Seluruh kamar hening, hanya suara lembut Ruyue yang bergema. Isi buku catatan itu ternyata bukan hal lain, melainkan perjalanan batin Fu Yuan sendiri...
Bagian pembuka pertama ditulis seperti ini:
19XXXX。
Di sekolah aku kembali disakiti sekelompok anak yang dipimpin Wang Hai. Mereka merampas uang makan siangku tiga yuan, mengejek ibuku pelacur dan ayahku pecundang. Aku diam saja menanggung. Dibanding sakit di hati, tinju Wang Hai yang menghantam wajahku tak begitu terasa. Mungkin memang ibuku pelacur, ayahku pecundang. Aku pernah mendengar desas-desus itu. Pulang ke rumah, jangan kira aku tak melihat para wanita jahat itu menunjuk-nunjuk, jangan kira aku tak dengar bisikan mereka. Aku benci ibuku! Aku benci ayahku kenapa tak meninggalkannya dan membawaku pergi!
“Agak dikasihani ya, distorsi psikologis ini mungkin terkait dengan hal-hal ini?” Saat Ruyue membacakan paragraf pertama, Cheng Zhen menopang dagunya sambil berkomentar, tapi aku diam. Terlalu banyak orang yang patut dikasihani di dunia fana ini, namun penderitaan bagi sebagian orang menjadi pendorong semangat untuk bangkit, mengapa bagi yang lain justru menjadi radikalisme tak berujung?
Sebenarnya, jawabannya sudah kuketahui, tak lebih dari satu pikiran. Seperti Bupati Tua - melepaskan kebencian atau tidak, akan menuliskan dua akhir yang berbeda. Seperti orang-orang di perahu itu - mengulurkan tangan atau tidak, akan mendapatkan dua takdir yang berbeda.
Beberapa pilihan bukan diberikan Langit kepadamu. Ia hanya membentangkan jalan di depanmu, pilihan itu ada di dalam hatimu sendiri.
Menghadapi komentar Cheng Zhen, Ruyue hanya berkata "Sst", lalu melanjutkan: "Dengarkan dulu sampai aku selesai membacakan." Kemudian, gambar kehidupan Fu Yuan mulai terungkap dengan suara Ruyue, perlahan muncul di hadapan semua orang.
Fu Yuan, lahir di sebuah kota kecil tak jauh dari kota kabupaten ini, generasi 70-an, seorang anak laki-laki dengan sifat agak introvert.
Ayahnya seorang pekerja pabrik luguh dengan kepribadian pengecut, ibunya guru bahasa Inggris di sekolah lokal yang terkenal cantik. Dulu menikahi ayah Fu Yuan yang luguh demi status penduduk kota.
Dari catatan buku harian Fu Yuan, saat kecil sifatnya tidak begitu introvert. Ia anak laki-laki nakal biasa, bahkan punya banyak teman dan menjadi pemimpin di antara anak-anak. Yang mengubah jalur hidupnya adalah sebuah peristiwa saat ia berusia 6 tahun.
Bagaimana sebenarnya suatu peristiwa itu terjadi, karena Fu Yuan masih kecil, dia tidak tahu banyak. Hanya desas-desus dari orang dewasa dan anak-anak di sekitarnya yang membuatnya mengetahui sedikit. Isi utamanya kira-kira adalah ibunya sepertinya terlibat hubungan tidak jelas dengan pria lain, sementara ayahnya dengan pengecut menahan diri dan menerima.
"Aku tidak akan pernah bisa melupakan hari ketika hidupku berubah. Seolah hanya dalam semalam, semua teman sepermainanku meninggalkanku. Mereka tidak mau berurusan denganku, menjauhiku! Bahkan orang tua mereka yang dulunya sangat baik padaku, kini memandangku dengan tatapan aneh. Bahkan guru-guru, ketika kuingat sekarang, bisa kurasakan jarak yang mereka ciptakan. Saat tanya jawab di kelas, namaku tak pernah dipanggil. Tempat dudukku juga di pojok paling belakang kelas... Semua ini terjadi dalam semalam. Samar-samar kusadari ada sesuatu yang mengerikan telah terjadi! Tapi seberapa pun mengerikannya, salahku apa? SALAHKU APA?!"
Ini adalah deskripsi situasi saat itu dalam salah satu entri buku harian Fu Yuan. Namun dia tidak pernah menyebutkan peristiwa horor apa yang terjadi, dari awal sampai akhir tidak ada penjelasan, seolah menghindari sesuatu atau sengaja tidak menuliskannya.
Di bawah 'perubahan drastis' kehidupan ini, sifat Fu Yuan pun berubah. Dari ekstrover menjadi introver, lalu berkembang menjadi kesunyian seperti pelarian. Kadang bahkan seharian penuh dia bisa tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Segala curahan hatinya tertulis dalam buku catatan hitam ini. Ia bisa tidak menulis selama beberapa hari, namun terkadang menulis beberapa paragraf dalam sehari. Namun semua isi yang tertulis di dalamnya penuh dengan kekerasan. Sebuah transformasi halus terjadi suatu hari setelah ia masuk SMA.
"Hari ini dalam perjalanan pulang sekolah, Wang Hai membawa beberapa teman sekelas yang disebut-sebut itu kembali mencariku, mengingatkanku bahwa uang perlindungan 10 yuan seminggu sekali harus diberikan padanya. Dengan penuh kesombongan ia berkata padaku, jangan meremehkan peran 10 yuan ini. Justru karena 10 yuan yang disetorkan setiap minggu inilah yang membuatku terhindar dari bahaya dipukuli berkali-kali. Ia memberitahuku bahwa orang sepertiku, orang yang dilahirkan ibuku seperti ini pantasnya tidak mendapat hukuman, sehingga wajar banyak orang ingin memukuliku, dan dialah yang menghalanginya. Ia juga heran mengapa ibuku tidak mendapat hukuman? Masih bisa mengajar dengan baik di sekolah. Katanya, menyakitiku adalah melaksanakan kehendak surga! Apa yang bisa kukatakan? Aku memberinya 10 yuan lebih awal! Uang? Aku tidak kekurangan. Wanita terkutuk itu pasti memberikanku, lebih banyak dari yang didapat teman-teman, setiap hari selalu ada sisa. Tapi apa gunanya? Aku tetap tidak akan berbicara dengannya. Aku membencinya sampai mati. Jika bukan karena aibnya, mengapa orang-orang bilang menyakitiku adalah melaksanakan kehendak surga? Mengapa dia tidak mati? Tidak mati? Jika dia mati, duniamu akan tenang."
"Tidak ada orang di rumah saat malam pulang, Perempuan itu mungkin sedang mengikuti kelas tambahan di sekolah, Ayah tidak di rumah, mungkin pergi minum arak lagi. Perutku sangat lapar, siang tadi memberikan semua uang 10 yuan kepada Wang Hai dan teman-temannya, itu tabunganku selama beberapa hari, termasuk uang makan siang besok. Jika tidak ada halangan, besok siang perutku juga akan kosong. Rumah gelap dan sunyi, aku tidak tahu mengapa merasa sedikit takut, lebih baik aku pergi jalan-jalan."
Catatan inilah yang menjadi awal perubahan. Sebenarnya awalnya kami tidak memperhatikan catatan ini karena tidak berbeda dengan catatan-catatan lain, tapi setelah menghubungkan dengan kejadian kemudian, barulah kami tahu inilah permulaan perubahan yang sesungguhnya.
Malam itu, Fu Yuan keluar rumah. Pada malam yang sama, dia bertemu seorang wanita. Dari catatannya keesokan hari, malam itu dia mendapatkan nasi kotak yang masih mengepul panas dari wanita tersebut, juga nasihat lembut - pertama kalinya ada yang berbicara begitu penuh kasih padanya.
Dalam deskripsi Fu Yuan, wanita itu begitu sempurna: cantik luar biasa, lembut dan perhatian, penuh pengertian, hampir tanpa cela. Sejak pertemuan pertama, dia sudah terpikat oleh wanita tersebut.
"Jangan-jangan wanita ini adalah Hantu Rakshasa? Membuat orang terhipnosis itu hal mudah bagi Hantu Rakshasa, bagaimana menurut kalian?" Setelah mendengar deskripsi berikutnya, Xiao Chengqian mulai menyampaikan pendapatnya.
Ya, dari deskripsi Fu Yuan selanjutnya, perempuan itu sejak kemunculan pertamanya terus-menerus muncul dalam kehidupan Fu Yuan. Hampir setiap beberapa hari, Fu Yuan akan bertemu dengannya. Dari catatan Fu Yuan yang tersirat antara baris, kita melihat ketergantungan psikologis Fu Yuan yang semakin dalam padanya, secara bertahap berkembang menjadi kecenderungan bahwa dialah seluruh dunia Fu Yuan.
Sebenarnya, jika hal ini terjadi pada orang biasa dengan nasib serupa, mungkin tidak aneh. Bagaimanapun, seorang anak laki-laki pendiam yang lama diintimidasi dan hidup dalam pandangan aneh orang lain, bertemu dengan seorang wanita cantik lembut yang mau mendengarkannya - apakah ketergantungan seperti ini aneh? Yang aneh adalah dalam catatan Fu Yuan, penyebutan perempuan ini selalu disertai nuansa misterius. Dia tidak tahu identitasnya, tidak tahu di mana tinggalnya, tidak tahu kapan akan muncul, bahkan tidak tahu usianya, apalagi melihat keluarga atau temannya. Cara Fu Yuan menemuinya hanyalah dengan mengantri di gang tempat pertama kali mereka bertemu...
Dari proses interaksi orang biasa, apakah ini normal? Pasti tidak normal! Karena itu Xiao Chengqian membuat penilaian ini, dan kami setuju. Tapi fakta sebenarnya bagaimana? Masih perlu didengarkan kelanjutannya.
Setelah hening sejenak, Ruyue melanjutkan membaca buku catatan Fu Yuan. Catatan dalam waktu yang cukup lama berikutnya mirip dengan bagian sebelumnya, semuanya membahas hal-hal remeh antara dia dengan perempuan itu.
Catatan tentang diganggu teman sekelas yang biasa dia tulis lenyap. Kebencian psikologis yang ekstrem menghilang. Jejak kehidupan normalnya punah. Seluruh halaman dipenuhi oleh perempuan itu.
"Aku berkata padanya: Aku belum tahu namamu, tapi aku ingin menganggapmu sebagai Ibu. Menurutku sosok ibu seharusnya sepertimu, tidak hanya cantik tapi juga lembut, mau mendengarkan curhatku, dan tak memiliki reputasi buruk." Ia menatapku dan tersenyum. Aku belum pernah melihat senyuman seperti itu darinya, agak aneh. Hatiku berdebar. Ia begitu muda dan cantik, bagaimana mungkin punya anak laki-laki sebesarku? Apa Ia marah? Atau Ia tahu pikiran terdalamku? Tak hanya kanggap sebagai Ibu, aku sadar sudah jatuh cinta padanya. Cinta yang sangat dalam. Untuknya, aku rela mati."
Ruyue berhenti di bagian ini. Entah mengapa hatiku mendadak sesak!
Ibu! Bukankah Fu Yuan terus memanggil 'Ibu' di rumah kecil itu? Masalah ini sepertinya mulai jelas. Fu Yuan ternyata bertemu dengan Hantu Luosha. Tanpa disadari, dia malah... dengan sesosok Hantu Luosha?
