"Siapa yang menutup pintu gerbang?" Dalam kegelapan, tiba-tiba aku mengajukan pertanyaan ini. Aku sendiri tak tahu mengapa bertanya begitu, karena saat pintu tertutup, sekujur punggungku langsung merinding. Itu adalah intuisi akan bahaya yang sangat mencekam.
Tak ada yang menjawab. Belakangku sunyi seperti kuburan. Aku segera menyalakan senter dan berbalik badan. Kulihat semua orang memandangiku dengan bingung. Gao Ning berbisik, "Cheng Yi, aku tidak menutup..."
Maksud Gao Ning ingin menjelaskan bukan dia yang menutup pintu, artinya dia sadar dialah yang terakhir masuk. Namun sebelum kalimatnya selesai, pupil mataku tiba-tiba menyempit. Hampir tanpa berpikir, aku langsung menerjang ke arah Gao Ning!
Karena di belakang Gao Ning ternyata berdiri sebuah bayangan hitam! Saat pertama berbalik, aku tak melihat jelas. Tapi di bawah sorotan senter, kini jelas terlihat sosok itu!
Dia? Itu? Identitasnya begitu ambigu!
Seketika aku teringat memori horor yang pernah diceritakan Guruku - makhluk yang bahkan beliau tak ingin hadapi: zombie!
Wajah itu jelas bukan manusia, meski memiliki lima indera lengkap. Awalnya kusangka mungkin manusia kurus. Tapi saat kuperhatikan lagi, tampak daging kering tak elastis menempel di tulang dengan warna abu kematian yang tidak wajar. Yang paling menyeramkan adalah matanya - hampir seluruh pupilnya terbalik ke atas, menyisakan putih mata yang dingin tanpa ampun.
'Itu' telah sepenuhnya berubah menjadi zombie, gigi khas zombie dan cakar tajam di tangannya jelas nyata. Tapi tidak sepenuhnya benar - tidak ada 'bulu' yang menjadi ciri khas zombie sejati! Analisis ilmiah menyebut ini sebagai manipulasi bakteri yang menumbuhkan berbagai warna bulu, mirip 'jamur'? Ilmu Pengetahuan belum bisa menjelaskan ini, hanya bisa dianalogikan dengan perilaku hewan yang diparasit. Namun pada dasarnya, penyebab sebenarnya masih belum bisa diverifikasi.
Tanpa 'bulu zombie', pantaskah disebut zombie? Lebih mirip zombi ala Barat! Tapi berbeda, zombi biasanya makhluk bodoh. Tidak mungkin seperti yang ada di depan mata ini, penuh gerakan manusiawi, bahkan dengan ekspresi dingin penuh kebencian yang mendalam.
Banyak pikiran melintas sekejap, tapi hanya sesaat. Seketika itu juga aku sudah berlari ke arah Gao Ning. Gao Ning sama sekali tidak tahu ada siluet mengerikan berdiri di belakangnya yang sudah mengulurkan cakar ke arahnya, bahkan membuka mulut dengan taring yang menonjol begitu mengerikan!
Gao Ning masih dalam posisi menjelaskan sesuatu padaku di detik ini. Melihatku tiba-tiba berlari, dia malah melamun, tak memahami situasi...
Jarak antara aku dan Gao Ning hanya dua meter, terhalang tiga orang. Di dekatnya ada Zhao Hong dan Xiao Bei. Tingkahku yang aneh membuat semua orang bengong. Hanya Zhao Hong yang pertama bereaksi - dia menarik Gao Ning yang masih bingung, lalu langsung mengeluarkan pistol...
Goblok, inilah profesional 007? Di benakku saat itu hanya ada satu pikiran ini. Tapi seketika, ketika semua orang menyadari keberadaan mengerikan ini, aku sudah terbawa momentum menghantam makhluk itu.
Tongziming (nasib anak suci), saat sial datang tak perlu penjelasan. Aku benar-benar contoh klasik yang nyemplung ke mulut senjata!
Zombie monster itu tampaknya sangat tertarik padaku. Menghadapi mangsanya yang tiba-tiba diseret pergi, tak ada sedikitpun 'rasa kehilangan' di matanya. Malah cakarnya menggarukku dengan ganas.
Tapi sehebat apapun dia, mana bisa menyaingi Bupati Tua? Setelah berhadapan dengan Bupati Tua, mana mungkin aku takut padamu? Seketika, sifat nekarku muncul. Menghadapi cakarnya tanpa mengelak - sebenarnya sengaja mengelak pun tak mungkin. Aku langsung menubruknya, dan dengan kekuatan tubrukan itu berhasil mendorongnya beberapa langkah. Berkat dorongan ini, cakarnya meleset sedikit, hanya merobek bajuku.
Benar-benar nyaris celaka! Kalau tak salah ingat, aku ini seorang Taoist! Dalam game Legend yang akan populer di Tiongkok nanti, bukankah peran Taoist biasanya melempar jimat dari belakang? Kenapa nasibku sial begini? Di tahun-tahun itu malah harus jadi Taoist jurus tempur?
Zombie monster itu tak punya banyak pertimbangan. Gagal dalam satu serangan, dengan gesit ia langsung menerjangku lagi.
Saat itu, Zhao Hong menembak. ‘Braak! Braak!’ Beberapa kali suara tembakan terdengar. Peluru tanpa kecuali mengenai tubuh monster zombie itu. Inilah kualitas tentara khusus. Dalam kepanikan dan hanya mengandalkan cahaya senter, dia masih bisa mengenai sasaran dengan akurat. Dari semua orang yang hadir, mungkin hanya Zhao Hong yang mampu melakukan ini.
Namun, hal menakutkan terjadi kemudian. Setelah ditembak, target sama sekali tidak terpengaruh. Malah, pelurunya berhasil menarik perhatian monster zombie yang langsung menerjang ke arah Zhao Hong.
"Cheng Yi, ini makhluk apa?!" teriak Zhao Hong padaku dengan suara melengking karena ketakutan.
Aku dalam hati menggeleng. Rupanya alasan dia bisa tenang menembak karena sama sekali tidak paham sedang berhadapan dengan apa!
"Tahan itu! Sepertinya ini zombie. Ingat, jangan sampai dicakar atau digigit!" Sambil berbicara, aku mulai mengeluarkan barang dari kantong kain kuning sambil berteriak ke Zhao Hong.
"Goblok, zombie..." Zhao Hong mengumpat untuk memberanikan diri. Kurasakan dia juga bingung - pertama kali bertugas langsung berhadapan dengan hantu dan zombie.
Untungnya zombie punya wujud fisik. Bagi Zhao Hong, justru hantu tak kasat mata yang lebih menakutkan!
Saat aku meneriakkan kata "zombie", semua yang hadir langsung tertegun dengan wajah serius penuh keterkejutan!
Ada zombie di gudang, betapa absurdnya hal ini? Bagaimana Perusahaan A bisa seberani ini? Berani melepaskan zombie secara terang-terangan di tempat seperti ini, jika tidak hati-hati dan zombie itu kabur, bukankah situasinya akan lebih parah dari sekadar sungai darah?
Zhao Hong berlatar belakang agen khusus, gerakannya gesit. Serangannya tidak mempan pada zombie, tapi zombie itu juga tidak bisa langsung menyerangnya. Semua orang mulai bergerak begitu mendengar ada zombie, tapi aku berteriak: "Huigen, bantu Zhao Hong menahan zombie! Yang lain jangan panik! Gao Ning cari sumber listrik gudang! Sisanya jaga perimeter! Kalau di sini tidak cuma satu zombie, tapi..."
Kalimat selanjutnya tak kulanjutkan, tapi semua pasti paham betapa mengerikannya situasi itu.
Sambil berbicara, tanganku sudah memegang selembar Kertas Fu kuning dan segenggam benda lengket. Kantong kain kuningku berisi berbagai barang, tapi benda lengket ini selalu jadi barang wajib. Apa itu? Sebenarnya hanya beras ketan yang ditumbuk, tentu sudah melalui proses khusus sehingga tiga kali lebih efektif dari beras ketan biasa.
Beras ketan adalah bahan yang sangat ajaib, bisa menangkal ilmu jahat. Lebih tepatnya, ia memiliki efek memblokir aura energi dan pernapasan, juga sedikit menyerap aura energi dan pernapasan. Seperti cara beras ketan menarik keluar virus kematian, sebenarnya ia bertindak sebagai penyekat dalam jangkauan tertentu. Saat virus kematian mengalir ke area beras ketan, bahan ini akan menyerapnya sehingga berfungsi sebagai isolator. Itu sebabnya beras ketan yang telah digunakan akan berubah menjadi hitam pekat.
Dalam kehidupan sehari-hari, jika ada keanehan di suatu sudut ruangan yang gelap, menaburkan beras ketan berarti menyerap aura negatif dan memblokir pengaruh buruknya terhadap manusia. Beberapa jimat Taoisme yang menggunakan beras ketan sebagai perekat juga memanfaatkan kemampuannya memblokir aura sekaligus mengkonsentrasikan energi jimat.
Tentu saja, alasan utama karena beras ketan memiliki sifat lengket sehingga bisa berfungsi sebagai lem!
Setelah mengeluarkan perlengkapan ini, aku berteriak ke arah Huigen: "Nak, cari cara untuk memperbaikinya, beberapa detik saja cukup!" Sambil berbicara, aku sudah berlari mendekat...
Wajah Huigen langsung berkerut seperti pare. Meski misi yang kuberikan ini 'serius', dengan kelincahan tubuh dan dasar ilmu bela dirinya yang baik, anak ini tetap melaksanakannya.
Sebuah putaran badan membuatku membelakangi monster zombie itu, lalu lenganku menyilang erat mengunci lengan mayat hidup tersebut. Dengan wajah memerah padam aku berteriak: "Paman Zhao, peluk kakinya! Keras banget nih, tenaganya gede amat. Cepetan, gua nggak kuat nahan lama-lama!"
Teriakan Huigen baru saja reda ketika Lao Hui dengan ekspresi aneh berkomentar: "Keras? Tenaga gede? Nggak kuat? Nak Huigen, maksudmu apa sih?"
Begitu kata-katanya meluncur, semua pria dewasa di tempat itu saling pandang dengan senyum kecut. Sebagai laki-laki dewasa, kami semua paham maksud tersembunyi itu!
Zhao Hong saat itu sudah memeluk kaki monster, karena ucapan Lao Hui nyaris membuatnya tak bertahan, tak tahan memaki: "Lao Hui, goblok! Saat bertarung habis-habisan, ngomong sampah apa lagi?!"
Tiba-tiba, seluruh gudang bergema oleh suara 'dum' 'dum' 'dum' yang berat, lampu menerangi seluruh gudang!
Aku tak sempat mengamati apapun, langsung berlari ke depan zombie monster itu, meremas dagunya sekuat tenaga, mengangkat tangan dan menyumpal hidung-mulutnya dengan bubur beras ketan...
