'Darah spiritual' yang dimuntahkan Weng Li ditampung dalam alat ritual khusus. Kemudian ia menyalakan lilin dari bahan tak dikenal, memasukkannya ke alat ritual itu, lalu meletakkan alat tersebut di tengah arena.
Saat alat ritual mulai mengeluarkan asap merah tua yang aneh, semua kepala hantu di arena berkerumun dengan rakus mengelilingi asap merah itu. Hanya dalam hitungan detik, mereka menjadi sangat bersemangat seperti disuntik darah ayam.
Tapi ini belum berakhir. Weng Li melirikku, tiba-tiba berbicara kepada ku yang telah menjelma menjadi harimau: "Generasi muda pamer ilmu, benar-benar lancang. Dalam komunitas kita, hierarki generasi ada alasannya. Kau harus membuka lebar-lebar matamu yang seperti anjing ini dan perhatikan baik-baik."
Generasi muda pamer ilmu? Apakah maksudnya aku? Aku merasa bingung. Kalian yang ingin membunuhku, aku mengeluarkan ilmu pamungkas keturunan Lao Li, kok disebut pamer ilmu?
Tapi setelah dipikir, tidak sulit dimengerti. Inilah ekstremitas 'Jalan Aku' yang selalu dianut kultivator jahat. Segalanya adalah aku, seluruhnya adalah aku. Bagaimana mungkin di 'dunia'ku ada orang lain yang terus mencuri perhatian dan mengalahkanku? Apalagi hanya generasi muda.
Aku tentu tak akan memperdebatkan ucapan Weng Li, malas berargumen. Yang kusadari, ilmu besar yang akan dia gunakan pasti luar biasa!
Kak Cheng Xin bisa? Dia malah menyuruhku mundur!
Bukan tidak percaya pada Kak Cheng Xin, tapi karena aku belum pernah melihat aliran pengobatan turun tangan. Mereka jarang berkelahi atau bertarung ilmu. Aku khawatir Kak Cheng Xin tak bisa menilai situasi pertempuran dan kekuatan lawan dengan akurat, sehingga terjadi kesalahan yang berbahaya.
Sambil berpikir begitu, kupandang Kak Cheng Xin dengan cemas. Di sampingnya, Xiao Xi dan Xiao Mao telah menghentikan ritual rahasia, beristirahat dengan lesu. Arwah Tua Wu diselimuti aura hitam yang bergelora, ekspresi ragunya semakin jelas. Aku penasaran: Lao Wu pasti menyembunyikan sesuatu. Apa lagi yang dia ragukan?
Tetapi semua itu bukan fokus perhatian, yang penting adalah Kak Cheng Xin!
Saat ini, pil di depan Kak Cheng Xin bergetar semakin hebat, permukaannya dipenuhi retakan bertumpuk seperti ada sesuatu yang hendak menerobos keluar dari dalam pil. Ini benar-benar menghancurkan pola pikirku.
Namun Kak Cheng Xin yang berlutut pucat di belakang pil itu berkata dengan tenang namun bergetar: "Ini belum cukup."
Apa yang belum cukup? Sebelum sempat berpikir, kulihat Kak Cheng Xin mengambil jarum emas khusus dan menusukkannya ke tubuhnya sendiri. Masih butuh Jingxue?!
Bisakah Jingxue disia-siakan seperti ini? Aku panik dan khawatir. Dulu di Desa Miao Heiyan aku pernah mengalami nasib serupa, tahu betapa bahayanya kehilangan terlalu banyak Jingxue. Tiba-tiba Kak Cheng Xin berseru: "Cheng Yi, cepat lakukan apa yang harus kau lakukan sekarang! Apa aku sebagai ahli aliran pengobatan tidak bisa merawat diri setelah ini?"
Teguran keras Kak Cheng Xin membangunkanku. Memang ini bukan saatnya menghitung untung-rugi. Aku segera mundur ke arah tubuhku sambil melirik Weng Li - mataku langsung terbelalak!
Saat ini Weng Li telah meniup peluitnya lagi, seluruh tubuhnya gemetar. Meski ada tambahan kekuatan jiwa, mengendalikan kepala-kepala hantu sendirian pasti sangat melelahkan baginya, apalagi dia sedang menyusun Ilmu besar, bukan sekadar trik biasa.
Weng Li menjepit segel tangan yang rumit, berusaha menyelesaikan ilmu besar ini. Di tengah ritualnya, kepala-kepala hantu itu mulai perlahan menyatu. Inilah ilmu besar yang hendak diselesaikan Weng Li - ilmu kultivasi jahat legendaris yang mengumpulkan kekuatan semua kepala hantu dan menyusunnya kembali.
Ilmu besar ini dalam desas-desus selalu dianggap sebagai sihir yang eksis secara teori. Alasannya, menyelesaikannya membutuhkan kekuatan jiwa yang luar biasa besar dengan banyak kesulitan teknis. Kultivator jahat tingkat tinggi sekalipun, yang bisa menyatukan tiga kepala hantu saja sudah dianggap hebat, kecuali jika kepala hantu saling menelan hingga tersisa satu yang kuat.
Tapi metode itu tidak pantas disebut ilmu! Proses penelanan justru lebih banyak menyia-nyiakan energi daripada mencernanya. Yang sedang dirapal Weng Li inilah ilmu besar sejati!
Ilmu besar yang diselesaikan dengan kerja sama dua aliran! Mereka malah ingin menggunakan ini untuk menghabisi kami secara cepat. Weng Li juga main kotor - dengan cara ini selain mengalahkan kami, mereka tidak banyak kehilangan kekuatan, malah memaksa lawan menguras lebih banyak energi jiwa untuk melawan.
Aku tak boleh overthinking. Meski khawatir dengan Kak Cheng Xin, aku harus beri dia kepercayaan mutlak. Saat ini ada hal lebih penting yang harus kulakukan - ilmu Zhongmao!
Aku tak bisa sepenuhnya melepas status penyatuan roh dengan Si Bodoh, karena penyatuan roh bukan tanpa batas. Dalam sebulan sebaiknya hanya dilakukan sekali, maksimal tiga kali dengan jeda minimal dua hari tiap sesi.
Aturan seperti ini bukan karena teknik menyatukan roh tidak bisa digunakan akibat kekuatan yang tidak mencukupi, melainkan karena takut memicu konsekuensi mengerikan berupa asimilasi roh. Begitu asimilasi terjadi, kengeriannya sudah di luar imajinasi manusia. Saat itu akan tercipta entitas kacau dimana aku bukan lagi aku, dan Si Bodoh bukan lagi Si Bodoh. Hal ini bertentangan dengan Tao Langit. Begitu terbentuk, akhir yang dihadapi adalah Hancur lebur.
Karena itu, selama masih dalam pertempuran, begitu penyatuan roh dilakukan, keadaan ini tidak bisa dengan mudah dibatalkan.
Aku hanya bisa mempertahankan tenaga Hun yang cukup untuk mempertahankan keadaan menyatukan roh. Sisanya kembali ke tubuhku. Saat itu, tubuhku yang hanya menyisakan sisa roh sedang berjuang keras melakukan langkah Gang. Karena Hun yang tidak lengkap, setiap langkah terasa sangat sulit. Ini bisa dilakukan karena indera spiritualku yang luar biasa, sebab mustahil dilakukan dalam keadaan normal. Penyatuan roh dan ilmu Zhongmao dilakukan bersamaan.
Sekarang, keadaan menyatukan roh hanya bisa dipertahankan dengan susah payah. Kekuatan tempur turun lebih dari enam lapis. Namun kembalinya sebagian besar Hun membuat ilmu Zhongmaoku akhirnya bisa dijalankan setengah normal, meski kecepatannya jauh lebih lambat dari kondisi normal.
Saat itu, jarang-jarang aku mendapatkan ketenangan sejenak. Bagian diriku yang sedang melakukan ritual tidak perlu dibahas, sementara bagian lain justru bisa mengamati sekitar melalui Si Bodoh. Pengalaman ini sangat unik. Pada momen inilah, dengan sensitif kusadari bahwa tiga makhluk kecil yang sebelumnya ikut bertarung dan menelan energi di belakang – rubah muda, ular menggemaskan, dan kura-kura malas kedua – sudah tidak berada di garis depan pertempuran lagi. Mereka justru berada di dekat Ruxue yang ada di kedalaman lembah.
Mereka diam-diam ada yang berjongkok, ada yang tergeletak. Sama sekali tidak melirik ke arah pertempuran sengit di sini.
Apakah ada sesuatu yang akan terjadi? Aku bingung tidak mengerti. Namun pikiran ini tiba-tiba terinterupsi oleh teriakan menggelegar yang memekakkan telinga. Teriakan itu begitu memilukan, seolah sedang memamerkan kekuatan yang bergema di seluruh lembah. Mustahil bagiku untuk mengabaikannya.
Firasat buruk muncul di hatiku. Benar saja, ketika kumandangkan kepala, penggabungan kepala hantu telah sepenuhnya selesai. Sebuah entitas yang tampak lebih kuat dari Raja Hantu kini berdiri tegak di mulut lembah. Hanya satu meter di depan makhluk yang sedang menjerit ke langit itu, terlihat Kak Cheng Xin yang masih berlutut.
Di hadapan tubuh spiritual raksasa ini, siluet Kak Cheng Xin terlihat kecil namun tidak lemah. Tulang punggungnya tetap tegak, tanpa secuil pun niatan untuk mundur!
Weng Li akhirnya menyelesaikan ilmu besarnya, kumpulan kepala hantu elit sektemakin membentuk entitas yang lebih hebat dari Raja Hantu. Yang berbeda, Raja Hantu sejati jauh tidak sekejam dan sesinis ini jika dibandingkan. Ditambah lagi emosi negatif seperti iri hati, kesakitan, kecemasan, kesedihan, ketegangan dan sebagainya telah terkumpul bersamaan. Pengaruh yang menyebar ini bisa membuat orang dengan sifat dasar lemah menjadi gila!
Weng Li menatap kami sambil tertawa bangga. Bukankah tawanya juga ditujukan pada aliran Xiao Chengqian? Memang dia punya alasan untuk berbangga, karena berhasil menyelesaikan ilmu luar biasa yang menciptakan makhluk di hadapan kita ini. Sungguh hal yang patut ditertawakan dengan bangga.
Tapi Weng Li bukanlah orang bodoh yang hanya asyik berbangga. Sesaat kemudian dia meniup peluit. Makhluk yang sedang meraung panjang histeris itu tiba-tiba berhenti. Sepasang bola mata kejam dan dinginnya mengunci Kak Cheng Xin, tatapannya seperti melihat semut.
Kenapa Kak Cheng Xin belum bereaksi? Aku mengencangkan cakar harimau, perlahan melangkah maju. Aku yakin dengan kecepatanku. Jika Kak Cheng Xin benar-benar dalam bahaya, tanpa ragu akan kuterjang sambil memanggil rohku untuk menyatu. Sekalipun konsekuensi menghentikan ilmu Zhongmao secara paksa sangat berat!
Mataku menatap tajam ke arah makhluk itu, langkah kaki terus mendekat. Tapi makhluk itu sama sekali tak memperhatikan keberadaanku. Ia mengangkat salah satu kakinya, lalu menginjak cepat ke arah Kak Cheng Xin.
Di detik itu juga aku berlari sekencang-kencangnya. Tubuh Kak Cheng Xin memang tak merasakan sakit, karena wujudnya adalah entitas spiritual. Tapi aku yakin sepenuhnya, tendangan ini bisa menghancurkan roh Kak Cheng Xin dengan kekuatan mutlak, atau setidaknya mengusir paksa rohnya keluar dari tubuh untuk ditelan!
Namun Kak Cheng Xin seperti terbuai oleh tiga pil obatnya, tetap tak bergeming. Aku hampir sampai, harus menghalanginya dengan tubuhku!
Saat hendak memanggil kembali hun-ku, tiba-tiba kaki besar itu terhalang. Xiao Xi yang seluruh tubuhnya menyala biru seperti meteor, menabrak kaki itu!
Makhluk itu sempat terhuyung, tapi segera melanjutkan injakan dengan ekspresi kejam. Meteor biru lain menyambar - Xiao Mao! - menabrak kaki itu dengan keras.
Amarahku meledak. Ingin kuteriakkan nama mereka, tapi yang keluar justru gemuruh harimau: "Xiao Xi, Xiao Mao!" Jantungku terasa diremas sampai perih.
