Permintaan ini cukup aneh. Lingkungan khusus bawah air dan barang khusus yang harus kuperhatikan – maksudnya apa? Menghadapi tatapan penasaranku, Lu Shan menghindar. Jelas dia tak mau menjawab.
“Maksudmu, jika ada barang khusus, harus dibawa dan diserahkan padamu?” Aku bertanya. Jelas jika dia memintaku membawa tumbuhan ungu, mustahil kulakukan. Masalah Yang Sheng meninggalkan luka mendalam di hatiku, sehingga secara tak sadar aku menolak segala cara agar tanaman ini tidak tersebar.
“Tenang saja. Apa pun yang kalian lakukan, atau siapapun yang ingin jadi dewa, sama sekali tak kuminati. Lingkungan khusus, barang khusus belum tentu ada. Mungkin ada, nanti kau turun sendiri akan mengerti.” Perkataan Lu Shan terdengar membingungkan bahkan malas, seolah dia kelelahan. Usai bicara, dia berjalan keluar hutan kecil dengan tangan masuk kantong seperti tak terjadi apa-apa.
Suaranya melayang masuk ke telingaku: “Sebaiknya kau cepat, tinggal separuh malam lagi.”
Aku segera bergegas, berlari keluar hutan kecil dengan kecepatan maksimum. Sampai di pinggir barak, langkahku diperlambat. Kuatur napas agar stabil, berpura-pura seperti orang yang sedang jalan-jalan karena tak bisa tidur, lalu kembali ke kamar!
Saat ini, yang kuhadapi adalah departemen berkuasa. Tak boleh ada kecerobohan sedikit pun.
Masuk kamar, baru kubiarkan napas tersengal keluar. Langsung kuhampiri Kak Cheng Xin yang sekamar denganku, kugoyang-goyangkan tubuhnya sampai terbangun.
Setelah Kak Cheng Xin sadar, kami secara diam-diam memanggil semua orang satu per satu. Kemudian di hadapan mereka yang masih mengantuk, kami menceritakan hal ini.
"Apa ini bisa dipercaya?" Pertanyaan pertama Kak Cheng Xin.
"Jangan-jangan si nak ini punya konspirasi?" Xiao Chengqian yang kedua kali bersuara.
Menghadapi keraguan mereka, aku hanya berkata: "Menurut kalian, apa kami masih punya pilihan? Jika tidak mau pulang tangan hampa, kita harus bertaruh sekali ini."
Untuk menentukan lokasi presisi, Kak Cheng Qing akan pakai ramalan. Sementara Cheng Zhen mengatakan baru bisa memakai metode penentuan lokasinya setelah sampai di tempat, sebagai pendamping Kak Cheng Qing.
Kami tidak mengganggu Kak Cheng Qing, pindah ke kamar lain untuk menunggu. Setelah belasan menit, Kak Cheng Qing memberikan perkiraan lokasi. Ia berkata padaku: "Karena ini terkait diri sendiri dan rekan seperguruan, akurasi hasil ini masih perlu dipertimbangkan lagi. Tapi batas umumnya bisa dijamin."
"Perkiraan saja sudah cukup." Melihat ekspresi serius Kak Cheng Qing, aku menahan keinginan untuk tertawa. Ia masih memakai piyama dengan topi tidur runcing, bergambar kartun besar-besar di seluruh bajunya. Hobi tidur macam apa ini?
Padahal ia adalah pria dewasa yang selalu disiplin dan sering terlihat sangat serius.
※※※
Seperti kata Lushan padaku, tempat ini sangat sederhana. Menyelinap keluar bukan hal sulit. Setelah dapat hasil dan mempersiapkan diri, dalam kurang dari 20 menit kami berhasil keluar dari barak tanpa ketahuan.
"Bergantian membawa peralatan selam yang berat di punggung, kami bergegas menuju Kolam X. Pada momen seperti ini, waktu jelas lebih berharga daripada uang."
Sesampainya di Kolam X, Cheng Zhen kembali menggunakan metode penentuan lokasi rahasia untuk memastikan posisi kami. Namun karena terburu-buru dan beberapa batasan, hasil yang ia dapatkan tidak jauh berbeda dengan area yang ditentukan Kak Cheng Qing. Tapi bagi kami ini sudah cukup.
Yang lebih melegakan, titik tenggara yang terdeteksi berada di sisi wilayah Tiongkok kami, sehingga menghemat banyak masalah.
Seperti biasa, aku dan Xiao Chengqian yang menyelam. Kak Cheng Xin dan Kak Cheng Qing mengantar kami dengan perahu ke titik tertentu, sementara para gadis menunggu di tepi.
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 3 lebih dini hari. Sekitar kolam sunyi senyap, bahkan patroli yang biasanya gesit di seberang pun menghilang. Telingaku hanya mendengar desir dayung membelah permukaan air, membuat cahaya bulan yang memancar di danau terpantul bergelombang.
Karena hati gundah, tak ada yang bersuara. Hanya saat aku bersiap menyelam, Xiao Chengqian akhirnya tak tahan bertanya: "Cheng Yi, apa kita akan mendapat hasil?"
"Konsekuensinya tidak akan lebih buruk dari ini." Maksudku jelas - jika sudah tak ada panen, apa lagi yang perlu ditakutkan dari ketiadaan hasil?
Masuk ke air, dingin yang menusuk langsung menyelimutiku. Senter bawah air dinyalakan, pemandangan di bawah permukaan tak jauh berbeda dengan yang kami lihat tadi: debu-debu beterbangan dalam sorotan cahaya, sebuah dunia gelap yang sunyi mencekam.
Tanpa menunda lebih lama, aku dan Xiao Chengqian mulai menyelam ke bawah. Area pencarian kami berada di kedalaman sekitar XX meter - suatu kedalaman yang pasti masih bisa kami tanggung!
Sesampainya di zona target, kami mulai menyelusuri dinding tebing. Karena jangkauan cahaya senter terbatas, pergerakan kami pun terbatas. Lebih dari 40 menit berlalu tanpa hasil.
Namun selama persediaan oksigen di tabung masih mencukupi dan waktu masih memungkinkan, kami takkan menyerah. Kali ini tak ada tanda ketergesaan di antara kami, justru pencarian dilakukan dengan kesabaran ekstra.
Mungkin karena terlalu fokus, atau mungkin semua indra tumpul di bawah air, selama proses pencarian kami sama sekali tak menyadari keanehan. Baru ketika intuisi merasakan bulu kuduk merinding tanpa alasan, aku tersentak menarik lengan Xiao Chengqian.
Xiao Chengqian memandangiku dengan kebingungan. Aku pun tak bisa menjelaskan, hanya memberi isyarat agar diam dan mendengarkan. Saat itulah kami baru menyadari: Di balik kesunyian mutlak bawah air, terdengar gemericik air samar. Gelombang di sekitar kami mulai berubah tak wajar - sesuatu yang besar pasti mendekat!
Tatapan kami bertaut. Ketakutan tak berdasar menggelayuti hati. Menghadapi sesuatu yang tak dikenal, pengalaman luas kami tak sanggup mengikis instingtif dasar sebagai manusia.
Refleks, kuayunkan senter ke segala arah. Kegelapan tetap membisu, hanya gelombang air yang terlihat makin ganas dalam sorotan cahaya.
"Tidak melihat hal mengerikan apa pun, tapi situasi ini justru membuatku semakin tidak merasa aman. Di saat yang sama, aku merasakan tubuhku ditarik dengan kasar. Kuputar kepala, Xiao Chengqian sedang mengguncang-guncang lenganku dengan panik. Di bawah cahaya senter, wajahnya tampak dipenuhi ketakutan.
Menatap kebingunganku, Xiao Chengqian terus memberi isyarat ke bawah. Saat kusorotkan senter, pertama yang muncul adalah sepasang mata besar berkilau. Tatapan dingin tanpa emosi itu menusuk kegelapan.
Mungkin karena mata itu memantulkan cahaya senter, atau alasan lain, yang jelas kami hanya melihat sepasang bola mata kuning menyala di balik permukaan air hitam legam. Sangat mencolok dan mengerikan di tengah kegelapan. Saat ini, 'itu' sedang mendekati kami dengan cepat.
"Aku dikerjai?" Ini reaksi pertamaku. Reaksi kedua ingin berteriak 'Goblok!', tapi di dalam air suara tak bisa keluar. Satu-satunya reaksi kami adalah segera kabur. Di bawah air, kami tak punya keunggulan apa pun.
Bahkan di darat pun mungkin tidak. Sepasang mata menyala seperti dua lampu sorot. Seberapa besar tubuh pemilik mata itu?
Jadi, aku dan Xiao Chengqian mulai mengapung cepat menempel tebing batu, sama sekali tidak berani melihat lagi mata monster itu. Di bawah air, jangankan menghadapi monster misterius ini, bahkan menghadapi paus yang tidak terlalu besar pun bisa memberi tekanan tak terhingga - tekanan absolut dari dominasi ukuran yang tak bisa ditolak.
Mengapung menempel tebing batu hanya untuk bisa segera naik ke darat. Tapi jarak menyelam kami yang sebenarnya tidak terlalu dalam, sekarang terasa sangat panjang. Kami ingin punya 8 tangan dan 8 kaki untuk membantu mengapung cepat. Tapi kenyataannya kami hanya punya dua tangan dan dua kaki!
Tabung oksigen berat itu memperlambat kecepatan kami. Tapi kami tak bisa membuangnya - setidaknya di kedalaman ini dengan kondisi stamina yang terkuras cepat, mustahil untuk melepasnya.
Arus air yang semakin deras membuat kami tak berani berhenti sejenak untuk melepas tabung. Situasi benar-benar kacau. Kulit kepalaku bergidik. Aku sama sekali tidak yakin punya kemampuan untuk bertarung dengan monster air itu.
Aku bisa mendengar suara gerakan air dari belakangku. Ini berarti monster besar itu hampir sejajar dengan kami. Selanjutnya tinggal jarak lurus saja.
Harus bagaimana? Masih jauh untuk mencapai permukaan. Apakah hari ini kami akan tewas di dasar air?
Aku dan Xiao Chengqian dalam kepanikan naik ke permukaan tanpa memperhatikan arah, hanya berusaha menempel di dinding batu dan terus naik. Kami tidak tahu sejauh apa pergerakan kami yang kacau ke kiri-kanan.
Tapi justru di saat kritis ini, di bawah sorotan senterku, aku melihat pemandangan lain!
