Akhirnya kekuatan yang menjerumuskanku ke air telah sirna. Tubuhku berhenti dari penyelaman yang terasa seperti bertahun-tahun itu, mulai mengapung ke permukaan.
Setelah berhasil mengendalikan tubuh kembali, hampir secara instingtif aku menggapai-gapai ke atas. Dengan suara "Glekuk!", akhirnya aku muncul ke permukaan air.
Perasaan tuli sementara dan bisu saat tercebur itu telah lenyap seiring naiknya tubuhku. Telingaku kembali mendengar suara panik Xiao Chengqian yang cerewet: "Cheng Yi, kau gak apa-apa? Dasar bego! Kok bisa jatuh? Gimana ceritanya? Aku khawatir banget tuh!"
Aku menggelengkan kepala tak bisa bicara. Young Master Xiao ini, sebelum akrab, terkesan keren dan sombong. Tapi semakin dekat, sifat cerew yang tak hilang-hilang mulai muncul. Seperti nenek di timur laut yang duduk di kang* menunggu orang ngobrol.
Rasa krisis di hati tak juga sirna. Aku tak ingin menjelaskan panjang lebar pada Xiao Chengqian. Dengan suara datar kukatakan: "Kolam ini sangat dalam. Sebagian gunung ini mungkin berongga, terhubung ke X Pool melalui kolam ini. Jika benar..." Sebenarnya ingin kulanjutkan: Jika benar, monster seperti itu mungkin benar ada di sini. Tapi kuurungkan. Rasa gentar tak jelas memenuhi dada, khawatir jika diteruskan mentalku tak kuat. Seperti kabur, aku naik ke tepi. Tegas kusuruh Chengqian yang masih mencerna kata-kataku dengan bengong: "Kau tunggu di sini, jaga senter tetap nyala." Usai bicara, aku berenang menjauh.
Seluruh gua sunyi, hanya terdengar suara 'wah-wah' lenganku mengayun air. Pilar batu berada di tengah kolam. Dengan bentuk kolam aneh ini, dari mana pun aku menyelam, jarak renangnya hampir sama. Seharusnya jarak segini bukan masalah, tapi entah mengapa di air ini selalu ada perasaan 'diawasi' yang membuat napasku sesak. Selama berenang, telapak kakiku mengkerut makin kencang, justru membuat gerakanku semakin lambat.
Cahaya senter Xiao Chengqian juga terus menyinariku, saat ini dia pun diam seribu bahasa. Mungkin karena pernah melihat monster air yang disebutkan itu, dia sama tegangnya denganku? Suasana ini terlalu mencekam. Setiap kali dayung bergerak, rasanya hatiku lega karena jarak semakin dekat, tapi sekaligus tegang lagi karena takut tiba-tiba terdengar suara pecah air besar atau sesuatu menyeretku ke bawah.
Sepanjang hidupku, tak terhitung jarak 30 meter yang telah kulewati dengan berjalan atau berenang. Tapi tak ada yang semenegangkan ini. Rasanya seperti berjalan gemetar di gunung berapi.
Waktu berjalan lambat dan menyiksa, detik demi detik... Akhirnya, pilar batu itu ada di depan mataku. Dari belakang terdengar teriak gembira Xiao Chengqian: "Cheng Yi, cepat, hampir berhasil!"
Teriakannya yang tiba-tiba membuatku kaget hampir kehilangan keseimbangan. Tapi apa bisa kusalahkan dia? Tentu tidak. Dia juga senang aku hampir sampai... Kutenangkan diri, tarik napas dalam, lalu menyentak menyelesaikan jarak terakhir. Akhirnya tanganku menyentuh pilar batu itu. Rasa aman kembali menyelimutiku. Seperti waktu kecil memanjat pohon, tapi di air lebih sulit karena tak ada pijakan. Langkah pertama naik ke pilar sangat melelahkan, tapi akhirnya berhasil.
Memeluk pilar batu, menginjak cekungan di permukaannya, baru kusadari jarak puluhan meter ini membuatku sangat kelelahan saat berenang. Setelah terengah-engah sejenak, aku mulai memanjat terus ke atas. Xiao Chengqian dengan penuh tanggung jawab menyinari setiap langkahku dengan senternya.
Semakin aku takut, semakin kurasakan keanehan. Dalam proses memanjat ini, terus muncul rasa kantuk yang samar, namun sensasi ini terasa sangat familiar.
Rasa kantuk ini jelas bukan keinginan untuk tidur biasa. Menurut pemahaman praktisi spiritual, kantuk tak wajar umumnya hanya memiliki tiga penyebab: Pertama, gangguan hantu yang ingin menjerumuskan manusia ke dalam halusinasi. Kedua, ilusi tingkat tinggi mulai aktif. Kemungkinan ketiga yang hampir mustahil di zaman sekarang adalah siluman yang hendak menipu manusia. Apapun penyebabnya, situasi ini patut diwaspadai. Dengan hanya memanjat kurang dari 5 meter, kewaspadaanku langsung meningkat.
Tapi dari mana rasa familiar itu? Tiba-tiba sebuah kemungkinan terlintas. Kuteriakkan pada Xiao Chengqian: "Lao Xiao, sorotkan senter di sekitarku! Periksa cekungan-cekungan itu baik-baik!" Tanpa bertanya, Xiao Chengqian segera mengarahkan cahaya senternya. Kuperhatikan dengan seksama, dan menemukan sebuah cekungan yang menyembunyikan benda mirip tulang. Warnanya terlalu serupa dengan pilar batu, sehingga sulit terlihat sekilas atau jika tidak sengaja diperhatikan.
"Ternyata benar begitu ya," kataku pada Xiao Chengqian. "Sudahlah, Lao Xiao, masih ingat Formasi Ular Melingkar yang Memusingkan di dalam ilusi itu?"
"Lao Xiao apaan? Aku masih muda..." Xiao Chengqian awalnya protes karena dipanggil Lao Xiao, tiba-tiba suaranya meledak marah saat kusebutkan hal ini. "Mana mungkin aku lupa! Sejak kecil aku sudah sering menderita karenanya. Kakekku membuat formasi di pilar khusus lalu menyuruhku naik melalui tangga batu di sampingnya tanpa merusak formasi. Katanya untuk melatih pengendalian emosiku! Goblok! Entah berapa kali aku terjatuh. Seumur hidup paling kubenci formasi ini!"
Aku menghela napas getir. Pengalaman Young Master Xiao ini sungguh mirip denganku. Hanya saja versiku tak semewah dia - kakek guruku hanya memilih pohon besar di gunung untuk membentuk Formasi Ular Melingkar yang Memusingkan ini, lalu menyuruhku memanjatnya. Jatuh? Sudah tak terhitung. Tujuannya sama dengan alasan kakek Xiao Chengqian: melatih sifat dasar! Formasi ini merupakan warisan khas keturunan Lao Li (sekarang termasuk garis keturunan Xiao Chengqian). Konon bisa meniru hampir sempurna daya pikat hantu dan siluman, melatih kami untuk tak goyah dan menjaga kejernihan pikiran. Setiap minggu kami wajib menjalani 'pelatihan wajib' ini. Kata mereka, setelah sepuluh tahun, keteguhan hati akan terasah dengan sendirinya.
"Dulu, efeknya memang sangat besar. Jika tidak, di Makam Hantu Kelaparan, aku tak mungkin bisa begitu tenang langsung menilai keberadaan hantu penghalang. Tapi soal formasi ini, cara memecahkannya cukup aneh." Sambil berpikir begitu, aku berkata pada Xiao Chengqian: "Lao Xiao, aku tahu mengapa hanya dua aliran kita yang bisa mendekat dan mengambil tumbuhan ungu ini. Di pilar ini ada Formasi Ular Melingkar yang Membingungkan."
"Apa kau bilang?" Xiao Chengqian terkejut, suaranya penuh keheranan. Lalu dengan nada 'sedih' dia berkata: "Temen satu geng, kalau begitu kau harus keras pada dirimu sendiri." Aku hanya bisa menghela napas. Benar, harus keras pada diri sendiri. Dengan pikiran itu, tangan kiriku erat memeluk pilar batu, sementara tangan kanan kusorongkan ke mulut. Gigit keras jari tengah! Formasi Ular Melingkar yang Membingungkan adalah ilusi tingkat tinggi. Sekilas hanya melatih sifat dasar tanpa efek nyata. Tapi kalau kau anggap itu formasi rendahan yang bisa dipecahkan sembarangan oleh orang sakti dengan efek kecil, itu salah besar.
Mari kita ambil perumpamaan ini: Bayangkan Formasi Ular Melingkar yang Membingungkan seperti ular berbisa yang tidak bisa menggerakkan tubuhnya, hanya kepalanya yang bisa bergerak, melingkar di pohon. Saat melewati tubuhnya, kau hanya akan merasakan dinginnya tubuh ular tanpa bahaya nyata. Tapi saat mencapai kepala ular, di situlah letak kematian... Seberapa mematikan? Guruku tidak menjelaskan detail, hanya mengatakan ini adalah formasi pamungkas warisan guru leluhurku, paling ampuh untuk menjaga sesuatu. Setidaknya di dunia fana ini, hanya yang lebih sakti dari guru lelhuhurku yang bisa memecahkannya!
Dulu, Guruku membentuk formasi ini di pohon besar untuk menjaga sarang burung. Aku sering berpikir diam-diam: Jika guru leluhur tahu, mungkin langsung pulang untuk memukuli Guruku! Formasi pamungkas malah dipakai untuk hal 'remeh' begini!
Inilah Formasi Ular Melingkar yang Membingungkan sejati! Selama bertahun-tahun merangkak, rasanya familiar! Begitu tahu ini formasi itu, memecahkan formasi ini akan lebih mudah. Mungkin bagi orang lain formasi ini sulit dipecahkan, tapi bagi kami keturunan, cukup tambahkan tiga pusat formasi baru dan oleskan darah jari tengah kami.
Alasan? Guruku pernah berkata padaku - penyebabnya tidak diketahui! Tapi, menggigit jari tengah sendiri sampai berdarah pasti sangat menyakitkan, makanya Young Master Xiao dengan 'sedih' berpesan padaku, harus tega pada diri sendiri... Sepanjang perjalanan merangkak dan menghancurkan formasi, Labirin Ular Berliku ini bagiku hampir tak berarti, sangat meringankan tugas. Kemampuan memanjat pohon masa kecil masih berguna, pilar batu setinggi ini tak bisa menghentikanku. Tak lama, aku sampai di bagian atas pilar... Sementara permukaan air tetap tenang dalam kegelapan.
