"Zhao Hong, lari!" Teriakku. Sebenarnya tak terlalu khawatir karena sudah kusiapkan jalan mundur untuknya. Yang kutakutkan sejak awal adalah Zhao Hong diserang diam-diam, itulah yang paling mengerikan. Setidaknya sekarang tak perlu cemas lagi.
Karena masih dalam satu kamar, tentu Zhao Hong mendengar teriakanku. Di saat bersamaan, kudengar juga jeritan Zhao Hong yang mirip lolongan kesakitan, lalu suara langkah lari...
Aku menarik napas lega. Dengan bantuan tali penunjuk Yang yang sudah kusiapkan sebelumnya, seharusnya dia tidak mengalami masalah serius. Energi Yang dari koin sepuluh ribu orang setidaknya bisa mencegah hantu jahat mendekatinya dalam waktu singkat, sekaligus selalu memberinya jalan yang jelas agar tidak terpengaruh halusinasi.
Di sisi lain, Penampakan Vajra Huigen yang dikendalikan oleh Huigen sendiri benar-benar melakukan gerakan fisik! Tinjannya menghantam energi jahat, membuatku terkesima dalam hati - ini kemajuan yang luar biasa!
Perlu diketahui sebelumnya, Penampakan Vajra Huigen hanya bisa mengikuti di belakangnya untuk memberikan kekuatan bantu. Bahkan bentuk penampakannya samar-samar, sama sekali tidak bisa menunjukkan kekuatan sejati. Tapi sekarang dia sudah bisa mencapai level ini? Pantas saja aku sampai terkesima, ini benar-benar kemajuan yang mengagumkan.
Kepala hantu pembawa energi jahat mungkin cukup kuat. Bagaimanapun juga sifat alami energi sha memang bisa menghancurkan segalanya. Tapi di hadapan aura energi yang benar-benar dominan, energi jahat pun bisa ditekan. Mungkin Penampakan Vajra Huigen akan kalah jika berhadapan dengan energi sha asli dari hantu itu sendiri, tapi beberapa kepala hantu saja? Bukan tandingan Huigen.
Sedangkan di pihakku, aku tidak terlalu khawatir. Senjata utama hantu jahat paling banter cuma mempengaruhi kesadaran atau merasuki tubuh. Rohku bersimbiosis dengan roh harimau, jadi mustahil baginya merasukiku. Untuk membuatku berhalusinasi pun hanya bisa jika aku lengah. Jika sudah siaga seperti sekarang, aku takkan terjebak.
Perkiraanku, hantu jahat yang merupakan jelmaan pria ini juga tahu bahwa ilusi tak berpengaruh padaku. Begitu muncul, ia langsung menerjangku dengan ganas, ingin langsung menggunakan cara paling ekstrem merasuki tubuh. Namun sayangnya ditolak oleh aura energi Si Bodoh, sama sekali tak bisa mendekatiku.
Aku sebenarnya sangat bersimpati pada pasangan suami istri ini. Karena itu gerakan segel tanganku tidak terlalu ekstrem, tidak menghabisi jalan pelarian mereka. Hanya menggunakan Jari Penekan Sha yang fokus pada pengendalian dan penekanan, bukan melukai.
Setelah melalui begitu banyak cobaan, hantu jahat sebenarnya tidak terlalu sulit kuhadapi. Begitu Jari Penekan Sha dikeluarkan, hantu jelmaan pria itu langsung terkendali. Dengan tenang kuambil perangkat yin dari tas. Soal keahlian menggambar jimat, aku memang tak bisa menandingi Guruku. Tak ada persiapan jimat penekan atau penampung hantu, jadi terpaksa pakai perangkat yin sebagai pengganti.
Hantu jelmaan pria itu kusuruh masuk ke perangkat yin menggunakan Jari Penekan Sha. Kutempelkan jimat penekan di atasnya. Di sisi lain, Huigen sudah selesai menangani kepala hantu. Tanpa banyak bicara, kami langsung berlari keluar karena masih ada satu lagi yang harus dihadapi.
Zhao Hong sudah tak terdengar suaranya. Kukira dia sudah kabur keluar.
Dengan senter, aku dan Huigen berlari ke pintu gerbang. Aku di depan, Huigen di belakang. Tapi begitu kakiku menginjak ambang pintu, tiba-tiba seseorang menerjang ke arahku. Sebelum sempat bereaksi, dalam sorotan senter kulihat kilatan pisau menghujam ke arahku. Di balik kedua tangan yang mencengkeram senjata itu, terpancar wajah Zhao Hong yang penuh kebencian dan terdistorsi.
Semuanya terjadi terlalu cepat. Zhao Hong yang berasal dari latar belakang agen khusus memang lincah luar biasa. Dalam situasi mendadak seperti ini, refleksku tertinggal. Dengan insting, tubuhku mundur selangkah!
Huigen di belakangku berteriak, hanya sempat menarikku...
Pisau dapur itu akhirnya menghunjam ke bahuku. Terbenam dalam, lalu ditarik dengan keras. Darah langsung mengucur deras! Aku tahu ini serangan mematikan - tarikan seperti itu akan membuat luka terkoyak lebar.
Sesaat itu, aku bahkan tidak merasakan sakit. Hanya ada sensasi cairan hangat mengalir. Darah dengan cepat merembes melalui kaos pendekku. Baru kemudian, rasa terbakar panas menyambar di bahuku.
Tapi tak ada banyak waktu untuk merasakan ini, hanya satu dua detik, Zhao Hong kembali menebasku dengan pisau dapur. Tak bisa menghindar, aku malah menyambutnya, menubruk Zhao Hong sekuat tenaga sambil berteriak ke Huigen: "Aku yang menahan dia, cepat kau atasi! Dia dirasuki!"
Ya, dari sorot senter yang terjatuh, matanya Zhao Hong jelas menunjukkan tanda kerasukan. Makanya aku juga tak marah padanya.
Sayangnya, tanpa persiapan aku terkena tebasan. Tapi untungnya, Zhao Hong yang dirasuki ini gerakannya hanya cepat dan kuat tanpa teknik, karena bukan dirinya yang mengendalikan tubuh.
Dulu, Guruku pernah mengajariku ilmu mengunci orang dengan memanfaatkan sendi tubuh lawan, membuat mereka tak bisa bergerak atau mengeluarkan tenaga untuk sementara waktu.
Aku kagum pada kearifan Guruku yang tahu ilmu paling praktis. Di saat genting melawan Zhao Hong yang sekuat sapi ini, teknik mengunci itu sangat berguna!
Dengan susah payah akhirnya terkunci juga. Tenaga dasarnya memang sudah besar, apalagi hantu jahat itu menguras habis potensi tubuh tanpa peduli cedera. Makanya orang kerasukan punya kekuatan luar biasa!
Aku berkata Zhao Hong memiliki kekuatan sebesar sapi, memang bukan berlebihan. Dengan susah payah mengunci tubuhnya, hampir menggigit gigi aku berteriak pada Huigen: "Huigen, cepatlah..."
Aku sudah tak sanggup memikirkan mengapa Zhao Hong bisa dirasuki. Karena tenaga yang dikeluarkan, luka dalam di bahu tertarik hingga darah mengalir deras. Yang kuinginkan hanyalah segera menyelesaikan ini.
Huigen membentuk segel tangan, entah sedang melafalkan mantra apa. Saat ini sudah selesai dilantunkan. Gerakan jarinya membentuk segel tangan semacam untuk menahan roh asli Zhao Hong, lalu mengibaskan tasbihnya ke tubuh Zhao Hong!
Zhao Hong mengeluarkan teriakan aneh. Bila didengar baik-baik, suaranya persis teriakan perempuan. Tiba-tiba dia mulai berjuang seperti orang gila! Tasbih Huigen telah melukai hantu jahat itu!
Aku tak terlalu paham cara agama Buddha, tapi tahu bahwa metodenya tak kalah dari Taoisme. Bukan berarti semuanya penuh belas kasih. Seperti yang dilakukan Huigen sekarang dengan cara khusus: tasbihnya langsung mencambuk inti hantu jahat itu, yakni metode menyiksa roh. Rasa sakit di tingkat roh sangatlah menyiksa.
Mungkin hantu jahat bisa mengabaikan rasa sakit ini dan bersikeras tak keluar. Tapi setelah dicambuk terus, ia akan terluka lalu melemah, sehingga tak bisa lagi mengendalikan Zhao Hong.
"Saat ini, Huigen adalah seorang Vajra bermata melotot, memukuli Zhao Hong tanpa henti. Aku menggunakan seluruh tenaga untuk mengunci Zhao Hong, hanya berharap hantu perempuan itu cepat keluar. Aku hampir tak kuat bertahan!"
Seolah waktu berjalan lama, padahal Huigen hanya memukul Zhao Hong lima-enam kali. Tiba-tiba teriakan mengerikan meledak dari tenggorokan Zhao Hong, lalu tubuhnya lunglai tak lagi melawan.
Seketika, siluet hantu perempuan itu muncul di kamar. Zhao Hong yang sudah sadar hanya bisa mengumpat: "Goblok!" sebelum tak bisa bicara lagi.
Kurasakan tangan-kakinya lemas tak bisa bergerak. Bukan karena dia penakut - rasa takut datang dari ketidaktahuan. Sekalipun kau pendekar hebat, pertama kali melihat hantu jahat pasti juga ciut nyali.
Aku malas menghiraukan Zhao Hong. Rasa lemas akibat kehilangan darah membuatku harus berpegangan pada pagar. Di seberang, Huigen telah mengaktifkan wajah Dharma untuk menekan hantu itu. Ini masih bentuk belas kasihan - sebenarnya dia bisa memusnahkannya dalam hitungan detik.
Kami tahu hantu itu dikendalikan dendam, jadi tak akan mempermasalahkan lukaku akibat bacokan pisau itu.
"Kak, tangkap dia," kata Huigen padaku.
Aku mengeluarkan sebuah alat yin, lalu dengan cara yang sama menangkap hantu perempuan ini. Aku tersenyum sinis pada diri sendiri, rupanya melawan dua hantu jahat pun bisa membuatku terluka seperti ini. Apalagi kami bertiga yang masuk ke villa ini sudah terkontaminasi dendam berat. Jika tidak segera ditangani setelah pulang, peruntungan kami akan anjlok ke titik terendah. Bencana alam atau musibah pun bisa terjadi secara wajar. Memikirkan ini, benar-benar merasa seperti pecundang!
"Jangan pernah meremehkan benda jahat apapun." Perkataan Guruku dulu yang kusambut dengan sikap masa bodoh, kini baru kusadari memang mengandung kebenaran.
Aku bersandar di pagar sambil terengah-engah. Huigen juga mengusap keringatnya. Beraktivitas berat di musim panas memang membuat gerah.
Ruangan ini masih penuh dengan aura dendam. Waktu memang akan menghilangkannya, tapi kupikir lebih baik laporkan ke pihak berwenang. Jika orang biasa tak sengaja masuk di malam hari atau jam-jam yin, nyawa bisa melayang.
Saat itu, Zhao Hong duduk terpaku. Mungkin semua kejadian malam ini bagai pelajaran visual yang hidup, membuatnya menyadari betapa ajaibnya dunia ini dan betapa berat misi yang harus dihadapinya. Dia butuh waktu untuk mencerna.
Tapi Zhao Hong tiba-tiba berkata: "Talinya putus."
Kaget, aku menoleh bertanya: "Apa katamu?"
Sebelum Zhao Hong sempat menjawab, suara langkah kaki kosong bergema di kamar gelap itu, disusul tepuk tangan. Siapa?!
Seketika rasa panik menyergapku!
