Di bawah pimpinan Gao Ning, akhirnya aku kembali ke dalam rumah. Sebenarnya aku sadar, selain bekerja sama dengan Gao Ning, aku tidak punya pilihan lain. Tapi jika aku bekerja sama dengannya tanpa tahu apa-apa, mempertaruhkan risiko sebesar itu, hatiku tidak akan tenang.
Karena, jika hendak melarikan diri, aku berencana membawa Ling Ruxue dan Huigen. Aku bisa mempertaruhkan nyawaku sendiri, tapi tidak dengan nyawa mereka berdua. Ya, jika tidak bekerja sama dengannya, aku akan mati. Tapi setelah aku mati, setidaknya Huigen dan Ling Ruxue bisa tetap hidup.
Inilah alasan aku bersikeras meminta kebenaran dari Gao Ning. Aku tidak bisa dibawanya ke tempat berbahaya dalam keadaan setengah sadar, melihat begitu banyak ulat, lalu hanya diberi tahu ada jalan pelarian di balik cacing besar, kemudian langsung mempertaruhkan segalanya.
Dengan mengetahui kebenaran, setidaknya aku bisa memahami situasiku sendiri, menilai apakah aku harus membawa Ruxue dan Huigen untuk ikut bertaruh.
Setelah kembali ke kamar, sebelum sempat beristirahat, aku langsung melihat Huigen yang terlihat serius seperti orang dewasa kecil, dan Ling Ruxue dengan wajah penuh kekhawatiran.
Melihat ekspresi mereka, hatiku langsung berdebar kencang saat baru saja melompat masuk dari jendela. Jangan-jangan Huigen si nakal ini yang mengkhianatiku? Dengan pikiran itu, raut wajahku terlihat agak canggung. Ingin mengatakan sesuatu tapi tak tahu harus bicara apa. Namun tak disangka, begitu melihatku berdiri di situ, Huigen langsung berlari menghampiri dan memelukku erat-erat, seolah aku akan menghilang detik berikutnya.
"Kak, gua takut banget elu enggak balik lagi," ujar si kecil ini sementara air matanya langsung meleleh deras, membuat siapa pun yang melihatnya ikut sedih.
Aku tak tahu harus berkata apa pada Huigen. Hanya mengelus kepala bundarnya untuk menghiburnya.
Persis di saat itu, Ling Ruxue tiba-tiba mendekat. Dia mengulurkan dua lembar kertas padaku sambil berbisik, "Apa kau sangat tidak ingin aku menikahi Bu Zhou?"
Dua lembar kertas itu tentu saja surat wasiat yang kutulis. Tertulis beberapa permintaan pengurusan urusanku setelah mati, salah satunya harapan agar Guruku dan para Paman seperguruan bisa mencegah Ling Ruxue menikahi Bu Zhou. Tak kusangka surat wasiat ini malah lebih dulu terbaca oleh Ling Ruxue sebelum sempat kusampaikan pada mereka.
Aku pun tak tahu harus menjawab apa pada Ling Ruxue. Hening menyelimuti kami. Segudang perasaan mengganjal di dada, ribuan kata terhenti di ujung lidah.
Melihatku diam, Ling Ruxue berkata, "Apapun yang kau lakukan, jangan pertaruhkan nyawamu. Jika tidak, semua yang kulakukan ini akan terlihat sangat bodoh dan tak berarti."
“Aku membeku, aku tidak tahu mengapa Ling Ruxue mengatakan hal seperti itu. Mungkinkah selama ini diam-diam ia melakukan sesuatu?”
Namun, sebelum sempat kubicangkan lebih jauh, orang-orang Desa Miao Heiyan sudah masuk untuk berpatroli seperti biasa. Kami bertiga langsung menutup mulut serentak.
Hanya saja dalam hati, aku tak bisa menahan rasa kesal: Huigen memang masih muda dan belum berpengalaman.
※※※
Malam selalu begitu sunyi. Aku dan Ling Ruxue bersandar di tepi jendela, sementara aku berbisik menceritakan segalanya padanya.
“Begini, aku melihat Serangga Gu itu—tepatnya induk serangga. Orang-orang di desa itu adalah 'cairan nutrisi' bagi telur serangga. Telur yang dihasilkan induk serangga itu menyerap 'nutrisi' dari tubuh mereka. Setelah dewasa, telur itu akan diambil oleh orang Desa Miao Heiyan dengan metode khusus. Lalu ditempatkan pada orang-orang tua yang tak kunjung mati, atau orang penting yang sedang sekarat. Mereka akan hidup bersama serangga itu, menggunakan umur orang lain. Detailnya aku tidak tahu pasti, Gao Ning hanya tahu sampai situ. Ruxue, kita harus kabur. Gao Ning bilang ambisi desa ini sedang bangkit lagi. Sepertinya mereka punya sandaran khusus. Kau tahu, jika desa ini mengulangi kejadian seperti dulu lagi, betapa besar bencana yang akan terjadi.”
Akhirnya kuceritakan segalanya pada Ling Ruxue. Kulepaskan semua keraguan dan kegelisahan! Hanya karena kejujurannya yang membuatku tersentuh, meski juga terluka. Kurasakan perlu untuk berterus terang padanya.
Ternyata, tujuan Ling Ruxue datang ke desa ini adalah untuk melindungiku. Ketika dia menemukan nyawaku dalam bahaya, dia akan berpura-pura mendekati Bu Zhou, menggunakan Benming Gu-nya untuk mengontrol ayah-anak Bu Zhou, lalu membuka jalan hidup bagiku.
Mengenai dirinya sendiri, begini katanya: "Sebagai Gunü dari Yueyan Miao Zhai, takdirku sudah ditentukan sejak lahir. Sebagian orang menghabiskan hidup mengejar kebahagiaan, sementara sebagian lahir sudah kehilangan hak untuk bahagia. Aku termasuk yang terakhir."
Aku tak paham makna tersirat dalam perkataan Ling Ruxue, tapi bisa merasakan kesedihan itu. Dia bilang saat Dàwū menyuruhnya ikut denganku, dia sudah tahu harus berbuat apa. Seluruh Yueyan Miao Zhai, hanya dia yang punya cara untuk menahan Heiyan Miao Zhai.
"Bu Zhou sangat disayangi. Heiyan Miao Zhai juga tidak sepadat yang kau lihat. Mereka terbagi dua: sebagian adalah orang Miao biasa di desa, sebagian lagi mereka yang berhak menikmati 'keabadian'. Detailnya tak kuketahui. Yang kutahu, dengan mengontrol Bu Zhou, Lie Zhou pasti akan menyelamatkannya dengan segala cara. Saat itu, Lie Zhou takkan lagi patuh pada siluman tua..." Ini semua kartu as Ling Ruxue.
Dia menanggung rasa sakit, menelan penghinaan dari ayah-anak Bu Zhou. Semua demi menyelamatkan nyawaku, meski taruhannya mungkin adalah pengorbanan dirinya sendiri.
"Menghadapi Ling Ruxue yang seperti ini, bagaimana mungkin aku tidak menceritakan semua hal, termasuk bahaya nyawa yang akan kuhadapi. Entah dia menyelamatkanku demi kepentingan desa atau murni untukku sendiri, ikatan seperti ini terlalu berharga, konsekuensinya juga terlalu serius. Aku tidak bisa membiarkan hal ini terjadi."
"Tentang masalah pengkhianat di desa, tetap saja tidak kusampaikan pada Ling Ruxue. Pengkhianat itu bisa siapa saja. Dalam kondisi Ling Ruxue yang tidak mengetahui, siapa tahu akan membuat siluman waspada. Bagaimana jika pengkhianat itu orang yang sangat dekat dengannya?"
"Setelah mendengar penjelasanku, wajah Ling Ruxue berubah pucat. Sejak kecil dia mendengar legenda desa ini, tapi tidak menyangka kebenaran sebenarnya begitu horor dan kejam. Dengan suara gemetar dia bertanya, 'Apakah ulat-ulat itu harus melewati sepuluh orang baru bisa matang satu ekor?'"
"'Aku tidak tahu. Gao Ning bilang itu tergantung umur atau kekuatan spiritual orang tersebut. Pernah kutanyakan kenapa mereka butuh darahku, Gao Ning juga tidak tahu detailnya. Katanya dia belum bisa menyentuh rahasia inti. Para siluman tua itu bilang darahku efektif, berikutnya mereka butuh seluruh Jingxue-ku. Kau tahu nyawa makhluk hidup tersimpan dalam Jingxue, mungkin mereka akan menaruh ulat lebih mengerikan di tubuhku.' Begitulah jawabanku pada Ling Ruxue."
"'Mengapa mereka mengawasimu? Apa mereka tahu darahmu tidak biasa?' Ling Ruxue jelas cerdas, langsung menangkap inti permasalahan."
Tapi aku tidak bisa memberitahunya fakta bahwa ada pengkhianat di desa, menghadapi pertanyaan seperti ini, aku hanya bisa mengelak dengan mengatakan aku juga tidak tahu.
“Kau menceritakan semua ini padaku, apakah ingin kusadar bahwa kau akan mengikuti Gao Ning melarikan diri?” Ruyue tidak memperpanjang masalah ini, melainkan langsung menanyakan hasilnya padaku.
“Bukan aku yang mengikuti Gao Ning kabur, tapi kita semua, termasuk kau dan Huigen. Gao Ning punya urusan yang harus kusandang, yaitu monster tua di bawah perut ulat yang harus kuhadapi untuk mengulur waktu. Ruyue, aku tidak mungkin mengorbankanmu, aku hanya bisa mempercayai Gao Ning dan bertaruh bersamanya. Selain ini, tidak ada jalan mundur. Aku bahkan tidak bisa menunggu Guruku dan Paman seperguruan datang ke sini, kau tahu?” Kataku dengan serius pada Ruyue.
“Tidak, kau tidak boleh begini. Aku akan menemui Bu Zhou, aku...” Ruyue terlalu mementingkan keselamatanku, dia tidak berani mengambil risiko. Gadis bodoh ini sejak awal masih berpikir untuk mengorbankan dirinya sendiri.
Aku menggenggam bahunya keras, memaksanya menatapku, dan berkata: “Tidak, Ruyue. Kau tidak boleh begini. Aku hanya ingin mengatakan, ikutlah denganku. Melihatmu menikah dengan Bu Zhou, bagiku lebih kejam daripada kematian. Jika kau tidak ikut denganku dan bersikeras begini, aku akan memilih besok untuk membiarkan siluman tua itu menyedot Jingxue-ku sampai mati.”
Kilatan aning muncul di mata Ruyue, dia menatapku dan bertanya: “Apakah kau sedang mengancamku?”
Aku mengangguk padanya dan berkata: "Ya, ini adalah ancaman untukmu. Kata-katamu terus menerus memberitahuku bahwa dengan menikahi Bu Zhou, kau akan mati! Karena kau bilang takdir tidak bisa kau tentukan, tapi nyawa adalah milikmu sendiri. Aku tidak sanggup menanggung nyawamu, jadi hanya bisa melepaskan nyawaku sendiri. Kau pernah bilang tidak menyukaiku, lalu mengapa kau mempertaruhkan nyawa untukku? Sedangkan aku, karena kau tidak menyukaiku, tidak mungkin menerima karma sebesar nyawa orang asing. Jika kau menyukaiku, apalagi aku tidak mungkin membiarkanmu mati. Hanya satu pertanyaanku: Maukah kau ikut?"
Ruyue memalingkan wajah, tidak lagi menatapku. Ia berkata: "Di saat seperti ini kau masih bisa bicara tentang suka atau tidak suka. Aku tidak tertarik dengan hal itu. Tapi ancaman nyawamu berhasil mempengaruhiku. Baiklah, kalau memang harus mengambil risiko, aku akan ikut denganmu."
