Adu ilmu Tao? Mengapa orang ini terus memaksaku adu ilmu Tao? Dia berulang menekankan bahwa aku murid cucu Lao Li, pewaris Aliran 'Gunung', apa maksudnya?
Detak jantungku berdegup kencang, keringat mengucur deras, napasku juga tersengal-sengal. Aku menatap orang di hadapanku, ini pertama kalinya aku mengamatinya dengan seksama.
Dia terlihat sangat muda, tampangnya halus bak perempuan. Entah karena permusuhan atau alasan lain, kesan feminimnya begitu kuat hingga terkesan licik. Kuyakin orang ini sangat dalam pemikirannya, mustahil untuk ditembus.
Tantangannya bertanding ilmu Tao bukanlah permintaan pendapat. Begitu selesai bicara, dia langsung melangkah dengan pola aneh, mulai menggerakkan kakinya!
Langkah Gang! Di tempat terbuka, tanpa altar upacara, bukan malam hari, berani menginjak Langkah Gang?!
Harus diketahui, Langkah Gang hanya bisa dilakukan di tempat sepi di bawah taburan bintang, itu prinsip dasar. Tanpa itu, Langkah Gang mustahil berhasil. Alternatifnya hanya di ruang bersih dengan altar upacara untuk menghormati dewa dan menghindari karma balasan. Ada apa dengan orang ini?
Pola langkah kakinya mirip Bagua Dou Gang, tapi tidak persis. Setahuku dari ilmu Langkah Gang yang kupelajari, pola seperti ini belum pernah kulihat.
Gerakannya diiringi gumaman tak jelas dari mulutnya. Mustahil kudengar jelas mantra-nya, sebab semua mantra adalah rahasia turun-temurun. Tapi ritme ucapannya sama sekali tidak cocok dengan mantra Langkah Gang.
Tiba-tiba aku teringat kemungkinan yang pernah Guruku singgung - ilmu mantra!
Sebenarnya jimat dan mantra Taoisme jika dianalisis secara detail, jimat adalah satu ilmu, mantra adalah ilmu lain. Yang mengembangkan pendirinya adalah Zhang Daoling, tapi ini bukan muncul tiba-tiba, melainkan warisan yang diadaptasi dari ilmu sihir kuno.
Ilmu zhou dan mantra adalah dua konsep yang sama sekali berbeda. Mantra adalah rumus pelengkap yang diperlukan saat melakukan ritual, sedangkan ilmu zhou bisa langsung diaplikasikan pada orang.
Sejak awal aku salah paham, orang di depanku ini sama sekali tidak sedang melakukan langkah Gang, tapi hendak langsung mempraktikkan ilmu zhou padaku.
Jenis ilmu zhou sangat beragam, efeknya berbeda-beda. Bahkan ilmu kutukan tunggal pun memiliki ratusan cabang. Jika tidak mengetahui mantra spesifik dari ilmu kutukan tersebut, proses penetralannya akan sangat rumit.
Aku tak berani berpikir lebih jauh. Kulihat ekspresinya sudah berubah drastis, sorot mata mulai menjadi ganas, mulai menggemeretakkan gigi. Ini wajar, agar kekuatan Zhou menjadi kuat, harus ada keterlibatan total, diselaraskan dengan ilmu zhou yang digunakan.
Melihat ekspresinya, kusadari dia sedang mempraktikkan ilmu kutukan padaku. Begitu mantra selesai, aku pun tak tahu apa akibatnya.
Dengan apa aku melawannya? Aku tak boleh mempermalukan Lao Li, guruku, dan Aliran "Gunung"! Pikiran ini membuatku nyaris gila.
Baiklah, keunggulan terbesarku adalah indera spiritual yang kuat. Maka ilmu Xiaomao-lah yang akan kugunakan. Bahkan ritual memanggil dewa pun tak kuperlukan.
Bagaimanapun, ilmu memanggil dewa dan tiga jenis ilmu Mao (atas, tengah, bawah), dari segi kekuatan pasti ilmu tiga Mao lebih unggul. Sebab ilmu tiga Mao melibatkan proses merasuki tubuh, meminjam kekuatan dari entitas yang dipanggil. Seberapa banyak yang bisa dipinjam tergantung kemampuan individu. Sedangkan ilmu memanggil dewa memiliki banyak batasan, umumnya entitas yang datang hanya membantu dari samping, merupakan kekuatan gabungan manusia dan dewa.
Perbedaan halus seperti ini, ketika dibandingkan, bagaikan langit dan bumi.
Rupanya di dasar hatiku ada kegilaan. Ini adalah pikiran terakhirku sebelum melakukan ritual. Di detik berikutnya, tanpa ragu kurautkan segel tangan, kulanjutkan mantra, dan memulai ilmu Xiaomao dengan konsentrasi penuh.
Ilmu ini mengharuskan komunikasi melalui indera spiritual tanpa gangguan. Dalam keadaan linglung, kulihat ekspresi orang itu berubah, tapi sudah tak kuhiraukan lagi.
Mengikuti mantra, aku seperti merasakan diri masuk ke neraka Huangquan. Bayangan hantu dan dewa yang ganas bermunculan dalam pikiranku. Aku butuh yang terkuat, yang paling perkasa!
Ilmu Xiaomao adalah memanggil hantu. Semakin kuat hantunya, semakin sulit berkomunikasi dan menahan beban. Namun indera spiritual yang kuat memungkinkanmu menemukan yang perkasa dan menanggung kekuatannya.
Dalam linglung, rasanya seperti melewati bertahun-tahun - seumur hidup! Tapi dalam kebingungan yang sama, hanya sedetik berlalu.
Seketika, energi yin yang dingin seolah turun dari langit. Ini bukan energi jasmani, melainkan energi jiwa. Bersamaan dengan itu, perasaan dingin, haus perang, dan kekejaman meledak dalam hatiku.
Aku membuka mataku seketika, merasakan seolah punya keberanian dan tenaga dalam tak terbatas untuk melawan orang di hadapanku!
"Jika keteguhan hati tak cukup, lebih baik jangan gunakan ilmu Xiaomao. Hantu pada dasarnya energi yin yang dingin, membawa emosi negatif. Ilmu Zhongmao dan Shangmao yang memanggil dewa atau energi positif justru terlalu sulit karena jurang pencapaian para pertapa. Apakah ini kontradiksi yang diatur Langit?" Nasihat Guruku masih bergema di telinga. Masih ada sedikit kesadaran tersisa, tapi tak kuasa kutahan dorongan hati untuk menghancurkan orang ini.
Ilmu kutukannya hampir selesai. Tanpa tahu cara memecahkan mantra, satu-satunya jalan adalah menyerang sebelum ritualnya rampung.
Seketika, kurajut segel tangan Bāguà bawaan langit.
Gerakan segel ini terkoneksi dengan cermin Bāguà. Digabung dengan tenaga dalam, bisa menangkal sha, yin, dan mantra. Cermin memang punya sifat memantulkan. Dia ingin mengutukku? Kukembalikan semua!
Dengan tenaga dalamku biasa, mustahil merangkai segel serumit ini. Tapi setelah memakai ilmu Xiaomao, jemariku menari lincah mengikuti mantra yang kualunkan. Kutahu energi terkumpul di ujung segel tangan.
Saat itu mantra kutukannya selesai. Begitu suku kata terakhir terucap, dia berhenti melangkahi langkah Gang. "Siegel Bāguà? Lihat bisa kau tahan atau tidak!" teriaknya mengguntur.
Baru saja kata-katanya berakhir, aku langsung merasakan energi jahat menyelimutiku. Ritual mantra ini sangat kuat. Di desa yang dingin dan suram ini, menggunakan ilmu kutuk memang benar-benar mendapat keuntungan alamiah.
Aku berteriak kencang, segel tangan terkumpul di depan dada. Kesadaranku tiba-tiba linglung sejenak. Saat itu aku tak tahu siapa diriku, apa yang kulakukan. Saat sadar, kulihat pria itu seluruh tubuhnya bergetar seperti terserang malaria.
Terpantul balik? Tapi tadi aku juga...
Pria itu cepat-cepat menepuk beberapa titik akupuntur di tubuhnya sambil mulai melantunkan mantra. Sebagai pelaku mantra, tentu dia bisa membatalkan kutukan. Kali ini tak boleh membunuhnya. Senyum sinis muncul di wajahku. Mari lanjutkan.
Tiba-tiba hatiku bergetar lagi. Apa yang hendak kulakukan? Mau membunuhnya?
Tapi pikiran itu hanya muncul sekejap. Jari-jariku sudah membentuk segel tangan baru: Wu Lei Jue—Tian Lei Jue. Jika tak minggir, bersiaplah jadi orang idiot.
Dalam hati aku berteriak histeris.
Tangan sudah mulai bergerak cepat membentuk segel. Wu Lei Jue termasuk segel tangan tingkat tertinggi. Dari lima petir, Tian Lei Jue adalah yang terkuat. Biasanya segel tangan ditujukan untuk kejahatan dan siluman, tapi Tian Lei Jue bisa menembus tubuh yang hidup, langsung melukai Hun dan Po manusia.
“Tian Lei Jue ini bahkan Guruku kesulitan menggerakkannya, sementara aku saat ini seperti orang gila, hanya ingin membawa Sheng Ge pulang, dan menghabisi orang di depan mata ini. Segala hal lain tidak kuhiraukan, tak kupedulikan.”
Kecepatan helikopter sangat tinggi, hanya sejenak, sudah terbang di atas desa kecil dan mulai turun perlahan.
Orang itu melihat gerakan segel tanganku, wajahnya mulai panik. Aku menatapnya dengan tatapan garang, hanya tersenyum, senyum penuh kebuasan. Aku tak bisa melihat ekspresiku sendiri, tapi dari sorot matanya kurasakan, pastilah itu sangat mengerikan.
“Hmph, cucu murid jenius. Di usia muda sudah menguasai ilmu Xiaomao, luar biasa.” Suara parau tiba-tiba menyela. Aku tak tahu siapa, juga tak mau tahu. Tanganku gemetar membentuk segel, kurasakan kekuatan yang diperlukan hampir merobek jiwaku. Harus kuselesaikan dengan konsentrasi penuh.
“Masih belum mau pergi?!” Tiba-tiba suara tua itu berubah nada, bergemuruh seperti guntur menyambar langsung ke tubuhku.
Ini perasaan yang sangat mistis. Merasakan suara seseorang terkonsentrasi di tubuhku. Sesaat kemudian, tubuhku terasa hampa, seolah sesuatu dicabut paksa dari dalam. Itu adalah...
"Itu adalah hantu bawah mao yang kupanggil. Aku merasakannya telah meninggalkanku." Pada saat yang sama, otakku mulai seperti bubur, kelemahan yang datang dari kedalaman jiwaku membuat kakiku gemetar, dengan suara 'bruk' aku jatuh berlutut di tanah.
Tak pernah merasa selemah ini sebelumnya. Pipiku menempel di tanah, mataku kosong. Tiba-tiba kudengar suara dari kejauhan: "Apa itu orang tua tak tahu malu? Mereka yang suka menindas generasi muda."
Guruku! Semua orang selalu penasaran dengan segel tangan, mari berikan contoh diagram, Jari Trigram Bawaan Langit.
