Manor "Hull" terletak di tepi hutan, merupakan tempat peristirahatan berburu musim panas Keluarga Hofenberg. Di awal musim semi ini, tanpa tamu yang datang, pelayan pun terlihat jarang, sunyi dan damai.
Ruang baca di bangunan utama manor yang dilindungi formasi sihir ilahi ketat ini - tempat Raja Hofenberg menangani urusan negara saat berburu - kini justru dihuni tiga penyihir.
Atas statusnya sebagai tamu kerajaan, Douglas tinggal secara rahasia di sini. Jubah sihirnya terpaksa berubah menjadi jas berkerah tinggi yang sedang tren, membuatnya merasa tidak nyaman karena terlalu mencolok.
"Apakah kamu yang menjadwalkan Douglas bersembunyi di sini?" Karena tidak nyaman berbicara di luar, beberapa orang masuk ke ruang baca. Fernando bertanya santai pada Heatherway, ingin memastikan apakah ini keinginannya ataukah maksud "Pedang Kebenaran".
Meski saat perang besar dulu ia tak sempat memperhatikan keadaan langit, namun mengingat Yang Mulia "Atasan Kematian" dan "Penyihir Es Tanah" telah runtuh, sementara "Pedang Kebenaran" dengan "Heart of Time" masih hidup dengan baik, tidak sulit baginya menebak situasi saat itu - pastilah dua ksatria bangsawan ini yang berkhianat!
Kerugian kali ini melampaui batas kemampuan Fernando untuk menerima, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam hatinya, membuatnya semakin tak bisa mempercayai ksatria bangsawan.
Heatherway mengangguk perlahan: "Aku."
Meski berasal dari kalangan bangsawan, ia menjadi seorang penyihir. Ditambah pertemanan bertahun-tahun, Fernando masih cukup mempercayainya.
Sharpe mendengus: "Kau pikir urusan Heatherway bisa disembunyikan dari Yang Mulia Raja? Sebenarnya dia sengaja pura-pura tidak tahu. Situasi kali ini memang memaksa. Tak ada bangsawan yang ingin Gereja menghancurkan kekuatan penyihir sepenuhnya. Seperti kata Douglas, mulai sekarang konflik kita dengan Gereja akan semakin sengit."
Sedikit kebingungan tentang masa depan muncul dalam hatinya.
Douglas duduk tenang di kursi tinggi kayu merah, suaranya tetap tenang: "Ibu Pertiwi masih ada, gereja-gereja dewa asing masih ada, Dracula masih ada, bulan perak masih ada, Pegunungan Kegelapan masih ada, Lautan Tak Bertepi masih ada. Gereja masih jauh dari tingkat bisa meninggalkan bangsawan. Namun setelah pasukan gabungan dikalahkan, mereka sudah sulit menahan sebagian besar kekuatan Gereja. Kendali Gereja atas wilayah kekuasaannya akan mencapai puncak. Kalian harus melakukan persiapan - persiapan untuk bersabar."
Suaranya tidak terlalu cepat atau lambat, membawa magnetisme khas pria terhormat paruh baya. Meski menggambarkan situasi buruk, hal ini justru membuat Fernando dan Sharpe perlahan tenang, tidak lagi kebingungan tak tentu arah.
Apakah ini tenaga legenda yang mempengaruhi lingkungan sekitar, ataukah Douglas telah tumbuh menjadi pemimpin berkarisma pribadi sedemikian rupa? Pertanyaan ini mengkilat diam-diam di hati Fernando.
"Yang kutakutkan adalah kesabaran pun tak berguna." Setelah menenangkan diri, Sharpe mengungkapkan kecemasan dalam hatinya. Ini kekhawatirannya, milik "Pedang Kebenaran", juga sebagian besar bangsawan - karena tak terlihat secercah harapan kemenangan.
Douglas mengangkat cangkir putih berlapis glasir yang sederhana dan elegan di sampingnya, meneguk air putih, lalu melanjutkan dengan suara yang menenangkan: "Dari contoh pertempuran sebelumnya terlihat, setelah 'Sihir Ilahi' digunakan, Paus harus memiliki waktu pemulihan. Dalam terminologi penyihir kita, ini berarti waktu penyangga sihir ilahi ini sangat panjang. Jika dipaksakan selama masa penyangga, Paus sebelumnya menjadi peringatan. Jadi, kita tidak perlu dan tidak boleh begitu ketakutan terhadap 'Sihir Ilahi'."
"'Bulan Perak' Aetna bertahan dari serangan 'Sihir Ilahi' tanpa benar-benar mati, hanya kabur dengan luka berat. Ini membuktikan 'Sihir Ilahi' masih bisa ditahan. Jika Tuhan pulih, kita bisa cari cara untuk memanggil 'Penguasa Neraka' atau 'Kehendak Abyss', bukan tidak mungkin untuk mengepung dan membunuh Paus."
Analisis ini jelas terlihat, namun orang yang dilanda kebingungan dan keputusasaan sulit berpikir jernih. Otak cerdas mereka diselimuti kabut, tak mampu melihat persoalan di luar diri mereka sendiri.
Mendengarkan analisis perlahan Douglas, perasaan Sharpe semakin damai, seolah menemukan kembali keyakinan yang lama hilang.
"Tapi memanggil 'Penguasa Neraka' atau 'Kehendak Abyss' turun ke dunia membutuhkan ritual mini berwarna emas gelap dan harga yang besar, sangat mudah ditemukan dan disabotase sebelumnya oleh Gereja. Lagipula, 'Kehendak Abyss' haus darah dan kegilaan, mungkin malah jadi musuh jika dipanggil." Sharpe mengungkapkan niatnya.
"Hmph! Pengecut." Fernando melirik Sharpe dengan sinis, "Meski 'Kehendak Abyss' gila, kita bisa melakukan persiapan sebelumnya, INDUKSI-nya ke Arah yang kita harapkan."
Sebagai penyihir yang berasal dari Kekaisaran Sihir, Fernando sama sekali tidak menolak pemanggilan Setan atau Iblis, hanya kurang menyukai anggota jahat bodoh ini.
Douglas tersenyum: "Aku mungkin harus pergi ke Neraka, berbicara dengan 'Penguasa Neraka'. Dia adalah makhluk mirip dewa yang rasional, mampu melakukan analisis dan mempertimbangkan untung rugi. Mungkin kita bisa menemukan cara yang lebih mudah untuk memanggil-Nya turun ke dunia. Sejujurnya, aku tidak pernah menyukai ritual darah."
Setelah mencapai level legenda, meski tanpa bantuan "Gerbang Antar Dimensi" yang terarah, dia tetap bisa melakukan perjalanan ke dimensi alternatif.
"Untuk sementara tunggu dulu. Menurutku, dengan nilai dari 'Prinsip Matematika Filsafat Sihir', seharusnya kamu bisa segera meningkatkan level lagi." Fernando berpikir lebih baik Douglas pergi ke Neraka setelah lebih kuat, agar "Penguasa Neraka" tidak meremehkan "mitra lemah" seperti ini.
"Meningkatkan kekuatan dan pergi ke Neraka tidak bertentangan." Douglas mengangguk, "Menurut estimasiku, sekitar dua tiga puluh tahun lagi aku bisa mencapai tingkat tiga, dengan kemampuan tempur yang cukup baik."
Ia menatap tajam ke Sharpe: "Perjalanan ini sangat berbahaya dan sulit, tapi jika tidak dilakukan, sama sekali tidak ada harapan. Hanya dengan melangkah satu demi satu, kita bisa membuka jalan harapan di tengah kegelapan dan keputusasaan."
"Sebenarnya situasi terkini tidak terlalu buruk, hehe, maksudku bagi kalian para penyihir. Sejak Alto jatuh dan Atasan Kematian runtuh, Gereja tidak terlalu memperhatikan penyihir lagi. Sorotan utama mereka tertuju pada gereja-gereja dewa asing dan makhluk kegelapan. Artinya, kejaran dan upaya membunuhmu akan jauh lebih ringan intensitasnya dibanding sebelumnya." Sharpe mengungkapkan perubahan penting yang dirasakannya belakangan ini.
Douglas menyeringai kecut: "Kelemahan juga punya keuntungan tersendiri."
Fernando menyela dengan wajah penuh hinaan: "Aku kira setelah Ivan gagal menjadi Paus, dia akan berkonflik dengan Gregorius. Siapa sangka, dia jadi patung seperti domba jinak."
"Kekuatan petugas gereja berasal dari 'Tuhan Kebenaran'. Jika melawan Paus yang dipilih 'Tuhan Kebenaran', itu sama dengan melawan Tuhan. Tak ada petugas gereja yang berani melakukan hal seperti ini - mereka akan kehilangan rekan dan pendukung. Selain itu, konon Paus memiliki taktik bernama 'hukuman ekskomunikasi' yang bisa mengisolasi hubungan petugas gereja dengan 'Tuhan Kebenaran', mengubah 'Hati Iman' mereka menjadi barang yang terus terkuras tanpa pengisian ulang. Jadi, bagaimana mungkin Ivan berkonflik langsung dengan Gregorius?" Douglas menggelengkan kepala.
Heatherway tiba-tiba berbicara dengan suara dingin: "Ada hukuman ekskomunikasi."
"Ternyata benar-benar ada..." Douglas mengangguk dengan wajah serius. "Tapi kita tak perlu kecewa. Mungkin Ivan tidak akan berkonflik langsung dengan Gregorius, tapi bukan berarti dia tidak ingin menciptakan masalah dan musuh bagi Gregorius. Mungkin sikapnya terhadap kita penyihir sudah berubah. Kedepannya kita harus mencoba menghubungi dan memahaminya."
Empat orang berdiskusi cukup lama, menetapkan banyak rencana untuk masa depan. Fernando sekali lagi merasakan gairah, perasaan yang sama seperti saat pertama kali bergabung dengan "Serikat Penyihir".
Douglas menepuk-nepuk bajunya lalu berdiri, "Fernando, lukamu baru sembuh. Istirahatlah dulu. Nanti kalau ada waktu, kita bisa berdiskusi sihir."
"Ya, nanti aku akan bahas bersamamu tentang 《Prinsip Matematika Filsafat Sihir》. Ini pasti karya paling gemilang dan mengagumkan dalam sejarah sihir," kata Ferdy yang suka mencibir, tak pelit dengan pujian.
Douglas tersenyum: "Aku senang mendapat penilaian sepertimu, juga bangga dengan pekerjaanku. Tapi semakin banyak yang kupelajari, semakin banyak pertanyaan yang muncul," ia terkekeh, "Yang tak diketahui selalu membuat orang mabuk. Apa sebenarnya gaya gravitasi? Apa esensinya..."
"Ini... ketinggian dan kedalaman masalah semacam ini membuat Fernando dan Heatherway membeku, tidak tahu bagaimana menjawab. Hanya Sharpe yang tidak mengerti okultisme mengangkat bahu, berjalan ke jendela, lalu membuka tirai."
"Sinar matahari murni yang jernih mengalir dari luar, menyepuh segalanya dalam keemasan berkilauan. Tanpa disadari, ternyata cahaya fajar telah tiba!"
"Fernando, aku butuh bantuanmu untuk menghubungi penyihir lain. Mari kita usahakan mendirikan Serikat Pekerja baru."
"Jangan pakai nama Serikat Pekerja. Itu mengingatkanku pada si licik tua. Lebih baik kita sebut Dewan Sihir Seluruh Benua."
"Aku setuju."
"Kurang enak didengar..." Heatherway berkomentar dengan suara sangat pelan.
※※※※
Erika menatap sekeliling para penyihir yang wajahnya dipenuhi keputusasaan dan ketidakberdayaan. Hatinya terasa berat. Organisasi mereka hanya kelompok kecil. Menghadapi angin kencang dan ombak besar seperti ini, sungguh sulit untuk bertahan.
Dia menyusut kembali ke dalam kamar, duduk di tempat tidur sambil memeluk lututnya. Setelah berpikir sejenak, ia mengeluarkan sebuah buku berkulit hitam dari tas penyimpanannya. Buku ini dikirimkan Tuan Douglas dalam komunikasi terakhir kali, namun karena situasi yang memburuk secara drastis dan organisasi sibuk melakukan relokasi, ia belum sempat membacanya.
Membuka buku itu, Erika mulai membaca dengan penuh keseriusan, disertai kekaguman yang tak disadari.
Semakin lama ia membaca, kedua tangannya mulai gemetar hebat, nyaris menjatuhkan buku. Meski belum menguasai kalkulus yang diajarkan Tuan Douglas dalam surat-surat biasa, hal ini tidak menghentikannya untuk memahami garis besar isi bab ketiga.
「Gravitasi...」
「Inikah senar Dewi Sihir?」
「Inikah kebenaran mutlak alam semesta ini?」
「Sihir ternyata jauh lebih 'ajaib' dari yang kubayangkan!」
Ia tenggelam dalam gelombang dahsyat pemikiran baru, bahkan tidak menyadari kedatangan "Mata Kutukan" Atlant yang bersiap mengintegrasikan organisasi kecil mereka.
※※※※
"Kreek..." Seorang gadis remaja berbaju gaun istana membuka gerbang ruangan, kandil di tangannya menerangi ruangan yang suram.
Di tempat cahaya terkonsentrasi, seorang pria muda bertubuh kurus tinggi menoleh dengan wajah penuh ketakutan, tangan mencengkeram jantung, di depannya terbaring mayat yang rusak parah.
"Dug!" Kandil terjatuh ke tanah. Gadis cantik itu menutup mulutnya, bertanya tak percaya: "Kamu... kamu Penyihir Gelap?"
"Tidak, bukan..." Pria muda itu menggeleng panik dengan wajah pucat, tak mampu menjawab pertanyaan ini.
※※※※
Siulan genit bernada melodi bergema di jalan setapak berpayung pepohonan. Seorang remaja berambut hitam bermata hitam berjalan riang. Fitur wajahnya tampan dengan aura intelektual khas, menarik sorotan mata para wanita.
“Drama kali ini benar-benar buruk, belum sebanding dengan yang ada di otakku!” Dia mengkritik sambil berdecak, lalu meneruskan dengan nada bernafsu, "Nyonya Audrey... sungguh menggairahkan..."
Tiba-tiba, seorang pria berusia tiga puluhan berlari dari tikungan sambil panik berteriak, "Cepat kabur! Keluar dari kota! Yang Mulia Viscount tahu kau tidur dengan Nyonya Audrey!"
"Apa?!" Wajah remaja itu langsung pucat. Sikap santainya lenyap seketika. Ia menyambar bungkusan itu lalu berbalik kabur.
Saat berhasil keluar kota, matahari tepat mulai terbenam.
"Indahnya!" Perlahan dia mulai tenang. Dengan tawa ringan dia berseru, "Kebetulan, aku memang ingin ke Lentat. Aku akan menjadi dramawan terhebat!"
Dalam cahaya senja, remaja berambut hitam itu kembali bersiul riang.
