sangat menginspirasi. Ditambah dengan metode serupa yang Annik dan Splinter terapkan pada masalah elektron yang menunjukkan nilai penting, saya ingin mengembangkan pemikiran 'kuantisasi kedua'-mu untuk sepenuhnya mengintegrasikan teori kuantum ke dalam teori medan elektromagnetik klasik. Membangun teori medan kuantum yang dapat menyelidiki esensi elektron, foton, dan gaya elektromagnetik secara mendalam."
Ketika membahas esensi gaya elektromagnetik, wajah setengah tua Brook yang agak kurus seolah disinari cahaya - ini adalah interferensi tidak sadar dunia kognitifnya terhadap dunia realitas.
Dalam diskusi tentang penelitian bidang mikroskopis, dengan hati-hati ia menggunakan foton alih-alih gelombang elektromagnetik, menunjukkan penerimaan yang besar terhadap dualitas gelombang-partikel cahaya. Teori yang dulu menyebabkan dunia kognitifnya membeku dan hancur justru memicu hasrat penelitian yang membara.
Fernando yang rambutnya selalu terlihat agak acak-acakan bersungut: "Lalu dia menyuruhku ikut meneliti untuk memecahkan masalah di dalamnya, sama sekali tidak peduli bahwa aku sedang menyelidiki penyebab reaktor fisi yang tidak terkendali dan teori awal interaksi lemah..."
"Gaya Interaksi Lemah" dinamakan Fernando berdasarkan konsep "Gaya Interaksi Kuat" yang diusulkan Lucien dan Heatherway terkait gaya nuklir.
Dia berpura-pura enggan, namun mata merah segarnya bersinar penuh semangat. Lucien menahan tawa dalam hati, "Guru, kalau Anda benar-benar tidak mau, tak ada yang bisa atau berani memaksa Anda meneliti masalah terkait teori medan kuantum. Tapi sepertinya Anda justru menikmatinya, penuh semangat dan motivasi untuk membangun sistem seperti ini."
Tentu saja, Lucien sangat paham bahwa sejak "kuantisasi kedua", pembentukan teori medan kuantum pasti akan melalui proses panjang dan berliku. Sejauh ini, terdapat masalah krusial yang tak terhindarkan dalam perhitungan - jumlah tak terhingga yang disebabkan oleh divergensi. Ini membutuhkan eksplorasi bertahap metode matematika baru untuk menyelesaikannya, dan itu baru salah satu kesulitan yang paling menonjol.
"Setelah melalui periode penelitian ini, kami telah membangun teori medan kuantum dalam arti umum secara awal. Namun ia memiliki terlalu banyak kekurangan, sehingga kami memutuskan untuk mempublikasikannya lebih cepat agar lebih banyak Ahli Sihir Oskur dapat mendiskusikannya." Jawaban Brook yang gembira sekaligus merenung sepenuhnya sesuai dugaan Lucien, "Kebetulan bertemu denganmu, mari kita diskusikan beberapa masalah bersama."
Dengan tegas dia mengajak berpartisipasi.
Ekspresi Fernando yang tak pernah menyembunyikan perasaannya tampak sedikit muram, bergumam dengan suara rendah: "Sialan! Tak terhingga ini!"
Lucien tidak menolak. Diskusi okultisme semacam ini selalu disambutnya dengan antusias, karena membantu mengkonversi pengetahuan dari perpustakaan jiwanya menjadi penguasaan ilmu yang sejati.
Menerima draf mereka, Lucien membaca sekilas lalu berkomentar setelah merenung: "Bukan teori medan kuantum relativistik?"
"Ini adalah rencana masa depan, untuk saat ini kita selesaikan masalah dalam makna umum dulu. Jika Anda tertarik, kita bisa sering berdiskusi." Brook tidak menyembunyikan apa pun, dan jelas bahwa "diskusi" yang dimaksudnya adalah diskusi yang disertai hak penulisannya.
Sepertinya Guru tidak mengundang Yang Mulia Ketua Dewan untuk bergabung dalam diskusi ini, mungkin karena khawatir dengan hubungan antara Tuan Brook dengannya? Lucien menilai berdasarkan hal ini. Tapi seperti kata Tuan Brook, penelitian memang harus dilakukan selangkah demi selangkah.
"Douglas sedang sibuk mempersiapkan lompatan ruang jarak jauhnya sendiri, juga punya banyak penelitian. Tidak ada waktu untuk bidang lain lagi. Kalau tidak, dia pasti senang melakukan pekerjaan semacam ini. Untuk sekarang, baginya menemukan planet mungkin lebih penting daripada kehidupan itu sendiri..." Fernando bersuara lantang seolah tahu isi pikiran Lucien, tanpa sungkan meski Brook ada di sampingnya.
Terhadap konten dalam draf tersebut, Lucien sendiri sudah melakukan penelitian. Karena itu ia cepat bergabung dalam diskusi Fernando dan Brook, serta mengajukan beberapa pemikiran yang mencerahkan bagi mereka.
Fernando dan Brook sama sekali tidak terkejut. Jika dikatakan Lucien yang pertama kali mengusulkan kuantisasi medan elektromagnetik belum meneliti bidang ini, merekalah yang paling pertama tidak percaya.
Dalam atmosfer diskusi seperti ini, waktu berlalu dengan cepat. Brook berdiri dengan puas sambil menggenggam tongkatnya: "Meski masalah utama masih berdiri kokoh di hadapan kita seperti Gereja Kebenaran, akhirnya ada perkembangan. Fernando, di akhir bulan kita ajukan makalah penelitian ini agar lebih banyak Ahli Sihir Oskur bisa melihatnya. Semoga mereka bisa memberikan ide-ide yang lebih segar namun tetap efektif."
Melalui diskusi tadi, dia memahami bahwa Lucien juga belum menemukan solusi untuk beberapa masalah kunci. Tentu saja, untuk kesulitan selevel ini, dia sudah mempersiapkan diri bahwa mungkin perlu satu dua tahun, bahkan tujuh delapan tahun untuk menyelesaikannya - situasi serupa sudah sering dia alami sebelumnya.
"Di dalam Dewan Sihir, diperkirakan tak lebih dari seratus Ahli Sihir Oskur yang mampu memahami dan berminat mempelajari teori medan kuantum..." Fernando terkenal dengan lidahnya yang tajam dan gemar menyoroti kelemahan, "Baru-baru ini mereka mungkin lebih tertarik pada laut vakum energi negatif dan akar sihir yang diciptakan oleh karakteristik aneh partikel mikroskopis. Ini memenuhi semua khayalan mereka."
"Laut vakum energi negatif memang agak melampaui realitas. Sulit kita bayangkan diri kita hidup di lautan partikel berenergi negatif namun sama sekali tak bisa mengindranya. Tapi bukan tidak mungkin," terkekehnya, "Lucien, bagaimana pandanganmu tentang laut vakum energi negatif ini? Apakah ini menyelesaikan masalah energi dan zat dalam konsep sihirmu?"
"Sebenarnya, saya masih ragu-ragu mengenai hal ini." Jawaban Lucien penuh kehati-hatian.
Brook jelas menunjukkan ketertarikan: "Kamu punya ide lain? Jangan-jangan 'dunia realitas' yang belum bisa diteliti sementara ini?"
"Saya berangkat dari prinsip ketidakpastian, Tuan Brook. Masih ingat fluktuasi energi dahsyat dalam waktu sangat singkat yang saya jelaskan di makalah penelitian?" Lucien tak menyembunyikan arah eksplorasinya seperti saat menghadapi murid, menunjukkan keterusterangan yang mustahil disembunyikan dari guru.
"Fluktuasi vakum?" Fernando langsung menyambit dengan pertanyaan balik.
Brook berpikir sejenak sebelum mengingat: "Karena waktu dan energi adalah pasangan besaran yang tunduk pada prinsip ketidakpastian, semakin pasti waktunya, semakin tak pasti energinya... Dalam rentang waktu sangat singkat, vakum pun bisa mengalami luapan energi tiba-tiba yang langsung menghilang akibat prinsip ini. Secara rata-rata, ini tetap sesuai hukum kekekalan energi dan sulit terdeteksi indra..."
Ini bahkan lebih tak masuk akal daripada konsep lautan vakum energi negatif! Bagaimana mungkin gelombang energi yang terus-menerus naik-turun di sekitar kita tak terindra atau berpengaruh sama sekali?
"Bisa digambarkan sebagai lautan energi yang tak stabil," Lucien menyamakan deskripsinya dengan teori vakum energi negatif untuk mempermudah pemahaman.
Fernando tidak menolak prinsip ketidakpastian. Yang dia tentang adalah deskripsi Lucien tentang sifat intrinsik zat tersebut, meyakini ada alasan lain yang menyebabkan prinsip ketidakpastian. Oleh karena itu, terhadap "lautan energi yang terus berfluktuasi" dia tidak menggeram, melainkan berkata dengan serius: "Ini juga bisa menjelaskan sumber energi, dan sedikit terkait dengan teori medan gaya yang kami pelajari. Menurutku jika penelitian dilanjutkan, kita bisa mengajukan model baru yang mencakup antipartikel."
"Dalam penelitian kami sebelumnya, kekuatan medan listrik dan medan magnet menjadi sepasang besaran yang mematuhi prinsip ketidakpastian. Artinya keduanya tidak bisa bernilai nol secara bersamaan. Jadi di sekitar kita juga ada fluktuasi elektromagnetik yang terus berubah?" Brook teringat penelitian beberapa waktu terakhir.
Lucien mengangguk: "Secara teori memang begitu."
Brook berkata khidmat namun sedikit bersemangat: "Kalau begitu mungkin kita bisa merancang eksperimen untuk mengamati fluktuasi elektromagnetik ini. Jika benar demikian, ruang hampa benar-benar luar biasa!"
Setelah dia pergi dengan semangat, Fernando baru berbicara pada Lucien: "Dalam diskusi tadi, sepertinya ada hal yang belum kamu utarakan?"
Ini juga terlihat? Lucien tersenyum: "Utamanya ada beberapa pandangan tentang definisi materi. Karena kita sejak dulu sudah menganggap medan elektromagnetik sebagai materi, mengapa tidak melangkah lebih jauh? Mungkin medan adalah bentuk dasar dari materi..."
"Aku perlu berpikir lagi." Fernando mengusap dahinya.
Melihatnya tampak lelah, Lucien mengajak pamit. Saat itu, Fernando berkata dengan keras: "Efek pengamat bukan teori yang baik, jangan terlalu terobsesi."
Kemudian dia terdiam sejenak: "...Tapi dugaanmu tentang 'ketidakstabilan' pada level dasar materi, hipotesis sumber energi dan materi, serta teori lautan energi vakum yang fluktuatif - semuanya memiliki nilai penelitian."
Lucien langsung tertawa geli, "Guru, kalau mau memuji langsung saja katakan."
……
“Pengamat lemah……lautan vakum energi negatif……” Di dalam Kota Suci Rennes, Paus Benediktus III memandang matahari terbenam di luar jendela sambil berbisik penuh renungan.
