Akademi Sihir Heidler terdiri dari menara-menara sihir runcing. Berjalan di antara menara-menara itu bagaikan menjelajahi hutan ajaib. Cahaya buatan memancar dari langit, menciptakan permainan bayangan yang indah.
"Tuan Robert adalah murid Tuan Felipe, memiliki standar yang sangat baik di bidang faktor genetik, memori sel, aplikasi mantra kematian, dan lain-lain. Konon dia telah menukar data penelitian garis keturunan yang ditinggalkan 'Pangeran Kegelapan' Netravus, melakukan modifikasi mendalam pada darah dan jasmaninya sendiri. Misalnya, mata kirinya telah ditransplantasikan dengan mata utama eye fiend, mampu melemparkan sebagian sihir bertipe sinar dengan cepat, kemampuan bertarungnya tidak kalah dengan penyihir tingkat tinggi yang baru memasuki lingkaran keenam. Tangan kanannya menyembunyikan tentakel mind flayer yang dapat mengganggu mantra semangat, menyerap substansi otak dan kenangan lawan..."
"Jika kalian tertarik dengan bidang-bidang ini, bisa mempertimbangkan untuk memilih mata pelajaran Tuan Robert. Dia pasti mentor tingkat menengah paling hebat, tingkat pengetahuan dan penelitian praktisnya tidak kalah dengan puluhan mentor tingkat tinggi itu..."
Carl bersemangat dan bersinar saat memperkenalkan para mentor, seluruh dirinya bagaikan tulip yang mekar, menarik perhatian murid dan guru yang lewat, namun langsung dikejutkan oleh suaranya yang menusuk, meninggalkan patung-patung batu membeku sepanjang jalan.
"Tidak masalah mengungkapkan kemampuan fisik khusus Tuan Robert seperti itu?" Sudut bibir Tony berkedut, di otaknya tanpa sadar muncul bayangan Tuan Robert yang dia imajinasikan: wajah datar seperti mayat itu memiliki mata kiri menonjol berwarna kecoklatan, pembuluh darah jelas terlihat menghubungkannya dengan rongga mata, telapak tangan kanan terbuka mengeluarkan tentakel merah muda yang menjalar liar ke segala arah...
"Penampakan monster standar... Nekromancer benar-benar mengerikan!"
"Tapi kalau dipikir-pikir, cukup menggentarkan dan... keren?"
Tony merasakan gelembung pikiran aneh bermunculan dan hancur berkeping-keping di benaknya. Tiba-tiba, dia merasakan lengan baju tangan kanannya tertarik. Seketika kesadarannya pulih. Setelah diperhatikan dengan seksama, ternyata Sami yang sedang menarik lembuang bajunya dengan halus.
"Tony, bukankah kemampuan fisik khusus hasil modifikasi Tuan Robert itu rahasia? Kok Karl berbicara seolah semua orang sudah tahu?" Sami yang biasanya pemalas dan suka tidur ini pun mulai menyadari keanehan, bertanya dengan suara direndahkan.
Melihat Karl masih bersemangat memberikan penjelasan tanpa memperhatikan kelainan pada mereka berdua, Tony pun berbisik pelan: "Karl adalah keturunan orang penting..."
Ini hanya perkiraannya. Bagaimanapun, jika Karl sendiri adalah orang penting dan pernah melakukan hal besar, tentu dirinya sudah menyaksikannya di berita TV, siaran radio, atau koran.
Sami mengeluarkan suara "O" yang panjang, lalu berhenti bertanya, sama sekali tidak penasaran siapa keturunan orang penting yang sebenarnya adalah Karl, karena saat ini rasa kantuknya sudah menyerang, kelopak mata berkelahi, benar-benar tidak punya mood untuk memperhatikan hal lain. Bagaimanapun, yang penting tahu itu adalah orang penting yang tidak bisa dia ganggu. Lagipula, Karl memperkenalkan mentor di bidang struktur tubuh dan faktor genetika, bukan bidang jiwa dan hantu yang ingin dia dengar.
Arwah pengiring di belakangnya yang terus-menerus mendapat dua kali terkejut juga lemas bersandar padanya, menunjukkan wajah yang sama-sama ingin tidur.
Mendengar suara Karl, memandang wajah Sami yang berkunang-kunang, Tony bergumam dalam hati: "Satu adalah pria yang bisa menyaingi kecantikan Putri Elf, satu lagi adalah remaja arwah pengiring yang lebih suka tidur daripada segalanya... Teman sekamarku sungguh aneh..."
Putri Elf Ellestine pernah berpidato di sekolah "Hati Alam".
"Hm, hanya kamu yang normal, orang biasa." Suara tak terduga memasuki telinga Tony, membuatnya mengangguk tak sadar, ya, di asrama ini hanya aku yang normal. Sebentar, siapa yang berbicara denganku? Bagaimana bisa tahu pikiran dalam hatiku?
Ia menoleh tiba-tiba, menemukan Si Gendut Jones sedang tersenyum mengawasinya, lalu terkejut berkata: "Kamu, sejak kapan datang ke sini?"
"Bukannya kamu yang mengajakku memilih mata kuliah bersama?" Jones sama sekali tak marah, menjawab dengan sangat tenang.
"Benar." Tony meniru Sami menggaruk-garuk rambutnya, "Tapi aku benar-benar lupa soal ini, lupa keberadaanmu! Memang benar satu lagi..."
"Memang benar satu lagi teman sekamar aneh." Jones masih tetap terkekeh-kekeh bicara.
Ekspresi Tony membeku sepenuhnya: "Kau tahu apa yang kupikirkan?"
“Bukan. Jembatan penyeberangan yang kita lewati sekarang disebut ‘Jalan Ketenangan’. Asalkan emosimu melampaui ambang tertentu, pikiran dalam hatimu akan bergema di sepanjang koridor. Para mentor menggunakan ini untuk mengingatkan murid bahwa penelitian Nekromansi harus menjaga ketenangan paling ketat. Jika tidak, bukan hanya membahayakan orang lain, bahkan bisa membinasakan diri sendiri hingga jiwa pun tak tersisa. Tidakkah kau dengar suara hatimu sendiri?” Jones menunjuk jembatan berwarna hitam-putih tanpa ornamen ini.
Di depannya terdapat persimpangan menuju Menara Pengajaran dan Menara Eksperimen. Dinding di kedua sisi tak berjendela, hanya pancaran cahaya redup dari batu bata dinding dan ubin lantai yang menciptakan kesan dingin dan hening, seolah mampu meredam gejolak emosi setiap orang.
Tony memiringkan telinganya. Di udara benar-benar terdengar gemuruh suara melengking "...lagi-lagi..." yang samar. Dengan malu dan kesal, ia melirik Carl dan Sami yang satu sedang bicara tak henti-henti, sementara yang lain mengangguk-nangguk seperti ayam mematuk biji-bijian, sama sekali tak memperhatikan hal lain.
"Syukurlah, syukurlah, mereka tidak mendengar..." Tony menghela napas lega.
"Kamu tidak khawatir padaku?" Suara biasa tapi asing itu kembali terdengar.
Tony kaget setengah mati, menoleh lagi dan bertatapan dengan Jones, menyadari dirinya kembali melupakannya!
"Ti-Tidak, maaf." Sebagai remaja jujur, baik hati, dan berprinsip, Tony buru-buru meminta maaf.
Jones melambaikan tangan sambil tersenyum: "Tidak apa, aku sangat menyukai keunikan ini. Setidaknya saat menghadapi bahaya, bahkan musuh pun akan melupakanku. Pernah suatu kali aku berwisata ke gurun selatan bersama teman, bertemu ras Scorpion-man. Setelah pertempuran sengit, kedua pihak mundur dan meninggalkanku di pusat medan pertempuran..."
"Tapi kalau begini, pasti tidak ada wanita yang bisa mengingatmu? Bagaimana nanti jika kamu punya istri, apakah dia akan lupa memiliki suami seperti kamu?" Tony bertanya penasaran.
Ekspresi Jones tiba-tiba membeku, tersenyum pahit: "Jangan bahas topik menyedihkan seperti ini..."
“Makanya, aku memilih Nekromansi, berharap melalui penelitian darah, melakukan modifikasi raga, pasti akan mengubah bakat khusus ini menjadi kemampuan yang bisa kuasai.”
“Semoga kamu sukses.” Tony berkata dengan ketulusan, “Ngomong-ngomong, namamu siapa?”
“Jones, aku sudah memperkenalkan diri beberapa kali…” Suara Jones melengking seperti hantu.
“Benarkah? Tapi kenapa aku cuma ingat sekali, waktu di asrama itu, itu pun hanya ingat kamu pernah memperkenalkan diri, tapi tidak ingat isi spesifiknya…” Tony semakin merasa seluruh asrama selain dirinya adalah orang-orang aneh!
Bertiga berjalan, tidak, berempat, melalui jembatan "Jalan Tenang" memasuki Menara Pengajaran, menemukan wilayah pemilihan mata pelajaran.
“Aduh, perjalanannya terlalu dekat, baru saja menjelaskan sebagian kecil mentor, bahkan daftar mata pelajaran pun belum sempat kusampaikan, ini bukan salahku, terutama karena data beberapa mentor memang sangat kaya…” Carl menghela napas berkesedihan, terlihat sangat menyesal.
Utamanya karena kamu terlalu sering menyimpang dari topik. Baru saja kamu sudah membahas istri atasan tetangga adik Tuan Robert... Tony menggerutu dalam hati. Tiba-tiba matanya berbinar, menemukan di dalam ruangan terdapat deretan perangkat aneh seukuran meja. Mereka terbungkus cangkang logam berwarna keperakan atau hitam pekat, masing-masing memiliki dua lampu merah dan hijau yang berkedip redup. Di atasnya terdapat lempeng logam mirip layar siar besar.
"Ini apa?" Tony menatap Carl, yakin pria itu tahu dan akan dengan senang hati menjawab!
Wajah kalem Carl kembali dipenuhi warna kegembiraan, membuatnya menarik perhatian seperti matahari: "Ini Kecerdasan Buatan, tapi yang telah mengasimilasi fragmen jiwa. Jauh lebih menarik daripada model yang sedang diupayakan universalisasi..."
"Kecerdasan Buatan?" Tubuh Sami bergetar, kelopak matanya terbuka lebar, rasa kantuknya lenyap sesaat.
Tony juga merasa agak gembira. Inikah Kecerdasan Buatan legendaris yang sering diceritakan?
“Bagaimana cara menggunakannya?” Tony menyela penjelasan Carl.
Carl tidak menunjukkan kehidupan, berjalan ke depan sebuah "Kecerdasan Buatan" dan melepas lambang "api pucat" di dadanya, lalu meletakkannya pada cekungan di atas perangkat tersebut.
Seketika, lampu merah dan hijau berkilauan dengan intens. Suara datar tanpa intonasi terdengar: "Selamat datang menggunakan 'Kecerdasan Buatan', Tuan Carl. Ada yang bisa saya bantu?"
"Tampilkan antarmuka pilihan." Carl menoleh sambil tersenyum pada Tony dan Sami, membuat mereka kembali merasa pusing.
"Baik." Pada lempeng logam mirip layar siar besar itu, kilatan berwarna pelangi memancar dan berkumpul membentuk tirai air setinggi setengah badan manusia di kehampaan depan, terpampang berbagai pola dengan kata-kata penanda berbeda.
“Di sini ada sistem pemilihan mata kuliah, sistem permainan, sistem uji coba, kalian bisa coba operasikan sendiri...” kata Carl dengan cepat sambil mengulurkan tangan kanannya, jari telunjuk putih rampingnya menyentuh ikon kehampaan di udara. Seketika, cahaya dan bayangan pada tirai air berubah, blok-blok berwarna dan berbentuk berbeda jatuh dari atas, seolah sedang bermain susun balok.
Tony melihat Carl tak berkedip memandangi tirai air, lima jari tangan kanannya bergerak cepat seperti sedang melakukan mantra. Di telinganya masih terdengar suaranya yang terus menerus bercerita, membuatnya merasakan dirinya terperangkap dalam Ilusi Lingkungan.
“Inikah permainan 'Kecerdasan Buatan'? Kelihatannya cukup menarik?” Sorot mata Sami memusat pada tirai air.
Menggelengkan kepala, Tony mendekati unit 'Kecerdasan Buatan' lain. Meniru Carl, ia memasang lambang 'Api Pucat' akademi ke cekungan, lalu memerintahkan makhluk alkimia untuk memunculkan antarmuka Pilihan.
Namun, dia tidak bermain game, melainkan langsung memasuki sistem pemilihan mata pelajaran dan menemukan arah "Struktur Raga dan Faktor Genetika".
"Prasyarat?" Tony yang kebingungan mengklik opsi ini, menyaksikan serangkaian mata pelajaran yang dibutuhkan untuk dipelajari bermunculan.
"《Elektromagnetik》《Kristalografi Sihir》《Aplikasi Sinar-X dalam Pengamatan Dunia Mikroskopis》《Pengantar Mekanika Kuantum》《Konsep dari Atom, Molekul hingga Sel》《Ilmu Konstitusi Tubuh Manusia》《Struktur Tubuh Naga》……"
Memandangi nama-nama mata pelajaran di bagian awal, sorot mata Tony terlihat kaku tak tertahankan, seolah bisa merasakan dengan jelas cap Lucien Evans di dalamnya.
Mengapa, mengapa bahkan jurusan Nekromansi pun harus mempelajari barang-barang ini?
