Menutup zombie, selamanya menggunakan cara itu: menutup hidung dan mulut, beras ketan sebagai dasar, menempelkan jimat di atasnya, memblokir energi Yang satu-satunya yang menopang aktivitas mayat itu.
Zombie aneh ini tidak seperti zombie dalam arti tradisional, juga bukan mayat hidup yang disebut orang asing. Ini hanya mengingatkanku pada satu keberadaan - Bupati Tua. Banyak kemiripan, tapi aku tak bisa menjelaskannya. Aku hanya punya firasat aneh ini.
Bupati Tua adalah zombie mutan, tapi tetap termasuk kategori zombie. Buktinya, dulu Kakek Sun Kui bisa mengusirnya dengan metode pengantaran mayat. Saat kutunggu mulut dan hidungnya dengan beras ketan, zombie aneh ini menunjukkan kegelisahan yang tak biasa, berontak sangat hebat. Zhao Hong dan Huigen yang bertubuh kekar itu sampai kesakitan menahan guncangannya, hampir tak sanggup.
Yang lebih mengerikan, meski hidung-mulutnya sudah ditutup beras ketan, zombie ini mulai menggeram parau seperti manusia berbicara. Aku berusaha tak memikirkannya, tapi jelas terdengar geramannya yang kabur: "Orang asing, bunuh!" Tapi aku malas merenungi lebih jauh. Segera kutempelkan kertas Fu kuning di wajah zombie ini. Setelah beberapa kali kejang, akhirnya diam tak bergerak. Meski cara kuno, tetap sangat efektif! Tapi zombie ini memang kuat, bahkan setelah ditutup masih bisa bergerak.
Huigen dan Zhao Hong berdiri sambil terengah-engah, menghela napas lega. Akhirnya mereka tak perlu lagi jadi kuli angkut.
Sedangkan aku berkata pada yang lain: "Selain membakar, masih banyak cara untuk membunuh zombie. Metode menutup mulut dan hidung belum tentu bisa bertahan lama. Kalian bebas berkreasi, apapun cara untuk membunuhnya diperbolehkan. Seberapa berbahayanya zombie ini, kalian semua sudah tahu. Jangan ragu untuk bertindak." Saat mengucapkan ini, ekspresi dan nada suaraku tenang, sama sekali tidak menunjukkan kesan serius di hadapan orang banyak. Tapi Tuhan saja yang tahu betapa beratnya perasaan di dalam hatiku!
Zombie ini ternyata masih bisa berbicara, artinya ia memiliki kemampuan berpikir mandiri. Entah seberapa banyak, tapi ini jelas pertanda buruk. Bagaimanapun, ini mengingatkanku pada eksistensi Bupati Tua yang melawan takdir. Butuh usaha besar dari generasi tua untuk menaklukkannya. Meski begitu, akhirnya aku tetap terkena imbas. Jika saja tak sengaja kuselesaikan simpul mati dalam hatinya, siapa tahu bagaimana kondisi Desa Tandus puluhan tahun kemudian, apakah Bupati Tua akan bangkit kembali? Gerakan lincah, pikiran mandiri, apakah zombie di sini ada hubungannya dengan Bupati Tua?
Hatiku suram, tapi raut wajah tetap tenang. Yang sedang bertindak di sana adalah Qiangzi. Ia menyimpan kebencian terukir di tulang terhadap zombie. Seandainya tadi tidak kucegah, mungkin dia sudah jadi gila. Berbeda dengan penganut Taoisme, Qiangzi mengeluarkan tujuh paku kayu persik. Tangannya bergetar, tiba-tiba ia menoleh padaku: "Kak, mengantar mayat bukan hal tak berguna. Cara kubunuh zombie ini dengan menggabungkan ilmu sihir kuno dan metode pengantaran mayat. Kak, perhatikan baik-baik."
Aku mengangguk, tahu bahwa sebenarnya kemunduran pemandi mayat adalah Simpul hati seumur hidup Kakek Sun Kui. Ini tentu mempengaruhi Sun Qiang. Saat ini dia tidak bisa lagi menyampaikan apa pun kepada Kakek Sun Kui, jadi curahan perasaannya yang tiba-tiba begitu emosional padaku mungkin bentuk pelampiasan emosi.
Semua orang menatap Sun Qiang. Dengan paku kayu persik pertama di tangan, dia menggambar simbol aneh di telapak tangan zombie terlebih dahulu, lalu dengan kekuatan sendiri memaku paku kayu persik ke telapak tangan zombie... Selanjutnya paku kedua, ketiga... Secara teori, zombie adalah makhluk berkekakuan seluruh tubuh - ini kognisi umum masyarakat. Tapi ada kesalahpahaman: zombie baru akan mengeras seluruh tubuh setelah mayat bangkit. Sebelum bangkit atau setelah ditaklukkan, tubuhnya hanya kaku. Ini terkait dukungan kekuatan. Seperti otot manusia yang mengencang saat mengerahkan tenaga, lalu mengeras. Saat tenaga dilepas, otot kembali lentur. Sebenarnya, kemampuan otot zombie yang belum bangkit bahkan lebih lemah dari orang biasa. Semua tahu yang lentur dan elastis bisa menyerap sebagian kekuatan. Yang kaku pasti rapuh. Apalagi zombie ini bukan zombie tradisional - ia tak memiliki lapisan pelindung: bulu! Bulu? Hmm, agak menggelikan!
Sun Qiang memasukkan tujuh paku kayu persik ke tujuh titik tubuh zombie satu per satu. Di setiap titik, dia menggoreskan simbol-simbol aneh. Sebenarnya Taoisme juga memiliki metode menggunakan kayu persik untuk mengendalikan zombie, namun itu hanya pengendalian sementara, bukan membunuhnya.
Saat Sun Qiang memasukkan paku kayu terakhir ke tubuh zombie, makhluk itu jelas-jelas kehilangan vitalitasnya. Ada sensasi yang tak terungkap, lalu zombie itu terjatuh ke belakang dengan kaku, rebah telentang di tanah!
"Kakek tua..." Sun Qiang berbisik pelan, ekspresinya mengeras. Dia mencabut paku kayu pertama dan mulai membersihkannya dengan teliti. Seolah hanya dengan fokus pada satu hal ini, luka di hatinya bisa tenang.
Aku mendekat dan menepuk bahu Sun Qiang. Semuanya terungkap dalam keheningan. Tak ada waktu untuk sedih atau mengingat adegan heroik itu. Gudang ini penuh keanehan - bagaimana zombie bisa tiba-tiba muncul, menutup pintu gerbang, lalu muncul di belakang kami? Apa lagi yang tersembunyi di sini? Semua ini membuatku tetap waspada. Perkataan Lao Hui bergema: "Nyawa satu tim ada di belakangmu!"
Lampu gudang kini menyala semua. Bentuk dasarnya terlihat jelas - sangat biasa, tak berbeda dengan gudang pada umumnya yang penuh tumpukan barang.
Di sini penuh dengan karung-karung goni yang bertumpuk, penampilan keseluruhannya terlihat sangat biasa. Zhao Hong mendekat dan tanpa basa-basi menyobek salah satu karung dengan pisau belati. Yang muncul dari dalamnya ternyata hanya kapas!
Ini memang... Mungkin karena kapas ringan dan mudah dipindahkan? Aku tidak bisa menebak pikiran Perusahaan A, juga malas untuk menebaknya. Aku hanya terus berjalan ke depan langkah demi langkah. Namun setiap langkahku, perasaan detak jantung yang semakin cepat ini tak bisa kutahan.
Sampai sekarang aku sudah sangat mempercayai Indera spiritualku. Meskipun itu hanya sebuah perasaan, bahkan jika sudah meramalkan pun tak bisa mengubah apapun, tapi faktanya kecuali saat kondisiku sangat buruk, di waktu lain kemampuanku ini tak pernah gagal. Dengan mengandalkan firasat ini, tanpa sadar aku telah berjalan sendirian belasan langkah menjauh dari rombongan. Tiba-tiba dari belakangku terdengar suara: "Cheng Yi, kemarilah." Suara ini membuat seluruh tubuhku bergetar tak terkendali. Saat menoleh, perasaan lega menyergapku - ternyata Mas Yuan Yi yang memanggil. Kulihat semua orang sudah berkumpul di sana, termasuk Qiangzi yang tadi masih asyik membersihkan paku kayu persik. Hanya aku sendiri yang tanpa sadar sudah menjauh sejauh ini.
Aku segera bergegas mendekat, bingung dengan perilakuku sendiri. Saat aku berbalik dan melangkah dua langkah, dari belakangku samar-samar terdengar helaan napas sedih. Kemarahan langsung menyala-nyala dalam hatiku. Aku berbalik sambil berteriak: "Siapa di sana?!"
"Tapi tak ada satu pun yang menjawabku. Di bawah sorotan lampu yang terang benderang, segalanya tampak tenang. Jangan-jangan aku salah dengar?" Aku hampir tergoda membuka Mata Ketiga, tapi naluriku merasa tak perlu. Selama bertahun-tahun jadi Taoist, meski tak membuka Mata Ketiga, kemampuan merasakan Aura Energi sudah mendarah daging. Aura di sini tak terasa suram, mustahil ada Hantu. Ia... hanya meninggalkan kesan berat dan mengancam.
"Cheng Yi, ada apa?" Gao Ning memanggilku.
"Tak apa. Gudang ini mirip lapangan basket dalam ruangan, gemanya aneh di telinga." Jawabku datar. Bukan maksudku menyembunyikan sesuatu, tapi sebagai pemimpin kelompok, mengambil keputusan berdasarkan tebakan yang tak pasti jelas bukan langkah bijak.
Setelah beberapa langkah kembali ke tempat mereka berkumpul, pandanganku langsung tertuju ke pintu gerbang. Sekarang aku paham maksud Mas Yuan Yi memanggilku! Di pintu itu tergantung bangkai monyet, lehernya tertusuk pipa bambu tipis. Darah segar menetes perlahan dari pipa itu.
Zhao Hong mengoleskan darah di jempolnya, mengusapkannya lalu menciumnya. "Cheng Yi, bau darahnya tidak wajar. Monyet ini mati keracunan," katanya padaku.
Kuanggukkan kepala. "Kukira hanya hidung Xiao Bei yang sangat peka, ternyata hidungmu juga hebat."
Zhao Hong tersipu malu sambil menggaruk kepalanya. Saat ini mungkin dia sudah mulai terbiasa dengan misi seperti ini. Lao Hui di sampingnya berkata dengan malas, "Bisa ditebak, racun ini pasti punya fungsi mencegah pembekuan darah. Makanya monyet ini mati, tapi darahnya tidak membeku dan akan terus menetes."
Benar, hanya dengan terus menetes, jebakan ini bisa berfungsi. Alasannya adalah lemari besi terbuka di sudut pintu gerbang yang merupakan blind spot visual! Saat kita menarik pintu gerbang, mayat monyet yang diikat dengan metode cerdik di pintu akan turun. Karena sudut yang diatur cermat, darah segar menetes ke tubuh zombie... Lalu terjadilah kebangkitan mayat! Ya, ada banyak penyebab zombie bangkit, apalagi jenis zombie khusus ini yang lebih membingungkan. Tapi bagaimanapun, kontak dengan darah adalah faktor mutlak!
Inilah alasan mengapa ada zombie di belakang kami! Perhitungan Perusahaan A benar-benar berlapis-lapis!
Kami semua merasakan bulu kuduk merinding, terdiam sejenak. Tiba-tiba terdengar suara "gedebuk" di gudang!
