“Keahlian keluarga kami adalah keahlian yang sangat unik, terkait dengan konstruksi bangunan. Kalau kau bilang ini ilmu fengshui, bukan. Kalau bilang ilmu Tao, juga bukan! Secara sederhana, keahlian ini adalah keterampilan tukang bangunan, eh, lebih tepatnya keterampilan terselubung tukang bangunan. Dengan menguburkan benda tertentu di lokasi spesifik, atau memodifikasi detail bangunan, kita bisa mempengaruhi penghuni rumah tersebut.” Xuan Lin meneguk teh hangat sambil berkata padaku.
“Seperti jebakan yang kamu pasang di gedung kantor An Yu?” tanyaku.
“Benar, itu mungkin jebakan paling kejam yang pernah kubuat. Sebenarnya dulu banyak orang awam yang menguasai keahlian ini, meski sebagian hanya tahu kulitnya saja dan tidak efektif. Keluarga kami dianggap penerus sejati aliran ini. Ada cerita turun-temurun yang cukup fantastis, juga alasan mengapa keluarga kami mengasingkan diri di Desa Shi. Apa aku terlalu bertele-tele? Sudah lama bicara tapi belum sentuh inti. Mau dengar ceritanya?” An Yu bertanya padaku.
“Tentu! Sejak kecil aku memang penasaran.” Ini bukan bohong. Kalau bukan karena rasa penasaran, mana mungkin aku nekat masuk ke Makam Hantu Kelaparan?
An Yu mengangguk, lalu mulai bercerita.
※※※
Akhirnya ayah Xuan Lin membuka semua rahasia. Dia bilang, meski Xuan Lin tidak bertanya, di akhir musim panas ini semua akan diungkap juga. Karena Xuan Lin sudah genap enam belas tahun.
Tapi setelah ayah selesai bercerita, Xuan Lin membeku. Dia sangat ingin bertanya apakah ayahnya sedang mengarang cerita? Tapi dia tak bisa mengatakannya. Jika ayah hanyalah warga biasa Desa Shi, mustahil dia bisa membuat cerita seperti ini. Tapi jika dia bukan warga biasa Desa Shi, mengapa mereka bisa terdampar di Desa Shi?
Xuan Lin teringat berbagai hal luar biasa di keluarganya, mengingat perkataan kakeknya yang telah meninggal. Dalam hati, intuisinya mengatakan bahwa semua ini termasuk keahlian ajaib itu mungkin benar adanya.
Hanya saja, bagi dia yang telah menerima pendidikan ilmu pengetahuan selama belasan tahun, membutuhkan waktu untuk mencerna semua hal ini.
Malam itu, Xuan Lin tidak bisa tidur. Dia terus-menerus memikirkan perkataan yang diucapkan padanya.
Sebenarnya leluhur kami di masa lampau hanyalah pengrajin, sederhananya tukang bangunan. Meski keterampilannya luar biasa, tapi tidak memiliki kekayaan atau status yang berarti.
Kemudian, keluarga kami mulai berkembang pesat. Di masa kejayaan, bahkan perdana menteri pun meminta keluarga kami membangun rumah.
Menurut catatan sejarah keluarga, awal semua kemakmuran ini dimulai pada masa Dinasti Ming era Wanli.
Di sini terkait seorang leluhur kami di Dinasti Ming - Xuan Yi. Dialah yang membawa kemakmuran keluarga, karena mempelajari keahlian ajaib ini. Beberapa keberhasilan nyata membuatnya terkenal, yang kemudian menghantarkan keluarga pada kejayaan.
"Mengenai dari mana asal usul keahlian ini, tidak tercatat dalam buku sejarah keluarga kami, melainkan merupakan rahasia turun-temurun secara lisan. Sampai hari ini kuteruskan padamu, bahwa nenek moyang kita mempelajari keahlian ini dari para dewa!"
"Dewa?" Saat Xuan Lin bercerita sampai di sini, hatiku berdebar kencang. Aku tak kuasa berteriak! Dinasti Ming, lagi-lagi masa yang sensitif bagiku!
Secara tak wajar aku menghubungkan peristiwa ini dengan guru leluhurku. Bagaimana mungkin aku bisa mengendalikannya.
Menghadapi reaksiku yang tidak biasa, Xuan Lin tidak terlalu terkejut. Dengan tersenyum dia berkata: "Kau juga merasa ini mustahil diterima akal? Begitulah cerita turun-temurun keluarga kami. Konon leluhur kami itu menghilang secara misterius selama setahun, dan ketika kembali telah menguasai keahlian ini. Sebelum wafat, dia membocorkan rahasia bahwa selama setahun itu sebenarnya dia secara misterius tiba-tiba berada di tempat para dewa pada suatu malam. Hanya tinggal sebentar, tapi dia tak bisa memastikan berapa lama. Mungkin lama, tapi terasa singkat. Lalu dia berkeliling dan menemukan sebuah prasasti batu. Secara misterius dia bisa memahami tulisan di atasnya, dan setelah membacanya, langsung menguasai keahlian ini."
Setelah selesai, Xuan Lin menatapku yang masih terpana. Dengan senyum dia bertanya: "Apakah kau merasa sangat terkejut? Sebenarnya keluarga kami sendiri pun tidak percaya cerita ini. Kami menganalisis bahwa pada tahun itu, nenek moyang kami bertemu seorang ahli dari kalangan rakyat yang mengajarinya keahlian ini."
Tanganku sedikit bergetar, untuk menghindari Xuan Lin melihat keanehan, kumasukkan tangan ke dalam saku celana sebelum pura-pura santai bertanya: "Hehe, nenek moyang kalian tidak menyebut sampai di bagian mana para dewa itu?"
"Disebutkan, dia bilang tahu berada di Kunlun, terdengar omong kosong bukan?" Xuan Lin berkata datar, jelas sama sekali tidak mempercayai legenda ini.
'Plak' suara gelas terbalik di meja karena keguugupanku. Dua kata "Kunlun" itu bagai anak panah menembus hatiku. Napasku tersengal tapi harus menahan diri: "Kau tahu aku seorang Taoist, mendengar Kunlun tiba-tiba... Terlalu mistis. Aku tidak bisa bilang percaya atau tidak, cuma... Terlau luar biasa."
"Iya, aku dengar juga merasa ajaib. Tapi itu cuma legenda. Pokoknya, suku kami jaya dan runtuh karena keserakahan." Xuan Lin mengalihkan topik dengan santai.
Kutekan pikiran tentang Kunlun lalu bertanya: "Lalu?"
"Mungkin karena mengincar harta, membuat jebakan yang membuat desa mati semua. Suku kami saat itu juga banyak yang tebak misterius. Puluhan laki-laki dewasa tersisa dua yang tak terlibat." Xuan Lin berkasa tanpa beban, bagai menceritakan kisah lama.
"Aku dan dia sama-sama tahu dalam hati, ini pasti karma balasan dari Langit."
"Sebenarnya, leluhur Xuan Yi telah meninggalkan banyak adat dan batasan untuk keahlian kami ini. Mungkin karena sudah terlalu lama, hidup terlalu nyaman, manusia menjadi sombong, sehingga lupa akan ajaran leluhur ini! Setelah Tribulasi itu, keluarga kami mulai merosot. Segala usaha tak berhasil, anak-anak yang lahir pun meninggal prematur. Hingga akhirnya, kami bertemu seorang Taoist pengembara. Taoist itu mengatakan bahwa karma yang ditanam keluarga kami terlalu dalam, beban sebab-akibat terlalu berat, hingga terkena kutukan Langit. Jika ingin melanjutkan garis keturunan, harus melepas seluruh harta benda, lalu mencari daerah terpencil dan miskin untuk mengasingkan diri turun-temurun, tidak lagi menggunakan keahlian ini, baru bisa lolos dari bencana." Xuan Lin melanjutkan.
"Apakah keluargamu menuruti permintaan itu?" Kurasa permintaan seperti ini umumnya tak akan dituruti keluarga biasa?
"Awalnya tentu tidak. Setelah cukup menderita, saat penerus keluarga hampir punah, barulah kami nekad mencoba. Tak disangka sejak itu keadaan justru tenang. Akhirnya kami menetap di sana, yaitu di Desa Shi. Pantas sang Taoist pernah bilang, Langit yang berbelas kasih selalu menyisakan secercah vitalitas bagi manusia. Mau menerima atau tidak, itu pilihan manusia sendiri." Xuan Lin menghela napas getir.
Aku turut merasakan getirnya. Benar, mau atau tidak, semuanya memang hanya pilihan manusia belaka.
Setelah lama hening, aku mulai berbicara: "Tapi keluargamu tetap tidak tega meninggalkan keahlian ini, terus mewariskannya turun-temurun. Setelah lama tinggal di Desa Shi, isi hatimu mulai gelisah, merasa kutukan Langit hampir berakhir, lalu berniat pergi keluar, ya?"
"Benar, cuma sekadar ingin meninggalkan Desa Shi, tidak berniat menggunakan keahlian ini lagi," kata Xuan Lin padaku.
"Niatmu mulia, tapi siapa bisa jamin masa depan? Seperti dulu keluargamu pernah jaya, tetap saja karena keturunan tak bisa menahan keserakahan, melupakan ajaran leluhur, hampir membuat keluarga punah! Lagipula, bukankah kau juga menggunakan keahlian ini?" kataku.
Xuan Lin terdiam, jelas ia sedang merenungkan ucapanku.
Setelah lama, barulah ia berkata: "Mungkin kau benar, siapa yang bisa menjamin masa depan? Tapi percayalah, awalnya aku tidak berniat menggunakan keahlian ini. Tapi karena aku sudah terkena penyakit mematikan, dan orang paling berharga telah hilang, bagaimana mungkin aku membiarkan sampah seperti An Yu terus berkeliaran di dunia fana? Daripada begini, lebih baik aku mengorbankan nyawaku untuk mengakhiri ini."
Ini pertama kalinya Xuan Lin terlihat heboh. Aku juga bingung harus berkata apa, lagipula aku yang membantu An Yu memecahkan jebakan ini. Meskipun alasan utamaku memecahkan jebakan itu karena sudah melibatkan orang tak bersalah dan harus dihentikan.
“Dan dalam pandanganku, kasus An Yu sebenarnya hanya transaksi harta dan nafsu, urusan suka sama suka. Memang tidak mulia, tapi di masyarakat ini bisakah kau sebut itu kejahatan? Tidak! Seperti adanya terang, pasti ada kegelapan. Sejak zaman dulu hal seperti ini sudah ada, kalau tidak pasti tidak akan ada rumah pelacuran.”
“Tapi mengapa hal seperti ini bisa membuat Xuan Lin mempertaruhkan nyawanya?”
“Mau dengar cerita ini sampai tamat?” Tiba-tiba Xuan Lin berkata padaku.
