Aku pernah menggunakan berbagai cara bertarung, tapi jarang memakai jimat. Alasannya dua: Pertama, teknik mengendalikan jimat untuk pertempuran langsung sudah hilang. Saat bertarung, mana mungkin kau konyol menempelkan jimat ke tubuh lawan? Perlu diketahui dalam Pertarungan Ilmu jarak dekat, yang bisa langsung menyerang umumnya jimat lima unsur - jimat yang bekerja pada tubuh lawan. Kedua, Guruku pernah berkata: Terlalu bergantung pada kekuatan luar hanya akan membuatmu jatuh ke tingkat terendah, meski kini jimat umumnya hanya bersifat pendukung.
Jimat-jimat biru yang kumiliki ini secara teknis tergolong jimat bantu lima unsur. Jimat Pengumpul Petir berfungsi membantu pengguna mengumpulkan energi petir dengan cepat tanpa menguras kekuatan jiwa sendiri untuk memanggil petir. Namun efektivitasnya terbatas - setiap jimat hanya bisa memicu satu sambaran petir.
Tapi ini sudah cukup! Apalagi jika dipadukan dengan formasi rahasia yang pernah kupelajari, pasti memadai!
Lima jimat yang kukeluarkan tepat untuk mengaktifkan formasi mini. Formasi ini bersifat agregatif, menyatukan kekuatan lima jimat menjadi satu. Hari ini Tuan Muda akan menghadirkan gaya bertarung yang spektakuler!
Sasaran utamaku hanya Lu Fanming. Untuk yang lain, kupercayakan pada rekan seperjuanganku!
Kotak vermilion dan peralatan menggambar formasi segera terkuras. Gerakanku gesit namun tangan tetap stabil. Melihat medan pertempuran ini, harus kuakui: pertarungan antar seratus 'manusia berkemampuan khusus' ini lebih dahsyat daripada perang konvensional!
Kenangan paling epik tertoreh di Heiyan Miao Village. Puluhan Taoist bersamaan mengayunkan langkah Gang sambil melantunkan mantra untuk Formasi Sepuluh Ribu Petir. Di lereng bukit, puluhan pria bertarung bagai badai petir yang hidup!
Kali ini, tak kalah sengit dibanding sebelumnya, karena masing-masing menggunakan sihir, jejak langkah menginjak formasi bintang, suara mantra yang tak henti-hentinya membentuk mudra. Semua sihir ini harus terhubung dengan alam semesta. Begitu banyak orang merapal mantra secara bersamaan dalam area sempit ini, aura energi alam di tempat ini mulai terganggu, kehilangan keseimbangan alaminya. Manifestasi paling langsung adalah hembusan angin kacau yang tak teratur dari segala penjuru, tanah bergetar samar, dedaunan bergemeresik ditiup angin, rerumputan bergoyang-goyang hingga rebah ke segala arah, atau saling menyilang!
Kemampuan alam semesta, aura energi terkumpul hingga puncaknya – seperti hujan akan turun di pegunungan, angin mengguncang seluruh lantai!
Yang lebih mengejutkan secara visual adalah pasangan mata bersinar hijau khas di kegelapan malam yang muncul di ujung lembah, semakin banyak. Serigala datang! Dalam hembusan angin kacau, di atas tanah yang bergetar, seekor serigala alpha sebesar anak sapi melolong panjang ke bulan purnama. Kawanan serigala diam, dibalas oleh lolongan panjang Xiao Huo yang juga menengadah ke langit...
Inilah perang kelompok 'manusia berkemampuan khusus' dan 'praktisi spiritual' yang membangkitkan gejolak hati, membuat orang ingin kembali ke era mitos itu, ikut serta dalam 'Perang Fengshen' (Perang Pengangkatan Dewa). Mampukah generasi kita meraih nama dalam daftar keabadian?
Menghela napas dalam-dalam, gerakan tanganku sangat cepat namun tetap stabil. Dengan bantuan Mantra Penenang, aku melepaskan diri dari adegan pertempuran yang menggetarkan ini dan sepenuhnya tenggelam dalam kesadaranku. Saat goresan pola jimatku satu per satu mendarat, Formasi Pengumpulan - formasi rahasia khas keturunan Lao Li - segera selesai.
Memejamkan mata untuk memulihkan kesadaranku, saat membuka kembali, Chen Li bersama kelompok pertama telah menerobos keluar dari hutan jarang yang menyembunyikan formasi besar. Hanya berjarak 10 meter, mereka hampir berhadap-hadapan langsung dengan rombongan Lu Fanming.
Rombongan di seberang tidak panik. Sekitar sepuluh orang maju dari barisan. Taoisme juga memiliki praktisi rahasia yang khusus melatih tubuh, sementara yang maju termasuk penganut Buddhisme. Sebenarnya mereka yang mengikuti pasukan gila ini mungkin tak layak disebut penganut agama Buddha lagi. Dalam Buddhisme memang ada biksu jahat, apalagi alirannya sangat banyak, termasuk sekte sesat yang mengatasnamakan Buddhisme!
Aku tak terlalu memperhatikan orang-orang yang maju ini. Yang kusoroti adalah di antara mereka terdapat dua sosok berjubah - bukan manusia, melainkan monster!
Tapi pertemuan jarak dekat ini terjadi dalam sekejap. Kekhawatiranku bahwa Huigen takkan bisa mencegah 'benturan' mereka membuatku menggenggam beberapa jimat. Menyentuhkan ujung jari ke bibir, satu per satu kulepaskan jimat-jimat itu seperti sedang melakukan ritual sakral.
“Saudara-saudara, bertarung habis-habisan! A...” Suara berat Chen Li yang seolah keluar dari rongga dada menggema di lembah, diakhiri teriakan panjang vokal ‘A’ yang melengking. Chen Li mengangkat tongkat tembaga legendaris di tangannya, menjadi yang pertama bertubrukan dengan musuh!
Sasaran tubrukannya ternyata adalah monster berjubah hitam. Monster ini bergerak begitu cepat hingga nyaris langsung menerjang ke barisan terdepan kerumunan.
Tubrukan murni kekuatan melawan kekuatan. Kedua pihak melesat dengan kecepatan maksimal tanpa pertahanan, hanya mengandalkan tenaga penuh. Tubrukan ini bagaikan dua peluru meriam yang saling hantam, menghasilkan dentuman ‘peng’ berat yang mengguncang seluruh lembah...
Keduanya terdiam sesaat sebelum terpental oleh kekuatan dahsyat. Monster berjubah itu berguling seperti labu jatuh, sementara Chen Li mundur terhuyung belasan langkah. Dengan geraman aneh, ia menancapkan tongkat tembaganya ke tanah untuk menstabilkan posisi.
Dalam uji kekuatan ini, Chen Li menang. Monster macam apa ini? Berani adu kekuatan dengan zombie dan justru menang.
Aku merasakan gejolak dalam hati, warisan Tiongkok selama ribuan tahun ini menyimpan banyak orang hebat yang tersembunyi. Meski di era modern manusia mungkin mengambil jalan berbeda, pantaskah cahaya warisan ini memudar karena itu?
Saat itu, teriakan panjang Xiao Huo bergema bagikan musik latar pertempuran di belakang kami. Serigala alpha membalas, kawanan serigala pun menerjang! Di barisan Lu Fanming, tiga orang berjubah maju menyambut serangan kawanan serigala...
Formasiku telah sempurna. Dengan tenang kubentuk mudra, tak bisa lagi memantau medan perang. Kuharap Huigen bisa bertahan seperti pria sejati di gelombang serangan pertama ini. Jika kau memilih jalan seperti ini, jika kau sudah terjebak dalam pusaran ini, inilah proses pendewasaan yang tak terelakkan!
Inilah berkahku untuk Huigen.
Dengan bantuan jimat, proses memanggil petir kali ini hampir tanpa kesulitan. Waktu mengajar kita tumbuh. Dulu kukira aku lemah, seorang pemula, tapi kerap melakukan hal-hal 'mengejutkan' sebagai generasi muda. Kukira ini karena reputasi keturunan Lao Li, karena indera spiritualku. Bahkan saat dapat gelar "Generasi Muda Terhebat" di Pasar Hantu, tetap saja terasa tak nyata, seolah itu pujian berlebihan orang lain...
Ini sebenarnya bentuk ketidakpercayaan diri, juga karena Guruku terlalu melindungiku sejak kecil, namun pergi terlalu tergesa-gesa, sehingga menciptakan ketergantungan dan keraguan diri seperti ini. Tapi setelah melalui begitu banyak hal, hari ini aku tahu diriku mampu memikul beban ini, ini kemampuanku!
Jimat membantu mengumpulkan energi petir. Lima lembar jimat berarti lima petir, satu, dua... Melalui efek formasi, di bawah kendali indera spiritualku, terkumpul menjadi satu. Dalam dunia visualisasi mental khasku, mereka seperti lima naga petir yang saling melilit.
Tidak ada kesulitan! Bahkan saat indera spiritualku rusak sekalipun! Aku terkejut menemukan bahwa tanpa sadar indera spiritualku telah berkembang, namun aku tidak menyadarinya!
Tiba-tiba membuka mata, dalam pandanganku siluet orang lain seolah menghilang. Tatapanku langsung mengunci sosok Lu Fanming dalam pencarianku!
Jari-jari merapat, mantra pengendali petir selesai. Lima naga petir yang bergabung membentuk kilat raksasa yang menyambar langit, menghujam lurus ke arah Lu Fanming. Lu Fanming, ini 'hadiah' pertamaku untukmu!
Seolah mencium bahaya, kulihat Lu Fanming tiba-tiba menengadah, menyaksikan petir menderu dari langit. Dengan bantuan jimat, ternyata akulah yang pertama menyelesaikan sihir di antara semua orang!
‘Berteriak’, Lu Fanming mengeluarkan raungan yang tidak seperti manusia, tubuhnya bergerak dalam sekejap. Petir dan api jelas merupakan musuh besar monster zombie, 'itu' bukan orang bodoh, ingin menghindari sambaran petir ini secepatnya. Tapi setelah kau berubah jadi monster, apakah kecepatan maksimal tubuhmu bisa mengalahkan kilat?
‘Gemuruh’! Petir menghantam keras, menyambar langsung tubuh Lu Fanming!
