X Pool di malam hari telah menjadi hamparan kegelapan. Cahaya bulan adalah satu-satunya sumber penerangan, apalagi di kedalaman yang gelap ini.
Aku dan Xiao Chengqian menyelam berurutan ke bawah. Kamera di tubuh kami mulai bekerja. Penerangan dari kamera ditambah senter bawah air di tangan kami, membuat jarak pandang kami cukup jelas.
Secara kasat mata, permukaan danau ini terlihat jernih dengan riak air yang indah. Tapi begitu menyelam ke bawah, melalui sorot senter, kami baru menyadari banyak partikel mirip 'debu' yang melayang-layang di dalam air. Apakah ini karena statusnya sebagai danau vulkanik?
Pengetahuan geografiku selalu payah, jadi aku tak paham betul tentang hal-hal ini. Yang kuketahui hanyawa gunung berapi di dasar danau ini masih aktif dengan potensi erupsi tinggi. Selain itu, air Tianchi ini mungkin terbentuk dari air hujan. Meski mengalir keluar tanpa adanya saluran masuk, permukaannya tetap stabil sepanjang tahun - sungguh fenomena yang menakjubkan. Tapi semua ini tak berkaitan langsung dengan misi kami, dan teka-teki semacam ini biarlah menjadi bahan tebakan para ilmuwan.
Begitu masuk ke air, aku dan Xiao Chengqian langsung bersemangat. Bagaimanapun juga, kolam ini sarat dengan misteri dan legenda. Rasanya seperti memasuki dunia petualangan baru. Namun kenyataannya, setelah menyelam beberapa meter, tekanan air di sekitar kami sudah membuat mustahil untuk turun lebih dalam.
Dalam hati aku mengumpat. Padahal baju selam yang kami kenakan ini sudah termasuk peralatan profesional, tapi tetap mencapai batas maksimal.
Sorot senter yang diarahkan ke bawah hanya menerangi kegelapan pekat tanpa dasar, menandakan jarak antara kami dengan dasar danau masih sangat jauh!
"Ini sama sekali tidak sesuai dengan rencana kami." Aku merasa kesal, tak percaya sekelompok orang ini tidak tahu data Kolam X. Memikirkan itu, aku memberi isyarat tangan pada Xiao Chengqian, lalu mulai berenang ke atas.
Beberapa menit kemudian, kami berdua muncul ke permukaan. Aku melepas mouthpiece oksigen dan kacamata renang, mengusap air di wajah sambil terengah-engah. Kehilangan stamina fisik di bawah air jauh lebih parah dibanding di darat.
Menyelam kali ini juga sangat membosankan. Selain debu yang melayang dalam air gelap gulita dan beberapa ekor ikan air dingin yang sesekali lewat, sama sekali tidak ada temuan.
Sebenarnya di perjalanan, Kak Cheng Xin pernah bercerita tentang legenda kolam ini. Katanya dulu tak ada makhluk hidup di sini karena batasan kondisi alam - aku juga tak terlalu paham.
Yang kuingat hanya perkataannya: "Belakangan muncul jenis ikan air dingin yang katanya enak rasanya. Kabar anginnya negara tetangga yang menebarkannya di sini."
"Tebar benih atau sekadar kamuflase? Aku tak yakin. Ngapain juga memelihara ikan di kolam begini?" Kak Cheng Xin memiringkan kepala, pandangannya tertuju pada Tao Bo dan Lu Shan saat itu.
"Tao Bai selalu bersikap menghindar, sedangkan Lu Shan yang pendiam itu akhirnya kami temukan adalah seorang yang licik. Menanggapi pertanyaan Kak Cheng Xin, dia juga penasaran bertanya: "Benar? Mengapa tiba-tiba ada ikan? Katanya dari negara lain yang melepasnya, tapi negara mana yang mau mengaku?"
Kak Cheng Xin pun tak bisa berkata-kata. Sebagai bagian dari departemen rahasia, seharusnya mereka lebih paham tentang hal-hal semacam ini dibanding kami.
"Kenapa tiba-tiba harus naik?" Xiao Chengqian membisik di telingaku sambil terengah-engah, lalu bertanya dengan heran mengingat kami belum lama menyelam.
Kutatap Xiao Chengqian: "Kurasa kita dipermainkan. Atau mungkin tempat ini sudah lama jadi area terlarang, mereka membawa kita ke sini hanya untuk sekadar memenuhi kewajiban."
Ini kusimpulkan dari kedalaman penyelaman dan ucapan Kak Cheng Xin. Tapi tak ada waktu untuk menjelaskan ke Xiao Chengqian. Lu Shan yang sedang "bermesraan" dengan perahu di permukaan telah melihat kami dan mendayung mendekat.
Perahu segera merapat. Kami mengulurkan tangan. Lu Shan dan Tao Bai dengan sigap menarik kami naik. Tao Bai yang menarikku membuatku terkejut - meski pemalu dan penakut, ternyata dia sangat kuat. Hampir tanpa usaha dariku, dia sudah menarik tubuhku yang masih membawa tabung oksigen berat itu ke atas perahu.
Di atas perahu, meskipun diterpa angin, tubuhku tetap terasa lebih hangat dibanding saat di dalam air. Sambil mengelap rambut basah kuyup dengan handuk, kuambil sup jahe hangat yang diulurkan Lushan dan meneguk beberapa kali.
Meski karakter Lushan sulit dipahami perasaan sebenarnya di hatinya, dalam detail-detail kecil kita harus mengakui ketelitian dan persiapannya yang matang. Hampir tak perlu kau repotkan diri dengan apapun, semua akan diaturnya dengan baik.
"Kenapa tiba-tiba naik lagi? Ada penemuan?" Ekspresi Lushan tetap tenang, bertanya singkat dengan perhatian yang tak berlebihan, membuatnya terlihat tulus.
Menghadapi orang seperti ini, kupikir terlalu berbahaya jika semua emosi terpampang di wajah. Dengan tenang kukatakan: "Bicaralah di atas."
Lushan tak bertanya lebih lanjut, hanya membalas sepatah kata. Adapun Tao Bai yang pemalu itu, jangan berharap dia bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
※※※
Kami meninggalkan batas Danau X, di suatu tempat di XX Shan terdapat perkemahan observasi yang juga merupakan titik rahasia pasukan bermarkas di perbatasan. Atas saran Lushan, malam ini kami akan beristirahat di sana, lagipula jaraknya tidak terlalu jauh.
Di dalam barak yang hangat, aku dan Lushan duduk berhadapan.
Mataku menyiratkan desakan saat menatapnya, namun dia justru menatapku dengan tenang luar biasa. Setelah terdiam sejenak, barulah dia berkata: "Permintaan yang kau sebutkan, maaf, benar-benar di luar kekuasaan yang bisa kugunakan. Bagaimana ini harus kau hadapi?"
Di belakangku duduk rombongan besar kami. Selama perjalanan, mereka sudah mengetahui seluruh penilaianku. Saat ini, tatapan mereka pada Lu Shan tidak terlalu ramah. Fakta bahwa dia sengaja menyembunyikan informasi sehingga membuat kami melakukan perjalanan sia-sia dengan harapan palsu - siapa pun yang menghadapi kenyataan ini pasti tidak akan menunjukkan ekspresi bersahabat.
Terutama Xiao Chengqian, yang hampir-hampir mengancam Lu Shan, tapi berhasil kuredam.
Begitu tiba di sini, aku langsung bersikap terbuka. Langsung kusampaikan permintaanku pada Lu Shan: besok aku akan menyelami Kolam X lagi, dan kali ini aku membutuhkan peralatan selam yang sangat profesional.
Menghadapi permintaanku, inilah cara Lu Shan menolak.
"Heh..." Xiao Chengqian menyeringai dingin. Tampaknya dia akan meledak. Meskipun perjuangan dalam organisasinya kejam, pria ini telah hidup mewah selama lebih dari 20 tahun. Temperamennya sangat meledak-ledak, mirip seperti diriku dulu yang dilindungi Guru.
Chen Cheng Yi si kepala batu!
Aku berdiri, satu tangan menekan bahu Xiao Chengqian. Kemudian Kak Cheng Xin maju dan berbicara. Di era itu, mengumpulkan data spesifik tidak semudah sekarang dengan mesin pencari. Kami juga tidak sengaja mengumpulkan data tentang hal ini, tapi fokus pada kabar angin. Semua informasi lain bergantung pada departemen, sehingga menciptakan situasi pasif ini. Kak Cheng Xin merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan kebuntuan ini.
"Jadi, dia berdiri, mendorong kacamatanya, lalu berkata pada Tao Bai dan Lu Shan: 'Aku tidak punya maksud lain, hanya penasaran. Tidakkah kalian tahu kedalaman Danau X?'"
Lu Shan melirik Kak Cheng Xin, terdiam sejenak. Tao Bai yang berada di belakang Lu Shan menunduk dan menjawab dengan gugup: "Sebenarnya kami tahu perkiraannya. Kedalaman rata-ratanya 200 meter lebih, bagian terdalam mencapai lebih dari 300 meter."
Jawaban langsung Tao Bai terlihat agak kikuk, tapi Lu Shan tidak berusaha menghentikannya. Jelas ini sesuatu yang tak bisa dihindari.
"Kalau sudah tahu, kenapa tidak mengingatkan kami? Dengan peralatan selam yang ada sekarang, mustahil menyelidiki setiap sudut Danau X secara detail. Bahkan pencarian kasar pun tak mungkin dilakukan?" Kak Cheng Xin mendekat, meletakkan tangan di atas meja depan Lu Shan, tubuhnya condong ke depan sambil menatapnya.
Lu Shan tetap diam. Kak Cheng Xin melanjutkan: "Kalau sejak awal tahu hasilnya akan seperti ini, atau memang ada hal yang tidak bisa kalian ungkapkan, sebaiknya bicara terus terang. Sekalipun kami kecewa, kami tak akan menyalahkan kalian. Tapi membuat kami datang jauh-jauh untuk sia-sia, apa maksudnya?"
"Andai kami menghentikan kalian, apakah kalian akan rela menerima begitu saja? Tidak akan mengira ada konspirasi?" Suara Lu Shan tetap tenang, bahkan nada bicaranya sama sekali tak berubah.
Kak Cheng Xin mendengus, lalu berdiri tegak. Dengan blak-blakan dia berkata: "Kalau begitu mari bicara terbuka. Jangan bilang kalian membawa kami ke sini hanya untuk membuat kami menyerah. Pasti ada tujuan lain kan? Tidak menyediakan peralatan lengkap - ini ada syarat pertukaran tertentu?"
Benar, inilah poin krusialnya. Hal inilah yang sejalan dengan alasan mengapa Xiao Chengqian buru-buru ingin menghentikan kami sejak awal!
