Setelah mengikat simpul penutupan Yang dan duduk bersila sambil memejamkan mata, aku segera memasuki kondisi aneh. Seperti keadaan setengah tertidur di mana merasa telah berdiri, padahal secara fisik tidak bergerak.
Persis seperti masa kecil saat Ibu menyuruhku bangun, secara sadar kupikir hampir siap berpakaian, tapi tiba-tiba tersadar bahwa mataku bahkan belum terbuka.
Sensasi ini terlalu ajaib, hanya bisa dipahami secara batin namun sulit diungkapkan dengan kata-kata. Aku hanya bisa berusaha menggambarkan perasaan ini sebaik mungkin.
Dalam keadaan linglung ini, kudengar banyak suara manusia. Ingin kusimak jelas, tapi tak mampu. Dalam kondisi seperti ini, harus aktif memulai komunikasi.
Selain itu, yang membuatku kesal sekaligus geli adalah, melihatku yang seolah kehilangan seluruh vitalitas, beberapa 'saudara baik' terus mengitari tubuhku. Dari ekspresinya, mereka sangat ingin memanfaatkan kelemahan ini. Perlu diketahui bahwa hantu sangat mendambakan sensasi menjadi manusia. Namun kerasukan hantu, bahkan pada tubuh orang biasa, merupakan tindakan yang sangat menguras energi bagi hantu itu sendiri. Secara spesifik bisa dipahami sebagai tolak-menolak antara Yin Yang. Namun tubuh dengan Energi Yang lemah dan vitalitas rendah justru menjadi sasaran empuk mereka.
Tapi di bawah penutupan Yang, energi Yang yang tersimpan dalam tubuh sebenarnya sangat luar biasa. Mengingat prinsipnya hanya masuk tanpa keluar, bagaimana mungkin mereka mendapat kesempatan?
Aku juga harus cepat-cepat menyelesaikan urusan. Energi Yang yang hanya masuk tanpa keluar akan menyebabkan masalah pada tubuhku. Manusia mengutamakan keseimbangan Yin Yang, bukan berarti semakin banyak Energi Yang semakin baik.
Memikirkan ini, aku memusatkan konsentrasi. Dalam kesadaranku 'menangkap' seorang nenek tua yang sedang berusaha mati-matian menyusup ke dalam tubuhku.
Sebenarnya penampilan hantu itu subjektif. Jika kita tidak punya kesan tentang kehidupan sebelumnya si hantu, yang terbayang di pikiran pasti wujud yang ingin ditampilkannya. Hantu yang tidak 'menyimpang' umumnya tidak akan sengaja tampil mengerikan untuk menakut-nakuti. Mereka muncul dalam wujud biasa, namun karena pengaruh aura energi, tetap terasa seram.
Aku bersumpah ini bukan tidak sopan. Sebagai orang yang punya nilai moral normal dan selera estetika baik, sungguh aku tidak bisa berbicara sambil menatap matanya langsung.
"Hei, hei, jangan masuk lagi. Aku di sini." Aku memiringkan kepala, mengarahkan pandangan ke tempat kosong sambil berbicara pada nenek itu.
Teriakan ini membuat banyak 'saudara baik' berkerumun. Jangan kira mereka tak punya rasa ingin tahu, sebenarnya mereka masih menyimpan banyak emosi manusiawi dan cukup 'nakal'.
Setelah lama, nenek itu baru sadar dari 'proyek besar' masuk ke tubuhku. Ia memandangku dengan polos: "Kau memanggilku? Bagaimana kau bisa memanggilku?"
Aku tahu maksudnya: bagaimana mungkin aku bisa berkomunikasi dengannya. Melakukan ekspresi polos-pura-tak-tahu itu dari sudut mataku, aku menghela nafas: "Aku seorang Taoist, tentu ada cara untuk berkomunikasi. Ngapain pura-pura polos? Tubuh pria dewasa seperti ini, ngapain nenek-nenek masuk?"
Dengan reaksi lambat ia mengeluarkan "Oh...", memandangiku lama lalu tiba-tiba takut: "Jangan tangkap aku, jangan sakiti. Aku benar-benar tak bersalah."
'Saudara baik' yang berkerumun pun mulai menjauh, menunjukkan ketakutan padaku.
Sebenarnya, roh orang biasa takkan menjadi arwah penasaran. Ini terkait konsep 'beristirahat dengan tenang di dalam tanah'. Arwah gentayangan itu menyedihkan, tapi hantu yang patut dikasihani pasti punya sisi kebencian. Mereka seperti preman - suka intimidasi tapi licik, takkan mundur hanya karena dengar aku Taoist.
"Ini membuatku agak bingung, tapi saat kulihat ke bawah ke tubuhku sendiri, aku langsung mengerti alasannya. Penyebabnya adalah karena aku berada dalam keadaan 'separuh terlepas', dan rohku agak istimewa. Aku tak tahu bagaimana menjelaskan perasaan khusus ini."
"Secara sederhana, rohku merawat roh harimau dan hidup bersimbiosis dengannya. Seperti ada tato harimau hidup di rohku, lalu itu membuat mereka ketakutan."
"Melihat tingkah para makhluk ini, aku merasa geli."
Lalu dengan 'lembut' kubicara pada si nenek: "Jangan takut, aku takkan menyakitimu. Aku hanya ingin bertanya beberapa hal."
"Mengapa harus kujawab? Apa untungnya buatku?" Nah, si nenak preman ini langsung menunjukkan watak aslinya.
"Ada. Aku akan memanggil biksu senior untuk menyelamatkan kalian. Cukup besar manfaatnya?" Ucapanku ini tulus, karena arwah penasaran ini memang patut dikasihani. Mendapatkan berkah kekuatan pikiran biksu dan diselamatkan, itulah hasrat terbesar mereka.
"Benarkah?" Si nenek langsung berseri-seri. Mungkin awalnya dia hanya ingin memeras persembahan seperti uang kertas atau hio dariku. Tak disangka aku menawarkan imbalan ini. Tak hanya dia, banyak arwah saudara baik pun berkerumun, berteriak-teriak. Meski tak jelas kudengar, kurasa maksud mereka mereka juga mau menjawab pertanyaanku.
Sepuluh menit kemudian, aku mengakhiri keadaan Mata Ketiga, lalu melepaskan ikatan yang. Dengan raut wajah serius, aku berdiri sambil melambai ke arah kamar kecil kosong itu: "Tenanglah, janjiku untuk mengadakan ritual pelepasan arwah pasti kutepati. Kalian tahu penganut Taoisme mengutamakan karma. Hari ini kutetapkan sebab dan permohonan, jika tak terlaksana, peruntunganku sendiri yang akan terkikis. Kehadiran kalian menghantuiku adalah konsekuensi yang diizinkan Langit, maka sumpah ini pasti kujalankan. Kuharap sebelum urusan ini tuntas, janganlah kalian mengganggu orang biasa."
Kamar kecil sunyi dan angker tentu tak memberi respons. Tapi aku yakin mereka mendengar.
Usai berbicara, kuputar badan dan pergi. Namun beban di hati masih terasa. Setelah berkomunikasi dengan mereka, akhirnya kumengerti seluk beluk gedung ini - ternyata lebih rumit dari perkiraanku.
Di depan lift, kutekan tombol lantai 7. Inilah tujuan pertamaku hari ini. Harus kusurvei setiap lokasi terlebih dulu, baru besok bisa kutuntaskan semuanya secara menyeluruh.
Di dalam lift, kupikirkan pesan para Hantu tadi. Seperti dugaanku, mereka awalnya hanya arwah penasaran di area ini. Pada dasarnya tak saling mengganggu dengan manusia selama tak ada konflik. Jika bertabrakan, manusia akan sial sementara, arwah pun melemah sesaat.
Singkatnya, mereka memang ada seperti itu. Setiap kota dipenuhi makhluk-makhluk semacam ini, hal yang sangat biasa.
Namun setelah gedung perkantoran ini resmi selesai dibangun, mereka dengan cepat menyadari bahwa tempat ini dipenuhi energi Yin yang sangat kuat sekaligus dendam kesumat yang menggunung. Sama seperti manusia yang suka tinggal di tempat pemandangan indah dengan energi Yang melimpah, hantu juga senang berada di lokasi berenergi Yin pekat. Setidaknya di siang hari mereka tak terlalu menderita, tidak perlu repot mencari tempat persembunyian. Mengenai dendam kesumat yang menggunung, mereka kan sudah jadi hantu, apaan sih takut? Lagipula dendam itu bukan ditujukan pada mereka, pengaruhnya sangat kecil. Apaan sih takut-takut!
Maka arwah penasaran dari radius beberapa kilometer sekitar pun semakin banyak berkumpul di gedung ini, mengubahnya menjadi sarang hantu sejati!
Menurut penuturan mereka, awalnya mereka ingin hidup damai dengan orang biasa. Tapi karena jalan manusia dan hantu berbeda, aura energi mereka yang membuat manusia tidak nyaman itu memang tak terelakkan.
Soal mereka yang kadang mengganggu orang biasa, sebenarnya tanpa penjelasan pun aku paham alasannya. Tentu karena terpengaruh gelombang dendam itu. Persis seperti jika kau lama bergaul dengan orang kejam, perlahan watakmu juga akan ikut keras. Inilah sebabnya meski pengaruh dendam pada mereka kecil, tetap saja ada efeknya.
Yang terpenting: Dari mana sumber dendam ini berasal? Lalu bagaimana bisa energi Yin sedemikian kuat berkumpul di sini?
Sangat sederhana, ada yang menempatkan senjata sangat kuat di sini, sehingga memunculkan energi Yin dan dendam yang menjulang ke langit. Dengan mengurung senjata-senjata ini di gedung, energi negatif tersebut akan semakin terakumulasi.
Di sini juga terkait masalah teknik. Apapun metode atau aliran yang digunakan untuk menyusun jebakan ini, mustahil melepaskan senjata kuat tanpa pengurungan sama sekali. Jika demikian, ia tak akan bisa dikendalikan dan akan mengamuk ke segala penjuru, bukannya diam di tempat yang ditentukan.
Karena itu harus digunakan metode khusus untuk mengurungnya. Tentu saja kurungan ini akan melemah secara perlahan hingga senjata kuat itu benar-benar bebas.
Namun saat itu tiba, senjata kuat tersebut sudah banyak menelan korban dan terbebani karma berat yang ditolak Langit. Akhir yang paling mungkin adalah hancur lebur total, menyelesaikan jebakan maut ini.
Inilah sebabnya gedung perkantoran ini masih aman - senjata kuat itu belum sepenuhnya lolos dari kurungan.
Meski belum bebas total, setelah jam 11 malam kekuatannya meningkat drastis. Jangan berpikir sesama hantu tak saling takut. Seperti anak kecil menghadapi pria kuat berwajah kejam, apalagi makhluk penuh dendam yang tak kenal logika atau persahabatan.
Inilah alasan mengapa arwah gentayangan bersembunyi setelah jam 11, menciptakan ilusi palsu bahwa gedung menjadi "bersih" di malam hari.
Dalam percakapan dengan mereka, aku mengetahui di gedung perkantoran ini terdapat delapan makhluk besar yang sangat kuat. Yang pertama berada di lantai 7 yang akan kudatangi.
Tapi mengapa delapan? Aku merasa sangat heran.
