Saat meletakkan jimat petir terakhir, tangan yang stabil sejak awal perang ini pertama kalinya bergetar. Pertama, karena ini adalah 5 jimat petir ungu terakhirku. Bagiku, itu adalah kenangan akan Guruku. Kini aku harus menggunakannya. Kedua, kekuatan satu jimat ungu saja sudah menakutkan bagiku, apalagi 5 jimat petir yang digabungkan? Mampukah aku mengendalikannya?
Aku tak bisa memprediksi konsekuensinya. Apa yang akan terjadi jika 5 jimat petir berkumpul? Tapi perang bahkan lebih mengerikan daripada mendayung melawan arus. Mendayung melawan arus hanya berarti tidak maju maka mundur, tapi perang berarti tidak bertarung maka mati, plus harus menanggung konsekuensi mengerikan dari kekalahan.
Pengorbanan sudah terlalu banyak. Darah serigala dan manusia bercampur. Meski Aura Energi alam semesta tidak stabil akibat pertarungan ilmu, angin kencang bertiup kencang, bau anyir darah di medan perang tetap tak tersapu.
Tapi jika kau pikir pertempuran ini sudah mencapai puncaknya, kau salah! Sepuluh monster berjubah itu belum ada satu pun yang mati, tidak satu pun! Sementara kami sudah mengorbankan segalanya!
Saat formasi besar diaktifkan, barulah kekejaman yang sebenarnya dimulai? Selain itu, hampir semua jimatku sudah habis. Ironisnya, aku hanya memberi sedikit masalah pada Lu Fanming. Bahkan apakah dia terluka pun aku tak yakin!
Ini sampai seberapa tingkat pertarungannya? Meletakkan jimat terakhir ke dalam formasi pengumpulan, aku menarik napas dalam-dalam. Aku tidak kecewa, Lu Fanming tidak apa-apa, aku juga baik-baik saja. Sampai saat ini, bahkan belum menghabiskan seperduapuluh kekuatanku. Mengendalikan petir saja apa artinya? Momen pertarungan sebenarnya belum tiba!
Memejamkan mata, kali ini aku tak berani meremehkan. Saat jimat ungu terakhir dimasukkan ke formasi pengumpulan, seketika kurasakan energi mengamuk mulai terkumpul di alam semesta, kecepatannya hampir melampaui imajinasiku...
Kucoba kendalikan energi ganas ini. Untuk pertama kalinya kekuatan jiwaku terkuras sampai tingkat tertentu. Lima aliran petir besar kali ini tidak sekadar saling melilit seperti saat menggunakan jimat lain, tapi anehnya mulai menyatu menjadi satu entitas!
Ini mau apa? Saat proses penggabungan petir selesai, warna keemasannya berubah menjadi lebih pucat namun ukurannya mengecil. Tekanan spiritual yang terpendam membuat rohku gemetar. Aku mengenalinya - pernah mengalaminya dalam Formasi Sepuluh Arah Sepuluh Ribu Petir - Petir Surgawi! Pedang Hukuman Langit sejati - Petir Surgawi! Tapi tak kusangka, lima jimat petir ungu melalui formasi pengumpulan energi bisa berubah jadi Petir Surgawi.
"Itu adalah petir tertinggi. Saat muncul, seluruh langit seolah merendah. Energi dahsyatnya membuat semua orang tak bisa bernapas. Di tengah deru angin, aku membuka mata. Tiba-tiba terdengar 'gemuruh'! Kilat keemasan menyambar langit, menghujam lurus ke bawah."
Mengendalikan petir! Tanganku cepat membentuk segel tangan mengontrol petir surgawi. Yang terakhir kali melakukan ini adalah guruku. Kali ini giliranku. Baru kurasakan betapa berat stresnya!
Petir surgawi bagai raja. Saat muncul, alam semesta hening. Kudengar suara di belakang berkata: "Chen Cheng Yi ternyata memanggil petir surgawi!"
"Apa? Benar itu petir surgawi?"
"Inikah kekuatan generasi muda nomor satu?"
Tak sempat kujelaskan ini cuma kekuatan jimat. Kukendalikan api petir menghantam sasaran Lu Fanming. Seolah merasakan wibawa petir surgawi, Lu Fanming mendadak mengamuk. Sebelumnya entah kenapa ia diam saja, pasif menanggung seranganku. Tapi kini tak berani lagi.
Lu Fanming akhirnya meledak. Gerakannya secepat kilat, jauh melebihi sebelumnya. Tentu ia tak bisa menghindar. Ia malah menerjang Huigen yang sedang berlumuran darah. Seketika, tubuh Huigen sudah terpeluknya!
Tidak! Aku yang awalnya mengendalikan petir surgawi tiba-tiba menjadi gila. Aku tak yakin Huigen bisa menahan serangan petir surgawi. Pada saat itu, kekuatan jiwaku mengalir tanpa henti. Dengan paksa aku mengarahkan petir surgawi ke arah lain - tempat berdirinya sosok berjubah itu. Petir menyambar tubuhnya tanpa peringatan.
'Gemuruh!' Begitu suara petir yang menghantam monster zombie itu. Seperti ledakan kembang api paling megah yang enggan padam. Setelah percikan listrik terbesar mekar, masih ada ribuan bunga api kecil melilit tubuh monster zombie itu, memercikkan suara ledakan pecahan.
Kali ini, monster berjubah itu tak lagi bangkit...
Ia hanya monster kloningan Yang Sheng. Bukan ciptaan langsung tumbuhan ungu. Berapa petir surgawi yang bisa ditahannya? Bahkan ulat ungu yang melawan takdir pun tak sanggup menahan banyak petir. Tak diragukan lagi, monster berjubah ini telah mati total!
'Pfft', setelah petir surgawi menghantam, aku merasakan tenggorokan bergolak dan memuntahkan darah segar. Inilah konsekuensi dari memaksa membalikkan arah petir surgawi yang menguras pikiran. Tapi tak ada waktu untuk memedulikannya. Dengan cemas kulihat ke arah Huigen, namun telinga menangkap mantra aneh yang bergema di belakangku. Melalui indera spiritual, kurasakan energi ganjil dari mantra itu mengalir ke bawah - tepat ke Kelompok Satu yang sedang bertarung habis-habisan. Sumber kekuatan itu sendiri sedang berhadapan langsung dengan Huigen.
Tanpa sempat menoleh, kusaksikan Huigen mengaum ke langit pada saat itu juga. Lu Fanming tiba-tiba mengeluarkan kekuatan setanis, satu tangannya mengunci erat tubuh Huigen sementara tangan lain mencengkeram lehernya. Di belakangnya, Chen Li si pria perkasa itu memeluk erat lengan iblis itu. Otot-otot Chen Li mengembang sampai hampir melampaui batas manusia normal, namun perlahan ia tetap tertarik oleh satu tangan Lu Fanming.
Situasi telah mencapai titik kritis. Jika sebelumnya pembunuhanku terhadap monster berjubah memberi suntikan motivasi, kini Lu Fanming jelas menggunakan metode rahasia yang dalam sekejap membalikkan keadaan pertempuran...
Pertarungan sengit mereka beberapa orang jelas menjadi pusat perhatian di seluruh medan perang. Perhatian semua monster berjubah itu tertuju ke sini, seolah mereka semua menyadari bahwa Huigen dan Chen Li adalah tulang punggung utama. Membunuh mereka berarti pukulan terbesar bagi kami.
Aku harus bertarung habis-habisan! Di saat itu, sebuah tekad membara tiba-tiba membakar seluruh darah panasku. Aku sama sekali tidak boleh membiarkan Huigen celaka. Pikiranku langsung melayang ke para zombie di ruang rahasia Lu Fanming - zombie praktisi spiritual Tiongkok yang meski telah berubah menjadi mayat hidup, masih menyimpan sebagian kemampuan masa hidupnya. Lu Fanming pasti lebih kuat dari mereka! Dia akan membunuh Huigen!
Aku segera bersiap melangkahkan teknik Gang. Tangan Lu Fanming sudah semakin mendekati Huigen. Chen Li hampir tak bisa bertahan lagi. Para monster berjubah juga berusaha mati-matian mendekati 'inti medan perang'. Baik kelompok pertama yang bertarung di bawah, maupun kami yang sedang melakukan ritual di atas, semua berusaha mati-matian menghentikan ini.
Mataku merah membara memandangi rekan-rekan seperjuangan. Beberapa wajah mereka pucat seperti kertas emas karena pertarungan spiritual telah melampaui batas daya tahan jiwa. Beberapa bahkan lebih mengenaskan daripada diriku yang muntah darah ini - tujuh lubang di wajah mereka mengalirkan darah! Ini benar-benar batas kemampuan manusia!
Sekalipun pertempuran berakhir, kondisi terberuntung mereka adalah tenaga dalam akan mundur beberapa tahun. Bagaimana mungkin aku tidak menjadi gila? Aku sudah tak peduli lagi dengan kartu as yang kusimpan untuk bertarung habis-habisan. Saat ini juga, aku harus bertarung mati-matian.
Tapi saat itu, sepasang tangan menarikku. Mas Yuan Yi berkata padaku: "Lihatlah Huigen, lihat Qiangzi. Dan kali ini biarkan aku yang maju, mengerti? Kita pernah berjanji pada Wang Wu, kau adalah kartu as kemenangan kami. Aku tak akan membiarkanmu bertarung habis-habisan sekarang!"
Sambil berbicara, Mas Yuan Yi mengeluarkan stempel besar. Dengan senyum ia berkata: "Ini pertempuran sesungguhnya pertamaku setelah pulih. Menurutmu, apakah kharismaku sudah memudar dibanding dulu?"
Saat itu, aura kepahlawanan Mas Yuan Yi menyambar langit!
Saat itu, aura kepahlawanan Mas Yuan Yi menyambar langit! Aku seolah melihat sosoknya di masa lalu. Stempel besar di tangannya dihiasi ukiran jiao langka. Seluruh stempel terbuat dari bahan tak dikenal, bening dan tembus pandang, namun menyimpan tekanan misterius dan vitalitas di dalamnya.
Aku juga tahu, keunggulan sejati keluarga Yuan terletak pada teknik cap dan stempel besar. Guruku pernah menceritakan legenda: Kakek tua Mas Yuan Yi, hanya dengan satu stempel, menyegel puluhan hantu jahat berusia ratusan tahun dalam satu malam! Kemegahan yang menggapai langit itu tak tertandingi...
