Menanggapi sikap meremehkanku, Kak Cheng Xin tak tinggal diam. Saat itu, sinar matahari pagi telah menembus rintangan-rintangan dan menyinari lembah ini. Hari ini lagi-lagi hari cerah di musim dingin.
Kak Cheng Xin memaksa memutar kepalaku lalu berkata, "Sekarang matahari sudah terbit, kau harus memanfaatkan cahayanya untuk mengamati batang pohon loceng itu. Kau juga tahu, tergigit manusia ulat belum tentu terinfeksi parasit. Orang tadi tidak terinfeksi. Jika ada parasit, pasti akan terlihat perubahan di batang pohon."
Aku pasrah, hanya bisa menuruti permintaan Kak Cheng Xin dengan terus menatap batang pohon itu. Kuharap tiba-tiba muncul bunga di sana agar aku tak perlu terus memandang batang pohon sampai mataku kedutan.
Kecepatan Paman Chen sangat tinggi, dalam sekejap sudah sampai ke orang ketiga. Kali ini Paman Chen membutuhkan waktu lebih lama. Sebelum aku sempat melihat apa-apa, raut wajah Kak Cheng Xin sudah menjadi sangat serius. Dia menunjuk ke bagian tertentu batang pohon: "Di situ, perhatikan baik-baik perubahan di sana. Jika tidak bisa melihat, tak masalah kau dekati dan amati."
Aku takkan bertingkah seperti orang bodoh yang menatap-natap pohon. Kukatakan pada Kak Cheng Xin: "Penglihatanku sangat tajam, kau tak perlu heboh."
Namun berikutnya, aku benar-benar menyaksikan pemandangan yang sulit dipercaya. Batang pohon yang awalnya biasa-biasa saja perlahan mulai melonjol, membentuk oval sebelum berhenti. Saat itu, Paman Chen mengusap keringat dan berkata "Sudah selesai."
Mulutku terkanga tanpa suara. Bentuk oval itu awalnya berwarna ungu pucat, namun kilatan warna itu hanya sesaat. Seluruh tonjolan oval berubah menjadi warna yang sama dengan pohon, terlihat seperti bonggol alami.
Aku berusaha membujuk diri sendiri, tapi gagal. Bentuk ini terlalu familiar - persis bentuk telur Ulat Setan. Tak mungkin pohon ini tiba-tiba memiliki bonggol seperti itu. Hanya ada satu penjelasan: yang disebut pengobatan spiritual Paman Chen adalah memindahkan telur serangga dari tubuh orang itu ke pohon, entah bagaimana kemudian berubah menjadi bonggol pohon.
Tidak heran ritual persembahan yang diangkat begitu rumit itu, harus membacakan doa dengan serius. Tidak heran sihir ini hanya bisa digunakan di bawah prinsip kebenaran agung. Sihir ini benar-benar ilmu yang melawan takdir.
Melihat ekspresi terkejutku, Kak Cheng Xin menarik napas panjang dan berkata: "Kau lihat? Ini adalah tingkat tertinggi sihir pengobatan spiritual - mencuri langit mengganti matahari, mengganti tiang dengan pilar! Untuk mengisolasi aura kehidupan benda yang dipindahkan, biasanya dipilih pohon mati sebagai penopang, karma-nya juga lebih kecil. Kali ini berbeda, harus memilih pohon locust paling yin sebagai penanggung, dan persiapan sebelumnya harus matang. Ah... Cheng Yi, sebenarnya aliran pengobatan sangat ajaib. Jangan kira tanggung jawab mengusir roh jahat hanya ada di aliran gunungmu. Seperti jarum emas di tanganku ini, sama-sama bisa menyegel hantu, melukai hantu, memaku hantu. Hanya saja, tabib yang berhati welas asih, baik yang bersifat yang maupun yin, semuanya merupakan bentuk kehidupan. Aliran pengobatan kami biasanya tidak ikut campur."
Aku mengangguk. Tentu saja aku percaya perkataan Kak Cheng Xin. Guru pernah menyebutkan bahwa aliran pengobatan di kelompok kami bukanlah dokter biasa yang mengobati orang sakit, tetapi lebih condong pada keberadaan mistis - tabib spiritual, mirip seperti dukun pengobatan dalam dunia ilmu sihir.
Juga bisa tanpa sengaja menjadi seperti dukun gadungan. Karena itu dalam kondisi biasa, Paman Chen dan Kak Cheng Xin hanya menunjukkan 'keterampilan pengobatan' yang diketahui umum, dan fokus mempelajarinya. Sihir pengobatan spiritual tidak akan digunakan sembarangan.
Kali ini, aku akhirnya menyaksikan kemampuan Paman Chen sepenuhnya dan harus mengakui bahwa keajaiban aliran pengobatan tidak kalah hebat dari aliran gunung. Jadi ketika Paman Chen kembali menggunakan teknik transfer, aku sudah mulai mati rasa. Entah dia memindahkan telur serangga atau larva ke pohon itu, aku hanya menatap tanpa reaksi. Seperti yang kukatakan sebelumnya, Guruku bersama beberapa pamanku seperguruan datang untuk menghancurkan persepsi duniawiku.
Sekitar pukul 8 pagi, sinar matahari samar terasa sangat menyenangkan. Pada saat ini, Paman Chen telah menyelesaikan persiapan untuk semua orang dan terlihat agak lemah. Dia mengusap keringat di dahinya, bersandar di bawah pohon sambil berdiskusi dengan Guruku.
Siluman tua landak itu masih di bawah pohon. Aku tidak mengerti kenapa Paman Chen tidak buru-buru bertindak, tapi pasti ada alasannya. Seperti rencana jebakan Guruku, partisipasi Paman Chen sama sekali tidak kuketahui. Ketika bertemu dia dan Kak Cheng Xin, mereka sudah terlihat sangat kelelahan - mungkin sedang mempersiapkan pohon locust ini.
Dari obrolan tadi, Kak Cheng Xin memberitahuku bahwa penanaman pohon locust ini memiliki aturan khusus mengenai kedalaman dan cara penanamannya.
Sekitar 20 menit kemudian, Guruku berdiri dan memerintahkan semua orang untuk beristirahat di area pasukan. Yang tersisa di sini hanya anggota aliran kami, plus Hui Dàye, Nenek Ling Qing, dan Ruyue.
Saat itu, Guruku baru berkata kepada Nenek Ling Qing: "Bagaimanapun bentuknya, itu tetaplah sejenis ulat. Di saat kritis, aku percayakan padamu. Aku tahu obat penangkal seribu ulat dari desamu sangat langka, dan persediaan pun sudah hampir habis..."
Sebelum Guruku selesai bicara, Nenek Ling Qing sudah menyela dengan gerakan tangan: "Aku pasti tahu konsekuensi seriusnya. Untuk apa menyimpannya jika tidak digunakan? Baja yang dipakai di mata pisau, mana boleh dikikir?"
Guruku memandang Nenek Ling Qing, mengangguk lega, lalu mulai mengukir sebuah formasi. Paman Wang juga datang membantu. Itu hanyalah formasi serangan gabungan sederhana yang cepat mereka selesaikan berdua.
Kemudian Guruku berpaling kepada Paman Chen: "Kakak kedua, mari kita mulai. Keberhasilan ada di sini!"
Paman Chen mengangguk khidmat, mengeluarkan sebuah pil. Aku langsung mengenalinya - pil stimulan itu lagi. Tanpa ragu ia menelannya, lalu bertukar pandang penuh kesepahaman dengan Paman Wang.
Paman Wang juga mengeluarkan pil: "Aku akan membantumu sepenuh tenaga. Fokus saja, di saat genting aku juga akan menelannya."
Paman Chen tak lagi ragu. Bersama Paman Wang, ia melangkah masuk ke formasi. Paman Chen di posisi utama, Paman Wang di posisi pendukung. Paman Chen mengeluarkan kotak tadi, membukanya. Di dalamnya hanya tersisa satu jarum emas.
"Jarum emas ini adalah sisa yang digunakan Paman Chen tadi. Aku melihat sendiri dia ragu sebentar sebelum mengembalikannya. Kini, tanpa keraguan, dia menatap tajam satu titik lalu menusukkannya dengan pasti.
Aku tak tahu makna posisi ini. Begitu jarum tertancap, perut siluman tua yang semula tenang mulai menggeliat hebat seolah ada sesuatu berontak. Tubuhnya mulai menghitam seperti terkarbonisasi, bagian sekitar perut menjadi transparan dan mulai terkoyak.
"Ini dia! Jarum-jarum sebelumnya hanya memperkuat simpul pengunci kehidupanmu untuk memblokir sebagian vitalitas. Jarum ini adalah Pusat Formasi - kunci terakhir untuk memutus total aliran kehidupan. Tapi benda di perut itu, Guruku bilang vitalitasnya luar biasa. Dalam keadaan terdesak malah akan terstimulasi dan melawan. Ternyata benar!" Kak Cheng Xin menjelaskan sambil tegang.
Vitalitas benda di perut itu tentu dahsyat. Setelah menyerap begitu banyak umur manusia, mana mungkin tidak kuat?
Simpul pengeliku dan teknik jarum Paman Chen mustahil membendung vitalitasnya, apalagi mematikannya. Di saat genting ini, Paman Chen meletakkan satu tangan di tubuh siluman tua, tangan satunya menyentuh pohon locust, lalu memulai lagi ritual sihirnya yang misterius.
Aku tak bisa menggambarkan betapa sengitnya pertarungan itu. Sesekali kulihat wajah manusia yang aneh dan separuh tubuh muncul di pohon, lalu menghilang. Yang membuatnya aneh, makhluk itu sudah memiliki bentuk manusia tapi ciri-ciri serangganya belum sepenuhnya hilang—sungguh tak terucapkan dengan kata-kata.
Saat Paman Chen merapal mantra, keringat mengucur deras. Ekspresi Paman Wang juga tak kalah tegang. Mereka berusaha memaksa kehidupan mengerikan yang belum lahir itu masuk ke dalam pohon karet penuh aura kematian.
Seiring waktu, aku tak tahu apakah situasi membaik atau memburuk. Kulihat perut siluman tua itu telah sobek, mengeluarkan semacam kaki depan yang mirip tangan dan cakar—entah apa itu—ia berusaha lahir secara paksa!
Tapi di pohon, kaki depan satunya telah menyatu menjadi bagian dari batang kayu...
Nenek Ling Qing ikut turun tangan, mulai menaburkan bubuk obat ke kaki depan itu sambil mengalirkan darah dari pergelangan tangannya. Guruku mondar-mandir tak henti, wajahnya penuh kecemasan.
Tiba-tiba Paman Wang mengaum keras, darah mengalir dari sudut mulutnya. Paman Chen langsung muntah darah. Keduanya terlempar dari posisi duduk bersila dan terjatuh lemas.
"Raut wajah Guruku berubah drastis, menjadi sangat lesu, bergumam pelan: 'Apakah tetap gagal?' Sekejap kemudian, ekspresinya berubah tegang, berteriak: 'Cheng Yi, Cheng Xin, Ruyue, cepat pergi!'"
Saat itu, perut siluman tua itu seperti mekar bunga, benar-benar terbelah. Kaki depannya telah sepenuhnya keluar, lalu kulihat kepala aneh muncul, menatap semua orang di tempat itu dengan pandangan merendahkan, yin yang dingin, kemarahan, dan kebencian.
"Sudah terlambat?" Wajah Guruku tersirat senyum getir, lalu tangannya meraih kantong kain kuning di punggungnya.
Kami semua mengerti. Setiap orang mulai memusatkan seluruh pikiran, bersiap untuk bertarung habis-habisan.
Tapi, siapa yang menyangka bahwa suatu kejadian tak terduga akan segera terjadi...
