Kadipaten Gallia, Kukxes.
Berbatasan dengan rawa selatan, bahkan di tengah malam yang sepi, cuacanya tetap terik menyengat. Sesekali burung aneh muncul dari kegelapan, membawa suara menyeramkan yang membuat bulu kuduk merinding.
Di tepi rawa, Arnold si Licik yang sedang memandangi Kota Kukxes tiba-tiba tertawa getir: "Nelson, pernahkah kau bayangkan bisa kembali ke kota ini suatu hari?"
Yang dimaksud "kembali" adalah kembali dengan status sebagai tuan.
Sebagai ibu kota Kekaisaran Arthur, persiapan dasarnya paling lengkap dan paling cocok untuk membangun Kunci Sihir ciptaan Atasan Kematian, menjadikannya target operasi kali ini.
Nelson "Mata Merah" mengerutkan otot-ototnya yang "bengkak", nadanya jarang terdengar haru: "Kupikir seumur hidup takkan kembali ke Kukxes... Masih kuingat, saat menjadi Mage Agung lingkaran sembilan, di sinilah aku menerima penghargaan dari Yang Mulia Atasan Kematian."
Pulisher menutupi sedikit kecemasannya dengan senyuman: "Awalnya kupikir targetnya adalah Lentat, tak menyangka ternyata Kukxes."
Aksi kali ini terutama diselesaikan oleh para Penyihir Legendaris dengan koordinasi diam-diam Ksatria Epik, namun begitu gereja dihancurkan dan kota dikuasai, dibutuhkan banyak penyihir tingkat tinggi untuk memelihara keteraturan, menjaga berbagai pos, dan mempersiapkan pembangunan Kunci Sihir yang rumit. Oleh karena itu Arnold bersama Nelson, Pulisher, Amanata, Fernando dan penyihir lainnya menunggu sinyal di tepi rawa.
Arnold mengeluarkan suara kesal: "'Pedang Kebenaran' takkan rela melepaskan wilayah kekuasaannya."
"Hei, kenapa Douglas tidak terlihat?" Kurang lebih memahami alasannya, Pulisher mulai menengok ke kiri-kanan, namun tak menemukan sosok Mage Agung yang meninggalkan kesan mendalam padanya sepuluh tahun silam.
Arnold tersenyum: "Douglas mengatakan penelitiannya sedang berada di tahap paling kritis, sepertinya dia sudah menguasai sesuatu. Jadi aku izinkan dia tidak ikut. Dengan kita saja sudah cukup."
Baru saja selesai bicara, tiba-tiba matanya menyipit: "Dimulailah aksi."
Dia menerima "Pesan Angin" dari "Atasan Kematian". Para Penyihir Legendaris akan segera bertindak.
※※※※
Di bawah lapisan tanah tebal di kedalaman bumi, "Kota Langit" yang compang-camping tetap terbaring seperti biasa.
Douglas duduk di alun-alun pusat kota, dihadapannya bertebaran kertas-kertas bertuliskan simbol dan angka.
Pola yang disimpulkan dari catatan astrologi yang melimpah dan aplikasi kalkulus membuatnya samar-samar meraba "sesuatu yang ajaib". Jawaban konkretnya hampir terungkap, namun masih kurang sentuhan akhir.
Pertanyaan ini terus menghantuinya, membuatnya duduk kaku di sini selama berhari-hari, namun jawaban sempurna tetap tak kunjung ditemukan.
"Rahasia perputaran planet, sumber kekuatan tanah, Misteri Terdalam alam semesta ini seolah terpampang di hadapannya, hanya terhalang sebuah gerbang, tinggal mendorongnya maka akan terlihat!
Segalanya tinggal selangkah lagi akan terwujud sempurna!
Di atas alun-alun, beberapa penyihir Gelap yang berjaga membawa anak-anak mereka berjalan-jalan, penuh kekaguman dan rasa penasaran pada Mage Agung yang sedang bermeditasi itu, namun tak seorang pun berani mendekat.
Tawa riang anak-anak terdengar dari kejauhan saat mereka berlarian berebut buah di tangan orang tua.
※※※※
Alto, lautan api melalap bangunan satu persatu, formasi pertahanan magis seolah tak berfungsi sama sekali.
"Bagaimana mungkin ini terjadi? Bagaimana dengan Kunci Sihir?" Beto dalam pertemuan rahasia itu tak percaya serangan besar-besaran Gereja ternyata datang di saat seperti ini, apalagi membayangkan Kunci Sihir Alto yang seharusnya otomatis beroperasi ternyata diam membeku!
Alto merupakan benteng barat Kekaisaran Sihir, awalnya dibangun untuk menghadapi makhluk-makhluk dari Pegunungan Kegelapan. Pertahanannya kokoh dengan Kunci Sihir yang sangat kuat, hanya kalah dari Antifleur di dalam Kekaisaran. Ketika Penyihir Legendaris, bangsa vampir, naga, elf, dan lainnya berkumpul di sini untuk melawan Gereja, mereka melakukan penyempurnaan dan penguatan Kunci Sihir tanpa mempedulikan biaya. Setelah lebih dari sepuluh tahun, Kunci Sihir Alto kini sudah setara dengan Kunci Sihir Antifleur, menjadi salah satu senjata rahasia pasukan gabungan untuk menguras "Sihir Ilahi".
Tapi siapa yang menyangka, di momen krusial ini Kunci Sihir ternyata tidak aktif!
Wajah Frigid menjadi dingin dengan sedikit panik: "Kunci Sihir tidak aktif hanya ada satu penjelasan - Yang Mulia Legenda yang bertugas menjaga Kunci Sihir belakangan ini pasti mengalami masalah!"
"Siapa?" Bertold, si kembar, Antek, dan yang lain serentak bertanya.
Fran melirik mereka dan mengeluarkan suara "Hmph!": "Kalian polos? Yang terpenting sekarang adalah kabur, bukan mempersoalkan Yang Mulia Legenda mana yang bermasalah. Apa kalian sanggup membunuhnya? Dewan Kardinal Gereja dan pasukan Ksatria sudah berada di atas Alto. Masih ada waktu untuk pertanyaan ini?"
Kali ini dia beralih menggunakan koneksi mental sambil memarahi mereka sembari berlari ke ruang bawah tanah villa: "Jangan kabur ke luar! Rangkaian Gelombang pertempuran legenda bisa membunuh kalian kapan saja. Juga jangan cari Guru mereka—pasti sedang dihadang para Kardinal dan Ksatria Epik. Kita harus keluar kota lewat lorong bawah tanah dulu, bersembunyi di Pegunungan Kegelapan, baru cari informasi nanti!"
Para anak emas yang biasa menjadi murid legenda tampak panik. Karena langsa pengalaman, mereka sama sekali tak tahu strategi. Seandainya Stanislas ada, mungkin masih ada pemimpin. Tapi dia kembali masuk ke Pegunungan Kegelapan demi material untuk kenaikan ke legenda.
Untungnya, Fran tetap tenang dalam situasi ini, menunjukkan ketenangan sebagai pemimpin yang matang sambil menunjukkan solusi penanganan optimal terkini.
Antek gemetar ketakutan, kakinya bergetar tak terkendali. Dia sama sekali tak menyangka akan menghadapi bahaya sebesar ini. Pria yang lebih suka bersembunyi dalam bayang-bayang, memanipulasi mimpi, menciptakan halusinasi untuk mengalahkan musuh ini, kini terus-menerus diguncang gemuruh dahsyat di langit yang menguji jiwanya.
Tiba-tiba, pancaran cahaya murni menyambar dari langit bagai keputusan Tuhan, menyapu bersih segala kenajisan.
Cahaya tersebut dipantulkan oleh "permukaan cermin mistis" yang muncul tiba-tiba, terbelah menjadi beberapa aliran sinar. Salah satunya menghujam tepat ke villa tempat Fran dan yang lain berada.
Letusan cahaya suci disertai bunyi pecahan halus bagai palu Sang Penghakim yang jatuh. Dalam sekejap, seluruh villa itu lenyap tanpa bekas.
Berto, Fran, Antek, dan yang lainnya hanya selangkah lagi dari pintu masuk ruang bawah tanah, namun tersapu oleh Rangkaian Gelombang "Cahaya Penghakiman".
Berto menyaksikan raga dan jiwanya berubah cepat menjadi cahaya suci, di otaknya hanya ada niat samar: "Apa aku mati begitu saja?"
Di era "kegelapan" yang kacau ini, bahkan sebagai murid legenda, Berto tak berani memastikan bisa bertahan sampai akhir hayat alami. Pernah ia bayangkan kematiannya: setiap skenario mati spektakuler - tewas setelah pertempuran legenda, dibunuh diam-diam Night Watchers sambil bunuh diri bersama, layaknya tokoh utama dalam drama.
Tapi sekarang baru ia sadar, kematiannya begitu tak berarti, begitu remeh! Rangkaian Gelombang pertempuran dua legenda langsung menghapusnya dari dunia!
Sama sekali tidak epik! Bahkan tanpa perlawanan sedikitpun! Persis seperti orang biasa yang mati dalam pertempuran masa lalu!
“Ternyata aku hanya karakter pendukung...” Kesadaran Beto benar-benar menghilang.
Antek juga merasakan penguapan instan raga dan jiwa, ketakutan dan kegentaran akhirnya lenyap, kesedihan samar muncul di hatinya: "Aku belum menciptakan mimpi yang nyata..."
"Di dunia mimpi belum ada begitu banyak rekan perempuan..."
"Janji pertemuan dengan Fernando tak akan pernah terwujud..."
"Sejujurnya, Landor yang dia ubah benar-benar cantik, hanya sedikit di bawah Fulan..."
Fulan menatap tajam rekan-rekannya Beto dan Antek ditelan cahaya suci, kilatan cahaya regenerasi nyawa terus bermunculan lalu tenggelam, hatinya sangat paham bahwa dirinya sama persis dengan mereka.
"Aku tidak rela, aku tidak rela mati di sini seperti ini!"
"Aku adalah 'Ratu' yang akan menjadi Penyihir Legendaris, bagaimana mungkin mati dengan mudah di sini seperti penyihir biasa?"
“Masih banyak Keinginan yang belum kuselesaikan, aku harus membalas dendam pada Landuo, mengubahnya menjadi gadis sejati……”
Ambisi, keinginan, Keinginan meledak seketika, namun perjuangan, teriakan, dan usaha Fran tak berguna. Setelah keteguhan sesaat, dia pun terurai oleh cahaya suci, hanya menyisakan penyesalan yang halus.
Dua legenda yang bertempur di ketinggian, dari awal hingga akhir tak sekalipun melirik villa ini.
Villa hanya menyisakan dinding yang cacat, menyala dengan api putih menyilaukan, sama seperti kebanyakan bangunan di kota. Namun tak seorang pun tahu, diam-diam ia bercerita tentang kisah sekelompok murid legenda yang merosot, berjuang, tapi akhirnya lenyap tanpa suara.
Sebesar apa pun Keinginanmu, sekuat apa ambisimu, di era seperti ini semuanya hanya akan terkubur!
Angin panas berhembus, segala jejak pun sirna.
※※※※
“Raja Mimpi Buruk”、“Mentor Bintang” dan para Penyihir Legendaris lainnya bertempur sengit melawan beberapa Kardinal dan Ksatria Epik, niat mereka bergema melalui koneksi mental.
“Tak bisa ditahan! Gregori secara langsung bertindak, menggunakan kekuatan mirip dewa untuk meredam Dracula dan Penguasa Lautan Tak Bertepi.”
“Mekhantron menghadang Danisos, Ivan dan Rudolf bersama-sama melawan Ibu Pertiwi dan Ratu Elf...”
“Bulan Perak tak muncul?”
“Tidak? Bagaimana ini?”
“Gunakan cara terakhir! Saatnya Kufrey menunjukkan manfaatnya!”
“Baik, hanya bisa memanggil ‘Penguasa Neraka’ sekarang!”
Setelah kegagalan serangan mendadak Bulan Perak terhadap Paus sebelumnya, para Penyihir Legendaris memutuskan menambah bobot pertempuran meski harus menjual jiwa ke Setan!
Tiba-tiba, “Mentor Bintang” berkata dengan bingung: “Tak ada efek! Ritual darah Kufrey sama sekali tak berguna!”
"Dia, Banem!" Ada yang akhirnya tersadar, memastikan pengkhianat, "Api Primordial" Banem!
Sebelumnya yang menjaga Kunci Sihir bukanlah "Api Primordial", jadi mereka tidak langsung mencurigainya. Sekarang jelas, dialah yang membunuh Penyihir Legendaris itu!
Senjata rahasia terakhir gagal, "Mentor Bintang", "Raja Mimpi Buruk" dan lainnya kehilangan semangat bertempur, mulai mencari kesempatan kabur.
Tiba-tiba, di ketinggian muncul seorang pria paruh baya dengan wajah biasa, berkulit gelap, berwibawa, mengenakan mahkota suci dan memegang tongkat kerajaan platinum.
"Gregory!"
"Paus!"
"Bukankah Dia dicegat Dracula dan Penguasa Lautan Tak Bertepi?"
Paus Gregory tersenyum: "Bulan Perak tak datang, Dracula terpaksa mundur duluan. Haierkesi melihatnya pergi, tentu tak ingin bertaruh nyawa."
Dia berhenti sejenak, memandangi sekumpulan penyihir legenda ini: "Kalian semua bukan legenda tingkat puncak, tidak tahu apakah kerja sama bisa menahan satu serangan 'Cahaya Penghakiman'-ku?"
Penyihir tingkat tiga legenda yang menghadapi makhluk mirip dewa, jika tidak mengandalkan mantra aneh dan licin untuk melarikan diri, hanya akan menjadi korban Pembunuhan Sekejap. Apalagi saat ini mereka dikepung oleh banyak Kardinal dan Ksatria Epik.
"Mengapa Tuhan meninggalkan pengejaran terhadap legenda tingkat puncak, malah fokus menyerang kami para penyihir?" Ini menjadi pikiran terakhir "Raja Mimpi Buruk" dan yang lain.
