"Khidmat! Dilarang berisik! Ini adalah ruang penghakiman Neraka Kuno!" "Lucien" yang duduk di kursi hakim mengangkat palu kayu, mengetuknya hingga terdengar suara DONG yang menggema, meredam enam Setan Kuno termasuk "Kesombongan" Lucien. Ia tampak sangat jujur dan tidak memihak.
Inilah "Kemunafikan" Setan!
"Kemunafikan" menatap Lucien: "Menyikapi gugatan enam pihak terkait, pengadilan ini memutuskan untuk membuka persidangan. Mohon terdakwa Lucien Evans berdiri di kursi terdakwa. Tenang saja, saya adalah hakim paling adil dan tegas di seluruh Neraka Kuno. Pasti akan memberikan penghakiman yang paling objektif dan fair."
Begitu dia selesai bicara, "Setan" pemarah yang penuh rasa jijik langsung berdiri, bersuara lantang: "Aku menuduh hatinya penuh keinginan balas dendam yang kejam! Sekecil apapun persoalan, asal membuatnya tersinggung, pasti akan dibantai habis! Contohnya dia dengan sengaja membantai jemaat 'Tanduk Perak', seluruh anggota Pasukan Night Watchers mulai dari Kapten 'Badut' sampai anak buahnya! Daftar korban tak bersalah yang dia bunuh tak akan muat ditulis dalam seratus lembar kertas!"
“Saya ingin membongkar sosok yang terlihat ramah dan sopan ini! Di dalam hatinya selalu ada rasa iri terhadap orang lain. Saat masih menjadi rakyat jelata, dia iri pada kehidupan anggota geng hitam, iri karena Natasha mencintai Silvia sepenuh hati, iri pada Felipe, iri pada Tangan Pucat Kehijauan, iri pada semua penyihir yang memiliki kontribusi luar biasa di bidang okultisme! Dalam tubuhnya, jiwa telah habis terbakar api kecemburuan. Yang berdiri di sini sekarang hanyalah mayat membusuk berwajahnya, menjijikkan!” Setan "Iri" tak mau ketinggalan ikut berdiri.
Setan "Serakah" menyela: “Dia juga sampah manusia yang hatinya telah rusak oleh uang, harta, dan reputasi! Dia menaruh namanya di makalah penelitian muridnya sendiri, menekan ahli sihir yang berbeda pandangan, ingin ikut campur di semua capaian penelitian, enggan memberi kesempatan pada orang lain!”
"Tidak, tidak! Tuduhan kalian hanyalah permukaan belaka. Semua ini terjadi karena kesombongannya! Dia merendahkan semua Ahli Sihir Oskur di Majelis Sihir, termasuk Douglas dan Fernando. Dia merendahkan seluruh petugas gereja Gereja Kebenaran, tak terkecuali para Paus dan anggota Dewan Kardinal yang pernah menjabat! Dia merendahkan semua makhluk berakal di dunia ini, menganggap hanya dirinya yang menguasai Misteri terdalam dari kebenaran dunia! Menganggap hanya dirinyalah mercusuar tunggal yang menerangi peradaban di tengah kegelapan kebodohan!"
"Dalam hatinya, semua makhluk berakal lain adalah biadab dan bodoh, hanya dirinya sendiri yang penuh kebijaksanaan, berdiri di tempat tinggi, mengawasi segala hal dengan sadar. Karena itulah dia kejam, mengabaikan nyawa orang lain, dan dipenuhi kecemburuan saat orang lain meraih prestasi! Semua ini karena kesombongannya!" Setan "Kesombongan" mengayunkan lengannya, berlagak sebagai hakim pengadilan, sama sekali tidak menghiraukan kehadiran Setan "Kemunafikan".
Melihat Setan "Hawa Nafsu" dan "Kesakitan" hendak bergabung dalam tuduhan berisik ini, menyaksikan Setan "Kemunafikan" kembali mengangkat palu kayu, Lucien yang selama ini memainkan peran "pengamat" tiba-tiba tersenyum. Di tangan kanannya muncul arloji saku keperakan dengan estetika mesin yang kental.
Tik, tik, tik, jarum detik terus melompat-lompat. Saat ibu jari Lucien menekan perlahan, terdengar suara "Kreek", "TKP" tiba-tiba membeku. Semua warna mulai dari keemasan hingga merah tua berubah menjadi abu-abu keputihan dan suram.
Palu kayu di tangan "Kemunafikan" tetap dalam posisi tertekan namun tak bisa diturunkan. Sementara "Kesombongan" masih memandangi "Kemunafikan" dan Lucien dengan angkuh, bagaikan patung batu bernama "pidato".
Berbagai sikap setan kuno lainnya saling berbeda, ada yang berdiri ada yang duduk, ada yang mengangkat lengan ada pula yang mengulurkan tangan kanan.
Semua ini bagaikan lukisan minyak usang dengan dominasi warna abu-abu keputihan.
Lucien tidak ragu, bersiap untuk teleportasi ke kejauhan. Mengingat jumlah setan kuno di sini terlalu banyak, dalam cakupan "Penghentian Waktu Tingkat Tinggi" yang berkelanjutan, mustahil menggunakan banyak "Pemecahan Mewah" sekaligus. Tanpa membatalkan efek mantra pada tubuh mereka, Lucien masih cukup yakin dengan berbagai "mantra pasif" misterius milik "diri mereka". Di bawah serangan sihir luas seperti "Blaze Abadi", mungkin tidak ada satu pun yang "terbunuh".
Jadi, pertama-tama teleportasi ke lokasi jauh, lalu gunakan sihir legenda seperti "belenggu ruang" untuk mengurung mereka, kemudian luncurkan "Blaze Abadi" versi penuh. Berapa pun yang bisa dihancurkan akan menjadi keuntungan waktu untuk evakuasi.
Tiba-tiba, di saat seperti ini, Lucien mendengar suara detak berirama!
Tujuh suara detak bersahutan membentuk irama yang kacau-balau, semakin mendesak seolah membuat detak jantung manusia ikut mempercepat, makin cepat, hingga hampir meledak!
"Saat mendengar suara itu, Lucien melihat tujuh 'diri' yang merupakan perwujudan dari tujuh setan kuno seperti 'Kemunafikan', 'Kesombongan', 'Keserakahan', memancarkan cahaya keperakan dari dada mereka, indah seperti mimpi bak sinar bulan di malam hari yang dingin!
"Setan 'Kemunafikan' dan 'Kesombongan' menyunggingkan senyum ejekan di sudut bibir mereka, seolah berkata: 'Semua sebelumnya hanyalah tipuan! Kami juga bisa menyimulasi kemampuan benda legenda yang ada padamu!'
Dalam efek "Penghentian Waktu Tingkat Tinggi", "Kemunafikan" dengan leluasa mengulurkan tangan kanannya:
"Pemecahan Mewah!"
Pertempuran sebelumnya melawan 'Kesombongan', 'Keserakahan', 'Rasa Jijik' dan dirimu sengaja dibuat agar kamu lengah, membuatmu berpikir bahwa dengan Moon Hourglass di tangan, tak perlu khawatir tentang masalah mundur atau kabur. Bisa terus menjelajah dengan tenang hingga tiba di sini, tempat kami bertujuh bisa muncul bersamaan!
Bersamaan, setan 'Kesombongan' menatap Lucien dengan tatapan mengejek sambil melantunkan mantra yang sulit dipahami:
“Perisai Badai！”
Bagaimana? Apakah sebelumnya kamu memiliki pemikiran serupa? Menganggap kekuatan dan kemampuan simulasi kami setan kuno hanya segitu?
Inilah kesombongan yang tersembunyi di hatimu!
Tanpa kesombongan, kamu takkan pernah terjebak dalam situasi seperti sekarang!
Setan "Kebencian" mengulurkan tangan kanannya dengan ekspresi girang, seolah telah melihat Lucien binasa di tangannya sendiri, melepaskan dendam yang terpendam:
“Meriam Positron！”
Kami adalah setan! Makhluk legendaris penguasa tipuan, ahli mainin psikologi manusia sejak zaman purba!
Maka menangislah, merataplah, lalu matilah!
Setan "Iri Hati" memandang sinis setan "Kemunafikan" dan "Kesombongan", bergumam pelan:
“Blaze Abadi！”
Matilah kalian semua bersama!
Pada saat yang sama, serangan "Pukulan Jiwa Berat" dari Setan Keserakahan, "Tongkat Ruang-Waktu" dari Setan Hawa Nafsu, dan "Pengampunan Dewi Salju" dari Setan Kesakitan juga mulai dilemparkan.
Perubahan tak terduga ini membuat Lucien terdiam sejenak, menghadapi tujuh mantra legenda ofensif dan defensif andalannya sendiri. Tiba-tiba ia merasakan "perasaan" para legenda yang pernah bertarung dengannya dulu.
Di bawah tujuh mantra legenda ini, kecuali menghindar lebih dulu, tak ada satu pun legenda tingkat puncak yang bisa bertahan - bahkan Lucien sendiri pun tidak!
Fakta sebelumnya bahwa Setan Kesombongan, Keserakahan, dan Rasa Jijik tak bisa meniru barang supernatural ternyata hanyalah ilusi belaka!
Bagaimana mungkin mereka bisa menirunya? Dari mana dasar zat untuk simulasi itu?
Di mana letak landasan materialnya?
Saat itu, Lucien bagaikan tokoh antagonis yang menolak menghadapi kenyataan dan kegagalan, dari dalam hatinya melontarkan serangkaian pertanyaan: Bagaimana mungkin ini terjadi...
Namun keraguan Lucien tak pernah berhenti di permukaan. Pola pikir Ahli Sihir Oskur yang melekat padanya mendorong analisis lebih mendalam, mencium sesuatu yang tak beres.
Bagi Ahli Sihir lain, mungkin butuh waktu lama untuk menelusuri sumber ketidakberesan ini - di mana letaknya, mengapa terjadi, apakah hanya ilusi belaka. Tujuh sihir legenda yang siap meletus tak akan memberi mereka kesempatan. Tapi Lucien berbeda! Dia datang ke sini dengan sebuah hipotesis, untuk memverifikasi sesuatu! Dalam benaknya telah tersusun kerangka pemikiran dan niat yang jelas!
Melihat Lucien seolah menyerah, bahkan tak sempat menggunakan pertahanan terakhir atau sihir perlindungan, hanya berdiri terpaku di tempat, "Kemunafikan", "Kesombongan", "Keserakahan" dan tujuh setan kuno lainnya tersenyum semakin berkilauan, sarkasme dalam tatapan mereka kian nyata.
Tiba-tiba, Lucien yang matanya kosong itu menyunggingkan senyum tipis. Kedua bola matanya kembali menjadi transparan dalam yang tak terbaca.
Dari sudut pandang berbeda, ini justru memverifikasi niatku!
"Kemunafikan" dan "Kesombongan" adalah yang pertama menyadari. Ekspresi mereka berubah menjadi kecurigaan campur kebingungan. Namun wajah mereka langsung membeku - raga Lucien di hadapan mereka tiba-tiba berurai, kolaps ke dalam diri sendiri bagai lubang hitam yang runtuh.
Di saat yang sama, di belakangnya terdapat "Atom Semesta" yang luas tak berbatas, di mana bintang-bintang berputar dalam orbit misterius. Bola api raksasa itu berputar ke belakang, menampakkan kegelapan yang membuat deg-degan—kegelapan ini bahkan menyerap semua cahaya!
Kegelapan ini terhubung dengan kondisi Lucien yang runtuh ke dalam melalui cara yang aneh. Maka, Lucien berubah menjadi gumpalan kegelapan yang berputar perlahan, tarikan kuatnya mengubah bentuk ruang-waktu di sekitarnya.
"Pemecahan Mewah" menghantamnya, namun lenyap tanpa suara dan reaksi apapun!
"Perisai Badai" yang dikerahkan di sekitarnya langsung runtuh ke dalam dan menghilang!
"Meriam Positron" yang menembaknya hanya membuatnya menguap dan mengecil sedikit!
Setelah tujuh mantra legenda, gumpalan kegelapan mengerikan itu tetap ada. Perlahan ia memanjang dan kembali ke wujud Lucien.
"Ini non-okultisme..." Setan 'Keserakahan' mundur selangkah.
"Setan Kesombongan" terkejut dan marah: "Bagaimana mungkin barang seperti ini muncul di sini, dan tidak menyebabkan kebinasaan seluruh alam semesta!"
"Setan Kemunafikan" memandangi Lucien, seolah berbicara pada diri sendiri: "Bagaimana mungkin kau bisa melakukannya..."
"Seberapa besar hati, 'realitas' akan secemerlang itu, bukan?" Lucien tersenyum merespons, tanpa niat untuk menyerang secara tiba-tiba.
"Setan Kemunafikan" membelalakkan matanya: "Kau sudah tahu?"
"Tentu, ingin melihat semburan sinar gamma? Atau, formasi pedang pembasmi dewa? Kembalinya keabadian?" Senyum Lucien terasa sedikit mengejek saat menjawab, kemudian ia menutup mata, kesadarannya terus melambung tinggi!
