Tujuh emosi dan enam nafsu manusia - baik dalam Taoisme maupun Buddhisme - harus dilepaskan. Pada akhirnya hanya tersisa 'kebenaran yang lebih besar' dan 'kebaikan besar' yang sesuai dengan Langit. Aku selalu merasa kontradiksi di sini: hal-hal yang katanya harus dilepaskan itu justru menjadi pendorong semangat dan penjaga hati, memicu potensi manusia meledak pada momen tertentu, atau membuat nyawa bersinar megah di saat-saat krusial.
Atau, mungkin penglihatanku belum cukup jernih. Mungkin ketika mencapai level tertentu, seseorang tak lagi terikat oleh cinta-cinta kecil seperti ini, hanya akan tersentuh oleh kebenaran yang lebih besar atau kebaikan besar, bahkan berkorban. Tapi ini masih di luar pemahamanku, atau mungkin Guru leluhur yang memahaminya?
Bagaimanapun juga, penampilan semua orang di momen ini membuat hatiku dipenuhi rasa tersentuh dan heboh, seolah kelelahan yang berasal dari kedalaman roh pun berkurang banyak, sekali lagi dipenuhi tekad untuk terus berjaga semua ini.
Motivasi dan tekad baru itu memunculkan kekuatan tak terduga dariku, berhasil mempertahankan serbuan kepala hantu yang memenuhi langit ini, tak membiarkan mereka maju selangkah pun!
Tapi meski begitu, orang-orang itu akhirnya tak bisa ditahan lagi. Weng Li tertawa terbahak-bahak menjadi yang pertama melangkah maju, diikuti kerumunan di belakangnya.
Jarak sekitar lima meter, sebenarnya sudah menyisakan tanah lapang yang cukup luas. Weng Li tertawa terbahak-bahak menjadi yang pertama maju, segera saja area itu dipenuhi kerumunan berjejal, sekitar tiga puluh hingga lima puluh orang.
Jika ingin menggunakan Ilmu besar dengan menggerakkan langkah Gang, tanah lapang sebesar itu sudah cukup.
Keunggulan yang kami pertahankan sejak awal perlahan mulai berkurang!
Weng Li memandangku dengan sombong. Kupikir jika dia tidak masih menjaga orang-orang dari aliran Xiao Chengqian, mungkin dia akan melakukan ritual rahasia untuk merangsang ledakan kepala hantu ini dan langsung mengalahkanku. Tapi demi pertahanan, dia tak ingin energi hantu terkuras terlalu banyak!
Aku tidak bisa memikirkan apa-apa lagi, hanya mengulang gerakan secara mekanis dan mati rasa dengan memukul kembali kepala hantu yang muncul. Saat ini bahkan berpikir pun terasa sangat melelahkan.
Tapi, aku bisa merasakan dua kubu energi yang melambung tinggi di belakangku. Lalu kurasakan hembusan angin sesekali di sekitarku - Xiao Xi dan Xiao Mao ternyata melayang di sampingku.
Bentuk mereka sekarang normal, hanya dua musang kecil. Tapi ada perbedaan mendasar: mata mereka menguning, bulu-bulu mereka terlihat kebiruan. Setelah diperhatikan, bukan warna bulu yang berubah, melainkan lapisan cahaya biru tipis menyelimuti tubuh mereka sehingga sekilas terlihat seperti bulu mereka berubah warna.
Melihat Xiao Xi dan Xiao Mao, jantungku berdesir. Tiba-tiba teringat satu ritual rahasia: Tubuh siluman terlalu kuat sehingga sulit menggunakan kekuatan sihir berbasis roh. Tapi ritual perangsang roh bisa memecahkan masalah ini, memungkinkan siluman melancarkan serangan spiritual yang melukai roh!
Ini termasuk ritual terbatas yang dimiliki siluman!
Tapi disebut ritual rahasia pasti ada konsekuensinya. Sebagai manusia, pengetahuanku tentang ritual ini terbatas. Yang kuketahui, ini membutuhkan pembakaran tenaga dalam hasil latihan spiritual untuk merangsang roh, kurang lebih seperti itu.
Jika Xiao Xi dan Xiao Mao bertarung seperti ini dan terus menunda, maka mereka benar-benar akan kembali menjadi dua musang biasa. Saat itu, kecerdasan spiritual mereka akan hilang sama sekali!
Aku tak bisa mengungkapkan kesedihan dan kemarahan dalam hati. Menurutku, membuat orang normal yang bisa berpikir kembali menjadi 'idiot kacau' adalah hal yang lebih menyakitkan daripada mati. Hal yang sama berlaku untuk Xiao Xi dan Xiao Mao!
Aku tak boleh membiarkan ini terjadi! Aku menggigit Taring Harimau-ku keras-keras!
Karena kebocoran energi spiritual Xiao Xi dan Xiao Mao, mereka memiliki sedikit kemampuan untuk menahan serangan kepala hantu. Energi spiritual yang mengambang di cakar mereka juga memberi kemampuan untuk menghancurkan kepala hantu.
Dengan bergabungnya mereka, tekanan padaku tiba-tiba berkurang. Saat ini, kami bisa menahan kepala-kepala hantu itu dengan susah payah, dan aku bisa melakukan langkah berbahaya yang kurencanakan!
Aku mengembalikan sebagian roh ke tubuhku. Seharusnya ini cukup? Jika tidak, aku harus merangsang diriku sepenuhnya!
Aku mengendalikan tubuhku sambil merasakan sensasi aneh terpisahnya diri menjadi dua. Tapi tak ada waktu untuk merenung. Dalam pertarungan terakhir melawan si kecil, aku sudah bekerja sama dengan proses penyatuan roh. Kali ini harus lebih maksimal!
Sambil berpikir demikian, tubuhku bergerak mengambil dua botol pil dari tas jaring kecil. Kalau tidak bertarung habis-habisan sekarang, kapan lagi?
Salah satu pil tersebut adalah pil yang merangsang kekuatan jiwa dan potensi manusia, jenis yang paling ampuh. Aku menggenggam pil itu dan tanpa ragu menelan satu butir. Gerakan sederhana seperti ini masih bisa kulakukan.
Kemudian, kubuka botol lain berisi pil yang jauh lebih berharga. Ini adalah pil pemelihara kekuatan jiwa yang disiapkan Wang Feng untukku. Setelah digunakan bersama Mas Yuan Yi sebelumnya, masih ada sisa sedikit yang kusimpan untuk keadaan darurat. Tapi sekarang, masih relevankah memikirkannya?
Tanpa berpikir panjang, kutuangkan tiga butir sekaligus. Masih kuingat perkataan Wang Feng: "Terlalu banyak hanya akan mubazir. Lebih baik dikonsumsi dengan jarak waktu agar obat terserap sempurna." Tapi dari mana lagi aku punya waktu untuk mengatur jarak?
Dua pil yang kuminum tanpa mempertimbangkan dosis itu meledak dalam tubuhku seperti bubuk mesiu. Tubuhku yang kehilangan roh, dengan lima indera tidak berfungsi dan mati rasa, tiba-tiba merasakan panas membara yang menyambar. Kedua mataku terbuka lebar, memerah menyala.
Tapi, lebih keras lagi! Lebih keras! Sebagai pengguna obat seperti aku, yang kutakuti bukanlah efek obat yang terlalu kuat, melainkan efek yang tak cukup untuk menyelesaikan misiku.
Ledakan efek obat yang dahsyat ini memberikan stimulus besar pada penyatuan rohku dengan Si Bodoh. Pada saat itu, kurasakan kegilaan, mungkin juga terpicu oleh pengorbanan Xiao Xi dan Xiao Mao!
Aku mulai kehilangan kendali, tak lagi mempedulikan pertahanan total. Untuk setiap kepala hantu yang menerobos garis pertahananku, aku menggunakan cara ekstrem 'menyiksa hingga mati'!
Kegilaan ini memicu banyak orang di antara kerumunan itu mengeluarkan suara dengusan, karena kepala hantu terhubung secara spiritual dengan mereka. Matinya satu hantu berarti karma balasan bagi diri mereka sendiri adalah hal yang wajar!
Sepertinya aku kehilangan rasionalitas, hanya ingin membunuh semua mereka. Tak mau tenaga dalam Xiao Xi dan Xiao Mao terkikis seiring berjalannya waktu. Aku takut setelah pertempuran besar ini, yang kulihat hanyalah dua musang biasa tanpa kekuatan spiritual!
Mereka mengikuti kami untuk mencari takdir, bukan kehilangan tenaga dalam yang paling penting ini!
Aku seperti orang gila, untungnya kegilaan ini tidak membuat garis pertahanan runtuh, karena Xiao Xi dan Xiao Mao juga berjuang keras menjaganya bersamaku!
Tapi kegilaanku ini memicu kemarahan Weng Li. Bagi dia, 'musuh' terbesar bukanlah aku, melainkan aliran Xiao Chengqian. Di matanya, aku bahkan tak pantas bersaing dengan mereka. Tindakanku ini merusak kekuatan aliran mereka!
Maka Weng Li murka. Dia meniup peluit sambil merapal segel tangan. Para kepala hantu mundur histeris mengikuti siulan. Dengan peluit masih di mulut, Weng Li berbicara tak jelas kepada sesepuh aliran Xiao Chengqian di sampingnya: "Kekuatan jiwa, dalam jumlah besar! Aku akan menggunakan ritual rahasia!"
"Menggunakan ritual rahasia mungkin hanya salah satu alasannya, alasan terpenting mungkin karena jika energiku terkuras, kau juga harus ikut terkuras!"
Aku malas mengurus pertikaian internal mereka. Kepala hantu yang mundur memberiku sedikit waktu untuk bernapas. Aku juga perlu waktu untuk menyelesaikan rencanaku!
"Xiao Xi, Xiao Mao, hentikan ritualnya, biar aku yang lanjut!" Suara Kak Cheng Xin berkumandang di belakangku.
Kupandang Kak Cheng Xin. Seluruh tubuhnya gemetar. Tiga pil merah menyala di depannya mulai bergetar tak wajar. Kak Cheng Xin berkata, "Cheng Yi, mundurlah!"
Ekspresinya semakin pucat, namun nada suaranya tak terbantahkan. Aku mengangguk pelan sambil mundur perlahan.
"Hampir jadi. Pil warisan aliran pengobatan ini hanya ada sepuluh butir. Hari ini sudah pakai tiga, benar-benar menguras hatiku." Kak Cheng Xin menyunggingkan senyuman, tapi tak kulihat rasa sesal di wajahnya.
Di sisi lain, kekuatan jiwa dalam jumlah besar membanjiri Weng Li. Dengan gerakan gila, ia memukuli tubuhnya sendiri hingga tiba-tiba memuntahkan sejumlah darah berwarna gelap dengan kilau permata aneh.
Aku menatap tajam, karena dalam sekejap itu, aku langsung mengenali darah tersebut. Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana darah itu dibiakkan, tapi kira-kira aku tahu, itu adalah 'darah spiritual' yang sengaja dikembangkan oleh kultivator jahat sejak mulai melatih kepala hantu. Karena kepala hantu dipenuhi energi negatif dari emosi buruk, darah itu pun memiliki sifat serupa - menjadi nutrisi terbaik bagi mereka. Biasanya darah ini tersimpan di dalam jantung!
Banyaknya jumlah terkait dengan kedalaman cultivation kultivator jahat. Hari ini Weng Li mengeluarkan sedikit saja, itu sudah termasuk pendarahan hebat!
Tapi yang akan dilakukannya jauh lebih dari ini!
Bagaimana jadinya ketika berhadapan dengan pil misterius Kak Cheng Xin yang bahkan tidak pernah ia ceritakan padaku?
Di sisi lain, Ruxue tetap terpejam matanya, terus memanggil dengan suara lirih seperti nyanyian lembut, seolah telah tenggelam dalam dunianya sendiri.
