Tanah Seribu Danau, reruntuhan di dasar danau.
Setelah kembali dari Hutan Gelap, Douglas tidak langsung pergi ke lokasi penyimpanan "Alin", melainkan menunggu kabar dari Kota Lentat bersama Arnold dan Fernando. Hanya dengan memahami kekuatan dinamis dan intensitas serangan balik Gereja, serta mengetahui akhir dari "Iblis Biru Tua" Sharpe, barulah ia bisa mempelajari "Kota Langit" dengan tenang. Ini untuk mencegah para penyihir yang pernah menghadiri pertemuan itu ditangkap dan membocorkan lokasi "Alin" - yang jatuh di sana dan hampir mustahil dipindahkan tanpa menimbulkan gerakan mencurigakan.
"Yang Mulia Ketua, 'Heart of Time' Ketonnia telah meninggalkan Gereja Cahaya dan kembali ke villanya di dalam kota. Gereja tidak menangkap 'Iblis Biru Tua'." Seorang penyihir melapor pada Arnold tentang situasi di Kota Lentat. Mereka tidak bisa menempatkan mata-mata di dalam Gereja maupun kalangan bangsawan besar, sehingga hanya bisa mendapatkan informasi permukaan tentang persoalan ini.
Arnold membelai janggut putihnya sambil mengangguk perlahan: "Ketonnia sudah mengetahui seluruh peristiwa dari Rigel, dan pasti akan memberitahu Franz. Gereja bahkan tidak melakukan eksekusi atau interogasi terhadap Sharpe, sangat mengerikan. Tampaknya situasi telah berubah, mungkin akibat pertarungan Paus melawan 'Bulan Perak'..."
Dia menganalisis penyebabnya, namun terkendala jarak ribuan mil yang memisahkan mereka dari Alto, Tiria, dan Lans. Para Penyihir Gelap tidak bisa seperti Gereja yang memasang formasi sihir ilahi di gereja-gereja besar kota penting untuk mentransmisikan informasi suara, sehingga intelijen terbatas. Analisis tidak mencapai kesimpulan pasti, hanya bisa membuat penilaian berdasarkan dugaan.
"Apapun alasannya, setidaknya kali ini Gereja kompromi. Mereka menyerah pada tekanan bangsawan. Ini sangat penting untuk memicu ambisi mereka." Ekspresi Douglas tetap datar saat mengucapkan kalimat yang mengandung kebahagiaan sekaligus harapan.
“Jadi menurutku, Gereja baik membunuh Sharpe maupun tidak, sama-sama menguntungkan kita.” Arnold berkata dengan tersenyum, lalu menoleh ke Fernando, “Untuk sementara jangan kunjungi Old Green. Sharpe sekarang pasti sudah tahu kita memanfaatkannya. Saat amarahnya belum mereda, biarkan dulu beberapa waktu.”
Sambil tersenyum licik, dia melanjutkan: "Fernando, kebetulan Pangeran Perfuss ada di Lentat. Kau bisa tanyakan padanya: sudah pahamkah asal status bangsawan? Sudah mengertikah seberapa kuat tenaga bangsawan? Sekalian tanyakan situasi Alto, cari tahu hasil pertarungan Paus dengan 'Bulan Perak'."
Di saat seperti ini, sumber intel bangsawan jauh lebih kaya dari kita. Tidak bertanya pada mereka, lalu bertanya pada siapa?
"Pangeran Perfuss?" Fernando membeku sejenak, mengerutkan kening ringan. "Harus pakai ikat pinggang itu lagi?"
Arnold terkekeh: "Kenapa? Sangat menolak? Padahal sebelumnya kau sangat antusias, bahkan sedang mempelajari cara memperbaiki ikat pinggang."
Fernando terkekeh kering: "Kehidupan relatif maut begitu singkatnya, jadi, mengapa tidak mencoba lebih banyak eksperimen berbeda dalam batas waktu yang terbatas?"
"Tapi pengalaman seasyik apapun akan membosankan, hanya Misteri alam semesta dan sihir yang abadi dalam kedalamannya yang memukau." Douglas tidak tahu tentang sabuk pengubah gender, jadi hanya mengutarakan pandangannya.
Arnold tertawa lepas, dengan kewibawaan orang tua yang bijak, memilih tidak berkomentar lebih lanjut.
※※※※
Malam sunyi senyap, namun villa Pangeran Perfuss ramai dikunjungi orang, hingar-bingar bak siang hari.
Seorang demi seorang ksatria datang memanfaatkan gelapnya malam, dan pergi di bawah selimut kegelapan, saling bertukar informasi intelijen, memastikan sikap masing-masing tanpa henti. Semua ini karena kejadian malam ini terlalu mengerikan, memaksa mereka panik sibuk dan mengorbankan istirahat. Siapa yang bisa menyangka Adipati Sharpe akan bersekongkol dengan penyihir gelap untuk membunuh Kardinal Alfonso? Siapa yang bisa menyangka Yang Mulia Ktonia telah mendapatkan informasi lebih dulu dan berencana membasmi semua penyihir? Dan siapa sangka, Yang Mulia "Heart of Time" yang termasyhur justru terjebak dalam perangkap, nyaris runtuh, mengalami kekalahan paling memilukan sejak namanya melambung?
Peristiwa seperti ini pasti akan memicu angin topan. Bahkan hanya sapuan ekor angin saja bisa membuat para bangsawan biasa seperti mereka kehilangan segalanya. Lalu, bagaimana mungkin mereka tidak panik, tidak mengamati situasi, dan tidak mencari-cari atasan atau bangsawan tingkat tinggi untuk mencium angin?
Karena alasan inilah villa Pangeran Perfuss menjadi begitu ramai.
Memandangi beberapa bangsawan bawahan pergi bersama, wajah Pangeran Perfuss menunjukkan kelelahan mendalam. Bagi Ksatria Langit sepertinya, tidak tidur beberapa malam sama sekali bukan masalah yang berarti, mustahil merasa lelah hanya karena itu. Kelelahannya berasal dari jiwa yang harus terus-menerus menyesuaikan posisi berdasarkan laporan intelijen yang selalu berubah, menganalisis sikap Gereja dan bangsawan besar lainnya, agar terhindar dari malapetaka dalam Angin dan Ombak ini.
"Yang Mulia Pangeran, mengingat Gereja telah mengirim kardinal untuk menghibur Tuan Sharpe, tampaknya tidak akan ada perubahan buruk lagi. Ini adalah kasih karunia Tuhan, konspirasi setan tidak akan berhasil." Bangsawan terakhir di ruang tamu memberi hormat sambil bersiap undur diri, dia adalah orang kepercayaan Pangeran Perfuss.
Di hadapan orang kepercayaannya, Pangeran Perfuss tidak menyembunyikan kelelahan: "Jika bukan karena pertempuran besar yang terjadi berturut-turut di Tiria dan Lans, mungkin hasilnya akan sangat berbeda. Kita kuat, namun sekaligus lemah."
Bangsawan yang ikut merasakan emosi dari pernyataan terakhir sang pangeran itu menghela napas: "Benar, Yang Mulia. Kompromi gereja membuat kita merasa kuat, tapi alasan sebenarnya di balik kompromi mereka justru menunjukkan kelemahan kita. Jika Yang Mulia Raja dan pasukannya benar-benar berhasil mengalahkan aliansi penyihir gelap, vampir, naga, dan elf..."
Di tengah kalimat, matanya melirik ketakutan seolah mencurigai adanya Night Watchers yang bersembunyi di sekitarnya. Dengan diam-diam ia pun mengundurkan diri.
“Pangeran Perfuss menatap gerbang yang perlahan tertutup, pikiran bergolak bagai pasang surut di atas Lautan Tak Bertepi. Tanpa musuh seperti penyihir dan vampir, apa perlunya Gereja 'memelihara' bangsawan dan menghormati status mereka? Perubahan sikap petugas gereja selama seratus tahun terakhir telah menjelaskan segalanya! Seperti kata penyihir wanita cantik nan garang itu - musuh bangsawan adalah penyihir, namun status bangsawan pun berasal dari penyihir!”
Tiba-tiba, ia menoleh tajam ke arah jendela lantai yang gelap gulita, berbisik lirih: "Kalau sudah datang, masuklah."
"Harus menunggu izin tuan dulu, barulah aku bisa masuk." Suara wanita berkarakter magnetik yang dalam bergema. Kaca jendela lantai tiba-tiba melengkung ke dalam, seolah ada sosok transparan yang hendak keluar dari gelembung air.
Namun segera, seorang wanita cantik berperawakan mungil dengan jubah sihir merah muncul. Kaca kembali ke bentuk semula.
Melihat gadis remaja yang berkilau seperti api, Pangeran Perfuss tidak menunjukkan ekspresi bercanda, melainkan berkata dengan serius dan khidmat: "Untuk apa kamu datang kemari?"
"Hei, maksud kedatanganku, apa kau tidak paham? Aku ingat kau bukan orang bodoh seperti ini," kata Fernando yang telah bertransformasi menjadi perempuan, ironi dalam nada suaranya relatif lebih lembut, "Kita sebelumnya pernah berdiskusi. Sekarang aku ingin tahu, apakah kebingunganmu sudah terpecahkan? Sudahkah kau pahami dari mana status bangsawan berasal? Sudahkah kau renungkan seberapa kuat sebenarnya tenaga kalian?"
Mata Pangeran Perfuss yang vertikal keemasan seperti naga emas memandang Fernando, suaranya perlahan mengalir: "Jawaban atas masalah itu tidak penting. Yang utama adalah kalian terlalu lemah. Bahkan jika 'Atasan Kematian' berhasil memulihkan diri, kalian tetap tak berdaya. Sedangkan aku, mustahil mengejar kesempatan yang pasti berakhir dengan kegagalan."
“Masalah status bangsawan dan kekuatan, sebelumnya masih ada keraguan dalam dirinya. Tapi peristiwa malam ini membuatnya benar-benar tersadar. Namun, meski sudah paham, dia tak berniat membagikannya dengan para Penyihir Gelap. Langsung menyentuh inti masalah.
Menanggapi sikap seperti ini, Fernando merasa puas. Setidaknya ini menunjukkan Pangeran Perfuss bersedia berdialog dengan mereka - pertanda awal kerjasama. Ia tersenyum, kilatan cahaya dari wajahnya menerangi seluruh ruangan: "Kami memang lemah, tapi pasukan gabungan Penyihir Gelap, bangsa vampir, Naga, dan Elf tidaklah lemah. Jika para bangsawan semakin terpecah, Gereja hanya bisa mempertahankan diri. Untuk saat ini kami belum membutuhkan kerjasama berisiko dari kalian. Hanya harapan mendapat sedikit bantuan agar kami punya waktu untuk berkembang. Nanti, Anda akan lihat kami sudah cukup kuat untuk bekerjasama setara."
"Kecepatan perkembangan para Penyihir takkan bisa menyaingi petugas gereja." Pangeran Perfuss berkomentar tanpa konfirmasi.
Fernando merasakan keraguan Pangeran Perfuss, tak melanjutkan topik ini dan bertanya: "Aku dengar baru saja terjadi perang besar di Tiria dan Lans?"
"...Benar, Bulan Perak, Abel, dan Dracula bersekongkol menyergap Paus..." Pangeran Perfuss merenung sejenak sebelum menyampaikan informasi yang diketahuinya secara detail.
Sambil menyimak dengan rasa terkejut, bingung, dan bersemangat, Fernando diam-diam menyindir dalam hati: Menyediakan informasi intelijen memang termasuk dalam kategori "sedikit pertolongan". Kau menolak kerja sama secara verbal, Pangeran, tapi dalam hati sebenarnya sudah "menyetujui".
※※※※
"Meski Paus tidak turun tangan, pasukan sekutu tetap tak bisa menembus Lans? Bahkan hanya berhasil membunuh seorang Kardinal dan Ksatria Epik, lalu sepenuhnya diredam? Kekuatan Gereja benar-benar mengerikan..." Arnold yang juga mendapat informasi dari saluran lain membenarkan temuan Fernando. Namun tetap saja, ia tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, agak sulit mempercayai bahwa kekuatan Gereja sudah mencapai tingkat sedahsyat ini!
Di dunia ini, legenda selain petugas gereja dan bangsawan hampir semua bersatu, tapi tetap tidak bisa mengalahkan gereja yang kehilangan Paus - bahkan gereja masih menyimpan Kardinal dan Ksatria Epik di Area Holm Besar, tepi Lautan Tak Bertepi, untuk mencegah sisa-sisa penyihir dan legenda Ras Laut mengacau.
Ini benar-benar fakta yang membuat putus asa!
"Jika Paus pulih, atau ada Paus baru yang dinobatkan, saat dia bisa menggunakan Sihir Ilahi, pasukan aliansi mungkin akan menghilang secara perlahan." Douglas mengungkapkan kecemasannya, sekarang saja tidak bisa mengalahkan gereja, bahkan masih diredam, apalagi jika ditambah Paus, situasi akan semakin buruk.
Arnold mengangguk: "Kita hanya bisa berharap 'bulan perak' pulih sebelum Paus sembuh atau Paus baru menjadi mirip dewa, sehingga bisa membentuk situasi saling berhadapan."
“Ini bukan masalah yang bisa kita kendalikan.” Douglas menyeringai kecut, “Sepertinya serangan balik kali ini tidak akan terlalu kuat, paling-paling Ksatria Epik dan Kardinal yang tersisa saat ini semua bergerak. Tuan Ketua, kalau begitu saya pergi ke 'Alin'.”
“Baik, jangan mengelak kerja, usahakan meneliti sesuatu!” Arnold menasihati tanpa sungkan, lalu menatap Fernando, “Aku harap kau bisa pergi ke Alto, Tiria, dan wilayah lain untuk menyelidiki kondisi di sana, mencari tahu siapa antara Griffith dan Ivan yang lebih berpotensi menjadi Paus baru, serta mencari penyihir muda berbakat ke sini. Lagi pula mereka juga tidak bisa ikut campur dalam pertempuran antar legenda.”
