Kalimat Yu Cui Zi membuat jantungku berdebar tanpa alasan jelas. Meski sebenarnya logika berkata kita memang harus masuk ke aula suatu saat nanti.
Sebelum sempat bereaksi, pintu yang terbuka itu tiba-tiba menyedot dengan kekuatan misterius. Aku hanya bisa terdiam melihat tubuh Huigen yang tak sadarkan diri tersedot masuk ke dalam aula!
Li Hao tertawa terbahak sambil mengejar dengan pisau, suaranya bergemuruh: "Haha, bagus! Di dalam aula ini, aku bisa leluasa menghabisi biksu kecil ini. Dia sudah mati!"
Jika sebelumnya aku masih mati rasa, ancaman Li Hao ini membuat darahku mendidih. Bukankah kondisi Huigen yang tak berdaya ini pasti akan dibunuh olehnya?
Aku hampir secara refleks ingin berlari ke aula utama, tapi Kak Cheng Qing menarik lenganku: "Tenang, jangan lupakan formasi besar."
Benar, formasi besar, formasi besar! Aku menoleh melihat siluet Huigen yang hampir menghilang di balik formasi, rasa sedih di hatiku meledak seperti bom. Bagaimana memilih antara kebenaran yang lebih besar dan perasaan pribadi? Sebenarnya tak ada pilihan!
"Huigen, bangun! Kau harus bertahan, bukankah kau bilang ingin berdiri di depanku? Bangunlah!" Aku hanya bisa berteriak liar seperti ini. Jika Huigen mati karena hal ini, kurasa aku akan menjadi gila. Aku akan memusnahkan segalanya di sini, sekalipun harus hancur lebur.
Setelah teriakanku, siluet Huigen sudah sepenuhnya menghilang di balik pintu gerbang. Li Hao berhenti sebentar di ambang pintu, membuat gerakan menyeka leher dengan pisau sambil tertawa terbahak-bahak sebelum masuk. Gerakannya membuatku hampir menggigit gigi sampai hancur, sayangnya tak ada yang bisa kulakukan.
Seperti robot, kuambil manik-manik cendana dari tanganku. Bukankah bertarung sampai begini untuk tiga pusat formasi ini? Aku melupakan segalanya - lingkungan sekitar, keberadaan Yu Cui Zi di depan - hanya menggenggam untaian cendana dan berlari ke pusat formasi pertama.
"Kau pikir masih ada kesempatan mengaktifkan formasi ini?" Yu Cui Zi tiba-tiba bicara, tubuhnya bergerak cepat mengejarku.
Di belakangku, muncul daya hisap yang sangat besar. Tanpa perlu menoleh pun aku tahu itu berasal dari aula besar itu!
Pikiranku mati rasa. Kekhawatiran akan Huigen membuatku tak bisa berpikir lebih jauh. Karena daya hisap itu, langkahku terasa berat. Tapi hanya satu tekad di hatiku: aku harus menyelesaikan ini.
Di saat yang sama, sebuah tangan dingin menyentuh bahuku. Sensasi familiar itu membuatku merasakan kengerian yang mengalir dari dasar jiwa—Yu Cui Zi!
Tapi bayangan tentang Huigen tiba-tiba membanjiri seluruh ketakutanku dengan api kemarahan. Hampir tanpa berpikir, aku menoleh dan menatap wajah itu. Dari celah gigiku, terdengar dua kata membeku: "Pergi!"
Ekspresi Yu Cui Zi berubah, lalu berubah menjadi kemarahan yang meluap. Mungkin dia tak menyangka, di tempat ini, keberadaanku yang di matanya hanya sedikit lebih kuat dari semut, berani bersuara seperti itu padanya.
Tapi anehnya, sama sekali tak ada rasa takut. Tatapanku menantang menatap Yu Cui Zi. Saat itu, entah karena kemarahan yang berlebihan, muncul ilusi mistis: seolah di kejauhan—atau mungkin tak terlalu jauh—sebuah kekuatan mulai terpicu oleh emosiku. Seperti danau yang tersumbat ribuan tahun akhirnya retak, aliran-aliran kekuatan mengalir deras ke arahku.
Kekuatan itu terasa begitu akrab, dengan perlindungannya, aku seolah tidak takut apapun.
“Cui Zi, kembali, untuk sementara tidak perlu menanganinya.” Waktu tatapan antara aku dan Yu Cui Zi kurang dari satu detik, tapi saat itu, Yu Cui Zi sudah mengulurkan tangan, kuku tajam di jarinya berkilau dingin. Tampaknya ia hendak turun tangan, namun entah mengapa dihentikan oleh suara itu.
Suara itu sudah kukenal, karena sudah sering kudengar - itu suara Pemimpin Kota.
Ekspresi kebingungan terpancar di wajah Yu Cui Zi, namun ia tetap melepaskan tangan yang menempel di bahuku, lalu melayang pergi. Aku tentu tidak mengira Pemimpin Kota sedang membantuku, tapi juga tak paham alasannya melakukan ini.
Aku terus melangkah maju, masih ingin merasakan kekuatan itu dengan seksama, tiba-tiba merasa kepala seperti berkunang-kunang, dan kekuatan itu hilang sama sekali. Justru daya hisap di sekitar tubuhku semakin kuat.
‘Heh’ kuseringkan senyum sinis. Rupanya tidak pernah benar-benar mengizinkan. Kukira Pemimpin Kota bermurah hati membiarkanku membentuk formasi, ternyata dengan memanggil pergi Yu Cui Zi, ia menggunakan cara lain untuk menghentikanku.
Sama sekali tidak bisa maju lagi! Daya hisap dari belakang sudah terlalu kuat untuk kutahan! Jangankan melangkah, berdiri di sini pun sudah susah payah.
Aku menoleh ke belakang. Saat ini, termasuk Jue Yuan, Chengyuan, Kak Cheng Xin, dan lainnya telah tersedot ke dalam pintu gerbang. Kulihat mereka sama sekali tidak melawan, mungkin sama sepertiku yang khawatir akan keadaan Huigen?
Yang masih bertahan di luar pintu gerbang hanya Kak Cheng Qing dan Cheng Zhen. Bahkan kulihat Kak Cheng Qing memanggil kura-kura bego tingkat dua untuk menghalangi pintu gerbang, menahan daya hisap itu!
Jangan remehkan kekuatan kura-kura bego tingkat dua. Setidaknya ia masih berdiri kokoh di depan pintu gerbang, tak tergeser sedikit pun.
Saat itu, sebenarnya terlintas keinginan untuk menyerah dalam benakku. Bagaimanapun, aku tak bisa melihat langsung kondisi Huigen sehingga selalu cemas. Namun tiba-tiba kulihat Cheng Zhen membentuk segel tangan, Bendera Gunung Sungai memancarkan cahaya menyilaukan. Kak Cheng Qing berteriak padaku: "Cheng Yi! Cheng Zhen sedang menggunakan ritual rahasia untuk membelikanmu waktu dua menit! Kau harus manfaatkan waktu ini, jangan sampai sia-sia!"
Dibandingkan Kak Cheng Qing, aku memang terlalu emosional. Rasanya malu. Di saat yang sama, cahaya Bendera Gunung Sungai semakin terang benderang. Sebuah kekuatan meledak, untuk sementara menahan daya hisap dari pintu gerbang. Seluruh tubuhku terasa ringan.
Namun kulihat Cheng Zhen meludahkan darah. Kak Cheng Qing memapahnya sambil menarik kembali kura-kura bego tingkat dua. "Cheng Yi, cepat! Sekarang juga!" teriaknya.
Tanpa perlindungan kura-kura bego, Kak Cheng Qing dan Cheng Zhen pun tersedot masuk ke dalam pintu gerbang.
Ternyata, kekuatan yang dilepaskan Bendera Shanhe hanya melindungi aku. Setelah mereka semua tersedot ke dalam aula, perasaan kesepian yang berasal dari dasar hati tiba-tiba menyelimutiku. Tidak, aku tak boleh kehilangan satu pun dari mereka!
Keteguhan pikiran yang muncul dari dalam hatiku menghalau kegelapan perasaan. Menggenggam untaian manik-manik cendana di tangan, aku mulai berlari kencang di alun-alun ini!
Pusat Formasi pertama, oke, selesai...
Yang kedua, oke, selesai...!
Aku terus berlari menuju Pusat Formasi ketiga di sudut terjauh. Waktu terus berlari detik demi detik. Hanya aku yang tahu betapa berharganya dua menit ini. Tak tahu sudah berapa lama aku berlari, tapi mulai kurasakan daya hisap yang menjengkelkan itu muncul kembali, mulai mempengaruhi gerakanku.
Dekat, semakin dekat! Di mataku, posisi Pusat Formasi itu membesar tak terkira. Daya hisap yang tadi masih samar-samar, kini mulai jelas terasa. Langkahku semakin berat, tapi aku tetap bertahan...!
Tinggal dua meter lagi... Daya hisap telah kembali ke tingkat terkuat. Tiga Bendera Shanhe telah tercabut dari tanah, menyusut, lalu terbang menuju diriku!
Dengan susah payah kuulurkan tangan, mencengkeram tiga bendera itu. Apakah ini berarti kegagalan? Tidak, tidak mungkin!
Di detik-detik terakhir ini, hampir seluruh kekuatan kugunakan untuk melawan daya hisap itu. Lalu kuterjunkan tubuhku ke tanah, mengulurkan tangan, meletakkan untaian manik-manik cendana di Pusat Formasi terakhir...
Sampai di sini, 18 Pusat Formasi pinggiran akhirnya selesai seluruhnya!
Aku menggenggam bendera Gunung Sungai di tangan, senyum tipis akhirnya mengembang di wajah. Di detik berikutnya, aku membiarkan daya hisap itu menarikku masuk dengan liar ke dalam aula utama.
Pada saat itu, kulihat 13 pilar cahaya menjulang dari kota dalam hingga tepinya. Pola formasi yang selama ini tersembunyi tiba-tiba muncul di kota dalam.
Pilar cahaya itu menembus langit abu-abu kemerahan, memperlihatkan langit ungu kemerahan dunia luar. Cahaya yang masuk membuat bangunan-bangunan di kota dalam perlahan memudar!
Kudengar suara kegelisahan Hantu di kota dalam. Kulihat pola formasi mulai memancarkan cahaya emas menyilaukan. Tanah berbatu hitam yang kokoh mulai retak-retak... Seluruh kota bergetar.
Masih ada perubahan apa lagi? 18 Pusat Formasi seharusnya sudah bisa mengaktifkan sebagian fungsi formasi kompleks ini, meski aku tahu efeknya terbatas.
Sayangnya penglihatanku tiba-tiba terhalang gerbang perunggu. Aku sudah terhisap masuk ke dalamnya. Kesadaranku mulai tak tertahankan larut dalam kegelapan tanpa batas.
