Aku tak bisa menjelaskan mengapa gelisah. Meski Guru Leluhur sekarang dalam kondisi roh, keadaannya pun tak terlalu baik, tapi dengan kesaktian Guru Leluhur, bahkan dalam keadaan seperti ini tetap jauh lebih kuat dari roh biasa. Apalagi, menggunakan perangkat yin untuk menyimpan roh bukanlah hal rumit bagi penganut Taoisme...
Lagipula jika Guru Leluhur ingin pergi, dengan reputasi dan pengaruhnya, selalu ada biksu senior yang siap mengawal ritual pelepasan arwahnya. Bahkan jika situasi parah sampai tak ada biksu, Guru Leluhur sendiri pasti punya cara.
Karena semua jalan keluar sudah ada, sangat mungkin Guru Leluhur tinggal menemani kami sementara. Barusan aku telah menganalisis berulang kali dalam hati, semua skenario sudah kupikirkan. Lalu apa sebenarnya yang kukhawatirkan?
Kali ini Guru Leluhur tak menghiraukanku. Beliau fokus total mengamati perkembangan formasi besar. Seiring lancarnya operasi formasi, perubahan terbesar muncul di pulau dan formasi - kekuatan pikiran biksu senior yang digerakkan Jue Yuan.
Pertama-tama, di bagian terdalam pulau tiba-tiba muncul lubang legenda. Di dalamnya berjejal rapat hantu-hantu yang sedang cepat-cepat kembali ke dalam pulau.
Kondisi hantu-hantu ini kukenal baik. Sebelum masuk pulau, pernah kulihat hantu dalam keadaan seperti ini - tanpa pikiran, berbaris perlahan sambil bergandengan keluar.
Jadi, aku segera menyadari bahwa ini adalah hantu dari terowongan energi Yin di dasar danau, yang tertarik oleh kekuatan pikiran yang melekat, semuanya perlahan kembali. Dengan demikian, diperkirakan hantu dari Desa Wei Cun juga akan segera kembali. Jangan meremehkan daya tarik kekuatan pikiran terhadap hantu, pengaruhnya pada mereka sangat mendalam.
Pertama, kekuatan pikiran dapat menghilangkan penderitaan roh hantu yang dikendalikan dendam. Kedua, semakin banyak kekuatan pikiran akan membawa lebih banyak karma baik untuk reinkarnasi...
Perbedaannya hanya, setelah hantu-hantu ini kembali ke pulau, mereka tidak menuju jalan emas itu, melainkan dibebaskan oleh kekuatan pikiran, berubah menjadi titik-titik cahaya roh.
Apakah ini... hancur lebur? Bagaimana bisa seperti ini? Sebelum sempat bertanya, Kak Cheng Qing sudah tak tahan: "Guru leluhur, mengapa hantu-hantu ini...?"
Guru leluhur menjawab: "Apakah kalian belum menemukan rahasia saat memasuki Kota Baru? Banyak hantu telah kehilangan kesadaran diri, hanya menyisakan insting dasar, sepenuhnya dalam kondisi boneka. Contoh nyata: saat Cheng Yi terakhir kali menyerang takhta, hantu jenderal berjubah merah yang dihadapinya juga dalam kondisi ini. Mengerti?"
Setelah penjelasan Guru leluhur, baru kusadari memang benar. Bukan hanya hantu jenderal berjubah merah, termasuk hantu bertudung hitam pun pernah membuatku curiga - berperilaku tanpa rasa takut, bertarung secara instingtif... Ternyata tanpa kesadaran diri, murni insting? Ini bahkan lebih buruk dari roh dendam dan hantu jahat yang dikendalikan dendam!
“Guru leluhur, penjelasanmu membuatku paham. Hantu-hantu ini ibarat cangkang kosong. Tanpa kesadaran diri, berarti mereka kehilangan inti roh. Tak berbeda jauh dengan kekuatan jiwa yang pernah membantuku. Hanya saja...” Sekarang aku mengerti mengapa hantu-hantu ini tak bisa dibebaskan melalui kekuatan pikiran. Esensinya mereka seperti 'mayat hidup' yang tak lagi memiliki makna untuk ritual pelepasan.
Mereka hanya punya secercah insting. Meski insting hantu cenderung menerima pembebasan melalui kekuatan pikiran, nyatanya proses itu tak bisa dilakukan. Hanya itu saja!
Aku bisa memahami maksud Guru leluhur yang ingin 'memanggil kembali' hati mereka lewat kekuatan pikiran. Hantu yang hanya punya sisa insting dan sepenuhnya terkontrol ini, jika masuk ke dunia fana - alasannya jelas mengerikan! Mereka adalah mesin 'bencana' bagi manusia. Yang ingin kutanyakan hanyalah asal-usul mereka?
Namun sebelum selesai bicara, Guru leluhur sudah menyela: "Tanya asal-usul mereka? Sederhana. Inti Penguasa Kota Baru adalah siluman. Bagaimana siluman bertahan hidup? Dengan menelan roh - tepatnya, menelan kehendak roh. Kemampuannya menciptakan mimpi berasal dari serpihan pikiran ribuan orang. Tak mungkin sesuatu muncul tiba-tiba tanpa sebab. Kemampuan siluman pun pasti ada asal-muasalnya."
Ini mengingatkanku pada legenda monster pemakan mimpi. Makhluk yang bisa menelan mimpi manusia sekaligus menciptakan berbagai mimpi untuk orang-orang. Bukankah ini memiliki kesamaan dengan siluman?
Perbedaannya hanyalah, mimpi siluman berada di level lebih tinggi, membuat roh tak bisa membedakan realitas atau mimpi, karena yang ditelan siluman adalah kesadaran, kehendak! Secara alami ini menjadi eksistensi yang paling dekat dengan kenyataan.
Memikirkan ini, otakku mulai kelelahan. Selalu terasa dunia ini terlalu ajaib, karma saling terkait seperti rantai. Untuk memahami semua hal ini, entah seberapa cerdaskah otak yang dibutuhkan.
Setelah menjelaskan kalimat itu, Guru leluhur memandang diam-diam keempat pilar cahaya emas raksasa sambil berbisik: "Sebentar lagi, formasi besar hampir mencapai penyempurnaan akhir."
Apakah formasi besar belum selesai sampai sekarang? Dengan kebingungan, aku juga menatap keempat pilar cahaya emas itu. Tiba-tiba, di langit ungu kemerahan yang sejajar dengan keempat pilar cahaya, muncul empat retakan. Di balik retakan itu, terhampar kegelapan luas yang dipenuhi aura misterius dan abadi tanpa alasan jelas.
Untuk pertama kalinya, wajah Guru leluhur menunjukkan gejolak emosi sementara matanya tak lepas mengamati empat retakan itu.
Keajaiban akhirnya terjadi di saat tak terduga. Dari empat retakan itu terdengar berbagai teriakan dan rengekan tajam, lalu kulihat empat bayangan maya mulai mengapung.
Kelemahan pada rohku membuat seluruh tubuhku tak berdaya, hanya bisa bersandar pada Ruyue yang menopang dari belakang. Namun saat melihat empat bayangan ini, akhirnya tak kuasa lagi aku langsung berdiri.
Bukan hanya aku, semua orang pada saat ini juga menjadi heboh, semuanya berdiri, mata tertuju pada empat bayangan maya yang hidup itu, ekspresi wajah menjadi kaku karena kegembiraan, bahkan tanpa alasan jelas, ada perasaan ingin menangis karena terlalu emosional.
Bahkan Guru Lluhur akhirnya kehilangan ketenangannya, menjadi benar-benar bersemangat.
Jika dikatakan ada mukjizat ilahi, apa itu mukjizat? Bagaimanapun hal ini tidak memiliki definisi konkret! Tapi apa yang kita lihat sekarang, siapapun yang melihatnya pasti akan mengakuinya sebagai mukjizat!
Apa yang kita lihat? Empat bayangan maya yang kita saksikan adalah empat simbol sejati, bukan 'pengganti' yang terkurung dalam empat pilar cahaya emas!
Naga Hijau, Macan Putih, Zhu Que, Xuanwu!!
Selagi orang Tiongkok, melihat keempat siluman ini, tidak mungkin tidak terpukau!
Bayangan maya empat simbol terus berteriak dan merengek di langit, dengan sensitif kulihat bayangan Macan Putih selain energinya yang jauh berbeda dengan Si Bodoh, sebenarnya penampilannya hampir mirip dengan Si Bodoh saat ini!
Sayap bayangan pusaran angin yang sama, api logam yang sama, mungkinkah Si Bodoh...?
"Di dunia ini memang ada konsep garis keturunan. Siluman macanmu bisa mencapai tingkat ini bukan tanpa sebab! Banyak peristiwa di zaman purba yang tidak bisa ditebak orang modern. Garis keturunan purba juga masih tersebar, banyak siluman mewarisi darah kuno itu." Guru Lluhur membaca kebingunganku dan memberikan penjelasan.
Ruyue tak tahan bertanya: "Kalau manusia? Apakah manusia punya garis keturunan purba?"
"Manusia adalah makhluk paling mulia di antara segala ciptaan, dan terus berevolusi. Masih perlukah garis keturunan zaman purba? Keberadaan manusia sendiri sudah merupakan anugerah Langit." Guru leluhur berkata perlahan.
Tepat saat itu, Empat Makhluk Suci yang sedang berteriak di udara tiba-tiba menerjang ke empat pilar cahaya, mulai berenang di dalamnya. Entitas yang semula berada di pilar cahaya itu tiba-tiba terjerat dalam tidur lelap, lalu terbang keluar dari pilar.
Si Bodoh langsung kembali ke dasar hatiku. Melalui intuisi simbiosis kami, kurasakan dia mendapat beberapa keuntungan.
Sementara Tao Bai kembali ke tubuhnya sendiri. Sebelumnya tubuhnya terus pingsan dan semakin dingin. Lushan beberapa kali ingin bertanya, tapi entah mengapa akhirnya tak berbicara.
Kembalinya Tao Bai membuat tubuhnya perlahan menghangat, meski masih pingsan. Anehnya, titik merah seperti bekas lahir muncul di antara alisnya lalu memudar perlahan. Bahkan dengan poni yang tersibak, tanda ini hampir tak terlihat kecuali diamati seksama.
Siluman-siluman kami satu per satu kembali. Saat itu Guru leluhur memikul kedua tangan sambil menatap Xiao Chengqian: "Kau tak ingin memiliki jiwa simbiosis?"
Xiao Chengqian langsung heboh. Menyaksikan sendiri kekuatan tempur siluman dan keajaiban simbiosis, ia nyaris menggigil: "Aku juga bisa punya jiwa simbiosis?" Suaranya bergetar saat bertanya pada Guru leluhur.
Guru leluhurku menatap Xiao Chengqian, berkata: "Roh jiao yang malang itu, berkomunikasi dengannya sesuai caraku. Jika ia bersedia, kau bisa bersimbiosis dengannya. Tulang-tulangnya terkubur di kedalaman pulau itu. Nanti, ambil sepotong tulang melintangnya saja sudah cukup."
Xiao Chengqian langsung terlihat sangat heboh, terus-menerus menyembah guru leluhurku sambil berseru manis: "Kakek paman seperguruan! Kakek paman seperguruan!"
Guru leluhurku jelas-jelas tidak suka keributan. Dengan malas ia mengabaikan Xiao Chengqian, tetap memandang formasi besar. Formasi yang telah mendapat kekuatan Empat Makhluk Suci sejati menunjukkan perubahan menakjubkan.
Cahaya Buddha terkunci di bawah pulau, menghilang di bawah permukaan air. Pola energi spiritual emas tidak lagi melayang di udara, tapi perlahan tenggelam ke dalam pulau sebelum lenyap.
Delapan belas pilar cahaya kecil pun menghilang. Energi empat pilar raksasa terus mengalir melalui terowongan emas menuju lubang hitam berputar. Terowongan emas itu mulai buram, dikelilingi kabut putih berlapis-lapis. Melalui kabut, kulihat samar-samar sebuah jalan di Kota Baru.
Lubang hitam itu bukan lagi sekadar lubang, tapi telah berubah menjadi jalan yang membentang tak berujung ke dalamnya.
Akhirnya kabut putih muncul dalam jumlah besar. Saat kabut mulai menghilang, empat pilar cahaya emas lenyap. Jalan menghilang. Lubang hitam pun sirna. Terakhir, kekuatan pikiran terkumpul masif di langit sebelum ikut menghilang.
Segalanya tertutupi, seolah-olah formasi besar itu tak pernah ada.
Perubahan yang begitu menggetarkan ini membuatku tak kuasa bertanya: "Guru leluhur, lubang hitam itu sebenarnya apa?"
