ADA ZHAO JUN LAIN DI HALAMAN!!
Mengikuti arah jari ibu Zhao Jun, kulihat sosok yang sedang minum sambil jongkok di halaman – itu tak lain adalah Zhao Jun!
Seketika itu, bukan hanya aku yang terkejut. Zhao Jun di dalam tubuhku langsung panik. Andai tak kukendalikan dia dengan paksa setelah sadar, mungkin dia sudah mulai berteriak. Apa-apaan ini? Tiba-tiba ada sosok dirinya sendiri? Siapapun pasti tak bisa menerimanya.
“Kamu tenang dulu, biar aku buka mata spiritual, nanti akan ketahuan apa yang terjadi.” Aku menenangkan Zhao Jun.
Mata Ketiga punya tingkatan berbeda, level tertinggi bisa menembus semua ilusi dan melihat esensi dunia. Indera spiritualku kuat, begitu membuka mata langsung masuk level tinggi. Guruku pernah menilai berdasarkan yang kulihat, jadi meski belum sampai level melihat esensi dunia, untuk menembus hantu kecil sama sekali tidak masalah.
Roh Zhao Jun akhirnya stabil. Aku manfaatkan kesempatan ini untuk membuka Mata Ketiga. Setelah mengamati seksama, aku menghela nafas. Siapa lagi di halaman kalau bukan salah satu dari dua penjaga yang gugur dua malam lalu? Nasibnya ternyata sama persis denganku!! Sekarang dijadikan identitas Zhao Jun.
Aku yang tahu kebenaran dan pernah mengalami hal serupa, tentu tahu harus berbuat apa.
Melihatku termenung, ibu Zhao Jun bertanya lagi: “Kamu ini siapa sih? Kok mirip banget sama Juner kami?”
Atas instruksiku, Zhao Jun berkata pada ibunya: “Bu, aku juga Zhao Jun.”
“Kalau kamu Zhao Jun, terus dia siapa?” Tampaknya ibu Zhao Jun sulit menerima kenyataan ini.
“Bu, ini ada hubungannya sama Bupati Tua, percaya nggak?” Di desa ini, Bupati Tua sengaja mengacaukan kehidupan warga. Biasanya kalau ada dua Zhao Jun memanggil ibu, mungkin sang ibu sudah pingsan. Tapi sekarang, ibu Zhao Jun masih bisa tenang mendengarkan penjelasan anaknya.
Peristiwa aneh Bupati Tua jelas-jelas meningkatkan daya tahan mental warga desa ini.
Selain itu, dengan sengaja kusuruh Zhao Jun menyebutkan hubungannya dengan Bupati Tua, jelas-jelas Ibu Zhao Jun mulai goyah. Benar saja, melihat ibunya ragu, Zhao Jun melanjutkan: "Ibu, waktu aku kecil..."
Setelah mendengar rentetan kenangan masa lalu itu, Ibu Zhao Jun pun kebingungan. Saat itu, Zhao Jun di halaman juga menyadari situasi ini dan mendekat. Jelas, reaksinya saat melihat dirinya yang lain sangat kuat.
Waktu terbatas, kami tidak bisa berlama-lama dalam hal ini. Dengan tegas kusuruh Zhao Jong masuk ke halaman, lalu kukatakan pada Ibu Zhao Jun: "Ibu, untuk sementara ini tidak bisa kujelaskan. Aku sudah memanggil semua warga ke rumah kita. Aku akan memberitahu cara melawan Bupati Tua. Sekarang aku perlu bicara dengan Zhao Jun ini, Ibu tidak usah ikut campur."
Ibu Zhao Jun hanyalah perempuan desa, apa yang bisa dilakukannya menghadapi kejadian seram seperti ini? Setelah lama terdiam, akhirnya ia mengizinkanku membawa Zhao Jun itu ke kamar dalam.
Sebenarnya, melalui pengalamanku menghadapi peristiwa aneh ini, aku tahu di mana kelemahan dunia dendam Bupati Tua. Warga hanya seperti orang yang terlena dalam permainan, mereka yang tertipu bagai melihat bunga dalam kabut - ingatan sejati mereka kabur, bukan terlupakan.
Andai saat itu ada yang mengingatkanku, mungkin dalam beberapa menit aku bisa menyadari siapa diriku sebenarnya. Karena ilusi palsu yang diciptakan Bupati Tua untuk warga desa hanya bertahan 15 hari saja.
Jadi, ingatan palsu yang diciptakan Bupati Tua untuk orang-orang hanya bertahan 15 hari. Begitu titik ini diungkap, orang yang tertipu akan menyadari identitas aslinya.
Dengan fokus pada poin kunci ini, saya hanya perlu berbicara sekitar 10 menit dengan Zhao Jun palsu itu. Dia akhirnya mengingat identitas sebenarnya, dan setelah menyadari fakta ini, wajahnya dipenuhi kesedihan.
Roh tidak memiliki tubuh fisik, sehingga tidak bisa menangis. Saya membayangkan jika penjaga di depan mata ini masih manusia, pasti akan menangis tersedu-sedu. Bupati Tua telah melakukan hal paling kejam - membunuhnya, membuatnya hidup dengan identitas orang lain yang dikira manusia, lalu memaksanya menerima kenyataan bahwa dirinya sudah menjadi hantu yang mati.
Saya tak tahu cara menghiburnya. Para warga mulai berdatangan ke rumah Zhao Jun. Saya juga merasakan tubuh semakin kaku - efek pasti dari terkuncinya Energi Yang. Waktu semakin sempit.
Dalam hati saya bertanya-tanya: Akankah saya berubah menjadi zombie seperti Bupati Tua? Atau langsung mati karena kelemahan tubuh?
Tapi merenung tak ada gunanya sekarang. Saya menatap penjaga yang sedih itu: "Aku berjanji akan membawa rohmu kembali ke kampung halaman. Jangan sedih, jalani reinkarnasi berikutnya dengan baik."
Kalimat ini meski sederhana, namun maknanya tidak biasa. Penjaga itu juga orang yang punya mental kuat, cepat mengatasi kesedihannya. Aku berbisik memberinya dua instruksi lagi, baru kemudian menyerahkan kendali tubuhku pada Zhao Jun untuk keluar ruangan.
Begitu aku keluar, ibu Zhao Jun langsung menghampiri dan bertanya penuh perhatian: "Jun'er, bagaimana?"
"Bu, tenang saja. Sebentar lagi Ibu akan tahu semua." Karena sudah berniat membongkar semuanya, tak perlu lagi berbohong pada ibu Zhao Jun. Maka kusuruh Zhao Jun mengatakannya langsung.
Sebenarnya cara termudah membuktikan ini adalah dengan meramalkan apa yang akan terjadi dalam 10 hari lebih ke depan ini, mimpi apa yang akan dialami. Asal semua terbukti, orang-orang pasti percaya pada perkataan Zhao Jun.
Tapi tubuhku tidak bisa menunggu lama. Aku putuskan menggunakan cara paling ekstrem.
Urusan Bupati Tua selalu ditanggapi antusias warga. Satu jam kemudian, seluruh warga sudah berkumpul di sini tanpa ada yang absen. Kubicara buka Mata Ketiga diam-diam, mencari penjaga lain. Benar saja kutemukan, kali ini berwujud seorang remaja.
Tepat! Remaja itu. Ingat, sebelum Zhao Jun, ada tiga orang kabur dari desa, salah satunya remaja. Saat itu tahun 1953, sekarang 1990. Baru 37 tahun. Sangat mungkin remaja itu tidak meninggal di perantauan, jadi tidak ada istilah Rohnya pulang kampung.
Tak disangka, dendam Bupati Tua begitu dalam, sampai-sampai tidak mau melepaskan setiap warga, bahkan membuat penjaga yang gugur menggantikan posisi remaja itu.
Memandangi warga yang berkerumun, aku tidak berbicara.
Justru warga yang lebih panik, berbicara ramai-ramai padaku, "Anak, kau memang punya cara apa?"
"Anak, benarkah kau bisa mengatasi Bupati Tua?"
Melihat mata penuh harap mereka, hatiku trenyuh. Mereka terperangkap dalam reinkarnasi puluhan tahun, begitu kebenaran terungkap bahwa mereka sudah mati puluhan tahun, bisakah mereka menerimanya?
Selain itu, jika diungkapkan seperti ini, apakah dendam mereka akan meledak dan berubah menjadi Hantu jahat semua? Ini adalah bahaya potensial yang Guruku jelaskan padaku.
Namun, warga ini bagai fondasi dunia dendam. Untuk menghancurkan dunia dendam ini, kita harus mengungkapkan fakta ini.
Memandangi warga, aku menyuruh Zhao Jun berbicara: "Tenanglah. Aku memang punya cara untuk mengatasi Bupati Tua. Tapi sebelumnya, kita semua harus bangun."
Semua terdiam, jelas tidak terlalu mengerti ucapanku. Apa maksudnya 'bangun'?
Tak ada yang bertanya. Siksaan Bupati Tua sudah terlalu dalam. Mendengar ada cara untuk melawannya, kesabaran semua orang sangat baik.
“Bangun dari ilusi adalah hal yang kejam, sekarang aku ingatkan kalian semua. Li Ermao, di mana Wangcaimu? Anjing peliharaanmu selama 7 tahun itu? Liu Fugui, sapi itu kan harta berhargamu, di mana sapi milikmu...”
Serangkaian pertanyaan Zhao Jun membuat para warga bingung, seolah ada sesuatu dalam ingatan mereka yang terbangun, tapi juga terasa kabur.
Celah ini ditemukan oleh Guruku dan Yuan Yi. Di desa ini warga ada, lahan ada, bahkan tanaman di ladang pun ada. Bupati Tua menciptakan ilusi sempurna bagi warga, tapi apa yang tidak bisa diciptakannya? Roh!
Hun hewan sangat unik. Secara sederhana, mereka umumnya memiliki Po yang utuh tapi Hun-nya cacat. Mungkin dari seratus sapi baru bisa terkumpul satu Hun sapi yang utuh, atau bahkan seribu.
Ada yang bilang hewan bisa bereinkarnasi jadi manusia, manusia pun bisa jadi hewan. Itu benar, tapi alasan perubahan ini terjadi masih belum bisa kupahami.
Bukan hanya hewan, bahkan tumbuhan dan ikan pun memiliki roh. Tapi hunpo mereka semakin tidak utuh.
Namun masalah utamanya bukan itu. Karena keunikan roh hewan, Bupati Tua tidak bisa menahan roh mereka. Mereka harus menyatu menjadi hun utuh sebelum masuk reinkarnasi. Sehebat apapun Bupati Tua, mungkinkah melebihi kekuatan reinkarnasi?
Jadi di desa ini tidak ada hewan! Inilah salah satu celahnya!
