Malam musim panas di pegunungan selalu indah, gemerlap bintang-bintang seringkali memperlihatkan galaksi Bima Sakti membentang di ufuk langit.
Tapi di desa sepi ini, malam musim panas terasa begitu kelam. Kabut tipis yang kukira tak berarti ternyata begitu pekat, setidaknya di sini aku tak bisa melihat bintang-bintang, hanya langit hitam kelam.
Misi kali ini adalah menangkap keanehan. Dari penjelasan Guruku siang tadi, akhirnya aku paham seluruh rangkaian peristiwa ini, meski sebelumnya sudah ada firasat.
“Tahu tentang Jiehun (penahanan roh)?” Ini adalah awal cerita yang disampaikan Guruku padaku.
Tentu saja aku tahu tentang Jiehun. Selama ini ada legenda bahwa jika manusia dibunuh oleh entitas yang sangat kuat, maka hun (roh)-nya juga tidak bisa beristirahat dengan damai, melainkan akan ditahan di sisi entitas kuat tersebut, tak bisa terbebaskan.
"Weihu zuochang" (membantu harimau berbuat jahat) adalah sebuah idiom, namun di baliknya terdapat kekejaman dari peristiwa Jiehun ini.
Namun dalam analisis Taoisme, entitas kuat ini umumnya adalah entitas yang penuh dendam dan energi jahat. Jiangshi (zombie) bisa menahan roh, harimau bisa menahan roh, Bupati Tua... menahan roh seluruh warga desa.
Dendamnya begitu mendalam, pembantaian saat itu tidak bisa meredakan dendamnya. Atau bisa dikatakan setelah dia berubah menjadi entitas lain, semua yang dilakukannya penuh kebencian, dikendalikan oleh dendam.
Maka roh warga desa yang ditahan terus mengulang-ulang kehidupan 15 hari itu. Seperti apa 15 hari itu? Mulai dari mimpi bertemu dengannya, 15 hari hitung mundur.
Setelah puluhan tahun pengulangan ini, hantu yang berasal dari roh warga desa mulai dipenuhi dendam kesumat. Hanya saja mereka tidak menyadarinya, masih mengira diri mereka hidup...
Demikianlah, desa ini berubah menjadi dunia dendam. Dendam dan energi Yin yang menyebar telah meluas ke desa tetangga. Inilah kebenaran tentang desa ini.
Aku sebelumnya selalu bingung mengapa roh Zhao Jun juga ada di desa, lalu disebut oleh Guruku dan Gao Ning sebagai variabel tak terduga. Guruku pun menjelaskan masalah ini padaku.
“Roh akan kembali ke kampung halaman, mengerti? Di mana pun kamu mati, jika tidak ada pengaruh, rohmu akan selalu pulang ke kampung halaman, ribuan gunung dan sungai bukan penghalang! Roh Zhao Jun, termasuk tiga orang yang kabur dulu, roh mereka tidak melarikan diri. Setelah meninggal, roh mereka kembali ke kampung halaman.”
Benar, pantas saja orang selalu mementingkan pemakaman yang mengembalikan jasad ke tanah leluhur. Kalau tidak begitu, bagaimana roh yang berada di satu tempat dan rumah yin di tempat lain bisa menerima sembahyang dari keturunan sebelum reinkarnasi?
Mengapa Zhao Jun menjadi variabel?
“Sederhana, karena dia melihat kita. Dia pasti meragukan dunia tempatnya berada. Saat itu dia lolos dengan kecerdasannya sendiri, itulah variabel dalam seluruh peristiwa ini. Setelah menjadi hantu, tetap menjadi variabel. Langit benar-benar tak terduga.” Ini jawaban Guruku.
Benar, semuanya telah diatur oleh takdir. Menurut penjelasan Guruku, awalnya kita bingung menghadapi dunia dendam yang solid ini. Ini bukan sekadar masalah membebaskan atau tidak membebaskan.
Yang disebut membebaskan, juga harus ada kemauan dari roh yang dibebaskan. Singkatnya, memberi sesuatu ke orang lain pun harus diterima. Lebih tepatnya, ritual pelepasan arwah seperti mengerjakan sesuatu bersama. Paling tidak harus ada keyakinan yang sama untuk menyelesaikannya.
"Kalau tidak, bukankah dengan satu ritual pelepasan arwah, semua hantu jahat di dunia ini bisa dibebaskan? Kesulitan menghadapi hantu jahat terletak pada keengganannya untuk dibebaskan. Mereka akan terus membuntuti orang yang mereka dendami, seperti preman, hanya bisa diajak bernegosiasi dan dituruti keinginannya. Jika tidak, mereka akan terus mengganggu ketenangan hidupmu..."
Karena itu, begitu memasuki desa, Gao Ning dan Guruku langsung berubah wajah. Dunia dendam adalah entitas yang solid, semua orang di dalamnya percaya bahwa mereka masih hidup dan sedang menunggu balas dendam Bupati Tua. Mustahil untuk meleraikan.
Hingga akhirnya muncul variabel tak terduga... Akhirnya ditemukan secercah harapan untuk menghancurkan dunia dendam ini!
"Tahukah kau mengapa Zhao Jun bisa menerobos masuk ke tubuh Ma Xiao? Itu karena kontrol terhadapnya belum terlalu dalam. Warga yang sudah terkontrol penuh akan dengan sadar menghindari kita. Bahkan jika tidak menghindar, mereka tidak akan menubruk tubuh kita atau melihat kita..." Gao Ning juga menjelaskan saat itu.
"Benar. Mereka yang sudah terkontrol sangat dalam, meskipun bertubrukan dengan kita, mungkin hanya akan bersinggungan sesaat di momen krusial. Kita tidak mungkin sengaja menciptakan variabel dengan menubruk mereka. Bahkan konsekuensi bersinggungan pun cukup berat. Bayangkan, orang biasa yang tak bisa melihat roh saja akan merasa tidak enak badan jika tak sengaja bersinggungan dengan hantu. Apalagi jika menghadapi hantu yang lebih kuat, pasti akan jatuh sakit setelahnya. Berhadapan dengan hantu-hantu desa ini yang sarat dendam dan energi Yin, aku pun kesulitan menghilangkan efek negatifnya secara instan." Ini tambahan dari Guruku.
"Benar, Ma Xiao sampai sekarang belum pulih, demam tinggi tidak turun-turun, ini adalah sebuah penjelasan."
Sebenarnya Guruku justru masih tenang meski dia demam tinggi. Kata Guru, demam belum tentu hal buruk. Umumnya orang yang bertemu hantu mudah demam, itu pertanda energi Yang dalam tubuh sedang melawan energi Yin.
"Zhao Jun menjadi variabel tak terduga sebenarnya adalah keniscayaan dalam ketidaksengajaan. Karena rohnya kembali ke desa bertahun-tahun setelah warga lain, bahkan belum sempat bertransformasi wujud - setidaknya tak terlihat mata biasa - barulah semua ini terjadi. Ini sudah pengaturan Langit. Meski dikatakan Alam Semesta tak berbelas kasih, sesungguhnya kasih Langit terletak pada kesempatan yang diberikannya. Tapi apakah manusia bisa memanfaatkannya, itu masalah pribadi masing-masing..." kata Gao Ning.
Benar, Langit tak akan mengizinkan keberadaan desa dendam ini. Jadi pembangunan jalan adalah kesempatan pertama. Kedatangan kami dan pertemuan dengan Zhao Jun sebagai variabel adalah kesempatan kedua. Langit bekerja dengan caranya sendiri untuk melakukan yang perlu dilakukan.
"Dulu Guruku pernah menemui dunia yang tercipta dari dendam seperti ini, cuma sebuah rumah penduduk. Guruku..." Gao Ning tak kuasa menyinggung masa lalunya, tapi kemudian menghentikan ceritanya.
Bagaimanapun, malam ini roh Zhao Jun akan menjadi kunci. Kehadirannya atau tidak akan menentukan aksi kita.
Di bawah kelamnya malam, aku duduk bersila di tanah lapang yang sengaja dibersihkan di kaki gunung. Di depan terdapat altar upacara, di belakang berdiri bendera pemanggil roh raksasa.
Di belakang bendera pemanggil roh, duduk bersila delapan Taoist. Mereka menempati posisi strategis dan akan memberikan bantuan saat kritis.
Guruku, Yuan Yi, dan Hui Jue telah pergi ke gunung. Mereka adalah kunci operasi ini, bertugas mengawal roh Zhao Jun sepanjang perjalanan.
Guruku pernah berkata padaku: "Ini seperti merebut orang dari Bupati Tua. Kami bertiga menghadapi bahaya di gunung, kamu juga dalam risiko. Ingat, apapun yang terjadi jangan pernah menyerah."
Di sekitar area ini, banyak penjaga bersembunyi dengan peluru terpasang dan membawa bahan bakar pembakar. Ini untuk mengantisipasi kemunculan Bupati Tua.
Qinhuai dan Kakak Ipar yang tidak memiliki kemampuan tempur tetap di dalam rumah.
Suasana semakin mencekam. Sudah lewat pukul 10 malam, tetapi anehnya aku belum melihat Nenek Ling Qing dan si Nona kecil Ruyue. Bahkan Sun Qiang dan kakeknya yang pendiam juga menghilang. Ada apa ini?
Saat ini guruku berdiri di tengah formasi ritual yang telah disiapkan. Berjubah Tao, ia mulai melangkah dengan teknik Gang.
Meski cahaya bintang tak terlihat di sini, energi kosmik tetap ada. Hanya saja koneksinya lebih lemah dan kekuatan bintang yang bisa dimanfaatkan berkurang.
Guruku akan membuka Mata Ketiga! Ini berbeda dengan ritual buka mata biasa. Tingkat pembukaan ini lebih tinggi, mampu menembus lapisan penghalang dan melihat kebenaran yang lebih dalam.
Membuka mata spiritual ini, yang juga disebut mata kebenaran, pernah digunakan Guruku setengah kali. Saat itu untuk mencari roh Er Jie yang hilang. Guruku bilang itu hanya dihitung setengah kali. Kali ini harus benar-benar membuka mata sepenuhnya, karena harus menembus pegunungan dan energi Yin yang menyelimuti ini, mengamati situasi desa melalui dendam yang terpendam.
Memegang alat ritual, Guruku melangkah dengan langkah Gang. Kecuali aku, semua orang harus mundur sejauh dua li. Aku memandang sosok Guruku di depan, aku tahu begitu mata spiritual terbuka, aku juga akan merasakan getarannya.
Membuka mata spiritual pada dasarnya mengandalkan kekuatan indera spiritual, menggunakan energi ini untuk menembus ilusi dunia. Indera spiritualku begitu kuat, dengan energi yang dibuka Guruku sebagai panduan, aku tetap bisa melihat sesuatu tanpa sengaja membuka mata sendiri.
Tapi, memandang punggung Guruku, aku masih sangat gugup. Apa yang akan kulihat? Apakah desa di kegelapan malam itu akan terlihat lebih menyeramkan?
