Kami melihat dengan jelas, selain naga utama, lukisan dinding di gunung itu memiliki karya seni lain yang sangat mencolok.
Jika hanya ada tambahan lukisan lain, ini tidak akan membuat kami terkejut. Yang benar-benar mengherankan adalah kami sangat familiar dengan lukisan ini karena pernah melihat jenis yang serupa!
Lukisan itu menggambarkan orang-orang - mereka yang mengenakan topeng aneh itu.
Ekspresi pada topeng itu pernah memicu tebakan saya: apakah ada hubungan dengan organisasi Xiao Chengqian? Kemudian Xiao Chengqian sendiri menghubungi saya, mengatakan bahwa Makam Naga ini mungkin adalah makam leluhurnya, semakin memperkuat dugaan saya.
Hingga kemudian Ruxue memberitahu bahwa ini adalah Makam Naga, keraguan itu pun sirna. Tapi kini melihat lukisan dinding ini, pertanyaan itu muncul lagi: Mengapa para pemakai topeng ini muncul dalam ukiran tebing? Benarkah ada hubungan?
Saya terus berjalan sambil mengamati, namun lukisan itu tidak memiliki alur cerita yang jelas. Para pemakai topeng itu seperti sedang melakukan ritual - semuanya bersujud menyembah siluet naga. Karena terlalu monoton, setelah lama mengamati tanpa hasil, saya memutuskan untuk melanjutkan pendakian ke puncak gunung.
Setelah seratus meter berikutnya, lukisan dinding kembali menunjukkan perubahan. Dalam adegan simbolis yang sama repetitifnya, terungkap tekad para pemakai topeng untuk mengikuti naga hingga akhir: melewati gunung berapi, mempertaruhkan nyawa, tetap setia mengikuti.
Orang-orang apa sebenarnya ini? Aku menemukan semakin banyak teka-teki yang menghadang, kukira dengan terus mendaki, seratus meter lagi pasti akan muncul konten baru.
Tapi tidak. Kami naik tak terhitung anak tangga, mungkin sudah lima enam ratus meter berputar-putar, lukisan dinding itu tak lagi menunjukkan perubahan apapun sampai kami memasuki zona kabut yang lebih pekat!
Kali ini, lukisan akhirnya berubah. Para pemakai topeng menghilang, yang muncul justru garis-garis besar berantakan yang awalnya tak bisa dikenali. Setelah menempuh dua ratus meter, baru terlihat jelas dari atas ke bawah: garis-garis itu membentuk gambar ular kobra sedang bersujud pada naga! Ini...ini roh siluman besar pertama yang ditampilkan!
Benar saja, memang ada hubungannya.
Secara instingtif aku menengadah, tapi semakin ke atas, kabut semakin pekat seolah sedang naik ke langit. Sama sekali tak bisa melihat apa yang ada di atas.
Di ketinggian, udara mulai tipis. Aku tak bisa menahan pikiran: dengan topografi seperti ini, berapa sebenarnya ketinggian gunung ini? Jika terus tanpa batas, kami pasti takkan sanggup mendaki karena harus menghadapi siksaan kekurangan oksigen.
Praktisi spiritual toh juga manusia!
Namun kekhawatiranku sia-sia. Dengan tubuh yang lelah, kami terus memanjat. Ternyata setiap 200 meter terdapat ukiran siluman besar! Secara berurutan kulihat Kura-kura Malas, Rubah Muda, dan di puncak, yang terlihat justru Si Bodoh!
Akhirnya kami tiba di ujung tangga. Seluruh bentuk kepala naga terlihat jelas. Tak ada keraguan, bukankah ini naga dari legenda kuno? Wajah kuda, tanduk rusa, naga berkaki lima!
Kupikir tak perlu heboh. Tapi Naga adalah totem Tiongkok, kami pun menyebut diri penerus naga. Melihatnya langsung, mana mungkin tak gempar?
Tapi setelah kegembiraan mereda, refleks kuangkat pandang ke atas.
Saat ini kabut tak lagi menutupi area atas. Kami telah mencapai titik akhir - sebuah platform yang menjorok ke luar!
Bentuk platform tak jelas terlihat. Seperti bayangan raksasa menyelimuti kepala kami. Mungkin harus berdiri di atasnya untuk melihat wujud aslinya.
Di kedalaman awan yang tak terjangkau, kami lupa sedang berada di ketinggian ribuan meter. Kabut sekitar menciptakan ilusi. Kami hampir berlari ke atas. Pendakian panjang telah menguras fisik dan mental. Melihat akhir perjalanan, kegembiraan ini tak terungkap dengan kata-kata.
Setelah memanjat ke platform, kami baru terkejut menemukan bahwa di sini sama sekali tidak ada apa-apa. Namun bentuk keseluruhannya menjadi jelas, jelas-jelas berbentuk cakar naga yang sangat aneh. Tapi apakah hanya ini?
Di manakah Makam Naga yang legendaris itu?
Kami melihat ke sekeliling, hanya Arwah Tua Wu yang tetap tenang. Aku melirik tajam ke Arwah Tua Wu, segera ingin membuatnya menjelaskan situasi. Arwah Tua Wu mengkerut ketakutan, baru ingin bicara tiba-tiba angin berhembus mengusap kabut di depan, dan di depan mata kami muncul jalan kecil yang diselimuti kabut!
Apa?!!
Inilah pemikiran setiap orang kami. Di dalam hati, puncak ini sebenarnya tidak pantas disebut gunung, lebih mirip pilar. Secara instingtif kami mengira Makam Naga berada di puncak gunung yang datar dan tidak terlalu luas.
Bagaimana mungkin ada jalan kecil tersembunyi dalam kabut di sini? Konsep dimensi ruangku yang payah tidak bisa merekonstruksi bentuk topografi seperti apa ini. Adakah yang begitu aneh di dunia ini? Apakah berbentuk payung? Ini benar-benar omong kosong! Atau gunung berbentuk cangkul?
Pikiran ini membuatku terdiam tak percaya, sulit menerimanya sendiri sehingga ragu melangkah ke jalan kecil ini!
Arwah Tua Wu menghela napas: "Langkahkan kaki, akan terjadi perubahan ajaib. Dulu kami lima bersaudara juga terkaget-kaget, tapi hal-hal misterius di dunia fana mana bisa seluruhnya kita pahami."
“Kemampuan menerima Kak Cheng Xin lebih baik dariku,” dia berkata padaku, “Cheng Yi, apa kau lupa keberadaan pintu gerbang pasar hantu di gunung? Jika hal seperti itu bisa ada, apa artinya ini? Guruku pernah bilang, waktu adalah alam semesta, ruang adalah kosmos, lalu mereka membentuk alam semesta. Jika teka-teki waktu dan ruang bisa terpecahkan, bukankah itu berarti kita memahami alam semesta? Jangan terlalu banyak berpikir, mari kita lewati saja.”
“Hmm.” Aku mengangguk! Jika para ahli kuno bisa menciptakan pintu gerbang di dimensi yang mampu menampung roh praktisi spiritual, maka tidak aneh jika siluman tingkat tinggi memiliki makam seperti ini.
Jadi, kuhela napas dalam-dalam, kukumpulkan keberanian dan melangkah ke jalan setapak kecil ini. Syukurlah, ini hanya jalan sempit untuk satu orang, keunggulan topografi kami masih tetap ada!
Kubayangkan ini sambil berusaha membuat diriku santai, tapi mana mungkin bisa santai?
Karena begitu menginjakkan kaki di jalan ini, kurasakan sekejap ketidaknyataan. Benar, perasaan tidak nyata ini. Apakah ini ilusi tingkat tinggi? Hanya ini tebakanku!
Tapi meski itu ilusi, aku harus terus maju. Perasaan tidak nyata sekejap itu membuatku meragukan apakah aku tiba-tiba ada dalam bentuk roh? Soalnya dulu melewati pintu gerbang itu memang harus dalam wujud roh!
Tapi kuraba tubuhku - ada suhu, kelembutan daging masih ada. Badan jasmaniku benar-benar nyata!
Aku ingin menoleh untuk mengatakan sepatah kata pada Kak Cheng Xin, hanya ingin mengungkapkan perasaan dalam hati. Namun sebelum sempat menoleh, Arwah Tua Wu sudah berteriak keras padaku: "Cheng Yi, jangan menoleh! Jangan sekali-kali menoleh!"
Mengapa tidak boleh menoleh? Alisku berkerut. Ditambah sifat keras kepala yang melekat pada diriku, akhirnya kuabaikan larangan Arwah Tua Wu. Dengan cepat kumentalikan kepala - dan hampir saja terjatuh karena benar-benar terkejut!
Kak Cheng Xin segera menopangku sambil bertanya: "Ada apa?" Saat ia ikut menoleh, kami berdua saling berpegangan. Berkat itu kami tidak jatuh dari jalan setapak misterius ini.
Arwah Tua Wu menghela napas: "Sudah kularang kalian melihat, tetap nekat. Sekarang ketakutan kan? Jangan sampai terjatuh dari jalan ini! Tempat jatuhnya tak seorang pun tahu."
Tapi bagaimana mungkin kami sempat berbicara dengannya? Kami masih terpaku dalam kejutan yang mengguncang jiwa!
Apa yang kami lihat? Kami melihat - diri kami sendiri berdiri di mulut jalan setapak itu!
Adakah yang lebih menakutkan daripada melihat sosok diri sendiri? Praktisi spiritual pun tak kebal. Apalagi kami yakin ini bukan kondisi roh. Tak seorang pun bisa menjelaskan, bahkan Arwah Tua Wu yang pernah ke sini pun tak tahu jawabannya!
“Cermin? Tingkat tertinggi dalam lingkungan Taoisme, itulah cermin, memantulkan dunia nyata beserta seluruh penghuninya secara utuh.” Aku bergumam pelan. Secara normal mustahil aku mengetahui sihir tingkat tinggi seperti ini, mungkin itu hanya teknik dewa yang ada dalam legenda. Tapi banyak kitab kuno Taoisme mencatat: ilusi tingkat tinggi tak berbeda dengan dunia nyata, itulah dunia cermin!
Jangan-jangan kita berada di dunia dalam cermin?
Tapi Ruxue menggelengkan kepala, Ia berkata: "Ini bukan ilusi."
Bukan ilusi, lalu apa lagi?
