Subuh, angin malam menderu-deru mengguncang jendela hingga berderit. Saatnya bersembunyi di balik selimut menikmati kehangatan langka.
Namun Ali yang baru menyelesaikan urusan di Rumah Sakit Lavender gelisah tak bisa tidur. Keraguan akan jalan perkembangan masa depan, jarak dengan bangsawan yang menggunakan kereta kuda, mobil alkimia, maupun pesawat terbang, pertanyaan tentang apakah perjuangan akan membuahkan hasil, serta ketidakpastian hidup, membuat pikirannya bergolak tak karuan.
“Ah.” Ali menghela napas berat, bangkit dari tempat tidur. Ia mengenakan mantel lalu berjalan ke satu-satunya meja di rumah sempit ini. Mengambil guci, menuangkan bir gandum yang hambar rasanya ke gelas, lalu meneguknya dalam-dalam. Bir murahan ini menjadi satu-satunya "kemewahan" dalam kehidupannya.
Dengan gelas di tangan, Ali berjalan ke jendela dan langsung duduk di tanah. Memandang pepohonan yang tinggal sedikit daunnya bergoyang tertiup angin, seolah terus menggigil kedinginan. Hatinya dipenuhi kesuraman tanpa alasan yang jelas.
Di luar jendelanya terbentang jalanan sepi tak berpenghuni. Hanya sesekali terlihat kereta kuda atau mobil alkimia melintas, suara yang dihasilkan justru semakin menonjolkan kesunyian dan kesejukan di sekitar. Seberang jalan berdiri deretan bangunan tua yang relatif kumuh. Karena terletak di kawasan permukiman rakyat biasa yang paling terpinggirkan, sama sekali tidak terdapat taman atau elemen estetika lainnya.
Tapi Ali sangat menyadari, tuan rumah di sekitarnya dalam beberapa tahun terakhir tidak lebih buruk dari sebagian besar warga Lentat, bahkan hidup lebih santai. Karena ketajaman mata mereka menemukan: seiring transformasi besar-besaran Lentat, semakin banyak orang asing datang ke sini. Bengkel alkimia baru yang kekurangan tenaga kerja terus merekrut dari berbagai daerah. Sehingga mereka memodifikasi rumah mereka sendiri dan menyewakannya ke pendatang dengan harga relatif murah. Dengan jumlah kamar yang banyak, penghasilan mereka pun cukup besar.
——Setelah bengkel alkimia yang kental aroma sihir bermunculan satu per satu dan meraih pencapaian yang membuat iri, serikat tekstil yang ada mulai merasakan krisis. Mereka mulai mempekerjakan penyihir yang ahli dalam golem dan boneka sihir untuk memperbaiki perangkat tekstil yang ada. Setelah eksplorasi bertahap selama dua tiga tahun, efisiensi mesin tekstil mengalami terobosan yang mencengangkan. Alhasil, skala industri tekstil pun mulai meluas, kebutuhan tenaga kerja semakin bertambah. Hal yang sama juga menyebabkan harga produk tekstil turun, sehingga rakyat Kerajaan Holm akhirnya bisa membeli pakaian tambahan.
Setelah meneguk bir gandum, Ali mendorong jendela terbuka. Angin dingin yang menerpa membuatnya gemetar tak tertahankan. Kegelisahan di hatinya pun sedikit berkurang.
Langit dihiasi bulan perak yang menggantung tinggi, cantik nan dingin. Ali yang sedang meneguk bir gandum tiba-tiba melihat anjing besar di sebelahnya juga menatap tak berkedip ke arah luar, sorot matanya tertuju pada jalan keluar kota Lentat dengan hasrat dan kegelisahan yang nyata. Dengan senyum, dia berkata, "Kamu juga merasa masa depan tak pasti? Apa kau bingung harus mengarahkan usaha ke mana?"
Dia hanya berbicara sendiri, sama sekali tidak berharap anjing itu bisa mengerti.
Sang anjing memandangnya dengan cuek, tanpa menggonggong. Tatapannya tetap "penuh kegelisahan dan kerinduan" ke arah gerbang kota Lentat. Begitu lukanya sembuh, akan segera kabur dari kota Lentat yang berbahaya ini!
Ali menoleh mengikuti arah pandangan anjing besar ke arah luar kota Lentat, memandangi tembok kota yang diselimuti cahaya keperakan bulan, lalu menghela napas perlahan: "Meski tembok Lentat menjulang tinggi, masih kalah jauh dengan dinding tak terlihat antara bangsawan dan rakyat biasa. Dinding itu membuat orang takut melangkah, dingin tak berperasaan, kokoh tak tertembus..."
Dia tidak mencoba menyusun kata-kata secara sempurna, langsung mencurahkan berbagai perasaan dalam hatinya. Lagipula pendengarnya hanya seekor anjing.
"Apakah rakyat biasa benar-benar tak bisa memasuki dunia bangsawan? Mengapa kita semua punya mata dan hidung, jiwa dan otak yang bisa berpikir, tapi mereka bisa mulia secara alami, memandangi kita dari atas? Apakah kebaikan kelahiran langsung menentukan seluruh hidup?" Ali mengungkapkan pemikirannya tentang bangsawan dan rakyat biasa. Dalam kesakitan dan kebimbangannya, dia hanya bisa memilih antara menerima realitas bawaan ini dalam diam atau mempertanyakan esensi kebangsawanan. Jelas, dia tak mau selamanya menjadi warga kelas dua.
Anjing besar menggeram rendah, akhirnya menoleh ke arah Ali. Sungguh kekanak-kanakan!
Status para bangsawan berasal dari tenaga yang mereka kuasai, sama seperti banyaknya petarung kuat dari ras manusia serigala. Ini fakta objektif yang tidak akan berubah meski ada yang meragukan kondisi ini. Satu-satunya cara untuk mengubahnya adalah dengan memperoleh kekuatan yang lebih besar. Pada saat itu, para bangsawan akan menyambutmu masuk ke lingkaran mereka, membuatmu tak ingin mengubah keadaan.
"Kamu setuju dengan pemikiranku?" tanya Ali yang mood-nya membaik melihat reaksi anjing itu. Ia terus berbicara: "Sebenarnya aku paham, untuk menghancurkan dinding tak terlihat ini harus ada pencapaian yang cukup dihormati. Tapi di Lentat terlalu banyak industri dan kesempatan, membuatku ragu mengambil keputusan. Takut kehilangan peluang sesungguhnya. Kereta kuda megah, mobil alkimia, pesawat terbang yang kulihat di luar Sekolah Millers... semuanya membuatku merasa jarak ini terlalu jauh, terlalu sulit diseberangi..."
Dia meluapkan semua perasaan yang terpendam selama ini sekaligus, suasana hatinya membaik secara bertahap dan mulai bersemangat, mengembalikan seorang yang belum genap dua puluh tahun.
"Setelah mengatakan semua ini, aku sudah punya keputusan. Saat ini selain mengenal , yang kumiliki tidak banyak. Mungkin aku bisa sambil bekerja di atau sambil belajar, tapi pembelajaran seperti ini tidak kokoh, juga tidak membantuku mengetahui apa yang sebenarnya kuahlasi dan kuinginkan. Jadi, aku akan menabung untuk masuk ." dengan penuh menghadap .
“Aku tahu jalan ini sangat sulit, jarak sangat jauh, dinding sangat tinggi, tapi bukan berarti tidak ada kesempatan. Yang Mulia Ivens berasal dari rakyat jelata, bahkan sulit makan dan berpakaian layak, tapi tetap bisa mengandalkan usaha dan keteguhan diri, langkah demi langkah menjadi musisi, maestro musik, Penyihir Gelap, Arkanis Agung! Aku masih memiliki Koin Emas Ratu peninggalan ayah-ibu, tidak sampai beberapa bulan pasti bisa menabung cukup untuk biaya sekolah umum, jauh lebih baik dibanding kondisi Yang Mulia Ivens dulu!” Ali mengepal tinju menyemangati dirinya sendiri.
Kisah Lucien terlalu legendaris, telah diadaptasi oleh para penyair pengembara dengan berbagai versi cerita, mendapat pujian konsisten dari bangsawan maupun rakyat biasa, menjadi serial yang sangat memotivasi.
"Meski aku tidak memiliki bakat seperti Yang Mulia Ivens, tidak bisa menjadi maestro di bidang musik maupun sihir, tapi selama aku giat belajar pengetahuan, pasti bisa meraih sukses di bidang yang kukuasai!" Ali tahu dari surat sahabat penanya Jane, di era terkini sedang terjadi kelangkaan SDM. Bahkan orang yang melek huruf saja masih langka, apalagi mereka yang menguasai berbagai ilmu. Tak peduli seberapa dalam pemahamannya, selama menguasai sedikit saja, pasti mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai status dan kedudukan.
Dan jika belajar dengan sangat baik, mungkin bisa menjadi penyihir, ksatria, atau profesi lain yang setara dalam pergaulan dengan bangsawan.
Di era seperti ini, tidak akan ada situasi dimana pengetahuan menjadi tak berguna. Jadi meski pembelajaran membuang-buang waktu, selama berhasil melewati tahap ini, langkahmu akan lebih mantap, kokoh, dan mampu menjangkau lebih tinggi daripada orang lain!
Dengan tekad yang bulat, Ali semakin merasakan keindahan mistis bulan perak. Dengan riang ia berkata pada anjing besar di sebelahnya: "Andai aku seorang penyair pengembara atau tokoh utama dalam drama, mungkin aku bisa membangkitkan bakat Okultisme dan sihir di sekolah umum, bertemu banyak teman, lalu akhirnya mengalahkan konspirasi Iblis dan Setan yang ingin memusnahkan dunia, menjadi Penyihir Legendaris pengubah zaman! Kalau begitu, kau juga akan tercatat dalam kitab sejarah sebagai anjing terkenal, partner pertama seorang tokoh besar!"
Di tengah obrolannya, ia tiba-tiba tercekat: "Menurut cerita penyair pengembara, seharusnya kau adalah anjing berlatarbelakang misterius dengan kekuatan yang luar biasa, Makhluk Sihir sejati. Pertemuan kita akan menggerakkan roda takdir..."
Sambil berbicara, ia memeriksa tubuh anjing itu dengan antusias. Akhirnya ia menghela nafas: "Ah, ternyata kau memang anjing biasa saja."
"Saat berbicara, dia jelas merasakan sorot mata anjing besar itu memancarkan nuansa 'kepedihan tersembunyi'—eh, kepedihan?
Hari berikutnya adalah hari libur Ali. Bersama anjing besar yang pemulihannya sangat cepat, mereka berkeliling kota mencari pekerjaan sementara lain untuk mengumpulkan uang secepat mungkin.
"Bengkel alkimia baru? Produksi tabung elektron? Barang apa ini?" Tiba-tiba Ali melihat sebuah pengumuman dan penasaran, ia segera mengajak anjingnya menuju alamat bengkel alkimia tersebut.
Saat mendekati bengkel alkimia di dekat Distrik Gerbang Kota, Ali heran melihat anjingnya menundukkan kepala dan merapat ke sisinya.
"Ada apa, takut keramaian?" Tanpa sadar dia bertanya, lalu mengalihkan perhatian.
Anjing besar ini tak lain adalah Nasdell yang sedang mencari segala kesempatan untuk kabur dari Lentat, namun reaksi tadi disebabkan oleh persoalan lain.
“Vampir menjijikkan juga datang ke Lentat?” Nasdel menoleh ke belakang, melihat bayangan di kerumunan orang, “Hmph! Kau pasti akan mati di Kota Lentat yang berbahaya!”
Setelah berjalan beberapa jarak lagi, matanya berbinar karena di depan terlihat Area Gerbang Kota!
“Asal bisa kabur dari sini, aku bisa melepaskan diri dari bahaya!”
“Orang ini selalu menganggapku sebagai anjing, nanti akan kuberi harta sebagai balasannya!”
Keinginan membara di hati Nasdel, meski raganya belum pulih total, ia menerjang ke depan dan berlari secepat ikan yang berusaha kembali ke laut!
50 meter, 20 meter, 10 meter, 5 meter - gerbang kota semakin dekat, semangat Nasdel semakin memuncak.
Braak!
Suara benturan keras terdengar, sebuah mobil alkimia ngebut berhenti di gerbang kota. Pemiliknya pura-pura marah: “Anjing siapa ini? Tiba-tiba melompat ke jalan mau bunuh orang?”
Ali tertegun seperti patung melihat anjing besar yang berlari kencang tiba-tiba terbentur mobil alkimia karena tidak sempat menghindar, mulutnya mengeluarkan darah, kaki-kakinya berkedut, lalu tak bergerak lagi.
Setelah sadar, dia buru-buru meminta maaf. Pemilik mobil yang bersalah dengan mengabaikan beberapa patah kata langsung menyuruh Ali menyeret anjing itu pergi.
Memandangi mayat anjing besar itu, Ali menghela nafas: "Ternyata kita benar-benar bukan partner yang bisa menggerakkan roda takdir. Tapi terima kasih telah menemaniku dua hari ini, membuatku menemukan kembali keyakinan. Aku akan menguburkanmu dengan baik."
Dia menyeret anjing itu ke hutan luar kota, menguburkannya dengan sangat serius, lalu menyusun kembali perasaannya sebelum melanjutkan perjuangannya.
Ketika Ali pergi, "makam" itu tiba-tiba retak. Seekor anjing besar yang nyaris kehabisan napas perlahan merangkak keluar.
"Untung aku pura-pura mati, akhirnya bisa keluar dari Lentat..." gumam Nasdell sambil merintih kesakitan. Ia menoleh memandang Lentat di kejauhan dengan ketakutan pasca-kematian, "Lentat benar-benar bahaya!"
"Harus segera dilaporkan kepada Yang Mulia Pangeran Vampir!"
……
Di Kota Suci Rennes, Benediktus III menatap Kardinal Philip: "Tidak bisa mendapat respons dari Raja Malaikat?"
